cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Inquiry: Jurnal Ilmiah Psikologi
Published by Universitas Paramadina
ISSN : 19797273     EISSN : 25409255     DOI : -
Core Subject : Education, Social,
Jurnal Ilmiah Psikologi Inquiry ISSN 1979-7273 (Print); ISSN 2540-9255 (Online) diterbitkan oleh program studi psikologi Universitas Paramadina yang mengakomodir publikasi karya ilmiah baik yang bersifat penelitian lapangan, review buku, tinjauan teoretik atau inovasi teoretik dalam bidang psikologi atau perilaku manusia. Karya ilmiah yang dipublikasikan dalam jurnal ilmiah psikologi Inquiry secara khusus juga mengarahkan pada pengembangan Psikologi Indonesia dengan mendasarkan pada tema-tema keragaman sebagai dasar ke-Indonesiaan dan mengusung kearifan lokal yang berkembang dalam bidang Industri dan Organisasi, Sosial, Pendidikan, Klinis, Perkembangan, Konseling, Kesehatan dan lain-lain. Jurnal Ilmiah Psikologi Inquiry diterbitkan secara berkala dua kali dalam setahun, yaitu bulan Juli dan Desember. Saat ini Inquiry telah terindeks pada Google Scholar dan Onesearch.id.
Arjuna Subject : -
Articles 81 Documents
KAJIAN RESISTANCE TO CHANGE DAN PERCEIVED ORGANIZATIONAL SUPPORT (Studi Empiris Pada Karyawan Perusahaan Swasta di Bandung) Ayu Dwi Nindyati
Inquiry: Jurnal Ilmiah Psikologi Vol 7 No 2 (2016)
Publisher : Universitas Paramadina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (313.597 KB)

Abstract

Abstrak: Topik penelitian ini adalah resitance to change yang telah diketahui sebagai salah satu konsekuensi adanya perubahan yang terjadi di organisasi dalam bentuk yang negatif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami pengaruh perceived organizaational support terhadap resistance to change yang dialami karyawan. Kerangka berpikir peneliti adalah karyawan yang mendapatkan dukungan perusahaan dengan cukup maka memiliki resistance to change yang rendah. Penelitian ini dilakukan pada 70 karyawan perusahaan swasta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karyawan yang merasakan perceived organizaational support lebih akan memiliki resistance to change yang lebih rendah. Hal ini berarti perceived organizational support sebagai aspek eksternal juga berperan pada resistance to change yang dimiliki karyawan.Kata kunci: Resistance to change, Perceived organizational support, private company
MASIHKAH KETERLIBATAN ORANGTUA BERKONTRIBUSI DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN KARIER MAHASISWA TINGKAT AKHIR? Annida Anastiani; Linda Primana
Inquiry: Jurnal Ilmiah Psikologi Vol 10 No 1 (2019)
Publisher : Universitas Paramadina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (211.386 KB)

Abstract

Pengambilan keputusan karier merupakan tugas perkembangan yang penting bagi mahasiswa yang berada pada tingkat akhir. Akan tetapi, tidak jarang mereka mengalami kesulitan dalam menjalankan tugas tersebut. Meski sudah memasuki tahap perkembangan menuju dewasa, keterlibatan orang tua diperkirakan masih berkontribusi terhadap pengambilan keputusan karier mahasiswa tingkat akhir. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara parental career-related behavior dan career decision-making difficulties pada mahasiswa tingkat akhir. Jumlah partisipan dalam penelitian ini adalah 413. Penelitian ini menggunakan Instrumen Parental Career-Related Behavior (Dietrich & Kracke, 2009) dan Career Decision-Making Difficulties Questionnaire (Gati & Saka, 2001). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat kontribusi parental career-related behavior terhadap career decision-making difficulties pada mahasiswa tingkat akhir sebesar 8%. Artinya, kesulitan pengambilan keputusan karier pada mahasiswa tingkat akhir sebagian kecil ditentukan oleh perilaku orang tua dalam memberikan bimbingan dan pertimbangan karier kepada anaknya. Selanjutnya diantara tiga bentuk perilaku orang tua, ditemukan bahwa orang tua dengan interference dan lack of engagement parental career-related behavior memiliki kontribusi paling besar terhadap career decision-making difficulties pada mahasiswa tingkat akhir, yaitu 18%.Kata kunci : career, career decision-making difficulties, parental career-related behavior, mahasiswa tingkat akhir
RELEVANSI KONSEP JIWA AL-GHAZALI DALAM PEMBENTUKKAN MENTALITAS YANG BERAKHLAK Fuad Mahbub Siradj
Inquiry: Jurnal Ilmiah Psikologi Vol 9 No 1 (2018)
Publisher : Universitas Paramadina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (202.813 KB)

Abstract

Al-Ghazali berpendapat bahwa al-nafs, al-aql, al-qalb, al-ruh bermakna satu, yaitu al-lathifah al-ruhaniyah atau al-lathifah al- rabbaniyah. Itulah subtansi jiwa yang sebenarnya, sesuatu yang halus (lathifah), ketuhanan (Rabbaniyah), dan keruhanian (Ruhaniyah). Akhlak adalah keadaan jiwa yang berbentuk bathiniah. Al-Ghazali meletakkan akhlak bukan sebagai tujuan akhir manusia di dalam perjalanan hidupnya, melainkan sebagai alat untuk ikut mendukung fungsi tertinggi jiwa dalam mencapai kebenaran tertinggi, ma’rifat Allah, yang di dalamnya manusia dapat menikmati kebahagiaannya. Adapun kebahagiaan yang diharapkan oleh jiwa manusia adalah terukirnya dan menyatunya hakikat-hakikat ketuhanan di dalam jiwa sehingga hakikat-hakikat tersebut seakan-akan adalah jiwa itu sendiri.
PERSEPSI PORNOGRAFI PADA ANAK (STUDI PENDAHULUAN PADA SISWA KELAS 5 SEKOLAH DASAR ISLAM “X”) Tia Rahmania; Handrix Chris Haryanto
Inquiry: Jurnal Ilmiah Psikologi Vol 8 No 1 (2017)
Publisher : Universitas Paramadina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (446.894 KB)

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data awal terkait dengan konseppornografi dan sumber media yang dianggap memberikan paparan mengenai kontenpornografi pada anak. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif analisis isidengan menggunakan kuisioner terbuka yang terdiri dari 4 item pertanyaan. Pertanyaanyang dibangun adalah “pornografi itu seperti apa?”, “media sosial apa saja yang seringdikunjungi”, “jenis media sosial yang dikunjungi dan pernah secara tidak sengaja melihatkonten pornografi”, dan “jenis media sosial yang dikunjungi untuk secara sengaja melihatkonten pornografi”. Responden dalam penelitian ini adalah anak sekolah dasar kelas5 yang berjumlah 75 siswa (41 perempuan dan 34 laki-laki) dengan rentang usia 10-11tahun. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis isi induktif. Pertanyaanterbuka yang dalam penelitian ini dibangun berdasarkan pada pertanyaan Hasil penelitianmenunjukkan bahwa 37% siswa menggambarkan konsep pornografi mengarahkan padaobjek pornografi yaitu bagian tubuh pribadi, 20% siswa menggambarkan tentang perilakuseksual, 33% siswa memberikan jawaban normatif, 7% memberikan jawaban ambigu yangtidak sesuai dengan pertanyaan dan 3% siswa tidak memberikan jawaban. Untuk mediasosial yang dikunjungi para siswa menjawab youtube dan instagram sebagai media sosialyang sering dikunjungi. Dari total siswa keseluruhan, 73% siswa (55 anak) pernah melihatkonten pornografi secara tidak sengaja melalui youtube dan instagram. 21% siswa (16anak) pernah melihat konten pornografi secara sengaja melalui youtube dan instagram.
DINAMIKA RASA MALU PADA REMAJA PUBERTAS Desak Made Sumartani
Inquiry: Jurnal Ilmiah Psikologi Vol 7 No 2 (2016)
Publisher : Universitas Paramadina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (276.435 KB)

Abstract

Abstrak: Perubahan fisik, kognitif dan psikososial remaja merupakan tanda masa pubertas. Secara psikologi, perubahan terjadi untuk membentuk identitas dengan menyelesaikan persoalan seperti pemilihan nilai moral dalam hidup. Rasa malu merupakan salah satu nilai moral yang dapat berperan dalam pembentukan identitas remaja. Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi dinamika rasa malu remaja pubertas terkait kapan merasa malu dan tidak. Responden penelitian ini berjumlah 7 orang, terdiri dari 2 remaja laki-laki yang sudah mengalami mimpi basah dan 5 remaja perempuan yang sudah mengalami menstruasi berasal dari Mengwi dan Denpasar yang bersedia berpartisipasi dalam wawancara kelompok dan mendalam. Hasil penelitian ini menunjukkan remaja malu ketika ditertawakan, darah menstruasinya merembes hingga terlihat pada rok sekolahnya saat menstruasi, melakukan kesalahan, menyebutkan nama idola dan dihukum serta kurang percaya diri ketika bertemu dengan orang baru. Semua kondisi tersebut membuat remaja merasa malu apabila melibatkan kehadiran orang lain. Tanpa kehadiran orang lain, kondisi seperti kegagalan yang dialami tidak memunculkan rasa malu. Kehadiran orang lain merupakan penyebab perbedaan maupun perasaan berbeda dari orang lain sehingga individu merasa malu. Selain itu, responden tidak merasa malu ketika bersama dengan teman-teman dekat, mampu beradaptasi dengan orang baru, berprestasi dan dipuji serta memiliki kegiatan positif seperti ekstrakulikuler. Individu memunculkan beberapa respon ketika merasa malu yaitu cuek, menghindari situasi yang menyebabkan malu dan bangkit, serta melawan orang yang menyebabkan malu. Ada yang diam sementara sebelum kembali berinteraksi dengan teman, mencari dukungan, tetap percaya diri, dan tertawa. Namun, ada juga yang gugup, grogi, muka merah, salah tingkah, ngambek, menunjukkan kekecewaan dan terpaksa jujur kepada teman, serta sedikit menangis.Kata Kunci: malu, pubertas, situasi
PENINGKATAN DUKUNGAN SOSIAL PADA SISWA SMA “X” DENGAN INTRAGROUP ACTIVITIES DAN INTERGROUP COMPETITION Anisah Aninditya Rahmaputri; Dianti Endang Kusumawardhani
Inquiry: Jurnal Ilmiah Psikologi Vol 10 No 2 (2019)
Publisher : Universitas Paramadina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (202.961 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan dukungan sosial yang dirasakan antar siswa SMA. Penelitian menggunakan metode kuasi eksperimental dengan metode pengukuran pre-test dan post-test. Partisipan adalah remaja kelas 10 dan 11 siswa SMA “X” (N = 39). Berdasarkan hasil studi baseline ditemukan bahwa dukungan sosial yang dirasakan oleh siswa dari keempat sumber tinggi, dengan dukungan sosial yang dirasakan dari teman sebaya pada posisi terendah yaitu dengan nilai rata-rata 2.9556. Dari hasil studi baseline ini peneliti menetapkan program intervensi untuk meningkatkan dukungan sosial yang dirasakan antar siswa. Program intervensi dirancang dalam bentuk membentuk kelompok dukungan sosial yang kemudian akan melakukan kegiatan dalam kelompok dan kompetisi antar kelompok. Berdasarkan hasil dari intervensi diketahui bahwa program tidak memiliki pengaruh signifikan dalam meningkatkan dukungan sosial yang dirasakan oleh siswa.
PENERAPAN KONSELING DIREKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI PADA KORBAN BULYING DI SDN KENARI JAKARTA Nur Zaituny Busyra
Inquiry: Jurnal Ilmiah Psikologi Vol 9 No 2 (2018)
Publisher : Universitas Paramadina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (128 KB)

Abstract

Konseling merupakan suatu konseptualisasi atau kerangka acuan berpikir tentang bagaimana proses konseling berlangsung (Winkel, 2013). Proses konseling merujuk pada rangkaian perubahan yang terjadi pada konseli yang berinteraksi dengan seorang konselor selama jangka waktu tertentu. Konseling direktif adalah konselor mengambil peranan penting dan berusaha memberi pengarahan yang sesuai dengan penyelesaian masalahnya (Gunarsa, 2000). Dalam hal ini konselor yang menjadi pusat dalam proses penyelesaian masalah. Konseling direktif ini adalah metode untuk meningkatkan rendahnya rasa kepercayaan diri pada korban bullying. Bagi korban bullying tingkat kepercayaan diri yang berkurang karena judge negatif dari pelaku bullying membuat korban tidak memiliki keyakinan akan potensi yang mereka miliki, yang mengakibatkan menurunnya potensi didalam diri korban. Ini adalah kasus tunggal dengan desain eksperimental penelitian dengan desain ABA. Hasil penelitian ini menunjukkan, bahwa konseling direktif cukup efektif dalam mengatasi perilaku kepercayaan diri yang rendah. Dengan perolehan hasil yang menunjukkan adanya perubahan mean persentase perilaku kepercayaan diri yang rendah pada tahap baseline (A1), intervensi, dan baseline (A2). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perubahan yang lebih baik pada subjek dimana adanya peningkatan pada kepercayaan diri terhadap korban bullying.
PENGARUH NEED OF AFFILIATION (N-Aff) DAN KETERLIBATAN KERJA TERHADAP ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB) PADA GENERASI MILLENNIAL (GEN Y) PERUSAHAAN INFORMASI DAN KOMUNIKASI DI PALEMBANG Dewi Anggraini; Amalia Juniarly; Rachmawati Rachmawati; Annisa Irindita Pradani
Inquiry: Jurnal Ilmiah Psikologi Vol 8 No 2 (2017)
Publisher : Universitas Paramadina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (250.46 KB)

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh need of affiliation dan keterlibatan kerja terhadap Organization Citizenship Behavior (OCB) pada karyawan generasi millennial (gen Y) di perusahaan yang bergerak pada bidang informasi dan komunikasi di Palembang. Hipotesis penelitian adalah terdapat pengaruh need of affiliation dan keterlibatan kerja terhadap OCB; terdapat pengaruh need of affiliation terhadap OCB; terdapat pengaruh keterlibatan kerja terhadap OCB.Subjek penelitian adalah karyawan generasi millennial di perusahaan tersebut sebanyak 360 orang dengan sampel penelitian 177 orang. metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian inimenggunakan skala need of affiliation; keterlibatan kerja dan Organization Citizenship Behavior. Hasil hipotesis menunjukkan bahwa ada pengaruh antara need affiliation dan keterlibatan kerja terhadap OCB; ada pengaruh need affiliation terhadap OCB dan ada pengaruh keterlibatan kerja terhadap OCB pada generasi millennial perusahaan yang bergerak di bidang informasi dan komunikasi di Palembang.
PENANGANAN GEJALA TRAUMATIK DENGAN TERAPI EMDR (EYE MOVEMENT DESENSITIZATION AND REPROCESSING) PADA NARAPIDANA WANITA DI LAPAS KELAS IIA BANDUNG, JAWA BARAT Eka Susanty; Ditya Indria Sari
Inquiry: Jurnal Ilmiah Psikologi Vol 8 No 1 (2017)
Publisher : Universitas Paramadina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (363.163 KB)

Abstract

Abstrak: Penelitian ini dilatarbelakangi dengan kondisi para narapidana wanita yangmengalami kejadian penuh stres selama perjalanan kehidupan mereka. Tujuan daripenelitan ini adalah untuk untuk mendapat gambaran tentang perubahan gejala-gejalatraumatik dengan menggunakan terapi EMDR pada narapidana wanita,di Lapas WanitaKelas IIA, Bandung. Target yang diharapkan adalah terjadinya penurunan gejala-gejalatraumatik pada narapidana wanita. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalahmetode eksperimental dengan desain a simple pretest-posttest design yaitu rancanganpenelitian yang mengukur perilaku sebelum dan sesudah treatment. Assessment dilakukandengan mengukur kondisi traumatik responden menggunakan kuesionair IES (ImpactEvent Scale) dan SRQ (Self Reporting Questionaire), yang bertujuan untuk menentukankategori gejala traumatik responden. Terapi EMDR diberikan kepada 7 narapidana wanitayang menunjukkan tingkat traumatik kategori tinggi. Terapi diberikan sebanyak 4 kali sesi/pertemuan, dimana masing-masing sesi terdiri dari 8 tahapan (Shapiro, 1995). Setelah terapidilakukan assessment kembali menggunakan IES dan SRQ untuk mengetahui penurunangejala traumatik yang dialami narapidanan wanita. Hasil menunjukkan terjadi penurunangejala traumatik pada ke-6 responden, dan hanya ada 1 orang responden yang mengalamipeningkatan skor gejala traumatik. Uji statistik Wilcoxon dilakukan untuk mengetahuisignifikansi perbedaan skor gejala traumatik sebelum dan sesudah terapi. Berdasarkanhasil uji statistik Wilcoxon dengan menggunakan tingkat kesalahan 0,05 di peroleh nilaiasymp. Sig (0,028) < 0,05, maka tolak H . Dari hasil tersebut dapat dinyatakan terdapatperbedaan yang signifikan antara skor gejala traumatik sebelum dan sesudah terapi EMDR.Artinya terapi EMDR dapat menurunkan gejala traumatik pada responden narapidanawanita Lapas kelas IIA, Bandung.
MENGAPA KEHADIRAN ORANG LAIN DAN ADANYA ALAT KOMUNIKASI MENJADI HAL YANG PALING BERMAKNA PADA ANAK YANG BERKONFLIK DENGAN HUKUM DI BALI? David Hizkia Tobing
Inquiry: Jurnal Ilmiah Psikologi Vol 7 No 1 (2016)
Publisher : Universitas Paramadina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (792.998 KB)

Abstract

Abstrak: Sesuai undang-undang Republik Indonesia nomor 11 tahun 2012 yang mengatur tentang sistem peradilan pada anak, bahwa pelaku tindakan-tindakan kenakalan remaja yang berusia 12 tahun atau kurang dari 18 tahun yang terbukti bersalah, akan diberikan pembinaan dan dididik di dalam lembaga pemasyarakatan khusus anak, seperti Lembaga Pemasyarakatan Anak Klas IIB yang terletak di daerah Karangasem, Bali dengan sebutan anak yang berkonflik dengan hukum. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap hal apa yang dianggap paling bermakna bagi anak yang berkonflik dengan hukum. Menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi, dan kebermaknaan hidup itu sendiri menjadi pusat dari fenomena tersebut. Temuan utama dalampenelitian ini adalah: (1) kehadiran orang lain (2) keberadaan alat komunikasi, merupakan hal yang paling bermakna bagi anak yang berkonflik dengan hukum di Bali.Kata Kunci: kehadiran orang Lain, kebermaknaan hidup, anak pidana di Bali