cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Majalah Kesehatan FKUB
Published by Universitas Brawijaya
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Health,
This journal uses Open Journal Systems 2.4.7.1, which is open source journal management and publishing software developed, supported, and freely distributed by the Public Knowledge Project under the GNU General Public License.
Arjuna Subject : -
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol. 9 No. 4 (2022): Majalah Kesehatan" : 7 Documents clear
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA RAWAT INAP PADA BALITA DENGAN DIARE AKUT DI RSUD ABDOEL WAHAB SJAHRANIE SAMARINDA Aegirine Rafilah Dahlan; Meiliati Aminyoto; Annisa Muhyi
Majalah Kesehatan Vol. 9 No. 4 (2022): Majalah Kesehatan
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/majalahkesehatan.2022.009.04.3

Abstract

Diare akut merupakan masalah kesehatan masyarakat global maupun lokal karena angka mortalitasnya yang tinggi khususnya pada anak di bawah lima tahun (balita). Terdapat berbagai faktor yang memengaruhi proses penyembuhan balita dengan diare akut dan jika tidak ditangani dengan tepat dapat memperpanjang lama rawat inap pasien. Hal ini dapat menurunkan efisiensi pelayanan rawat inap serta menambah beban biaya perawatan yang harus ditanggung pasien dan rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan lama rawat inap pada balita dengan diare akut di RSUD Abdoel Wahab Sjahranie, Samarinda. Desain penelitian adalah analitik observasional dengan pendekatan studi potong-lintang. Pengumpulan data dari rekam medis pasien RSUD Abdoel Wahab Sjahranie Samarinda periode 2019-2021 secara purposive sampling. Sampel penelitian sebanyak 64 pasien berusia 6-59 bulan dengan diagnosis diare akut dan dirawat inap <14 hari serta memiliki catatan rekam medis yang lengkap sesuai variabel penelitian. Mayoritas sampel pada kelompok usia 6-23 bulan, status gizi normal, dengan derajat dehidrasi ringan-sedang, tidak anemia, feses tanpa lendir/darah, leukosit feses dalam ambang normal, mendapatkan terapi zink saja, serta mengalami pemanjangan lama rawat inap. Hasil analisis bivariat menggunakan uji Chi-Square menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara status gizi (p = 0,041), kadar hemoglobin (p = 0,011), lendir/darah pada feses (p = 0,002) dan leukosit pada feses (p = 0,004) dengan lama rawat inap pada balita dengan diare akut. Kesimpulannya, status gizi, kadar hemoglobin, lendir/darah pada feses, serta leukosit pada feses berhubungan dengan lama rawat inap pada balita dengan diare akut.    
Tinjauan Literatur: KEFIR: MIKROBIOLOGI, SENYAWA BIOAKTIF, DAN MANFAATNYA PADA PENYAKIT NONINFEKSI Tri Yudani Mardining Raras
Majalah Kesehatan Vol. 9 No. 4 (2022): Majalah Kesehatan
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/majalahkesehatan.2022.009.04.7

Abstract

  Kefir semakin populer sebagai produk makanan fermentasi. Secara makroskopis butiran kefir memiliki struktur warna yang ireguler, multilobular, lengket dan berwarna kekuningan. Simbiosis mikrobiota antara bakteri dan khamir merupakan komponen utama dalam biji kefir. Bakteri yang paling banyak ditemukan pada butir kefir adalah Lactobaccilus sp. dan Lactococcus sp. sedangkan khamirnya didominasi oleh Saccharomyces sp. dan Kluveromyces sp. Kefir mengandung senyawa bioaktif seperti eksopolisakarida, bioaktif peptida, bacteriocin dan biosurfaktan yang berpotensi meningkatkan manfaat kesehatan dari kefir. Tinjauan literatur ini bertujuan untuk mengulas kefir dari aspek mikrobiologi, kandungan senyawa bioaktif kefir dan pengaruhnya sebagai agen imunomodulator atau imunostimulan pada artritis, antialergi, antikolesterol dan penyakit noninfeksi lain. Kefir berpotensi untuk dikembangkan sebagai produk kesehatan dan nutraseutikal sesuai dengan pengaruhnya terhadap stimulasi respons imun, antiartritis, aktivasi imunitas mukosa intestinal, perlindungan dari ulkus peptikum, antikanker, antimutagenesis, antialergi, menurunkan kadar kolesterol, mengurangi obesitas, dan antihipertensi. Oleh karena itu, kefir sangat potensial untuk dieksplorasi lebih lanjut dalam penelitian translasional sebagai salah satu bahan aditif dalam produk pangan fungsional yang memberikan manfaat untuk kesehatan.  
Laporan Kasus: MAKROADENOMA HIPOFISIS FUNGSIONAL DENGAN MANIFESTASI AKROMEGALI DAN DIABETES MELITUS TIPE LAIN YANG TIDAK TERKONTROL Della Fitricana; Ardianto Ardianto; Alwi Shahab; Yuliato Kusnadi; Ratna Maila Dewi; Anugrah Onie; Yoan Levia Magdi; Arie Zainul Fatoni
Majalah Kesehatan Vol. 9 No. 4 (2022): Majalah Kesehatan
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/majalahkesehatan.2022.009.04.6

Abstract

Akromegali merupakan penyakit yang sangat jarang dan sering tidak disadari, sehingga menimbulkan keterlambatan diagnosis serta munculnya komplikasi sistemik. Peningkatan kadar growth hormone pada pasien akromegali menyebabkan munculnya penyakit diabetes mellitus (DM). Laporan kasus ini bertujuan untuk  membahas makroadenoma hipofisis fungsional dengan manifestasi akromegali dan diabetes melitus tipe lain yang tidak terkontrol. Laki-laki berusia 39 tahun dirujuk ke RS Dr. Mohammad Hoesin karena DM yang tidak terkontrol, sering sakit kepala, nyeri di tangan dan kaki serta pandangan mata kabur. Pasien merasakan perubahan pada tubuh yang bertambah besar sejak tahun 2004. Pada tahun 2018 pasien mulai menderita DM dengan terapi insulin yang dosisnya meningkat bertahap. Pada pemeriksaan fisik dijumpai gambaran khas akromegali mulai dari muka serta jari tangan dan kaki. Pemeriksaan mata dengan tes Humprey didapatkan gangguan lapangan pandang pada kedua mata. Pemeriksaan penunjang didapatkan kadar insulin-like growth factor-1 (IGF-1) yang sangat tinggi dan gambaran massa di hipofisis yang berukuran 32 x 22 x 28 mm. Pasien menjalani operasi transpheonidal (TSS) dengan hasil pemeriksaan patalogi didapatkan suatu adenoma hipofisis. Pasien didiagnosis dengan akromegali oleh karena makroadenoma hipofisis fungsional dengan DM tipe lain. Lima hari setelah operasi pasien didapatkan kebocoran liquor cerebro spinal (LCS) dan kembali dilakukan operasi untuk mengatasi kebocoran LCS. Pasien menderita DI permanen setelah 2 minggu setelah operasi. Setelah TSS didapatkan ukuran tumor berkurang sekitar 54% dan pasien mendapat terapi lanjutan somatostatin analogs (SSA) octretide long-acting release (LAR). Kondisi post TSS terjadi perbaikan klinis dan kadar gula darah.  
STUDI KUALITATIF PELAKSANAAN PELACAKAN KONTAK DALAM PENANGGULANGAN COVID-19 DI KECAMATAN KURANJI, KOTA PADANG Ade Suzana Eka Putri; Elsi Novnariza; Gita Andriyani; Soraya Permata Sujana
Majalah Kesehatan Vol. 9 No. 4 (2022): Majalah Kesehatan
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/majalahkesehatan.2022.009.04.5

Abstract

Upaya memutus rantai penularan melalui pelacakan kontak memiliki tantangan tersendiri dalam penanggulangan pandemi COVID-19 di negara berkembang, dengan laju penularan yang sangat cepat di tengah terbatasnya sumber daya yang tersedia. Penelitian ini bertujuan untuk mengekplorasi hambatan dan tantangan pelaksanaan pelacakan kontak penderita COVID-19 di Kecamatan Kuranji, salah satu kecamatan dengan jumlah penderita terbanyak di Kota Padang. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif. Pengumpulan informasi dilakukan pada bulan Januari hingga Juli 2021. Informan berjumlah tujuh orang yang dipilih secara purposif. Pengumpulan informasi dilakukan melalui wawancara mendalam dan telaah dokumen. Analisis konten dilakukan terhadap informasi yang diperoleh dengan mengacu pada komponen sistem (input, proses, dan output). Hasil penelitian ini menemukan bahwa pelaksanaan pelacakan kontak penderita COVID-19 di Kecamatan Kuranji dilaksanakan sesuai dengan panduan pelacakan kontak Kemenkes RI. Beberapa kendala dalam pelacakan kontak adalah terkait dengan kapasitas tracer, insentif, alat pelindung diri (APD), ketersediaan data alamat atau nomor telepon kasus, dan kesediaan kasus dalam memberi informasi.  
PENGARUH STATUS GIZI TERHADAP KESINTASAN DUA TAHUN PASIEN GAGAL GINJAL TAHAP AKHIR YANG MENJALANI CONTINUOUS AMBULATORY PERITONEAL DIALYSIS Atma Gunawan; Besut Daryanto; Romanis Bungainda Silalahi
Majalah Kesehatan Vol. 9 No. 4 (2022): Majalah Kesehatan
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/majalahkesehatan.2022.009.04.2

Abstract

Berbagai penelitian menunjukkan tingginya prevalensi malnutrisi pada pasien dialisis kronik, namun hingga saat ini, penelitian lebih banyak dilakukan pada pasien yang menjalani hemodialisis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh status gizi terhadap kesintasan pasien gagal ginjal tahap akhir yang menjalani continuous ambulatory peritoneal dialysis (CAPD) di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang. Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik berupa retrospective cohort. Sampel penelitian adalah pasien gagal ginjal tahap akhir yang menjalani terapi CAPD di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang yang dipilih dengan teknik simple random sampling. Hasil dari analisis data berdasarkan nutritional risk index (NRI) dan instant nutritional assessment (INA) didapatkan asosiasi bermakna terhadap risiko mortalitas pasien CAPD (p < 0,05). Hal ini berbeda dengan indikator BMI yang tidak memiliki asosiasi terhadap risiko mortalitas pada pasien CAPD (p > 0,05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah status gizi berdasarkan indikator NRI pada kategori severe mempunyai tingkat mortalitas lebih tinggi dibandingkan kategori no risk, dan status gizi berdasarkan indikator INA kategori severe malnourished memiliki mortalitas lebih tinggi dibandingkan kategori lain dan status gizi mempengaruhi kesintasan dua tahun pasien gagal ginjal tahap akhir yang menjalani CAPD.  
HUBUNGAN ANTARA FAKTOR RISIKO DENGAN MASA PERAWATAN SERTA OUTCOME PASIEN STROKE ISKEMIK Robert Sinurat; Janice Eloise Tan; Irasandi Marindatu Senobua
Majalah Kesehatan Vol. 9 No. 4 (2022): Majalah Kesehatan
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/majalahkesehatan.2022.009.04.1

Abstract

Stroke umumnya didasari suatu faktor risiko seperti hipertensi atau diabetes, dan pasien stroke akan memerlukan rawat inap di rumah sakit. Terapi stroke serta faktor risikonya akan berdampak pada outcome pasien. Penelitian ini bertujuan untuk menilai hubungan antara faktor risiko dengan masa perawatan serta outcome pasien stroke iskemik. Penelitian retrospektif ini mengevaluasi faktor risiko, kesadaran, masa perawatan, serta outcome pasien berdasarkan data rekam medis pasien stroke iskemik yang dirawat tahun 2019-2020 di Rumah Sakit Universitas Kristen Indonesia dengan kriteria pasien dirawat lebih dari 24 jam. Data kesadaran pasien diuji dengan uji t berpasangan, sementara hubungan antara faktor risiko dengan masa perawatan dan outcome diuji dengan Chi-square. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar pasien adalah laki-laki yaitu 63 (63,64%) dari 99 orang, dan terbanyak berusia 61-70 tahun yaitu 37 (37,37%) pasien. Hipertensi didapatkan pada 52 (52,53%) pasien dan masa rawat inap rata-rata 5,7 hari, namun pasien dengan penyakit jantung sampai 8,4 hari. Tingkat kesadaran berdasarkan Glasgow Coma Scale menunjukkan sebagian besar pasien adalah 15, dan hasil uji t tidak menunjukkan perbedaan antara saat masuk dan keluar rumah sakit (p > 0,05). Pada 58 (58,9%) pasien didapatkan defisit neurologis moderate atau moderate-severe, sembuh total 10 (10,10%) pasien, dan 3 (3,03%) pasien meninggal. Hasil uji Chi-square menunjukkan hubungan tidak bermakna antara faktor risiko dengan masa perawatan serta outcome (p > 0,05).  Penelitian menyimpulkan hubungan faktor risiko dengan masa perawatan serta outcome pasien stroke iskemik tidak bermakna, namun bila memiliki faktor risiko penyakit jantung maka perawatan akan lebih lama.  
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP VAKSIN COVID-19 DI KOTA BANDA ACEH Debri Rizki Faisal; Nelly Marissa; Nur Ramadhan; Abidah Nur; Fahmi Ichwansyah; Eka Fitria; Raisuli Ramadhan; Tati Suryati; Onetusfifsi Putra
Majalah Kesehatan Vol. 9 No. 4 (2022): Majalah Kesehatan
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/majalahkesehatan.2022.009.04.4

Abstract

Banyak hoaks yang beredar di masyarakat tentang Covid-19 membentuk persepsi yang salah sehingga menyebabkan rendahnya penerimaan masyarakat terhadap vaksin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan persepsi masyarakat terhadap vaksin Covid-19 di Kota Banda Aceh. Desain penelitian ini adalah cross-sectional dengan pengumpulan data secara online menggunakan Google form dengan responden berusia ≥18 tahun yang berdomisili di Kota Banda Aceh. Analisis data dengan uji Chi square dengan 95% confident interval. Hasil penelitian didapatkan bahwa jumlah responden yang berpartisipasi sebanyak 258 orang dengan status belum divaksin sebanyak 14,34%. Distribusi skor persepsi manfaat pada responden yang vaksin lebih baik dibandingkan dengan responden yang tidak vaksin. Persepsi masyarakat yang rendah terhadap manfaat vaksin berhubungan secara signifikan terhadap penolakan vaksin (p value ≤ 0,05). Risiko untuk tidak vaksin pada responden yang berpersepsi: vaksin tidak melindungi infeksi Covid-19 (PR = 3,51, 95% CI = 1,74-7,06); vaksin tidak mengurangi keparahan akibat Covid-19 (PR = 6,57, 95% CI = 3,00-14,36); dan program vaksin bukan untuk membentuk herd immunity (PR = 6,71, 95% CI = 2,76-16,30). Berdasarkan dorongan untuk vaksin yaitu  informasi yang tidak memadai (PR = 7,96, 95% CI = 2,93-21,63); dan vaksin belum dinyatakan halal oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) (PR =  4,77, 95% CI = 2,01-11,31) berhubungan dengan status tidak vaksin responden. Persepsi masyarakat akan manfaat Covid-19 menjadi faktor utama yang melandasi masyarakat bersedia untuk divaksin Covid-19. Peran pemerintah dan stakeholder dalam melakukan sosialisasi dan edukasi tentang vaksin kepada masyarakat adalah kunci untuk memberikan pengetahuan yang benar dan menangkal informasi hoaks sehingga meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap vaksin.  

Page 1 of 1 | Total Record : 7