cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. gowa,
Sulawesi selatan
INDONESIA
English and Literature Journal
ISSN : 23550821     EISSN : 25805215     DOI : -
ELITE: English and Literature Journal (Print ISSN: 2355-0821, Online ISSN: 2580-5215) is a peer-reviewed journal devoted specifically to the studies of English linguistics and literature and other literatures with a special emphasis on local culture, wisdom, philosophy and identity. Published twice a year in June and December, the first edition of ELITE was published in 2013. The journal contents are managed by the English and Literature Department, Faculty of Adab and Humanities, Alauddin State Islamic University of Makassar, Indonesia. The primary objective of the journal is to provide a productive forum for lecturers, researchers, authors, graduate students, and practitioners to present results of their recent studies in the areas of English linguistics and literature and other literary traditions. The journal is also intended to help disseminate recent developments in theories, concepts, and ideas in the areas concerned to the academic community of language and literature studies in Indonesia in particular and worldwide in general.
Arjuna Subject : -
Articles 12 Documents
Search results for , issue "Vol 6 No 2 (2019): December" : 12 Documents clear
ADULT SECOND LANGUAGE ACQUISITION IN CROSS CULTURAL CONTEXT: A CASE STUDY OF A STUDENT FROM GUINEA BISSAU (WEST AFRICA) WHO LEARNS BAHASA INDONESIA AS HIS SECOND LANGUAGE Umbu Tonga; Hilda Hafid
Elite : English and Literature Journal Vol 6 No 2 (2019): December
Publisher : UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (296.935 KB) | DOI: 10.24252/elite.v6i2a3

Abstract

The world migration is an interesting issue to be discussed. Reflecting on the recent phenomenon, world migration makes the people become the world citizen. Indeed, it is challenging the people to be more aware of cross cultural understanding because they have to live in a place where the culture is totally different from theirs. One key to face the challenges of becoming world citizen is to be able to communicate with a lingua franca used in a specific setting. This study aims to investigate how a student from Guinea Bissau (West Africa) learns Bahasa Indonesia as his second language when he studies in Indonesia. This study was conducted by doing an in-depth interview with the subject used notes and video recording. The results show the relevant influence of first language to his second language acquisition and the settings of language learning exposed the subject to effectively communicate in L2 and also gets corrective feedbacks when he makes grammatical mistakes or errors.Keywords: World Migration, Cross Cultural Understanding, Second Language AcquisitionABSTRAK Migrasi dunia merupakan suatu isu yang menarik untuk didiskusikan. Berkaca dari fenomena masa kini, migrasi dunia membuat manusia menjadi warga negara dunia. Tentu saja, hal ini menantang manusia untuk semakin menyadari pemahaman lintas budaya karena mereka hidup di tempat di mana budayanya sangat berbeda dari budaya asal mereka. Salah satu kunci untuk menghadapi tantangan menjadi warga negara dunia adalah mampu berkomunikasi dengan bahasa pengantar yang digunakan di tempat tertentu. Studi ini bertujuan untuk menginvestigasi bagaimana seorang mahasiswa dari Guinea Bissau (Afrika Barat) mempelajari Bahasa Indonesia sebagai bahasa keduanya ketika dia melanjutkan studi di Indonesia. Studi ini dilakukan melalui wawancara mendalam dengan subyek, menggunakan catatan dan rekaman video. Hasilnya menunjukan pengaruh relevan dari bahasa pertamanya terhadap pemerolehan bahasa keduanya dan tempat pembelajaran bahasa mengarahkan subyek untuk berkomunikasi secara efektif dalam bahasa kedua dan juga subyek mendapatkan masukan yang mengoreksi ketika dia membuat kesalahan gramatikal.Keywords: Migrasi Dunia, Pemahaman Lintas Budaya, Pemerolehan Bahasa Kedua
ARCHETYPES SYMBOLISING ATHENA’S PERSONALITY DEVELOPMENT IN THE WITCH OF PORTOBELLO Yohana Gabriella Nanda Kristiani; Priyatno Ardi
Elite : English and Literature Journal Vol 6 No 2 (2019): December
Publisher : UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (444.815 KB) | DOI: 10.24252/elite.v6i2a1

Abstract

Novels often use symbols to voice their authors’ opinions about individuals’ personalities. One type of symbols used is an archetype. This study aims to investigate the archetypes of a character named Athena in Paulo Coelho’s The Witch of Portobello (2008). The researchers employed a library study to conduct this study. The results show that there are six archetypes, namely Pallas Athena, the Virgin, the Martyr, the Saint, the Witch, and Hagia Sofia. The archetypes portraying her initial personality are Pallas Athena, the Virgin, the Martyr, and the Saint. The archetypes depicting Athena’s developed personality are the Saint, the Witch, and Hagia Sophia. In conclusion, these archetypes are able to symbolise Athena’s personality development.ABSTRAKNovel sering menggunakan symbol-simbol untuk menyampaikan gagasan penulisnya tentang  kepribadian seseorang. Salah satu simbol yang digunakan ialah arketipe. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti arktipe seorang karakter bernama Athena dalam novel yang ditulis oleh Paulo Coelho, yang berjudul The Witch of Portobello (2008). Penulis menggunakan kajian pustaka dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada enam arketipe yang dimiliki Athena, yaitu Pallas Athena, Perawan Maria, Martir, Orang Kudus, Penyihir dan Hagia Sofia. Arketipe-arketipe yang menggambarkan kepribadian awal Athena adalah Pallas Athena, Perawan Maria, Martir dan Orang Kudus. Arketipe-arketipe yang menggambarkan perkembangan kepribadian Athena adalah Orang Kudus, Penyihir dan Hagia Sofia. Kesimpulannya, arketipe-arketipe dalam novel tersebut ini menyimbolkan perkembangan kepribadian Athena.Kata kunci: arketipe, perkembangan kepribadian, Athena.
BETRAYAL TRAUMA IN HEATHER LLOYD’S MY NAME IS VENUS BLACK Sabrina Silmi Aulia; Parlindungan Purba; Dian Marisha Putri
Elite : English and Literature Journal Vol 6 No 2 (2019): December
Publisher : UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (461.621 KB) | DOI: 10.24252/elite.v6i2a2

Abstract

ABSTRACT This thesis analyzes how betrayal trauma in the main character occurs as a result of the person she believes has betrayed her. The aim of this thesis is to find out how betrayal trauma occurs by looking for problems namely depression and anxiety from those described in the novel. Venus betrayed her stepfather by killing him to come out of sexual harassment that she could no longer accept because it caused her to be depressed and anxious. The research method used in this thesis is a descriptive-qualitative method and library research. A researcher collects data from the novel, articles, books, and journals. The result of this thesis is to reveal the truth that betrayal trauma can occur to the main character due to depression and anxiety problems she ever experiences.Keywords: Betrayal, trauma, depression, anxiety. ABSTRAK Skripsi ini menganalisis bagaimana trauma pengkhianatan dalam karakter utama terjadi akibat orang yang dia percaya selama ini mengkhianatinya. Tujuan dari skripsi ini adalah untuk mencari tahu dan memahami bagaimana trauma pengkhianatan terjadi dengan mencari kedua masalah yaitu depresi dan kecemasan dari yang tergambarkan di dalam novel. Venus mengkhianati ayah tirinya dengan membunuhnya untuk keluar dari pelecehan seksual yang tidak bisa lagi diterimanya karena hal tersebut menyebabkan dia depresi dan cemas. Metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode deskriptif-kualitatif dan penelitian kepustakaan. Penulis mengumpulkan data dari novel dan dari beberapa sumber artikel, buku, dan jurnal. Hasil dari skripsi ini adalah untuk mengungkapkan kebenaran bahwa trauma pengkhianatan dapat terjadi pada karakter utama karena masalah depresi dan kecemasan yang pernah dialaminya.Kata Kunci: Pengkhianatan, trauma, depresi, kecemasan.
THE REPRESENTATION OF GWANGJU UPRISING IN HUMAN ACTS NOVEL Aris Masruri Harahap; Sri Utami
Elite : English and Literature Journal Vol 6 No 2 (2019): December
Publisher : UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (332.471 KB) | DOI: 10.24252/elite.v6i2a6

Abstract

This study aims to describe how Gwangju Uprising that happened in Gwangju, South Korea, in 1980 was represented in Human Acts (2016) novel. In the bloody event, a rebellion took place involving army and civilians. To understand how the Uprising is represented in the novel, the writers use representation theory by Stuart Hall. This research uses a qualitative descriptive method to analyze data based on some events in the novel. The result of the analysis shows that Human Acts represents what happened in the Uprising in accordance with major historical narrations. The novel also represents how civilians with power were able to create a disorder situation.ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan bagaimana Pemberontakan Gwangju atau Gwangju Uprising yang terjadi di Gwangju, Korea Selatan, pada tahun 1980 direpresentasikan dalam novel Human Acts (2016). Dalam peristiwa berdarah itu, sebuah pemberontakan terjadi yang melibatkan tentara dan warga sipil. Untuk memahami bagaimana Uprising direpresentasikan dalam novel, penulis menggunakan teori representasi oleh Stuart Hall. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif untuk menganalisis data berdasarkan beberapa peristiwa dalam novel. Hasil analisis menunjukkan bahwa Human Acts merepresentasikan apa yang terjadi dalam Gwangju Uprising sesuai dengan narasi sejarah utama. Novel ini juga merepresentasikan bagaimana warga sipil mampu menciptakan situasi kekacauan.Kata kunci: Gwangju Uprising, Human Acts, representasi, pemberontakan
TEACHER’S STRATEGIES IN TEACHING READING AT SMP SWASTA MULIA PRATAMA MEDAN Yosi D Lumban Gaol; Ribka Debora Greace N; Bellaudry Sri Anzelina
Elite : English and Literature Journal Vol 6 No 2 (2019): December
Publisher : UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (630.038 KB) | DOI: 10.24252/elite.v6i2a11

Abstract

Teacher’s strategies in teaching reading is an attempt to attract students’ attention to learn reading comprehension in the classroom. This research was conducted to find out the strategies of the teacher in teaching reading at SMP Swasta Mulia Pratama Medan and how the teacher applied the strategies in teaching reading, also the reason of the teacher applied the strategies. The researchers used descriptive qualitative method. The subject of this research was English teacher at seven grade of this school. The instruments of this research were classroom observation and interview. The researchers find out the teacher’s strategies in teaching reading, namely Reciprocal Teaching Strategy and QAR strategy. The teacher used these kinds of strategies to make students focus and can easily understand the meaning of the texts, and the teacher also can easily teach reading in the classroom.ABSTRAKStrategi mengajar membaca adalah usaha yang digunakan guru dalam menarik perhatian siswa untuk belajar membaca di kelas. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui strategi guru dalam mengajar membaca di SMP Swasta Mulia Pratama Medan dan bagaimana guru menerapkan strategi dalam  mengajar membaca serta alasan guru menerapkan strategi tersebut. Peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah guru bahasa Inggris di kelas tujuh di sekolah tersebut. Instrumen penelitian ini adalah observasi kelas dan wawancara. Peneliti menemukan strategi guru dalam mengajar membaca, yaitu Strategi Pengajaran Reciprocal dan strategi QAR. Guru menggunakan kedua strategi ini agar siswa lebih fokus dan dapat dengan mudah memahami makna teks, dan guru lebih mudah untuk mengajar membaca di kelas. Keywords: Strategi, mengajar, membaca
ANIMAL IDIOMS IN ENGLISH Masrul Huda
Elite : English and Literature Journal Vol 6 No 2 (2019): December
Publisher : UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (501.967 KB) | DOI: 10.24252/elite.v6i2a7

Abstract

This study aimed to describe the idiom usage in English, both its functions in sentences and the meaning. It also tries to describe the link between idioms and culture. The data are taken from Mc Graw Hill's Dictionary of American Idioms and Phrasal Verbs by Richard A. Spears, Ph.D and A Book of English Idioms by V.H. Collins. The finding shows that form of idioms are phrase, clause, and sentence. The phrase patterns are Animal Element (AE) + Noun, Adjective + Animal Element (AE), Verb + Animal Element (AE), Animal Element (AE) + Preposition, and Animal Element (AE) + Verb.  The idioms functions are as Verb, Adjective, and Noun. The study also finds a relation between idiom and culture.ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk menggambarkan penggunaan idiom di dalam bahasa Inggris, termasuk fungsi dalam kalimat dan artinya. Penelitian ini juga berusaha untuk menggambarkan hubungan antara idiom dan budaya setempat. Data diperoleh dari Mc Graw Hill's Dictionary of American Idioms and Phrasal Verbs karangan Richard A. Spears, Ph.D and A Book of English Idioms yang ditulis oleh V.H. Collins. Penelitian ini menunjukkan bahwa idiom di dalam bahasa Inggris bisa berbentuk frase, klausa, dan kalimat. Pola frase Unsur Hewan + Kata Benda, Kata Sifat + unsur Hewan, Kata Kerja + Unsur Hewan, Unsur Hewan + Preposisi, dan Unsur Hewan + Kata Kerja. Idiom tersebut dapat berfungsi sebagai Kata Kerja, Kata Sifat, dan Kata Benda. Penelitian ini juga menunjukkan hubungan antara idiom dan budaya setempat. Kebudayann memberi pengaruh penggunaan idiom.Kata Kunci: Idiom, Hewan, Arti, Budaya
DEVIANT LIFE AND MORALITY IN BOHEMIAN RHAPSODY MOVIE (READERS’ RESPONSE THEORY) Nasrum Nasrum; Nurul Mutmainnah
Elite : English and Literature Journal Vol 6 No 2 (2019): December
Publisher : UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (488.49 KB) | DOI: 10.24252/elite.v6i2a12

Abstract

This research discusses the deviant life and Morality in Bohemian Rhapsody Movie and aims to describe the deviant live in Bohemian Rhapsody and to know the lessons and moral messages in the movie based on the readers’ response theory. This research focused on moral deviation theory by Merton and reader response theory by Rosenblatt. The findings showed that there were two classifications of moral deviation in this movie such as moral deviation without process questioning and identifying, and moral deviation by identification process, then showed the moral messages obtained by audiences in the movie. The researchers conclude that the deviant life can be influenced by several factors, especially environmental and social factors, and get a variety of different perspectives about deviant life from several audiences.ABSTRAKPenelitian ini membahas tentang kehidupan yang menyimpang dan moralitas dalam film Bohemian Rhapsody yang bertujuan untuk menggambarkan kedua masalah tersebut dan untuk mengetahui pelajaran dan pesan moral dalam film ini berdasarkan respon pembaca. Penelitian ini difokuskan pada teori penyimpangan moral oleh Merton dan teori respon pembaca oleh Rosenblatt. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada dua klasifikasi penyimpangan moralitas dalam film ini antara lain penyimpangan moralitas tanpa proses pertanyaan dan identifikasi, dan penyimpangan moralitas dengan proses identifikasi, kemudian menunjukkan pesan moral yang diperoleh oleh penonton pada film tersebut. Peneliti menyimpulkan kehidupan yang menyimpang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama faktor lingkungan, sosial dan mendapatkan berbagai perspektif berbeda tentang kehidupan yang menyimpang dari beberapa audiens.Kata kunci: Bohemian Rhapsody, moralitas, kehidupan yang menyimpang, respon pembaca.
STUDENTS’ DIFFICULTIES IN LISTENING COMPREHENSION AT SMP SWASTA KENANGA MEDAN Elma Junita Pakpahan; Silvia Agatha Simbolon
Elite : English and Literature Journal Vol 6 No 2 (2019): December
Publisher : UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (380.572 KB) | DOI: 10.24252/elite.v6i2a8

Abstract

Listening is the skill in learning English language, listening help us understand and master language skill and make learners easier to communicate in that language. Listening is a process to pay attention, understand, appreciate and interprete to get information by the speaker through spoken language. Listening comprehension includes the multiple processes involved in understanding and making sense of spoken language. The learners comprehend the messages being listened in the listening activity. Difficulties are condition where students can not listen very well, many factors influence this condition. The aim of this research is to find out students’ difficulties in Listening Comprehension at SMP Swasta Kenanga Medan and the English teacher solution in overcoming the difficulties that experienced by students. This research performed in SMP Swasta Kenanga Medan at eighth grade. Researchers used qualitative research design. The data collected by listening test, questionnaire and interviews. Based on students test result, from listening test researchers found that 9 from 14 students in eighth grade experienced difficulties in answering listening comprehension test, and the data from questionnaire showed most of students found difficulties when listening comprehension, especially in comprehending unfamiliar words, and the speed of the speaker when talking. From the interview among researchers with English teacher at eighth grade at SMP Swasta Kenanga Medan, the English teacher has some solutions such as students should listen to English songs, watch cartoon movies like ‘Finding Nemo’ etc.       ABSTRAK Menyimak adalah keterampilan dalam belajar bahasa Inggris, Menyimak membantu kita untuk memahami dan menguasai keterampilan bahasa dan membuat pelajar lebih mudah untuk berkomunikasi dalam bahasa itu. Menyimak adalah proses untuk memperhatikan, memahami, menghargai, dan menafsirkan untuk mendapatkan informasi oleh pembicara melalui bahasa lisan. Menyimak mencakup berbagai proses yang terlibat dalam memahami dan memahami bahasa lisan. Pelajar memahami pesan yang didengarkan dalam kegiatan Menyimak. Kesulitan adalah suatu kondisi dimana siswa tidak dapat mendengarkan dengan baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kesulitan siswa dalam Pemahaman Menyimak di SMP Swasta Kenanga Medan dan solusi guru bahasa Inggris dalam mengatasi kesulitan yang dialami oleh siswa. Penelitian ini dilakukan di SMP Swasta Kenanga Medan pada kelas delapan. Peneliti menggunakan desain penelitian kualitatif. data dikumpulkan dengan tes menyimak, kuesioner dan wawancara. Berdasarkan hasil tes siswa, dari tes menyimak peneliti menemukan bahwa 9 dari 14 siswa di kelas delapan mengalami kesulitan dalam menjawab tes menyimak, dan data dari kuesioner menunjukkan sebagian besar siswa menemukan kesulitan dalam Pemahaman Menyimak, terutama dalam memahami kosa kata asing, dan kecepatan pembicara ketika berbicara. Dari wawancara antara peneliti dengan guru bahasa Inggris di kelas delapan di SMP Swasta Kenanga Medan, solusi guru bahasa Inggris adalah: siswa harus mendengarkan lagu bahasa Inggris, menonton film kartun seperti 'Finding Nemo' dan film-film yang lain. Kata kunci: Kesulitan, Menyimak, Pemahaman, Solusi 
ERROR ANALYSIS ON EFL STUDENTS’ INDEPENDENT WRITING TASK OF TOEFL iBT Nurhayati S.; Rahmi Aulia Nurdini
Elite : English and Literature Journal Vol 6 No 2 (2019): December
Publisher : UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (517.685 KB) | DOI: 10.24252/elite.v6i2a4

Abstract

TOEFL iBT, introduced in 2005, is a standardized test measuring English proficiency for  not only university students where English is the language of instructions but also a requirement of many employers (Gallagher, 2016). Four skills tested in TOEFL iBT  are : Reading, Listening, Speaking and Writing. The writing part is the object of this study  focusing on  analyzing EFL students’  essay writing errors. Essay is one type of writing tasks which is called as independent writing. The researchers analyzed some samples of  independent writing task of 7 TOEFL iBT candidates. Examining 16 writing tasks entirely, the researchers categorized the errors into three major categories: grammar, mechanics, and content errors. This study found that most frequent grammatical errors were  in agreement (30,5%), verb (18%), and followed by sentence structure (16,3%). The mechanic errors are in the uses of capitalization which is mostly in the letter of  ‘i’ as a first singular pronoun and punctuation errors containing the omission and incorrect use of  comma. The last finding is about content errors comprising plagiarism of  using the phrases or sentences from the question;  question addressing where the essays did not address the topic of the task well; and  the missing of conlusion part which is obligatory in essay structure. The findings of this study are expected to enhance TOEFL iBT teachers’ understanding of candidates’ problems and  to improve TOEFL iBT preparatory materials for having more effective teaching approach. Keywords: Error Analysis, TOEFL iBT writing, Independent writing task                                                                                                                ABSTRAKTOEFL iBT, diperkenalkan pada tahun 2005, adalah tes standar yang mengukur kemahiran bahasa Inggris tidak hanya mahasiswa di mana bahasa Inggris adalah bahasa instruksi tetapi juga persyaratan dalam pekerjaan (Gallagher, 2016). Empat keterampilan yang diuji dalam TOEFL iBT adalah: Membaca, Mendengarkan, Berbicara dan Menulis. Kemampuan menulis adalah objek penelitian ini yang berfokus pada analisis kesalahan penulisan esai pada siswa yang mempelajari bahasa Inggris sebagai bahasa asing. Esai adalah salah satu jenis tugas penulisan yang disebut penulisan independen. Para peneliti menganalisis beberapa sampel tugas penulisan esai dari 7 kandidat TOEFL iBT. Para peneliti menganalisis 16 esai dengan mengelompokkan kesalahan menjadi tiga kategori utama: tata bahasa, mekanika, dan kesalahan konten. Penelitian ini menemukan bahwa kesalahan tata bahasa yang paling sering adalah dalam agreement (30,5%), kata kerja (18%), dan diikuti oleh struktur kalimat (16,3%). Kesalahan mekanik dalam penggunaan huruf besar yang sebagian besar dalam huruf 'i' sebagai kata ganti tunggal pertama dan kesalahan tanda baca  pada penggunaan koma. Penemuan terakhir adalah tentang kesalahan konten yang terdiri dari plagiarisme dari menggunakan frasa atau kalimat dari pertanyaan; kesalahpahaman atas pertanyaan di mana esai tidak menjawab pertanyaan dengan baik; dan hilangnya bagian kesimpulan yang wajib dalam struktur esai. Temuan penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman guru tentang kendala-kendala yang dihadapi pembelajar TOEFL iBT dan untuk meningkatkan persiapan guru dalam mengajar TOEFL iBT untuk mendapatkan pengajaran yang lebih efektif. Kata kunci: Analisis Kesalahan, Kemampuan Menulis dalam TOEFL iBT, tugas penulisan
IMPOLITENESS STRATEGIES IN PETER RABBIT MOVIE Indah Permata Sari; Nuri Emmiyati; Sardian Maharani Asnur
Elite : English and Literature Journal Vol 6 No 2 (2019): December
Publisher : UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (704.579 KB) | DOI: 10.24252/elite.v6i2a9

Abstract

This thesis is about impoliteness strategies in Peter Rabbit movie. It aims to find out the impoliteness strategies and the response of interlocutors in the movie. This study used the theory of Culpeper (1996) about the 5 strategies of impoliteness and Culpeper, et.al (2003) 4 types of impoliteness responses. The researcher utilised descriptive qualitative method to analyze the data and to describe the results of this analysis. The source of the data is Peter Rabbit movie and the script of the movie. From read, watch, check the accuracy between the movie and the script, identify characters’ utterances, identify the impoliteness strategies of the utterances and identify the response of the impoliteness are the procedures of data collection. The results of this study indicate that there are 75 impoliteness strategies used by the characters in Peter Rabbit movie. The most commonly strategy used is Bald on Record strategy with total usage of 30 times. Meanwhile, Positive Impoliteness and Sarcasm or Mock Politeness were used 15 times Total usage of Negative Impoliteness is 12 times. The most rarely strategy found is Withhold Politeness with the number of usage 4 times. The response found consisted of 4 types of responses namely Accepting face attack, Offensive Countering, Defensive Countering, and No response whether it is in the form of verbal and nonverbal responses. This analysis shows that the Impoliteness Strategy in Peter Rabbit movie is quite a lot because the characteristic of the characters in the movie is classified as aggressive and active. In addition, the use of impoliteness strategies was influenced by different cultural backgrounds such as urban people and country people.ABSTRAKPenelitian ini tentang strategi ketidaksopanan di dalam film Peter Rabbit. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan stratgei ketidaksopanan dan respons lawan bicara yang ada di dalam film. Penelitian ini menggunakan teori Culpeper (1996) tentang 5 strategi ketidaksopanan dan teori Culpeper dan temannya (2003) tentang 4 tipe respon ketidaksopanan. Peneliti menggunakan metode kualitatif untuk menganalisa data dan mendeskripsikan hasil dari analisis ini. Sumber data berupa film dan skrip dari Peter Rabbit. Dari membaca, menonton, mengecek keakuratan  film da skrip, mengidentifikasi percakapan-percaakapan para karakter, mengidentifikasi strategi ketidaksopanan pada percakapan  para karakter  dan mengidentifikasi respon dari pendengar merupakan prosedur dari data yang dikumpulkan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa strategi yang paling sering di gunakan adalah strategi Bald on Record  dengan jumlah penggunaannya 30 kali. Sementara itu, Positive Impoliteness dan Sarcasm or Mock Politeness di gunakan 15 kali. Jumlah penggunaan  Negative impoliteness 12 kali. Strategi yang paling jarang di temukan adalah Withold Politeness dengan total penggunaannya 4 kali. Respons yang di temukan terdiri dari 4 tipe respons yakni Accepting face attack, Offensive Countering, Defensive Countering, and No response baik dari segi  respon verbal dan non verbal. Penelitian ini menunjukkan bahwa strategi ketidaksopanan di dalam film Peter Rabbit cukup banyak karena sifat para karakter  di dalam film agresif dan aktif. Selain itu, penggunaan ketidaksopanan di pengaruhi oleh perbedaan latar belakang budaya seperti orang dari perkotaan dan orang dari pedesaan.Kata Kunci: Pragmatik, Strategi, Strategi Ketidaksopanan, Respons, Peter Rabbit

Page 1 of 2 | Total Record : 12