cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Majalah Kesehatan FKUB
Published by Universitas Brawijaya
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Health,
This journal uses Open Journal Systems 2.4.7.1, which is open source journal management and publishing software developed, supported, and freely distributed by the Public Knowledge Project under the GNU General Public License.
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol. 0 No. 00 (2023): Article in Press" : 6 Documents clear
TERAPI PSIKORELIGI EFEKTIF MENINGKATKAN SELF-EFFICACY PASIEN LUPUS Elvira Sari Dewi; Ayu Widia Kusuma; Heriberta Tabita Marta Dewi Dewi; Titin Andri Wihastuti; Ridhoyanti Hidayah; Nurul Evi
Majalah Kesehatan Vol. 0 No. 00 (2023): Article in Press
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Self-efficacy pasien lupus perlu ditingkatkan agar individu memiliki keyakinan dalam mendukung penerimaan terhadap keadaan sakit yang dialaminya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh terapi psikoreligi terhadap self-efficacy pasien lupus di Yayasan Kupu Parahita Indonesia. Penelitian dilakukan dengan metode kuasi eksperimental tanpa kelompok kontrol dengan desain one-group pretest-posttest design. Sebanyak 16 sampel pasien lupus di Yayasan Kupu Parahita Indonesia dipilih acak atau simple random sampling, yang selanjutnya disesuaikan dengan kriteria yang telah ditentukan, kuesioner pengukur self-efficacy yang digunakan yaitu kuesioner General Self-Efficacy (GSE). Terapi psikoreligi yang diberikan dalam penelitian ini yaitu dengan menonton rangkaian video terapi berdurasi 28 sampai 30 menit seminggu sekali selama sebulan. Analisis statistik yang digunakan yaitu uji t berpasangan dengan α = 0,05. Hasil rerata self-efficacy (skor GSE) sebelum dan sesudah terapi adalah 28,25+1,81 dan 33,06+3,39 (p = 0,000).  Dapat disimpulkan bahwa terapi psikoreligi efektif dalam meningkatkan self-efficacy pasien lupus. Hasil ini dapat dijadikan dasar terapi alternatif untuk meningkatkan self-efficacy pasien lupus dalam menghadapi sakitnya.
OPTIMASI METODE LOOP MEDIATED ISOTHERMAL AMPLIFICATION UNTUK DETEKSI GEN gyrB Mycobacterium tuberculosis PADA SPESIMEN URIN Patricia Gita Naully; Sevyya Risna Putri Hidashanti; Fini Ainun Qolbi Wasdili
Majalah Kesehatan Vol. 0 No. 00 (2023): Article in Press
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu metode alternatif untuk pemeriksaan tuberkulosis (TB) adalah Loop Mediated Isothermal Amplification (LAMP) dengan gen gyrB sebagai penandanya. Spesimen yang umumnya digunakan untuk pemeriksaan tersebut adalah sputum, namun proses pengambilan dan penanganannya cukup sulit. Maka dari itu, beberapa penelitian menyarankan menggunakan spesimen urin. Tujuan penelitian ini adalah menentukan kondisi optimum metode LAMP dalam mengamplifikasi gen gyrB dari Mycobacterium tuberculosis (MTB) pada spesimen urin. Spesimen urin yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari penderita TB di Puskesmas Cimahi Selatan. Penelitian diawali dengan isolasi deoxyribonucleic acid (DNA) dari urin, lalu gen gyrB diamplifikasi dengan metode LAMP. Amplifikasi dilakukan pada berbagai varian suhu yaitu 59–62 oC dan konsentrasi DNA template sebesar 25 ng/µL, 50 ng/µL, 100 ng/µL serta 200 ng/µL. Amplikon divisualisasi dengan metode elektroforesis agarose. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gen gyrB yang berukuran 320 bp hanya berhasil diamplifikasi dari DNA template dengan konsentrasi sebesar 100 ng/µL dan 200 ng/µL. Pita amplikon yang paling jelas dan tebal terlihat pada konsentrasi 200 ng/µL. Berdasarkan optimasi suhu amplifikasi diketahui bahwa gen gyrB berhasil diamplifikasi pada suhu 59–62 oC, namun pita yang paling tebal terbentuk pada suhu 61oC. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa gen gyrB dapat diamplifikasi secara optimum menggunakan metode LAMP pada suhu 61 oC dan dengan konsentrasi cetakan DNA sebesar 200 ng/µL.
PERBANDINGAN KADAR VITAMIN D PADA SERUM PASIEN COVID-19 DENGAN ANGGOTA KELUARGA SERUMAH YANG SEHAT Nataniel Tandirogang; Muhammad Khairul Nuryanto; Yuliana Kartika Ningrum; Rudi Saputra; Meiliati Aminyoto
Majalah Kesehatan Vol. 0 No. 00 (2023): Article in Press
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Imunitas merupakan faktor penting dalam mencegah infeksi COVID-19. Vitamin D memiliki peran penting dalam mengatur dan menjaga sistem imun tubuh terutama terhadap infeksi virus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kadar serum vitamin D antara pasien COVID-19 dengan anggota keluarga serumah yang sehat. Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional dengan subjek penelitian berjumlah 72 responden dari 25 rumah tangga dengan salah satu anggota keluarganya menderita COVID-19. Penentuan status COVID-19 responden menggunakan pemeriksaan real-time PCR (RT-PCR). Pasien COVID-19 ini dirawat di RSUD Abdoel Wahab Sjahranie atau menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing. Kadar vitamin D ditentukan dengan mengukur total kadar vitamin D 25-OH menggunakan metode  electrochemiluminescence immunoassay (ECLIA) di laboratorium terstandarisasi. Data dianalisis menggunakan independent T-Test dengan signifikansi p<0,05. Rerata kadar serum vitamin D total responden adalah 20,25 ng/mL. Sebanyak 91,7% responden mengalami kekurangan vitamin D dengan rincian pasien COVID-19 memiliki rata-rata kadar serum vitamin D pasien COVID-19 sebesar 21,3 ng/mL (insufisiensi), sedangkan orang sehat adalah 19,2 ng/mL (defisiensi).. Tidak ada perbedaan yang signifikan kadar serum vitamin D antara pasien COVID-19 dengan anggota keluarga serumah yang sehat (p=0,231). Kesimpulan penelitian ini adalah tidak ada perbedaan yang signifikan pada kadar serum vitamin D pasien COVID-19 dengan anggota keluarga serumah yang sehat, namun prevalensi kekurangan vitamin D sangat tinggi.
Laporan Kasus: GAMBARAN HISTOPATOLOGI HODGKIN LIMFOMA KLASIK MENYERUPAI KARSINOMA PARU Hendy Setyo Yudanto; Diah Prabawati Retnani; Rita Ervina; Shinta Oktya Wardhani; Djoko Heri Hermanto
Majalah Kesehatan Vol. 0 No. 00 (2023): Article in Press
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Limfoma Hodgkin merupakan neoplasma limfoid berasal dari  sel B dengan ciri-ciri adanya sel Reed-Sternberg  dengan latar belakang sel-sel radang,  Limfoma Hodgkin yang melibatkan organ paru terjadi sekitar 15% hingga 40% kasus. Angka kejadian Limfoma Hodgkin ekstra nodal khususnya paru sekitar 3,6%. Seorang pasien wanita usia 31 tahun dengan keluhan batuk lama dan  sakit tenggorokan selama satu tahun, dan telah mendapatkan pengobatan rutin, didapatkan penurunan berat badan disertai benjolan pada ketiak kanan berukuran 5 cm,  dan dilanjutkan dengan pemeriksaan penunjang radiologi thorak, computed tomography (CT) dengan mengesankan terdapat massa pada paru kanan, kemudian dilanjutkan dengan biopsi dan pulasan imunohistokimia dan di simpulkan sebagai Limfoma Hodgkin, serta  pasien menjalani kemoterapi. Biopsi jarum halus atau Fine Needle Aspiration Biopsy (FNAB) pada aksila dapat mengetahui adanya metastasis karsinoma, sarkoma atau Limfoma.  Pemeriksaan histopatologi pada sediaan biopsi paru dan dilanjutkan dengan pulasan immunohistokimia Cytokeratin (-), CD45 (-), CD20 (-), CD3 (-) pada sel tumor,  Ki67 low proliferation index, CD30 (+),  dan PAX5 (+), sehingga didapatkan gambaran Limfoma Hodgkin. Limfoma Hodgkin merupakan neoplasma limfoid berasal dari sel B yang sering mengenai nodul limfoid, mengandung sel mononuklear displastik besar  dan sel-sel Multinucleated Reed-Sternberg cells yang dikelilingi oleh sel-sel radang campuran non neoplastik, seperti limfosit kecil, eosinophil, netrofil, histiosit dan sel plasma. Dari kasus ini disimpulkan bahwa Limpoma Hodgkin ekstranodul yang melibatkan organ paru merupakan kasus yang jarang terjadi, dengan open biopsy dan perlu dipertimbangkan pemeriksaan immunohistokimia  merupakan cara definitif untuk menegakkan diagnosis Limfoma Hodgkin.
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KEJADIAN COMPUTER VISION SYNDROME PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI S1 INFORMATIKA Ardelia Sabina; Wahju Ratna Martiningsih; Andra Novitasari
Majalah Kesehatan Vol. 0 No. 00 (2023): Article in Press
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Computer Vision Syndrome (CVS) didefinisikan sebagai sekumpulan masalah mata dan penglihatan yang berhubungan dengan aktivitas penggunaan komputer. Ditandai adanya gejala visual sebagai hasil dari interaksi dengan tampilan komputer. Gejala okuler utama yang dilaporkan adalah mata tegang, iritasi, sensasi terbakar, mata merah, pandangan buram, penglihatan ganda. Prevalensi kejadian CVS pada mahasiswa teknik dan kedokteran cukup tinggi. Teori sebelumnya menyebutkan bahwa pengetahuan menjadi faktor predisposisi yang mempengaruhi kesehatan seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan hubungan tingkat pengetahuan dengan kejadian CVS  pada Mahasiswa Program Studi Informatika Universitas Muhammadiyah Semarang. Metode penelitian adalah observasional analitik dengan desain penelitian cross-sectional. Penelitian dilakukan di Program Studi S1 Informatika Universitas Muhammadiyah Semarang pada bulan Maret 2022. Sampel dipilih menggunakan teknik consecutive sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner tingkat pengetahuan dari penelitian sebelumnya yang telah dimodifikasi dan Computer Vision Syndrome Questionnaire (CVS-Q). Analisis bivariat menggunakan uji Chi Square. Jumlah responden yang sesuai kriteria ekslusi dan inklusi sebanyak 73 orang. Mayoritas responden memiliki tingkat pengetahuan kurang (57,5%), diikuti pengetahuan cukup (21,9%) dan terendah dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak (20,5%). Sebanyak (63%) mengalami CVS dan sisanya yaitu (37 %) tidak mengalami CVS. Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kejadian Computer Vision Syndrome p = 0,000 (p < 0,05).
Tinjauan Literatur: PERAN HESPERIDIN DAN DIOSMIN PADA TERAPI COVID-19 BERDASARKAN STUDI IN SILICO Raihan Shaquille Bukit; Julia Ramadhanti; Vycke Yunivita
Majalah Kesehatan Vol. 0 No. 00 (2023): Article in Press
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Corona Virus Disease-19 (COVID-19) yang disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Corona Virus 2 (SARS-CoV-2) menyebar dengan cepat di seluruh dunia. Para peneliti berupaya untuk menemukan terapi untuk penyakit ini. Strategi penemuan terapi ini salah satunya dengan menggunakan obat di luar indikasi asalnya (drug repurposing) yang lebih cepat diperoleh dan terjangkau dibandingkan penemuan obat baru. Hasil skrining terhadap obat yang sudah tersedia dan senyawa alami, menunjukkan hesperidin dan diosmin memiliki potensi untuk menginhibisi siklus hidup SARS-CoV-2. Hesperidin dan Diosmin dalam bentuk Micronized Purified Flavonoid Fraction (MPFF), sebelumnya digunakan sebagai pengobatan insufisiensi vena kronik. Tujuan penulisan kajian ini yaitu untuk mengkaji potensi hesperidin dan diosmin dalam menginhibisi jalur infeksi COVID-19. Metode yang digunakan pada kajian pustaka ini yaitu metode tinjauan pustaka naratif dengan pencarian literatur melalui database Google Scholar, Pubmed, dan ScienceDirect. Hasil kajian yang dilakukan menunjukkan dari 2012 jurnal didapatkan 16 jurnal in silico yang menunjukkan target pengobatan pada infeksi COVID-19 pada hesperidin dan diosmin diantaranya dapat menghambat reseptor Angiotensin Converting Enzyme 2 (ACE2) yang menjadi tempat SARS-CoV-2 berikatan dengan sel inang, menghambat aktivitas Transmembrane Serine Protease 2 (TMPRSS2), menghambat proses proteolitik dengan menghambat enzim 3Clpro, menghambat aktivitas RNA dependent RNA polymerase (RdRp) yang menghambat pembentukan protein struktural SARS-CoV-2. Selain itu, hesperidin dapat menghambat aktivitas protein virus nucleocapsid dan menghambat sitokin pro-inflammatory. Sebagai kesimpulan, hesperidin dan diosmin dapat menjadi kandidat yang potensial dalam menginhibisi COVID-19.

Page 1 of 1 | Total Record : 6