cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
PURWARUPA Jurnal Arsitektur
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Arjuna Subject : -
Articles 193 Documents
PENERAPAN KONSEP SIMBOLIK METAFORA PADA PERENCANAAN KANTOR PUSAT DAN PENDIDIKAN CISCO DI JAKARTA Rudy Thalib; Ari Widyati Purwantiasning; Anggana Fitri Satwikasari
PURWARUPA Jurnal Arsitektur Vol 1, No 2 (2017): Purwarupa Vol 1 No 2 September 2017
Publisher : Arsitektur UMJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK. Kemajuan suatu  Negara didukung dengan berkembangnya teknologi dalam usaha meluaskan wilayah pelayanan dan pemasaran produk Cisco di Indonesia, dibutuhkan kuantitas dan kualitas sumber daya  manusia yang produktif. Maka, perlu adanya sebuah lingkungan  dan pelingkupnya berupa bangunan yang akan menampung berbagai kegiatan seperti, pusat pelayanan, pusat pengembangan, dan pusat penelitian produk-produk Cisco. Untuk mencetak kuantitas dan kualitas sumber daya manusianya, diperlukan bangunan yang dapat menampung berbagai kegiatan pelatihan yang dikenal sebagai Cisco Networking Academic. Fungsi kantor pusat Cisco dan fungsi pelatihan Cisco adalah dua fungsi yang diletakan dalam lahan yang sama, tetapi memiliki bangunan yang berbeda dan berdekatan agar terjalin hubungan sinergi dalam batasan fungsional pada kedua bangunannya.Sistem BangunanPintar untuk menekan penggunaan energi buatan dan efisien memanfaatkan energi alami. Ketertinggalan pembangunan infrastuktur komunikasi di indonesia telah memberi inspirasi untuk menggabungkan sistem BangunanPintar dan unsur-unsur pada logo atau simbol Cisco yang akan mendominasi selubung bangunan, seperti pada  pelingkup lorong Entrance yang terbentuk dari ruas-ruas baja yang membentuk pola struktur jaringan tiga dimensi, sehingga secara visual akan memberi kesan selamat datang kedalam dunia jaringan. Makna kesan ini adalah sebuah pesan kepada bangsa Indonesia yang sedang berbenah dari ketertinggalan infrastuktur jaringan komunikasi.       Kata kunci : Cisco, System, Smart Building, Networking Academy, Jaringan, Desain arsitekktur. ABSTRACT. Progress of a State is supported by the development of technology in an effort to expand the service and marketing of Cisco products in Indonesia, it needs quantity and quality of productive human resources. Therefore, it is necessary to have an environment and the scope of the building will accommodate various activities such as, service center, development center, and research center of Cisco products. To print the quantity and quality of human resources, a building that can accommodate various training activities known as Cisco Networking Academic is required. Cisco's Cisco headquarters and Cisco training functions are two functions that are located within the same land, but have different and adjacent buildings to establish synergic connections within functional constraints on both buildings. Smart Building Systems to reduce the use of artificial and efficient energy utilizes natural energy. The underdevelopment of communications infrastructure development in Indonesia has inspired the incorporation of Smart Building systems and elements in the Cisco logo or symbol that will dominate the building envelope, such as the Entrance corridor formed from steel sections forming a three-dimensional network structure, The visuals will give a welcome impression into the world of network. The meaning of this impression is a message to the Indonesian people who are clean up from behind the communications network infrastructure.               Keywords: Cisco, System, Smart Building, Networking Academy, Network, Architechture Design
KONSEP ARSITEKTUR PADA BANGUNAN SEKOLAH BERASRAMA MUHAMMADIYAH Muhammad Syafrizal Faqih; Ari Widyati Purwantiasning; Luqmanul Hakim
PURWARUPA Jurnal Arsitektur Vol 1, No 2 (2017): Purwarupa Vol 1 No 2 September 2017
Publisher : Arsitektur UMJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK. Pendidikan Islam di Indonesia pada tingkat sekolah SMP dan SMA semakin lama semakin berkembang dengan persaingan yang cukup tinggi. Terutama persaingan terhadap sekolah-sekolah negeri dan internasional yang mulai berkembang, namun dari segi agama sangat kurang. Ada beberapa faktor yang menyebabkan tingginya minat masyarakat memilih menjadi siswa sekolah negeri dan internasional. Karena orang tua menganggap bahwa sekolah negeri dapat dengan mudah melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi dibandingkan sekolah swasta. Dengan menerapkan konsep arsitektur modern dalam merancang bangunan sekolah berasrama yang menyediakan pengajaran dengan komputerisasi. Dan menerapkan perbedaan bangunan sekolah berasrama yang sudah ada dengan konsep sekolah berasrama muhammadiyah yaitu memisahkan massa bangunan ikhwan dan akhwat, serta menyediakan belajar mengajar untuk pengabdian masyarakat.  Kata Kunci: muhammadiyah, berasrama, sekolah, konsep, arsitektur, modern ABSTRACT. Islamic education in Indonesia at junior high school and senior high school level is increasingly growing with high competition. Especially the competition against the public and international schools that began to develop, but in terms of religion is very less. There are several factors that lead to high public interest in choosing to become public and international school students. Because parents assume that public schools can easily proceed to a higher level than private schools. By applying the concept of modern architecture in designing a boarding school building that provides computerized teaching. And apply the difference of existing boarding school buildings with the concept of muhammadiyah boarding school that separates masses of ikhwan and akhwat buildings, and provides teaching and learning for community service. Keywords: muhammadiyah, boarding, school, concept, architecture, modern
Pengaruh Perilaku Penyandang Autis Terhadap Desain Ruang Dalam Studi Kasus : Bangunan Pendidikan Dyah Septia; Lily Mauliani; Anisa Anisa
PURWARUPA Jurnal Arsitektur Vol 1, No 2 (2017): Purwarupa Vol 1 No 2 September 2017
Publisher : Arsitektur UMJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK. Peningkatan jumlah penyandang autis semakin lama semakin mengkhawatirkan, maka dari itu diperlukan penanganan khusus yang dapat membantu para penyandang agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Menurut data Badan Pusat Statistik pada tahun 2010 prevalansi penyandang autis setiap tahun semakin meningkat, diperkirakan mencapai 2,4 juta orang dari 237,5 juta penduduk dengan laju pertumbuhan 1,14 persen. Jumlah autisme di Indonesia diperkirakan mengalami peningkatan sekitar 500 orang setiap tahunnya. Penyandang autis mempunyai karakteristik khusus, yang dalam tingkatan tertentu tidak dapat berinteraksi secara normal dengan individu yang lain. Maka dari itu dibutuhkan fasilitas pendidikan dengan desain khusus untuk penyandang autis, terutama terhadap desain ruang dalam.  Dalam mengetahui desain yang baik untuk penyandang autis, maka kami mengadakan penelitian di daerah Jakarta dan Bogor. Adapun kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah desain pola yang menciptakan ruang sosialisasi sangat penting mengingat bahwa penyandang autis memiliki masalah pada interaksi sosialnya sehingga ruang-ruang dalam akan di tata secara radial dimana ruang-ruang kelas saling berhadapan yang dipisahkan oleh koridor yang akan menciptakan ruang interaksi sosial dan berpusat pada satu titik dimana satu titik tersebut menjadi ruang berkumpul dan bersosialisasi. Kata Kunci: bangunan pendidikan, penyandang autis, ruang sosialisasi ABSTRACT. The increasing numbers of people with autism escalate into a worrying level. Therefore, they need special treatment so they can adapt to the environment. According to Badan Pusat Statistik, prevalence of people with autism increasing every year up to 1,14 percent or 2,4 million people out of 237,5 million citizen. People with autism in Indonesia estimated to increase approximately 500 people each year. People with autism have special characteristics, which mean they can’t interact normally with other people. Hence, ther is a need for education facilities with special design specifically for them, particularly inner spatial design. This study occurs in Jakarta and Bogor to find out the best design that is suitable for people with autism. The conclusion of the study is that the certain desain that creates a friendly environment for people wth autism to interact and communicate each other is very important in view of their social limitation. The best solution is to design space in radial pattern where every class facing each other and separated by corridor that will create social interaction space and centered on one point where it became assembly and socialization center. Keywords: educational building, people with autism, socialization room
PENGEMBANGAN KONSEP SUPERBLOCK DI KAWASAN WISATA DENGAN PENDEKATAN URBAN PICNIC DI JAKARTA Ivan Junanda; Ari Widyati Purwantiasning; Lutfi Prayogi
PURWARUPA Jurnal Arsitektur Vol 2, No 1 (2018): Purwarupa Vol 2 No 1 Maret 2018
Publisher : Arsitektur UMJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK. Semakin langkanya lahan untuk keperluan komersial di pusat kota, seperti Jakarta, mengakibatkan pembangunan di pusat kota harus dilakukan secara efisien. Guna mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dengan memanfaatkan lahan yang tersedia, maka belakangan ini mulai dikembangkan suatu konsep yang dikenal dengan konsep superblock sebagai kawasan perkotaan yang terpadu. Sebagai daerah ibukota, Jakarta merupakan kota metropolitan dimana Jakarta merupakan salah satu destinasi utama wisata konvensi di Indonesia memiliki potensi yang kuat untuk disejajarkan dengan destinasi-destinasi wisata konvensi lainnya di kawasan Asia. Disamping itu banyak masyarakat Indonesia yang juga ingin sesekali menikmati suasana Jakarta. Namun dengan semakin padatnya lahan di perkotaan mengurangi ruang gerak masyarakat perkotaan untuk melakukan aktifitas di ruang publik terbuka hijau seperti piknik di perkotaan (urban picnic). Kurangnya ruang publik di Jakarta merupakan ironi dari ibu kota ini bila dibandingkan dengan kota-kota asli Indonesia lainnya, yang dilengkapi dengan alun-alun (alun-alun tertutup), taman dan kebun sebagai ruang publik untuk penghuninya.Metode yang dilakukan dari penulisan ini adalah dengan cara mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam proyek ini dengan cara studi literatur maupun survey kelapangan. Data yang didapat dikompilasi yaitu memilah dan menentukan data-data utama yang akan dianalis dengan pendekatan urban picnic untuk merencanakan kawasan superblock di kawasan wisata Jakarta, sehingga nantinya hasil analisa tersebut akan menjadi konsep perencanaan dan perancangan. Hasil yang diharapkan dari penulisan ini yaitu agar dapat menjadi pedoman dalam perencanaan dan perancangan sebuah kawasan superblock di kawasan wisata Jakarta yang terpadu dengan memperhatikan kebutuhan ruang publik di perkotaan. Kata Kunci : Desain Superblock, Kawasan Wisata, Ruang Publik Terbuka Hijau, Akftitas Perkotaan, Urban Picnic  ABSTRACT. The increasing scarcity of land for commercial purposes in the city center, such as Jakarta, resulted in the development of downtown should be done efficiently. In order to realize sustainable development by utilizing the available land, then lately began to develop a concept known as the superblock concept as an integrated urban area. As a capital city, Jakarta is a metropolitan city where Jakarta is one of the main destinations of convention tourism in Indonesia has a strong potential to be aligned with other convention tourism destinations in Asia. Besides, many Indonesian people who also want to occasionally enjoy the atmosphere of Jakarta. However, the increasingly crowded land in urban areas reduces urban space for activities in open green public spaces such as urban picnic. The lack of public space in Jakarta is an irony of this capital city when compared to other native cities of Indonesia, which are equipped with plaza (square closed), gardens and gardens as public spaces for its inhabitants. The method undertaken from this writing is to collect the data required in this project by means of literature study or survey of spaciousness. The data obtained is compiled to sort and determine the main data data that will dianalis with urban picnic approach to plan the superblock area in the tourist area of Jakarta, so that later the results of the analysis will be the concept of planning and design. The expected result of this paper is to be a guide in the planning and design of a superblock area in an integrated tourism area of Jakarta with attention to urban public space needs. Keywords: Superblock Design, Tourism Area, Green Open Public Room, Urban Activities, Urban Picnic 
PENERAPAN ARSITEKTUR FUTURISTIK TERHADAP BANGUNAN GUNDAM BASE INDONESIA DI JAKARTA Andik Krisdianto; Ari Widyati Purwantiasning; Wafirul Aqli
PURWARUPA Jurnal Arsitektur Vol 2, No 1 (2018): Purwarupa Vol 2 No 1 Maret 2018
Publisher : Arsitektur UMJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK. Perencanaan dan Perancangan Gundam Base Indonesia dengan Pendekatan Arsitektur Futuristik bertujuan untuk memberikan satu pemecahan masalah tentang bagaimana mewadahi kegiatan jual beli Gundam, memamerkan Gundam, serta sebagai tempat berdiskusi, mencari ilmu, dan membina hubungan sesama komunitas pecinta Gunpla dan masyarakat. Diharapkan dengan Perencanaan dan Perancangan ini, minat masyarakat terhadap hobi Gundam Plastik ini meningkat dan sebagai sarana rekreasi baru khususnya untuk daerah Jakarta, mempermudah para pecinta Gunpla untuk mendapatkan unit yang diinginkan serta sebagai sarana edukasi untuk menciptakan part Gunpla baru sesuai keinginan. Penerapan arsitektur futuristik dipilih sebagai sebuah cerminan akan dimensi masa depan yang dideskripsikan pada bentuk salah satu karakter Gunpla. Konsep bangunan yang mengadopsi salah satu part Gunpla diharapkan akan menambah daya tarik dari bangunan tersebut, sehingga bangunan dapat menjadi salah satu bangunan ikonik di kawasan Jakarta. Kata Kunci: Arsitektur futuristik, Gundam Base, Gunpla, Hobi, Komunitas ABSTRACT. Planning and Designing Gundam Base Indonesia Using Futuristic Architecture approach aims to accommodate the buying and selling of Gundam, exhibiting Gundam, as well as a place to discuss, seek knowledge, and foster relationships between lovers of Gunpla community and people’s. It is hoped that with this Planning and Design, people's interest in Gundam Plastik hobby is increasing and as a new recreation facility especially for Jakarta area, facilitate the Gunpla lovers to get the desired units as well as educational facilities to create new Gunpla parts as desired. The concept of building adopting one of the Gunpla parts is expected to add to the attraction of the building. Keywords: Community, Futuristic Architecture, Gundam Base, Gunpla, Hobby
PENGAPLIKASIAN ARSITEKTUR KESEHATAN PADA SANATORIUM DI GUNUNG PANCAR Handayani Budiastuti; Lily Mauliani; Ratna Dewi Nur'aini
PURWARUPA Jurnal Arsitektur Vol 2, No 1 (2018): Purwarupa Vol 2 No 1 Maret 2018
Publisher : Arsitektur UMJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK. Perencanaan dan perancangan “Sanatorium Berbasis Arsitektur Kesehatan di Gunung Pancar, Sentul ” bertujuan untuk membuat sebuah konsep desain bangunan Sanatorium yang dikembalikan ke fungsi utama yaitu petirahan dengan difasilitasi adanya Rumah Sakit khusus dengan standar rumah sakit tipe C di Gunung Pancar, Bogor, Jawa Barat. Metode penyusunan konsep yang digunakan adalah metode  deskriptif  kualitatif,  yaitu  metode  dengan  menggunakan  data  yang  ada dengan menggunakan landasan teori yang terkait, baik secara arsitektural maupun non arsitektural, dimulai dari pengumpulan data, sampai dengan pengolahan data secara faktual untuk penyusunan konsep perencanaan dan perancangan bangunan Sanatorium. Perencanaan dan perancangan Sanatorium Berbasis Arsitektur Kesehatan di Gunung Pancar,diharapkan dapat menjadi tempat petirahan bagi penderita penyakit paru – paru khususnya tubercolusis (TBC) yang berbasis arsitektur kesehatan di daerah Gunung Pancar, Sentul Bogor. Kata Kunci: Bangunan Sanatorium, Arsitektur Kesehatan ABSTRACT. Planning and design of "Sanatorium Based on Health Architecture at Gunung Pancar, Sentul" to create the concept design of Sanatorium that was returned to the main function with the addition of hospital type C in Gunung Pancar, Bogor, West Java. The method of preparing the concept used is descriptive qualitative method, that is the method by using existing data by using the foundation of related theory, both architectural and non architectural, starting from data collection, up to factual data processing for preparation of planning concept and design of building Sanatorium . Planning and design Sanatorium Based on Health Architecture in Gunung Pancar, is expected to be a place to bedrest by healling and terapeutic environmental concept for people with lung disease, especially tuberculosis (TBC) based on health architecture in Gunung Pancar area, Sentul Bogor. Keywords :Sanatorium Building, Health Architecture
PENERAPAN PRINSIP WALKABILITY DALAM KAWASAN PERMUKIMAN DAN STASIUN LRT DI CIBUBUR JAKARTA TIMUR Micco Elfandi; Ashadi Ashadi; Dedi Hantono
PURWARUPA Jurnal Arsitektur Vol 2, No 1 (2018): Purwarupa Vol 2 No 1 Maret 2018
Publisher : Arsitektur UMJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK. Konsep penataan yang ada padakawasan permukiman di Cibubur didasarkan oleh pertumbuhan cerdas atau Smart Growthyang memiliki beberapa prinsip yang salah satunya adalah tersedianya sarana dan prasarana bagi pejalan kaki baik pedestrian maupun pesepeda atau disebut walkability yang memiliki tujuan untuk mengurangi penggunaan kendaraan bermotor menjadi penggunaan transportasi publik berupa LRT yang sedang dalam pembangunan dan penggunaan sepeda di dalam kawasan serta bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang livable.Lokasi kawasan permukiman berada di Jalan akses Tol Jagorawi yang terletak di wilayah Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur. Perencanaan yang dilakukan pada kawasan ini terfokus pada akses bagi pejalan kaki dari hunian rumah deret dan rumah susun menuju ke titik pusat kegiatan dan seblaiknya dengan luas site ±56 Ha dan luas permukiman ±22 Ha. Dimensi walkability terdiri atas tiga komponen, yaitu komponen kenyamanan, keselamatan dan dukungan kebijakan. Dukungan kebijakan walkabilitas di Indonesia terdapat dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 03 tahun 2014 tentang Pedoman Perencanaan, Penyediaan dan Pemanfaatan, Prasarana dan Sarana Jaringan Pejalan Kaki di Kawasan Perkotaan, yang keberadaannya bertujuan untuk memenuhi ketersediaan prasarana dan sarana jaringan pejalan kaki di kawasan perkotaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji sarana dan prasarana walkabilitas yang ada pada site dan di sekitar site serta membuat konsep penyediaan sarana walkabilitas bagi penghuni rusun maupun masyarakat umum. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah dengan mengumpulkan data sekunder melalui pengamatan langsung dan melalui searching dan browsing.Metode analisisdilakukan dengan cara deskriptif dan intrepretif tentang konsep walkabilityyang dapat digunakan dan menghubungkan antara permukiman, stasiun LRT dan komersil berupa mall. Kesimpulannya adalah bahwa strategi walkabilitas dapat digunakan sebagai salah satu solusi masalah pergerakan perkotaan serta ekologi perkotaan. Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang model jalur pergerakan dengan strategi walkabilitas sebagai salah satu langkah menuju kota yang berkelanjutan. Kata Kunci: cibubur, kawasan, permukiman, walkability  ABSTRACT. The concept of arrangement that exist in the residential area in Cibubur is based by the growth of intelligent or Smart Growth, which have some of the principles that one of them is the availability of facilities and infrastructure for pedestrians better pedestrian and cyclists or so-called walkability that has a goal to reduce the use of motor vehicle be the use of public transport in the form of the LRT that are currently in development and the use of bicycles in the region as well as aims to create an environment that is livable. The location of the settlement area is located on the access Road to Jagorawi Toll road which is located in the Subdistrict of Ciracas, East Jakarta. Planning done in this area focused on access for pedestrians from the residential row-houses and flats towards to the center point of activities and preferably with extensive site ±56 ha and extensive settlements ±22 ha. The dimensions of the walkability consists of three components, namely the components of comfort, safety and policy support. Policy support walkabilityin Indonesia contained in the Regulation of the Minister of Public works No.03 of 2014 on Guidelines for the Planning, Provision and Utilization, Infrastructure and Pedestrian Network in the Urban Area, the existence of which aims to meet the availability of infrastructure and the pedestrian network in the urban area. The purpose of this study was to examine the facilities and infrastructure walkability that exist on the site and around the site as well as make the concept of the provision of the walkability for the occupants of flats and the general public. The methods used in data collection is by collecting secondary data through direct observation and through searching and browsing. Method the analysis is carried out by means of descriptive and interpretive about the concept of walkability that can be used and connecting between settlements, the LRT station and the commercial form of the mall. The conclusion is that the strategy walkability can be used as one solution to the problem of the movement of the urban as well as urban ecology. Need to do further research about the model of the path of movement with a strategy walkability as one step towards sustainable city. Keywords: cibubur, region, residential, walkability
PENERAPAN ARSITEKTUR UNIVERSAL DI KAMPUNG LANSIA Anisa Nurfadilah; Lily Mauliani; Finta Lissimia
PURWARUPA Jurnal Arsitektur Vol 2, No 1 (2018): Purwarupa Vol 2 No 1 Maret 2018
Publisher : Arsitektur UMJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK. Perkembangan gaya hidup masyarakat di era modern ini tidak berjalan dengan seimbang terutama di bidang ekonomi dan kesehatan.Masyarakat pada umumnya tidak mementingkan kesehatan yang berimbas kepada beberapa aspek terutama bagi lansia. Banyak lansia yang terlantar dan ada pula yang sengaja ditelantarkan karena faktor ekonomi.Keadaan di panti jompo saat ini kurang baik. Panti jompo hanya didesain sebagai tempat bernaung saja.Berdasarkan permasalahantersebut timbul pemikiran untuk merencanakan dan merancang Desain Kampung Lansia Dengan Pendekatan Arsitektur Universal Di Bogor yang nyaman bagi para penghuni di dalamnya. Desain ini diharapkan agar mampu memberikan kenyamanan fisik dan psikologis melalui penataan ruang dalam, ruang luar dan sirkulasi dengan menerapkan konsep arsitektur universal dan memfasilitasi serta memenuhi kebutuhan para lansia yang kurang beruntung dalam pelayanan kesehatan dan kehidupan dengan fasilitas yang lengkap dan memadai.  Kata Kunci: Arsitektur Universal , Bogor , Desain , Kampung , Lansia ABSTRACT. People's lifestyles in this modern era does not run well, especially in the field of economy and health. Society in general does not emphasize the health impact to some aspects, especially for the elderly. Many elderly are abandoned and some are deliberately neglected due to economic factors. The state of nursing home is not good at the moment. The nursing home is only designed as a place to stay. Based on these problems arise thought to plan and design of Elderly Village With Universal Architectural Approach In Bogor that is comfortable for the inhabitants in it. This design is expected to be able to provide physical and psychological comfort through the arrangement of inner space, outer space and circulation by applying the concept of universal architecture and facilitate and also meet the needs of the disadvantaged elderly in health and life services with complete and adequate facilities. Keywords: Bogor , Design , Elderly , Universal Architecture , Village
HISTORICAL ATTACHMENT SEBAGAI KONSEP PENATAAN KAWASAN LUAR BATANG JAKARTA UTARA Handri Saputra; Ashadi Ashadi; Ratna Dewi Nur'aini
PURWARUPA Jurnal Arsitektur Vol 2, No 1 (2018): Purwarupa Vol 2 No 1 Maret 2018
Publisher : Arsitektur UMJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK.Kawasan Kampung Luar Batang merupakan sebuah kawasan permukiman yang memiliki nilai sejarah yang tinggi yang masih dapat dirasakan sampai saat ini adalah keberadaan Masjid dan Makam Keramat Luar Batang sebagai bangunan Cagar Budaya yang ditetapkan oleh pemerintah DKI Jakarta. Akan tetapi kondisi kawasan saat ini sangatlah memperihatinkan. Hal ini dikarenakan tingkat pertumbuhan bangunan hunian dikawasan ini tidak diimbangi dengan ketersediaan lahan untuk hunian tersebut. Sehingga pembangunan bangunan pada kawasan ini sudah tidak sesuai dengan Peraturan Tata Ruang Kota yang mengakibatkan tidak teraturnya tata letak guna massa bangunan pada kawasan ini dan tidak mendukung keberadaan bangunan masjid yang memiliki nilai sejarah. Untuk itu perlunya penataan untuk mengembalikan pola tata letak guna ruang/massa bangunan yang sesuai dengan Peraturan Tata Guna Lahan Kota dan memiliki kelakatan dalam segala aspek dengan bangunan masjid yang bersejarah. Metode yang dilakukan adalah dengan melakukan pengumpulan data dari studi literatur, preseden, dan observasi lapangan. Setelah itu melakukan analisis untuk mendapatkan konsep penataan Kawasan Luar Batang Jakarta Utara dengan Pendekatan Kelekatan Sejarah yang dapat mempertahankan nilai dan rasa sejarah dari bangunan dan kawasan di dalam Kampung Luar Batang.  Kata Kunci: Kawasan, Kelekatan, Luar Batang, Penataan, Sejarah   ABSTRACT. Kampung Luar Batang district is a residential area with high historical value that can still be felt up till now is the existence of Mosque and Makam Keramat Luar Batang as the building of Cultural Heritage that be appointed by the government of DKI Jakarta. However, the existing condition of the district is very worrying. This is because the growth rate of residential buildings in this area is not matched with the availability of land for the dwelling. As of the construction of buildings in this area is not suitable with the City Spatial Regulations that resulted in irregular layout for the mass of buildings in this area and does not support the existence of mosque buildings that have historical value. Therefore, the necessity for structuring to restore the layout pattern for the space/mass of buildings in accordance with the City Land Use Rules and have the talent in all aspects with the building of the historic mosque. The method used is to collect data from literature studies, precedents, and field observations. After doing the analysis to get the concept of the arrangement of North Jakarta Batang Luar Batang with the Approach to Historical Attachment that can retain the value and sense of history of the buildings and areas inside Kampung Luar Batang.. Keywords: Area, Arrangement, Attachment, History, Luar Batang
PENERAPAN KONSEP SKYLINE PADA PERENCANAAN PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN GASTRONOMIK TRADISIONAL DI JAKARTA Astri Handayani; Lily Mauliani; Yeptadian Sari
PURWARUPA Jurnal Arsitektur Vol 2, No 1 (2018): Purwarupa Vol 2 No 1 Maret 2018
Publisher : Arsitektur UMJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK.Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki budaya yang beragam. Kekayaan budaya dan kultur bangsa Indonesia yang sangat kuat menjadikannya basis akan lebih dari lima ribu resep autentik yang dimiliki bangsa Indonesia. Bahkan dengan sejarah yang mendalam tentang jalur rempah sejak beberapa abad lalu, Indonesia memiliki kisah yang luar biasa dalam dunia gastronomi.Gastronomi sering dikaitkan dengan kuliner. Banyak masyarakat menganggap gastronomi dan kuliner merupakan hal yang sama. Namun dalam kenyataannya, gastronomi dan kuliner memiliki makna yang berbeda walaupun objeknya sama yakni makanan. Gastronomi merupakan studi tentang hubungan antara budaya dan makanan dengan fokus khusus pada masakan/hidangan yang berkualitas prima.Sedangkan kuliner adalah suatu disiplin ilmu dan kebiasaan yang berhubungan dengan seni dan keterampilan menyiapkan, menyusun, memasak, meracik minuman dan menyajikan hidangan.Terdapat dua asosiasi yang menaungi gastronomi di Indonesia yaitu Akademi Gastronomi Indonesia (AGI) dan IndonesianGastronomyAssociation (IGA). Untuk itu penulis merencanakan wadah dalam bentuk lain yang menaungi gastronomi di Indonesia yakni ‘Pusat Penelitian dan Pengembangan Gastronomik Tradisional’. Adapun metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan studi literatur dan wawancara.Dengan diadakannya penelitian ini, maka didapatkan konsep skyline pada perencanaan Pusat Penelitian dan Pengembangan Gastronomik Tradisional di Jakarta, seperti ketinggian bangunan mencapai dua puluh lantai dan penggunaan greenroof. Kata Kunci: Budaya, Gastronomi, Indonesia, Kuliner ABSTRACT. Indonesia is an archipelago country that has a diverse culture. Indonesia has a cultural heritage that makes it a base for more than five thousand authentic recipes owned by the Indonesian nation. Even with a deep history of the spice paths of several centuries ago, Indonesia has a remarkable story in the gastronomic world. Gastronomy is often associated with culinary. Societies consider gastronomy and culinary as the same thing. But in reality, gastronomy and culinary have different meanings although the object is the same, namely food. Gastronomy is the study of the relationship between culture and food with a special focus on cuisine/gourmet. While culinary is a discipline and habits associated with the art and skills of preparing, cooking, dispensing drinks and serving dishes. There are two associations that accomodate the gastronomy in Indonesia, Akademi Gastronomi Indonesia (AGI) and Indonesian Gastronomy Association (IGA). Therefor the author plan another accomodate form that facilitate the gastronomy in Indonesia namely ‘Traditional Gastronomic Research and Development Center’. The method of data collection in this study is by literature study and interview. With the holding of this study, the author get the skyline concept planning of Traditional Gastronomic Research and Development Center, such as the height of the building that reach up to twenty floors and the aplication of green roof. Keywords: Culinary, Cultural, Gastronomy, Indonesia

Page 3 of 20 | Total Record : 193