cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota kendari,
Sulawesi tenggara
INDONESIA
Shautut Tarbiyah
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education, Social,
Jurnal Shautut Tarbiyah adalah satu dari banyak jurnal yang ada di IAIN Kendari yang membahas Ilmu-Ilmu Sosial dan Keislaman.
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 17, No 2 (2011): Pendidikan, Ilmu Sosial, dan Keagamaan" : 10 Documents clear
MEMUPUK JIWA KEMANDIRIAN DI LINGKUNGAN KAMPUS MELALUI PENDIDIKAN ENTERPRENEURSHIP SEBAGAI MODAL MENUJU KOMPETISI DUNIA KERJA Jumarddin La Fua
Shautut Tarbiyah Vol 17, No 2 (2011): Pendidikan, Ilmu Sosial, dan Keagamaan
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (338.46 KB) | DOI: 10.31332/str.v17i2.144

Abstract

Pengangguran dan kemiskinan hingga saat ini merupakan masalah besar bagi bangsa Indonesia yang belum bisa terpecahkan, kondisi ini merupakan masalah serius bagi pemerintah yang harus segara di antisipasi sebagai bentuk pelayanan kepada masyarakat yakni untuk memenuhi kebutuhan dasar bagi warga masyarakat, apabila kondisi ini tidak memperoleh perhatian yang serius dari pemerintah maka akan mengakibatkan masalah sosial yang cukup tinggi akibat tingginya tingkat pengangguran seperti penyalahgunaan narkoba, kriminalitas, pergaulan bebas, premanisme, traficking, dan lain sebagainya yang pada akhirnya dapat menyebabkan gangguan pembangunan di segala bidang serta mengancam stabilitas nasional. Pendidikan enterpreneurship merupakan salah satu solusi yang ideal untuk memberikan bekal kewirausahaan melalui kegiatan pendidikan yang terarah dan berkesinambungan sebagai modal menuju kompetisi dunia kerja yang diharapkan dapat menekan angka penganguran sehingga dapat mengurangi kesulitan sosial ekonomi masyarakat yang pada akhirnya dapat meningkatkan produktivitas sumber daya manusia sehingga dapat memberikan solusi yang ideal dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pengembangan keilmuan pendidikan enterpreneurship di perguruan tinggi dapat didisain untuk mengetahui (to know), melakukan (to do), dan menjadi (to be) entrepreneur. Tujuan pendidikan to know dan to do terintegrasi di dalam kurikulum program studi, terdistribusi di dalam mata-matakuliah keilmuan. Implementasi dari pendidikan enterpreneurship ini dimaksudkan untuk menginternalisasikan nilai-nilai entrepreneurship, dimana perguruan tinggi menyediakan matakuliah pendidikan enterpreneurship yang ditujukan untuk bekal motivasi dan pembentukan sikap mental entrepreneur, pelatihan keterampilan bisnis praktis dan merealisasikan inovasi teknologi ke dalam praktek bisnis.Pembetukan karakter entrepreneur mahasiswa dapat diterapkan melalui dua strategi yaitu strategi makro dan mikro. Strategi makro berada pada tataran kebijakan perguruan tinggi yang menjadi tugas dan tanggung jawab untuk menumbuhkembangkan jiwa dan karakter enterpreneurship melalui program-program nyata sehingga diharapkan mahasiswa dapat menjadi pencipta lapangan kerja seperti mengintegrasikan pembelajaran entrepreneurship ke dalam kurikulum; mengembangkan entrepreneurship center pada perguruan tinggi; serta menciptakan gerakan nasional budaya dan pelatihan entrepreneurshipbagi mahasiswa. Strategi mikro berada pada tataran pembelajaran di kelas terutama pembelajaran entrepreneurshipseperti pembelajaran yang membentuk manusia secara holistik; 2) pembelajaran yang membangkitkan kelima panca indera mahasiswa; 3) pembelajaran yang experiential learning; 4) pembelajaran yang real- life; 5) pembelajaran berbasis life skill membentuk karakter entrepreneur; dan 6) Pembelajaran entrepreneurship tidak hanya fokus pada Business Plan. Kata Kunci : pendidikan, enterpreneurship
PROFESIONALITAS DALAM MENGEMBAN MISI KEKHALIFAHAN (Telaah Analitis-Aplikatif Terhadap Asma Allah ( الصمد , الأحد Zulaeha Zulaeha
Shautut Tarbiyah Vol 17, No 2 (2011): Pendidikan, Ilmu Sosial, dan Keagamaan
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (151.88 KB) | DOI: 10.31332/str.v17i2.150

Abstract

Lafaz al-ahad (maha kuasa) mengandung arti bahwa siapayang mempunyai kemampuan melebihi yang lainnya, pastilah iatunggal (satu) di tengah kalangan mayoritas, karena hanya dialahyang mampu berbuat sesuatu yag tak dapat diperbuat oleh orang lain.Lafaz al-shamad temukan dalam al-Qur’an hanya satu kaliyaitu الله الصمد pada ayat kedua sirat al-Ikhlas. Bila ayat sebelumnyamenegaskan keesaan Allah dalam hal Zat, sifat, perbuatan sertapenyembahan kepadanya, maka lafaz al-shamad tersebut lebihmempertegas kemahasempurnaan zat-Nya, sehingga Ia Esa dalamsehala hal, dalam artian bahwa kemampuannya tak tertandingi olehsiapapun jua. Karena itu, patutlah ia menjadi tumpuan harapan bagisemua mahluknya di alam raya ini.Kemandirian sebagai wujud profesionalitas dalam diriseseorang merupakan suatu keteladanan terhadap sifat Allah الأحدالصمد . Profesionalitas dipandang sebagai suatu keharusan bagi setiaporang sebab hanya bekal inilah yang dapat mengantarkannya mampumengemban amanah atau tanggung jawab yang dilimpahkan padanya.Kesadaran akan tuntutan ini akan memotivasi setiap individu untukmembenahi diri dengan berbagai bekal keilmuan dan keterampilansehinga terciptalah kehidupan ilmiah yang kondusif yang padaakhirnya memotivasi persaingan sehat dalam meraih peluang kerjaatau posisi tetentu di berbagai asek kehidupan masyarakat.Kata Kunci : Profesionalitas, misi kehalifahan
UNIVERSALITAS PENDIDIKAN DALAM SASTRA Asliah Zainal
Shautut Tarbiyah Vol 17, No 2 (2011): Pendidikan, Ilmu Sosial, dan Keagamaan
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (143.613 KB) | DOI: 10.31332/str.v17i2.145

Abstract

Tulisan ini merupakan salah satu upaya penggalian nilai-nilaipendidikan dalam karya sastra. Bahwa sastra tidak hanya memilikiperan memberikan hiburan karena aspek keindahannya (dulce), akantetapi juga memiliki fungsi memberikan sesuatu yamng berguna (utile)bagi masyarakat. Sesuatu yang berguna bisa berwujud banyak,diantaranya adalah menawarkan nilai pembelajaran yang baik dalamkehidupan. Inilah yang dimaksudkan dengan universalitas pendidikanyang dapat ditemukan dalam karya sastra.Tulisan ini juga bermaksud untuk menggugah kesadaran bahwasastra bukan sesuatu yang berada di luar kehidupan manusia (beyondhuman). Sastra ada di dalam diri setiap manusia dan sastrasesungguhnya adalah gambaran kehidupan manusia sebenarnya yangdituangkan dalam realitas imajinatif pengarang.Karena berbentuk imajinatif, maka misi yang diemban karya sastrabisa jadi menawarkan satu nilai pembelajaran kehidupan yang bijak,tanpa perlu khawatir dalam ketersinggungan. Pendidikan denganmodeling seperti ini justru dianggap lebih efektif dibanding lewatpengguruan secara langsung.Hal lain yang perlu disadari bahwa karya sastra bukanlah resepjitu yang ketika diterapkkan akan mendapatkan hasil secara langsungdan kasat mata. Pembelajaran nilai-nilai kehidupan dalam karya sastrabaik itu puisi, prosa maupun drama adalah pembelajaran abadi akannilai-nilai kemanusiaan dan pendidikan. Akhirnya realitas kekerasandan serba ketidakpastian hidup yang dialami manusia, khususnyasubyek didik meniscayakan sebuah metode pembelajaran yang bijak.Salah satu cara untuk menggapai itu adalah lewat membaca,mencermati, dan mengkritisi karya sastra. Selamat membaca lautanmakna kehidupan Wallahu a’lam.Kata Kunci : Pendidikan, Sastra
TAFSIR KONTEKSTUAL AL-QUR’AN (Telaah atas Metodologi Tafsir Fazlur Rahman) Muh. Ikhsan AR.
Shautut Tarbiyah Vol 17, No 2 (2011): Pendidikan, Ilmu Sosial, dan Keagamaan
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (149.414 KB) | DOI: 10.31332/str.v17i2.151

Abstract

Dewasa ini kajian Islam mengalami perkembangan yang pesat.Di pelbagai universitas di Barat, banyak yang telah membuka semacamdepartemen yang secara khusus mengkaji Islam (Islamic Studies).Fenomena ini salah satunya adalah disebabkan maraknya intelektualmuslim yang memiliki kemampuan handal. Di antara mereka adalahFazlur Rahman.Fazlur Rahman adalah seorang pembaru pemikiran Islam parexcellent yang lahir dari tradisi keagamaan (mazhab Hanafi) yangcukup kuat. Lahir pada tanggal 21 September 1919, Fazlur Rahmankecil terbiasa dengan pendidikan dan kajian-kajian keislaman yangdilakukan oleh ayahnya sendiri, Maulana Syahâb al-Dîn, dan juga dariMadrasah Deoband. Dalam usia sepuluh tahun, ia sudah hafal Al-Qur’an di luar kepala. Ketika berusia empat belas tahun, bocah yangsuatu saat menjadi tokoh ini sudah mulai belajar filsafat, bahasa Arab,teologi, hadis, dan tafsir. Berikutnya, dia berhasil menguasai bahasaPersia, Urdu, Inggris, Perancis, dan Jerman, selain juga mempunyaipengetahuan yang workable tentang bahasa-bahasa Eropa Kuno, sepertiLatin dan Yunani.Keluasan inilah yang menyebabkan pandangan keislamanRahman kaya akan nuansa teori. Sebagai seorang intelektual Islam,Rahman memiliki keperdulian yang tinggi dan berkhidmat untukmenghidupkan khazanah keilmuan Islam dengan cara “menafsir”kembali Islam lewat pengkajian Al-Qur’an secara kontekstual. Iamengemukakan alasan-alasan mengapa perlu memikirkan kembaliIslam, di antarnya adalah Islam pada masa kini yang sudah diwarnaioleh ketertutupan ijtihad. Akibatnya, Islam tidak mengalamiperkembangan yang cukup menggembirakan.Upaya kontekstualisasi nilai-nilai universal Islam yangterkandung di dalam Al-Qur’an, tampaknya, tidak akan pernah berhentisepanjang sejarah kehidupan manusia. Sejarah telah mencatat berbagaiupaya tengah dilakukan para pemikir untuk memberikan solusiterhadap berbagai problem kemanusiaan tersebut: kemiskinan,peperangan, penindasan, dan bahkan dekadensi moral.Dalam konteks inilah, Fazlur Rahman kemudian hadir dengantawaran metodologis bagaimana Al-Qur’an sebaiknya dipahamisehingga nilai-nilai yang terkandung di dalamnya selalu aktual danrelevan dengan isu-isu dan problem yang dihadapi.Kata Kunci : Studi Al-Qur’an, Tafsir Kontekstual, Fazlur Rahman
MENINGKATKAN MINAT DAN PEMAHAMAN MAHASISWA PADA MATA KULIAH ILMU FALAK MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN EKSPERIMEN BEBAS Burhan Burhan
Shautut Tarbiyah Vol 17, No 2 (2011): Pendidikan, Ilmu Sosial, dan Keagamaan
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (189.432 KB) | DOI: 10.31332/str.v17i2.146

Abstract

Telah dilakukan riset penerapan pembelajaran eksperimen bebasdalam upaya meningkatkan minat dan pemahaman mahasiswa padamata kuliah ilmu falak. Riset ini menggunakan konsep trial and error(coba-coba) dalam mata kuliah ilmu falak dengan sampel 11 orangmahasiswa pada Program Studi Muamalah Jurusan Syariah STAINSultan Qaimuddin Kendari pada semester ganjil tahun akademik2010/2011. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa : 1) Penerapanpembelajaran eksperimen bebas dapat meningkatkan minat danpemahaman mahasiswa pada mata kuliah ilmu falak terutama padapokok bahasan tata kordinat subpokok bahasan peredaran matahari,pokok bahasan kedudukan matahari pada awal waktu, dan pokokbahasan penentuan arah kiblat dengan menggunakan bayang-bayangmatahari, 2) Pembelajaran dengan penerapan pembelajaraneksperimen bebas dapat lebih mengaktifkan siswa untuk menyusunpengetahuan ilmu falak secara mandiri, 3) Dosen dapat menerapkanpembelajaran eksperimen bebas secara baik sebagai alternatifpembelajaran ilmu falak dengan catatan dilakukan latihan sertapengulangan, dan 4) Mahasiswa dapat melakukan penerapanpembelajaran eksperimen bebas dengan baik sangat dipengaruhi olehkreativitas dosen dalam membimbing mahasiswa sebagai fasilitatordalam proses pembelajaran.Kata Kunci : pembelajaran eksperimen bebas, minat dan pemahaman,ilmu falak.
LANGUAGE CHANGE AS A MATTER OF FACT Abdul Halim
Shautut Tarbiyah Vol 17, No 2 (2011): Pendidikan, Ilmu Sosial, dan Keagamaan
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (25.812 KB) | DOI: 10.31332/str.v17i2.152

Abstract

All physical aspects of the universe and all aspects of human life aresubject to change, and languages are no exception. Indeed, “one ofthe eternal truths about living languages is that they all change”(Winkler, 2007, p. 197). Individual changes can be quite abrupt andobvious, as when new words make an appearance and becomepopular. Normally, however, language change is gradual, almostimperceptible. In fact, its speakers are usually unaware of thechanges as they are occurring, as with the slow alteration inpronunciation when one generation speaks slightly different fromanother. In light of this, in the majority of cases, language change isthe consequence of changes in the socio-political structure of aparticular population.Key Words: language, change, socio-political structure
PENDIDIK DALAM PENDIDIKAN ISLAM “Orang Tua, Guru dan pemimpin / Tokoh Masyarakat Wa Muna
Shautut Tarbiyah Vol 17, No 2 (2011): Pendidikan, Ilmu Sosial, dan Keagamaan
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (36.895 KB) | DOI: 10.31332/str.v17i2.147

Abstract

Pendidik yang dalam hal ini orang tua, guru danpemimpin turut menentukan pertumbuhan dan perkembanganseorang anak. Oleh sebab itu, merk terus bekerjasama dalammemberikan pengarahan dan bimbingan kepada anak didiknya.Orang tua sedapat mungkin mengusahakan kebijaksanaan yangditempuhnya dalam memberikan pengarahan dan bimbingankepada anak-anak di rumah hebdakanya berhubungan erat denganapa yang diterima oleh anak disekolah.Guru harus dapat memberikan pengaruhnya (positif)kepada anak didiknya sehingga terjadi interaksi antara anakdengan pendidik nya (gurunya). Dan seorang pemimpinmerupakan pendidik bagi orang yang dipimpinnya, oleh karena itupemimpin harus menjadi pendidik yang baik bagi anak didiknyadan menjadi panutan bagi orang yang dipimpinnya. Dapatdikatakan bahwa tugas dari seorang pendidik adalah mendidik,mengajar, motivator, fasilitator dan relasi bagi anak didiknya.Kata Kunci : pendidikan islam, pendidik.
FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KARIES GIGI PADA MURID SDN 1 RAHA KABUPATEN MUNA Ratna Umi Nurlia
Shautut Tarbiyah Vol 17, No 2 (2011): Pendidikan, Ilmu Sosial, dan Keagamaan
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (87.606 KB) | DOI: 10.31332/str.v17i2.153

Abstract

Karies gigi adalah suatu proses kronis regresif yang dimulaidengan larutnya mineral email sebagai akibat terganggunyakeseimbangan antara email dan sekelilingnya yang disebabkan olehpembentukan asam mikrobial dari substrat(medium makanan bagi bakteri) dan timbulnya destruksi komponenkomponenorganik dan akhirnya terjadi kavitasi (pembentukanlubang) yang tidak dapat diperbaiki kembali oleh tubuh melalui prosespenyembuhan.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antarapengetahuan orang tua, konsumsi makanan kariogenik dan kebiasaanmenggosok gigi dengan kejadian karies gigi. Metode penelitian yangdigunakan adalah survei analitik dengan rancangan cross sectionalstudy. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 51 responden yangdiperoleh secara proportional stratified random sampling. Datadidapatkan menggunakan kuesioner.Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai uji statistik padatingkat signifikasi () = 0,05 diperoleh tidak ada hubungan yangbermakna antara pengetahuan orang tua (Value = 0,078) serta adahubungan yang bermakna antara konsumsi makanan kariogenik (Value= 0,002 dan RØ = 0,539) yang berarti tingkat keeratan hubungan kuatdengan kejadian karies gigi dan kebiasaan menggosok gigi (Value =0,002 dan RØ = 0,539) yang berarti tingkat keeratan hubungan kuatdengan kejadian karies gigi.Kata Kunci : Karies gigi, makanan, kariogenik
PENDIDIKAN NILAI KARAKTER BERBASIS MULTIKULTURAL Hadi Machmud
Shautut Tarbiyah Vol 17, No 2 (2011): Pendidikan, Ilmu Sosial, dan Keagamaan
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (67.005 KB) | DOI: 10.31332/str.v17i2.148

Abstract

Pendidikan nilai karakter merupakan pendidikan yangmenekankan pembangunan manusia seutuhnya. Manusia bukan sekedarhidup sebagai apa adanya,tetapi manusia berkewajiban dalam mewujudkankemanusiaannya yaitu, manusia hidup bersama dengan manusia lain. Untukmenjadi manusia yang seutuhnya diperlukan suatu proses yang disebutsebagai pendidikan dalam arti luas, yaitu proses pembudayaan. Pada masamendatang proses pendidikan di sekolah tidak lagi semata pemintaranintelektual (kognisi), tetapi patut diarahkan juga kepada pembentukankarakter (afeksi) yang menetaskan manusia berbudi pekerti yangmencerminkan pibadi dengan integritas moral yang tinggi guna melahirkanpemikir untuk menahkodai biduk bangsa ini.Pendidikan nilai karakter yang berbasis pada pendidikanmultikultural memiliki kekuatan dalam mengisi kompetensi anak dalamsoft skill dan hard skill yang keseluruhannya dikemas dalam pengelolaanrasa, logika sacara utuh. Perkembangan program pendidikan multikulturalberkembang dengan pesat dan dilaksanakan dari jenjang pendidikan anakusia dini termasuk di dalamnya program pedidikan guru (AmericanAssosiation for Colleges of Teacher Education). Pendidikan multikulturalpada dasarnya untuk mencari dan menggali persamaan nilai yang terdapatdi dalam berbagai jenis budaya serta pengembangan sikap toleransi kepadaindividu. Dengan membuat sistem pengelolaan yang tidak membedakanlatar belakang siswa, maka akan membantu terciptanya keharmonisandalam keragaman budaya.Melalui upaya staf dan pengelola, sekolah harus menjadilingkunga kebudayaan dan tempat terjadinya pertukaran budaya antar sukubangsa, sehingga masing-masing suku bangsa dapat saling memperkayahasanah budaya yang dimilikinya melalui pengenalan antara budaya.Dengan demikian persoalan penting dalam pendidikan multikultural perludibangun atas dasar keragaman suku bangsa, ras, dan etnik yang berbedabedadalam suatu kesatuan. Perbedaan ini dengan sendirinya akanmenimbulkan keragaman bawaan bagi peserta didik dalam kehidupanberbangsa dan bernegara.Kata Kunci : Pendidikan Nilai, Pendidikan Karakter Berbasis Multikultur
HADIS DAN KHABAR AHAD DALAM PERSPEKTIF MUHAMMAD AL-GHAZALI Muhammad Alifuddin
Shautut Tarbiyah Vol 17, No 2 (2011): Pendidikan, Ilmu Sosial, dan Keagamaan
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (69.805 KB) | DOI: 10.31332/str.v17i2.149

Abstract

Dalam perspektif Muhammad Al-Ghazali; pemahaman dan penilaianterhadap hadis ahad, adalah sesuatu yang historis, , karena padaprinsipnya pandangan-pandangan tersebut sepenuhnya adalah hasilintrepretasi dan pendapat pribadi. Demikian pula penolakan terhadaphadis ahad, juga hanyalah hasil dari refleksi pemikiran ulama darimasalah yang bersangkutan, yang sifatnya relatif, spekulatif dan bolehjadi tidak tepat, sehingga jangan jangan sampai dipandang sebagaiagama itu sendiri. Lebih lanjut ia menyebutkan, bahwa akidah tidakmungkin terbentuk berdasarkan hadis-hadis ahad, karena akidah itusendiri sudah jelas dalam Qur'an. Hadis-hadis ahad barumemungkinkan untuk diterima dalam persoalan aqidah, bila memangmenjelaskan atau menerangkan sesuatu yang ada dalam Qur'an.Kata Kunci : Al-Ghazali, Hadis, Kabar Ahad

Page 1 of 1 | Total Record : 10


Filter by Year

2011 2011


Filter By Issues
All Issue Vol 29, No 2 (2023): Transdisciplinary Approach in Islamic Education in the 4.0 era (Pendekatan Tran Vol 29, No 1 (2023): Transdisciplinary Approach in Islamic Education in the 4.0 era (Pendekatan Tran Vol 28, No 2 (2022): Transdisciplinary Approach in Islamic Education in the 4.0 era (Pendekatan Tran Vol 28, No 1 (2022): Transdisciplinary Approach in Islamic Education in the 4.0 era (Pendekatan Tran Vol 27, No 2 (2021): Pendekatan Transdisipliner dalam Pendidikan Islam di Era 4.0 Vol 27, No 1 (2021): Pendidikan Islam di Era 4.0 Vol 26, No 2 (2020): Education in Islamic Societies Vol 26, No 1 (2020): Education in Islamic Societies Vol 25, No 2 (2019): Kependidikan Vol 25, No 1 (2019): Pendidikan, Ilmu Sosial, dan Keagamaan Vol 39, No 24 (2018): Pendidikan, Ilmu Sosial, dan Keagamaan Vol 38, No 24 (2018): Pendidikan, Ilmu Sosial, dan Keagamaan Vol 24, No 2 (2018): Pendidikan, Ilmu Sosial, dan Keagamaan Vol 24, No 2 (2018): Pendidikan, Ilmu Sosial, dan Keagamaan Vol 24, No 1 (2018): Pendidikan, Ilmu Sosial, dan Keagamaan Vol 23, No 2 (2017): Pendidikan dan Sosial Keagamaan Vol 23, No 1 (2017): Pendidikan dan Sosial Keagamaan Vol 22, No 2 (2016): Pendidikan dan Sosial Keagamaan Vol 22, No 1 (2016): Pendidikan dan Sosial Keagamaan Vol 21, No 2 (2015): Pendidikan, Ilmu Sosial, dan Keagamaan Vol 21, No 1 (2015): Pendidikan, Ilmu Sosial, dan Keagamaan Vol 20, No 2 (2014): Pendidikan, Ilmu Sosial, dan Keagamaan Vol 20, No 1 (2014): Pendidikan, Ilmu Sosial, dan Keagamaan Vol 19, No 2 (2013): Pendidikan, Ilmu Sosial, dan Keagamaan Vol 19, No 1 (2013): Pendidikan, Ilmu Sosial, dan Keagamaan Vol 18, No 2 (2012): Pendidikan, Ilmu Sosial, dan Keagamaan Vol 18, No 1 (2012): Pendidikan, Ilmu Sosial, dan Keagamaan Vol 17, No 2 (2011): Pendidikan, Ilmu Sosial, dan Keagamaan Vol 17, No 1 (2011): Pendidikan, Ilmu Sosial, dan Keagamaan Vol 16, No 2 (2010): Pendidikan, Ilmu Sosial, dan Keagamaan Vol 16, No 1 (2010): Pendidikan, Ilmu Sosial, dan Keagamaan Vol 15, No 2 (2009): Pendidikan, Ilmu Sosial, dan Keagamaan Vol 15, No 1 (2009): Pendidikan, Ilmu Sosial, dan Keagamaan More Issue