cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
Majalah Ilmiah Material, Komponen dan Konstruksi
ISSN : 08524866     EISSN : -     DOI : -
Material : Rekayasa (Teknik) dan Teknologi material alat transportasi, bangunan dan industri Komponen: Rekayasa (Teknik) dan Teknologi komponen alat transportasi, bangunan dan industri Konstruksi: Rekayasa (Teknik) dan Teknologi konstruksi sarana transportasi, bangunan dan industri.
Arjuna Subject : -
Articles 92 Documents
ANALISIS KEKUATAN STRUKTUR KERETA BARANG “FLAT WAGON” = STRENGTH ANALYSIS OF FLAT WAGON STRUCTURES ., Anwar; ruhimat, Ade
Jurnal Material Komponen dan Konstruksi Vol. 14 No. 1 (2014)
Publisher : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (609.333 KB) | DOI: 10.29122/mkk.v14i1.1651

Abstract

This paper describes strength analysis for the flat wagon. The analysis is conducted by experiment methods using testing the flat wagon prototype with static loads such as vertical load, compression load, twist load, jacking load, and combination of them.The result of test such as stress and camber is analyzed against the design requirement and national regulation to assess the reliability of the flat wagon structure.The result of test shows that the critical area under compression load and vertical load occurs at the “end center sill” and the “central center sill”, respectively. Maximum stress of the flat wagons structure is 271.32 N/mm2 equal to 76.4% of yield stress of base material. It occurs at combination of vertical and compression loads. It indicates that the flat wagon structure is feasible to be operated with maximum capacity of 40 tons.Keywords : flat wagon, static load test, compression load, stress analysis.Abstrak Makalah ini membahas analisis kekuatan struktur gerbong kereta barang tipe gerbong datar (flat wagon). Analisis dilakukan dengan menguji prototipe struktur flat wagon secara eksperimental dengan jenis beban statis yang terdiri dari beban vertikal, kompresi, twist, jacking, dan kombinasi.Hasil pengujian berupa besaran tegangan dan camber, dianalisis terhadap persyaratan desain dan peraturan menteri untuk menilai kelayakan dari struktur flat wagon.Dari hasil pengujian diperoleh titik kritis akibat beban kompresi adalah di lokasi ”end center sill”, sedangkan akibat beban vertikal, adalah di lokasi ”central center sill”. Tegangan terbesar yang terjadi akibat pengujian yaitu sebesar 271.32 N/mm2 atau setara dengan 76.4% dari tegangan yield material dasarnya, terjadi pada kondisi beban kombinasi antara beban vertikal dan beban kompresi.Dari analisis dan verifikasi hasil uji terhadap persyaratan desain dan peraturan menteri, disimpulkan bahwa struktur flat wagon mampu dan layak digunakan dengan kapasitas daya angkut maksimum 40 ton.Kata Kunci : gerbong datar, uji beban statis, beban kompresi, analisis tegangan.
PENGARUH PENINGKATAN DERAJAT DEFORMASI CANAI HANGAT TERHADAP KARAKTERISTIK DEFORMATION BAND PADUAN Cu-Zn 70/30 Febriyanti, Eka; Priadi, Dedi; Riastuti, Rini
Jurnal Material Komponen dan Konstruksi Vol. 16 No. 1 (2016)
Publisher : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1564.704 KB) | DOI: 10.29122/mkk.v16i1.3286

Abstract

Cu-Zn 70/30 alloy has properties that is relatively soft, ductile, and easy to perform by cold working. However, cold working has the disadvantage that require equipment which has higher loading capacity to generate strength and higher density thus increasing of machining cost. In addition, strain hardening phenomenon due to cold working process resulted in decreasing of ductility material. Therefore, it is necessary alternative fabrication processes to optimize the mechanical properties of Cu-Zn alloy 70/30 that with the TMCP method. TMCP is metal forming material by providing large and controlled plastic strain to the material. TMCP using the deformation percentage variation that 32.25%, 35.48%, and 38.7% from hot rolled research at 500°C temperature in double pass reversible which performed on Cu-Zn 70/30 plate. By tensile testing using universal testing machine can be seen that the Cu-Zn 70/30 alloy on 32.25% degree of deformation, both of UTS and YS respectively are 505 MPa and 460 MPa. Whereas from examination of thickness and density deformation bands by FE-SEM shows denser and thicker deformation band proportional with increasing of deformation degree.Moreover, the values of tensile strength at the edge of the area and the center is directly proportional to the density and thickness of the deformation band.AbstrakPaduan Cu-Zn 70/30 memiliki sifat yang relatif lunak, ulet, dan mudah dilakukan pengerjaan dingin. Namun, pengerjaan dingin memiliki kekurangan yaitu membutuhkan peralatan yang memiliki kapasitas pembebanan tinggi untuk menghasilkan kekuatan dan kepadatan tinggi sehingga meningkatkan biaya permesinan. Selain itu, fenomena pengerasan regang akibat proses pengerjaan dingin menghasilkan penurunan keuletan material. Oleh karena itu, diperlukan alternatif proses fabrikasi untuk mengoptimalkan sifat mekanik paduan Cu-Zn 70/30 salah satunya dengan metode TMCP. TMCP merupakan suatu proses perubahan bentuk suatu material dengan cara memberikan regangan plastis yang besar dan terkontrol terhadap material. TMCP dengan menggunakan variasi persentase deformasi sebanyak 32,25%, 35,48%, dan 38,70% dari penelitian canai hangat di suhu 500oC secara double pass reversible dilakukan pada pelat paduan Cu-Zn 70/30. Dengan melakukan pengujian tarik menggunakan mesin uji tarik universal testing machine dapat dilihat bahwa pada material paduan Cu-Zn 70/30 pada derajat deformasi 32,25% menghasilkan nilai UTS dan YS masing-masing sebesar 505 MPa dan 460 MPa. Sedangkan dari hasil pengamatan ketebalan dan kerapatan deformation band menggunakan FE-SEM menunjukkan deformation band yang lebih rapat dan lebih tebal sebanding dengan semakin meningkatnya derajat deformasi. Selain itu, nilai kekuatan tarik pada daerah tepi dan tengah berbanding lurus dengan kerapatan dan ketebalan deformation band.Keywords: 70/30 Cu-Zn alloy, warm rolled, deformation degree, deformation bands
EVALUASI PENYEBAB KEGAGALAN DAN PERBAIKAN STRUKTUR JEMBATAN RANGKA BAJA DENGAN BENTANG 54 m = EVALUATION OF THE CAUSES OF FAILURE AND REPAIR OF 54 M SPAN TRUSS BRIDGE STRUCTURE Handayani, Tri
Jurnal Material Komponen dan Konstruksi Vol. 13 No. 1 (2013)
Publisher : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (562.533 KB) | DOI: 10.29122/mkk.v13i1.1656

Abstract

In this paper the evaluation and repair of a bridge failure are presented. The method is of analytical bridge evaluation, which consists of in-situ visual inspection, measurement of the bridge dimensions and quality test of the steel material. The data were used as input in structure modeling using SAP 2000 in order to calculate the required strength (Ru) of each structural members. Calculation were done to obtain the design strength (ØRn) of structural members and connections.The bridge components are in a safe condition if its design strength is greater than or equal to the required strength or ØRn ≥ Ru, If not, the bridge is categorized as failed and then a repair method and strengthening shall be be performed. The result showed that all of structural members and connections are in a safe condition. Bridge failure is caused by such factors as less precise execution in the field, combination of a large bolt holes and tightening bolts that have not reached the minimum tensile strength.The proposed bridge repair method is to provide two pieces of plates. The plates were welded at the end of the rod and drilled at the position of the existing bolt holes in order to avoid the bolt shifting.Keywords : bridge failure, bridge evaluation, required strength, design strength, , repaired method  AbstrakPada makalah ini disajikan evaluasi dan perbaikan dari kasus kegagalan sebuah jembatan. Metode yang digunakan adalah evaluasi jembatan secara analitis yang terdiri dari pemeriksaan secara visual di lapangan, pengukuran dimensi jembatan dan pengujian mutu bahan baja. Data tersebut sebagai input dalam pemodelan struktur dengan SAP 2000 dan diperoleh kuat perlu (Ru) masing-masing batang. Perhitungan juga dilakukan terhadap kuat rencana (ØRn) baik batang maupun sambungan. Komponen jembatan dikatakan aman jika kuat rencana lebih besar atau sama dengan kuat perlu atau ØRn ≥ Ru. Kemudian dilakukan penentuan kegagalan jembatan serta metode perbaikannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua batang dan sambungan aman sehingga penyebab kegagalan jembatan bukan karena kekuatan batang maupun sambungannya melainkan faktor pelaksanaan di lapangan yang tidak tepat yaitu kombinasi antara adanya lubang baut yang besar dan pengencangan baut yang belum mencapai gaya tarik minimumnya. Metode perbaikan jembatan yang diusulkan adalah dengan memberi dua buah pelat penguat yang dilas pada ujung batang dan dilubangi sesuai dengan posisi lubang baut yang ada agar tidak terjadi pergeseran baut.Kata kunci : kegagalan jembatan, evaluasi jembatan, kuat perlu, kuat rencana, , metode perbaikan
OPTIMASI MULTI RESPON PADA PROSES PEMBUATAN PADUAN ALUMINIUM/FLY ASH MENGGUNAKAN METALLURGI SERBUK karmiadji, djoko w
Jurnal Material Komponen dan Konstruksi Vol 11, No 2 (2011)
Publisher : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1305.528 KB) | DOI: 10.29122/mkk.v11i2.555

Abstract

Abu batubara (fly ash) merupakan limbah dari hasil pembakaran batubara pada PLTU yang dapat dimanfaatkan dalam paduan aluminium. Pada penelitian ini dibuat paduan aluminium dengan fly ash yang menggunakan metodemetallurgi serbuk. Serbuk aluminium berbentuk tidak beraturan dan ukuran partikel yang homogen sedangkan serbuk fly ash diperoleh dari PLTU Bukit Asam dengan ukuran partikel = 50 m. Serbuk aluminium dicampur dengan berat fraksi fly ash sebesar 5% selama 1 jam kemudian dipadatkan dengan tekananpemadatan (kompaksi) 139 N/mm 2 dan 275 N/mm2 menggunakan metode cold isostatic pressing. Green body yang dihasilkan disinter dengan suhu 550oC dan waktu penahanan suhu (holding time) 60 dan 180 menit. Metode eksperimen desain faktorial 2 level dengan bantuan perangkat lunak design-expert® digunakan untuk menentukan faktor-faktor yang berpengaruh serta kondisi optimum dari kekerasan brinell, kuat tekan dan densitas paduan aluminium-5% fly ash. Hasildari analisa data eksperimen menggunakan ANOVA didapat bahwa faktor kompaksi dan holding time mempunyai pengaruh signifikan terhadap kekerasan, kuat tekan serta densitas paduan aluminium-5% fly ash.
PENGARUH PENINGKATAN DERAJAT DEFORMASI CANAI HANGAT TERHADAP KARAKTERISTIK DEFORMATION BAND PADUAN CU-ZN 70/30 Febriyanti, Eka; Priadi, Dedi; Riastuti, Rini
Material Komponen dan Konstruksi Vol 15, No 2 (2015)
Publisher : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1564.704 KB) | DOI: 10.29122/mkk.v15i2.3373

Abstract

Abstract Cu-Zn 70/30 alloy has properties that is relatively soft, ductile, and easy to perform by cold working. However, cold working has the disadvantage that require equipment which has higher loading capacity to generate strength and higher density thus increasing of machining cost. In addition, strain hardening phenomenon due to cold working process resulted in decreasing of ductility material. Therefore, it is necessary alternative fabrication processes to optimize the mechanical properties of Cu-Zn alloy 70/30 that with the TMCP method. TMCP is metal forming material by providing large and controlled plastic strain to the material. TMCP using the deformation percentage variation that 32.25%, 35.48%, and 38.7% from hot rolled research at 500°C temperature in double pass reversible which performed on Cu-Zn 70/30 plate. By tensile testing using universal testing machine can be seen that the Cu-Zn 70/30 alloy on 32.25% degree of deformation, both of UTS and YS respectively are 505 MPa and 460 MPa. Whereas from examination of thickness and density deformation bands by FE-SEM shows denser and thicker deformation band proportional with increasing of deformation degree.Moreover, the values of tensile strength at the edge of the area and the center is directly proportional to the density and thickness of the deformation band. Paduan Cu-Zn 70/30 memiliki sifat yang relatif lunak, ulet, dan mudah dilakukan pengerjaan dingin. Namun, pengerjaan dingin memiliki kekurangan yaitu membutuhkan peralatan yang memiliki kapasitas pembebanan tinggi untuk menghasilkan kekuatan dan kepadatan tinggi sehingga meningkatkan biaya permesinan. Selain itu, fenomena pengerasan regang akibat proses pengerjaan dingin menghasilkan penurunan keuletan material. Oleh karena itu, diperlukan alternatif proses fabrikasi untuk mengoptimalkan sifat mekanik paduan Cu-Zn 70/30 salah satunya dengan metode TMCP. TMCP merupakan suatu proses perubahan bentuk suatu material dengan cara memberikan regangan plastis yang besar dan terkontrol terhadap material. TMCP dengan menggunakan variasi persentase deformasi sebanyak 32,25%, 35,48%, dan 38,70% dari penelitian canai hangat di suhu 500oC secara double pass reversible dilakukan pada pelat paduan Cu-Zn 70/30. Dengan melakukan pengujian tarik menggunakan mesin uji tarik universal testing machine dapat dilihat bahwa pada material paduan Cu-Zn 70/30 pada derajat deformasi 32,25% menghasilkan nilai UTS dan YS masing-masing sebesar 505 MPa dan 460 MPa. Sedangkan dari hasil pengamatan ketebalan dan kerapatan deformation band menggunakan FE-SEM menunjukkan deformation band yang lebih rapat dan lebih tebal sebanding dengan semakin meningkatnya derajat deformasi. Selain itu, nilai kekuatan tarik pada daerah tepi dan tengah berbanding lurus dengan kerapatan dan ketebalan deformation band. Keywords: 70/30 Cu-Zn alloy, warm rolled, deformation degree, deformation bands 
ANALISIS KERUSAKAN POROS GENERATOR PEMBANGKIT LISTRIK = DAMAGE ANALYSIS OF A POWER GENERATOR SHAFT SA, Soedardjo,; Y, Bambang Purnomo
Material Komponen dan Konstruksi Vol 14, No 2 (2014)
Publisher : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (417.838 KB) | DOI: 10.29122/mkk.v14i2.1661

Abstract

The damage shafts of a power generator have analyzed. The background of this analysis is the shaft generators for electricity in Indonesia frequently are broken. The purpose of the analysis is to determine the cause of damage to the shaft generators. Methodologies used include interviews with the owners and employees at the site, visual inspection on site, visual inspection at the workshop, the workshop hardness testing, chemical composition in the laboratory and analysis based on several references. Analysis of the results obtained are: generator shaft number 1A fracture due to rotation overload, shaft number 1B is cracked circular in the fillet, shaft number 2 cracks oriented at an angle of about 45° to the axis of the shaft. The conclusion that can be taken, power generator shaft fractures due to the design of the fillets as a stress concentration is not perfect, excessive loads, and occurred material ductile fracture.Keywords : Shaft, power generator, hardness testing, chemical composationAbstrak Telah dianalisis kerusakan beberapa poros dari suatu generatorpembangkit listrik. Latar belakang analisis ini adalah seringnya terjadi poros generator pembangkit listrik di Indonesia yang patah. Tujuan dari analisis adalah untuk mengetahui penyebab kerusakan poros  generator pembangkit listrik. Metodologi yang digunakan antara lain  wawancara dengan pemilik dan karyawan di lokasi, pemeriksaan visual di situs, pemeriksaan visual di bengkel, uji kekerasan di bengkel, komposisi kimia di laboratorium dan analisis berdasarkan beberapa referensi. Hasil Analisis yang diperoleh adalah: poros generator nomor 1A patah karena terjadi kelebihan beban putaran, poros nomor 1B retak melingkar di daerah fillet, poros nomor 2 retak yang berorientasi pada sudut sekitar 45° terhadap sumbu poros. Kesimpulan yang dapat diambil, poros generator pembangkit listrik patah karena desain fillet sebagai sumber tegangan yang tidak sempurna, beban berlebihan, dan material mengalami patah ulet.Kata Kunci : poros, pembangkit listrik,uji kekerasan,komposisi kimia
ANALISIS PEMBUATAN PIPA BAJA SISTEM DUA BAGIAN LAS ASTM A139 DENGAN MENGGUNAKAN METODA LSAW = MANUFACTUR ANALYSIS DUAL SEAM WELD STEEL PIPE ASTM A139 BY USING LSAW METHODE Karmiadji, Djoko W.; Setiadi, Gery
Jurnal Material Komponen dan Konstruksi Vol. 14 No. 1 (2014)
Publisher : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (905.809 KB) | DOI: 10.29122/mkk.v14i1.1652

Abstract

One of the main components of the manufacture of steel pipe is in the form of plate steel sheet, slab or hot roll coil, which of these materials may be made for various types of pipes, among others, seamless, Electric Wire Resistance, Spiral and Longitudinal pipes.The main material used welding steel pipe is a steel plate or hot roll coil. Material procurement dependence becomes an obstacle for welding steel pipe mill, which at this moment in our country's steel mills have not been able to produce material of diameter of 24 "steel pipe used primarily in the oil and gas sector.In this research, the analysis of welded steel pipe manufacture using local plate material consisting of two sections then welded with GMAW and SMAW welding type, where the manufacture of welded steel pipe with dimensions Ø 28 "x 8.7 mm x 12.000 mm is done using the LSAW (Longitudinal Sub Merged Arc Welding) method. Mechanical testing and inspection conducted in accordance with ASTM A139.Based on the analysis of the results of testing and inspection, it can be concluded that the method of manufacture of welded steel pipes using dual seam weld longitudinal submerged arc welding compliant as required in the standard ASTM A139.Keywords : steel pipe, dual seam weld, ASTM A139Abstrak Salah satu komponen utama dari pembuatan pipa baja adalah baja berupa plat lembaran, slab atau hot roll coil, dimana dari bahan ini dapat dibuat berbagai jenis pipa antara lain pipa seamless, pipa Electric Wire Resistance, pipa Spiral, dan Pipa Longitudinal.Material utama pipa baja las yang digunakan adalah plat baja atau hot roll coil. Ketergantungan pengadaan material menjadi kendala bagi pabrik pipa baja las, dimana pada saat ini pabrik baja di negara kita belum mampu memproduksi bahan pipa baja berdiameter lebih dari 24” terutama digunakan pada sektor minyak dan gas.Pada penelitian ini dilakukan analisis pembuatan pipa baja las dengan menggunakan bahan plat lokal yang terdiri dari dua bagian kemudian di las dengan jenis las GMAW dan SMAW, dimana pembuatan pipa baja las dengan dimensi Ø 28” x 8,7 mm x 12.000 mm dilakukan menggunakan metoda LSAW (Longitudinal Sub Merged Arc Welding). Teknik pengujian dan pemeriksaan dilakukan dengan mengacu pada standar ASTM A139.Berdasarkan analisis hasil pengujian dan pemeriksaan, dapat di simpulkan bahwa metode pembuatan pipa baja las menggunakan metode dual seam weld longitudinal submerged arc welding memenuhi persyaratan standar sebagaimana yang dipersyaratkan pada standar ASTM A139.Kata kunci: pipa baja, las dua bagian, ASTM A139
KEKUATAN SAMBUNGAN LAS THERMIT REL R 54 UNTUK JALUR LINTAS ANGKUTAN BATUBARA purwanto, dwi
Jurnal Material Komponen dan Konstruksi Vol 11, No 2 (2011)
Publisher : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2516.469 KB) | DOI: 10.29122/mkk.v11i2.551

Abstract

Teknologi rel panjang saat ini biasa digunakan pada struktur jalan rel, dimana cara pembuatannya dilakukan dengan menyambung rel-rel standar dengan pengelasan setempat. Las thermit adalah salah satu metode pengelasan yang umum digunakan untuk menyambung rel. Pengelasan pada sambungan rel merupakan titik lemah terutama pada daerah pengaruh panas (HAZ), sebab jika terjadi beban kejut dapat mengakibatkan patah. Persoalan lain adalah mengatasibahaya tekuk, akibat gaya longitudinal karena perubahan suhu. Makalah ini membahas kajian kekuatan sambungan las thermit rel R 54. Metode evaluasi meliputi pemeriksaan cacat pengelasan, uji kekerasan dan uji kekuatan lentur.Dari hasil uji kekuatan lentur dapat disimpulkan bahwa tegangan rata-rata sambungan rel sebesar 8944,57 kg/cm2, sedangkan tegangan lentur akibat beban gandar 1193 kg/cm2 dan tegangan longitudinal akibat perubahan temperatur sebesar 441 kg/cm2 sampai 1102 kg/cm2. Dengan demikian sambungan las thermit rel R 54 dapat dioperasikan pada lintas angkutan batubara, sepanjang tidak diketemukan adanya indikasi cacat pengelasan.
PENIPISAN PIPA KETEL AKIBAT ELEMEN KOROSIF AIR Nusa, M. N. Setia; ., Hernadi
Jurnal Material Komponen dan Konstruksi Vol. 16 No. 1 (2016)
Publisher : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1248.877 KB) | DOI: 10.29122/mkk.v16i1.3287

Abstract

Inspection and testing is done to determine the metallurgical phenomena that occur on the boiler pipes that have been operating several years continuously at a temperature of 560 ° C. The study is also intended to determine the operational feasibility of the pipeline and to avoid undetected damage.Investigation of these pipes is also carried out in the laboratory with micro-structure analysis method, inspection crust, tensile test, bending test, hardness and thickness test.From the analysis of the microstructure, boiler pipes are in condition ferrite pearlite spheroidization with a crust that is thick and contains graphite. In addition, The pipes are attacked by uniform and pitting corrosion. The results of tensile and bending tests are still normal (standard). The hardness test results show significant values compared to the standard, as well as the thickness of the pipe thinning as a result of the corrosion process.AbstrakInspeksi dan pengujian dilakukan untuk mengetahui fenomena metalurgis yang terjadi terhadap pipa ketel uap yang sudah beroperasi beberapa tahun secara terus menerus pada suhu 560°C. Penelitian juga dimaksudkan untuk mengetahui kelayakan operasional pipa tersebut dan untuk menghindari terjadinya kerusakan yang tidak terdeteksiInvestigasi pipa-pipa tersebut juga dilakukan di laboratorium dengan metode analisa struktur mikro, pemeriksaan kerak, uji tarik, uji bending, uji kekerasan dan ketebalan.Dari analisa struktur mikro, pipa ketel berada pada kondisi ferrit spheroidisasi perlit dengan lapisan kerak yang cukup tebal serta mengandung grafit. Selain itu juga terjadi serangan korosi merata dan korosi sumuran. Hasil uji tarik dan hasil uji bengkok masih normal (memenuhi standar). Hasil uji kekerasan terjadi penurunan nilai yang signifikan dibanding standar, demikian juga pada ketebalan pipa terjadi penipisan akibat dari adanya proses korosi.Keywords: Boiler pipe, spheroidization, corrosion, thinning.
PENGARUH JENIS AGREGAT RINGAN BUATAN TERHADAP KUAT TEKAN BETON RINGAN = EFFECT OF ARTIFICIAL LIGHTWEIGHT AGGREGATE TYPE FOR COMPRESSIVE STRENGTH OF LIGHTWEIGHT CONCRETE sulistyowati, Nurul aini; suripto, Deden
Jurnal Material Komponen dan Konstruksi Vol. 13 No. 1 (2013)
Publisher : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (657.2 KB) | DOI: 10.29122/mkk.v13i1.1657

Abstract

The aim of the research was to know the mechanical and physical properties of lightweight aggregate and compressive strength of concrete with lightweight aggregate. The raw materials for manufacturing lightweight aggregate include the mix composition of shale + sawdust, shale + rice husk, shale + rice husk ash, and shale. Th structural lightweight concrete was designed to have a compressive strength of 25 MPa. The specimen was cylindrical of 10 diameter and 20 cm high. The compressive strength of concrete tested at ages of 14 days, 21 days, and 28 days. Specific gravity of lightweight aggregate was less than 1.5, the best water absorption was of the lightweight aggregate shale and the best hardness that of the lightweight aggregate shale+ rice husk ash. The compressive strength of concrete with lightweight aggregate shale + sawdust 265.04 kg/cm2 and shale + rice husk ash 264.73 kg/cm2, all of which were higher than compressive strength. The compressive strength of concrete with lightweight aggregate shale + rice was husk 234.82 kg/cm2 and that of the shale was 212.23 kg/cm2 , which were lower than the designed compressive strength.Keywords : artificial lightweight aggregate, lightweight concrete, shale, sawdust, rice husk, rice husk ash AbstrakPenelitian bertujuan untuk mengetahui sifat fisis dan mekanis agregat ringan serta kuat tekan beton yang menggunakan agregat ringan. Pembuatan agregat ringan menggunakan komposisi campuran shale + serbuk gergaji kayu, shale + abu sekam padi, shale + sekam padi, serta shale. Pembuatan beton ringan struktural menggunakan rancangan campuran dengan kuat tekan rencana sebesar 25 MPa. Benda uji berbentuk silinder dengan diameter 10 cm dan tinggi 20 cm. Pengujian kuat tekan beton dilakukan pada umur 14 hari, 21hari dan 28 hari. Berat jenis agregat ringan kurang dari 1,5 dengan penyerapan air terbaik pada agregat ringan shale dan kekerasan terbaik pada agregat ringan shale + abu sekam padi. Kuat tekan beton agregat ringan shale + serbuk gergaji sebesar 265,04 kg/cm2 dan agregat ringan shale + abu sekam padi 264,73 kg/cm2 lebih tinggi dari kuat tekan rencana. Kuat tekan beton agregat ringan shale + sekam padi sebesar 234,82 kg/cm2 dan agregat ringan shale sebesar 212,23 kg/cm2 lebih rendah dari kuat tekan rencana.Kata kunci : agregat ringan buatan,beton ringan, shale, serbuk gergaji kayu, sekam padi, abu sekam padi

Page 5 of 10 | Total Record : 92