cover
Contact Name
Andi Suwirta
Contact Email
aspensi@yahoo.com
Phone
-
Journal Mail Official
atikan.jurnal@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
ATIKAN
Published by Minda Masagi Press
ISSN : 20881290     EISSN : -     DOI : -
This journal, with ISSN 2088-1290, was firstly published on June 1, 2011, in the context to commemorate the Birthday of Pancasila's Name in Indonesia. Since issue of June 2012 to December 2014, the ATIKAN journal was organized by the Lecturers of FKIP UNSUR (Faculty of Education and Teacher Training, Suryakancana University) in Cianjur; and, since issue of December 2014 to June 2015, by the Lecturers of FPOK UPI (Faculty of Sport and Health Education, Indonesia University of Education) in Bandung; and published by Minda Masagi Press as a publisher owned by ASPENSI (the Association of Indonesian Scholars of History Education) in Bandung, West Java, Indonesia. The articles published in ATIKAN journal are able to be written in English as well as in Indonesian and Malay languages. This journal is published twice a year i.e. every June and December. The ATIKAN journal is devoted, but not limited to, primary education, secondary education, higher education, teacher education, special education, adult education, non-formal education, and any new development and advancement in the field of education. The scope of our journal includes: (1) Language and literature education; (2) Social science education; (3) Sports and health education; (4) Economy and business education; (5) Math and natural science education; (6) Vocational and engineering education; and (7) Visual arts, dance, music, and design education.
Arjuna Subject : -
Articles 87 Documents
An Analysis of the Socio-Economic Profile of Selected Students and the Cost of Degree Programs at the Philippine Normal University: Basis for Tuition Fee Policy Review Ferrer, Jerick C.; Hermosisima, Maria Victoria C.; Abulencia, Arthur S.
ATIKAN Vol 4, No 2 (2014)
Publisher : ASPENSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (255.277 KB)

Abstract

ABSTRACT: The Philippine higher education sector is not immune to the fiscal pressure plaguing the entire public sector as a whole. So, finding other sources of funding is imperative for the survival of the State Universities and Colleges (SUCs) and for ensuring the delivery of quality education. The study sought to gather relevant data and other information that policy-makers and the management of PNU (Philippine Normal University) can utilize in examining the efficiency and sustainability of the existing tuition policy of the university. The study focused on the three important determinants of tuition fee rates: (1) the cost of degree programs being offered by PNU; (2) the ability to pay of its students; and (3) the effect of the inflation rate on the real value of the tuition fee rate of the university. Also, a comparative analysis of the tuition fee rates of other Higher Education Institutions (HEIs) in offering teacher education was done to compliment more insights to policy-makers and the management of the university. The findings are pointing to a need for the university to revisit its views and policy on the tuition fee and start the dialogue among its stakeholders addressing the issue.KEY WORD: Philippine higher education, socio-economic profile, cost estimation, tuition fee policy, cost-sharing, and dialogue with the stakeholders.IKHTISAR: “Analisis Profil Sosial-Ekonomi Mahasiswa Terpilih dan Biaya Program Sarjana di Universitas Pendidikan Filipina: Dasar untuk Kajiulang Kebijakan Biaya Kuliah”. Sektor pendidikan tinggi Filipina tidak kebal terhadap tekanan fiskal yang mengganggu seluruh sektor publik secara keseluruhan. Jadi, mencari sumber pendanaan lain sangat penting bagi kelangsungan hidup Perguruan Tinggi Negeri dan Sekolah Tinggi (PTN-ST) dan untuk memastikan pelayanan pendidikan yang berkualitas. Penelitian ini berusaha untuk mengumpulkan data yang relevan dan informasi lainnya, dimana para pembuat kebijakan dan pengelola PNU (Universitas Pendidikan Filipina) dapat memanfaatkan dalam memeriksa efisiensi dan keberlanjutan kebijakan pendidikan yang ada di universitas. Penelitian difokuskan pada tiga faktor penentu penting dalam tingkatan biaya kuliah: (1) biaya program sarjana yang ditawarkan oleh PNU; (2) kemampuan untuk membayar dari para mahasiswa; dan (3) pengaruh tingkat inflasi pada nilai riil dari tingkat biaya kuliah universitas. Juga, analisis komparatif tingkat biaya kuliah dari Perguruan Tinggi (PT) lainnya yang menawarkan pendidikan guru dilakukan untuk melengkapi wawasan yang lebih baik bagi pembuat kebijakan dan pengelola universitas. Temuan menunjukan perlunya universitas meninjau ulang pandangan dan kebijakan biaya kuliah, serta memulai dialog dengan para pemangku kepentingan untuk menangani masalah tersebut.KATA KUNCI: Pendidikan tinggi Filipina, profil sosial-ekonomi, estimasi biaya, kebijakan biaya kuliah, biaya-bersama, dan dialog dengan para pemangku kepentingan.    About the Authors: Jerick C. Ferrer, Maria Victoria C. Hermosisima & Arthur S. Abulencia are the Lecturers at the Faculty of Social Sciences PNU (Philippine Normal University), Taft Avenue, Manila 1000, Philippines. Corresponding author is: arthurpnu@yahoo.comHow to cite this article? Ferrer, Jerick C., Maria Victoria C. Hermosisima & Arthur S. Abulencia. (2014). “An Analysis of the Socio-Economic Profile of Selected Students and the Cost of Degree Programs at the Philippine Normal University: Basis for Tuition Fee Policy Review” in ATIKAN: Jurnal Kajian Pendidikan, Vol.4(2) December, pp.... Bandung, Indonesia: Minda Masagi Press, FKIP UNSUR Cianjur, and FPOK UPI Bandung, ISSN 2088-1290. Chronicle of the article: Accepted (August 4, 2014); Revised (October 9, 2014); and Published (December 27, 2014).
Implementing E-Learning for Increasing Student’s Motivation in Learning English Saefurrohman, Saefurrohman; Istikharoh, Lutfi
ATIKAN Vol 2, No 1 (2012)
Publisher : ASPENSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (102.089 KB)

Abstract

ABSTRACT: This study was aimed to find out the influence of E-learning for improving students’ motivation in learning English. The subject of the study was the third semester students of English Department who have a different social background of study, mostly from middle social class and suburb school. The writers applied Classroom Action Research (CAR) as a method of the study. The writers also conducted the CAR since preparation phase, planning, action, observation, and reflection. The data were collected through observation, interview, questionnaire, and documentation. The result of this research showed that the students’ motivation increased from the beginning of the study to the end of it (50% improvement). The students found easy way in accessing material using E-learning, so that they were able to practice their communication both in written and spoken forms by using it. Finally, they were also motivated in learning English. KEY WORD: E-learning, English students, motivation, classroom action research, and teaching-learning process.IKHTISAR: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi mahasiswa dalam belajar Bahasa Inggris dengan menggunakan E-learning. Subjek dari penelitian ini adalah mahasiswa semester 3 pendidikan Bahasa Inggris yang berasal dari latar belakang yang berbeda, dan sebagian besar berasal dari daerah pedesaan. Penulis menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebagai metode dalam penelitian ini. Penulis melakukan tahapan PTK dari mulai perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, angket, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi belajar mahasiswa meningkat dari awal penelitian hingga akhir (peningkatannya sebesar 50%). Mahasiswa juga mudah dalam mengakses berbagai sumber dengan menggunakan E-learning, sehingga mereka dapat mempraktekkan Bahasa Inggris, lisan dan tertulis, dengan baik dan penuh antusias. Akhirnya, mereka juga nampak bahwa motivasi mereka dalam belajar Bahasa Inggris meningkat.KATA KUNCI: E-learning, mahasiswa bahasa Inggris, motivasi, penelitian tindakan kelas, dan proses belajar-mengajar.   About the Authors: Saefurrohman, M.Pd. and Lutfi Istikharoh, M.Pd. are Lecturers at the Faculty of Education and Teacher Training UMP (Muhammadiyah University of Purwokerto), Jalan Raya Dukuhwaluh, Purwokerto City, Central Java, Indonesia. E-mail address: saefur19@gmail.comHow to cite this article? Saefurrohman & Lutfi Istikharoh. (2012). “Implementing E-Learning for Increasing Student’s Motivation in Learning English” in ATIKAN: Jurnal Kajian Pendidikan, Vol.2(1) Juni, pp.67-78. Bandung, Indonesia: Minda Masagi Press owned by ASPENSI in Bandung and FKIP UNSUR in Cianjur, West Java, ISSN 2088-1290.Chronicle of the article: Accepted (April 10, 2012); Revised (May 20, 2012); and Published (June 15, 2012).
Pendidikan IPS-Geografi dalam Perspektif Global: Peranan dan Tantangannya dalam Konteks ke-Indonesia-an Suwirta, Andi; Rosdianti, Sri Redjeki
ATIKAN Vol 4, No 1 (2014)
Publisher : ASPENSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (115.924 KB)

Abstract

IKHTISAR: Pendidikan IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial), khususnya pendidikan Geografi, harus memberikan kesadaran tentang kondisi ruang dengan segala dimensi dan problematikanya. Sejak di lingkungan sekolah dan keluarga, peserta didik dibiasakan untuk menata, memanfaatkan, dan mencintai ruang di lingkungannya. Namun seiring dengan kemajuan zaman, yang ditandai oleh perkembangan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi), sikap manusia terhadap alam dan lingkungannya juga mengalami perubahan. Justru itu, inilah tugas pendidikan IPS, khususnya pendidikan Geografi, untuk membekali dan memberikan kesadaran tentang keruangan dalam konteks kehidupan budaya global. Dalam waktu yang sama, pendidikan IPS, khususnya pendidikan Geografi, juga tetap memberikan bekal dan kesadaran tentang keruangan dalam konteks budaya nasional dan bahkan lokal. Dengan begini maka peserta didik tetap dapat berpikir dan berwawasan global, bersikap nasional, dan bertindak dalam konteks lokal dalam kehidupan sehari-hari mereka. Dengan demikian, fenomena globalisasi bukanlah sesuatu yang perlu ditakuti dan dihindari, namun harus disambut, diapresiasi, dan diaktualisasikan dalam konteks kehidupan budaya nasional dan lokal di Indonesia.KATA KUNCI: Ilmu Pengetahuan Sosial, pendidikan Geografi, dimensi ruang, peserta didik, serta wawasan lokal, nasional, dan global.ABSTRACT: “Geography and Social Studies Education in the Global Perspective: Its Roles and Challenges in the Indonesian Context”. Social Studies education, Geography education in particular, must give awareness about the condition of the space with all its dimensions and problems. Since in the school and family environments, learners accustomed to organize, harness, and loved the space in the environment. But along with the progress of time, which is characterized by the development of Science and Technology, human attitudes toward nature and the environment is also changing. Exactly, this is the task of Social Studies education, Geography education in particular, to equip and provide spatial awareness in the context of global cultural life. At the same time, Social Studies education, particularly Geography education, also continued to provide supplies and spatial awareness in the context of national and even local culture. In this way, students can still thinking in global perspective, national attitude, and act in a local context in their daily lives. Thus, the phenomenon of globalization is not something to be feared and avoided, but should be welcomed, appreciated, and actualized in the context of national and local cultural life in Indonesia.KEY WORD: Social Studies education, Geography education, dimensions of the space, students, and insight into local, national, and global.  About the Authors: Andi Suwirta, M.Hum. adalah Dosen Senior di Departemen Pendidikan Sejarah, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial UPI (Universitas Pendidikan Indonesia) di Bandung; dan Sri Redjeki Rosdianti, M.M.Pd. adalah Guru IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) di SMP (Sekolah Menengah Pertama) Labschool UPI Kampus Cibiru, Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Alamat emel: andisuwirta@yahoo.comHow to cite this article? Suwirta, Andi & Sri Redjeki Rosdianti. (2014). “Pendidikan IPS-Geografi dalam Perspektif Global: Peranan dan Tantangannya dalam Konteks ke-Indonesia-an” in ATIKAN: Jurnal Kajian Pendidikan, Vol. 4(1) June, pp.85-94. Bandung, Indonesia: Minda Masagi Press and UNSUR Cianjur, ISSN 2088-1290. Chronicle of the article: Accepted (May 18, 2013); Revised (August 5, 2014); and Published (June 29, 2014).
Awang Batil dan Pura Taman: Suatu Perbandingan Tradisi Penglipur Lara Melayu dan Orang Asli Abdul Rahman, Mohamad Luthfi
ATIKAN Vol 5, No 1 (2015)
Publisher : ASPENSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (295.009 KB)

Abstract

RINGKASAN: Kajian tentang pencerita lisan/penglipur lara Melayu di Nusantara sering diperkatakan dan dihujahkan oleh pelbagai pihak, sama ada sarjana tempatan mahupun Barat, khususnya dalam bidang kesusasteraan tradisional. Makalah ini bakal membicarakan tentang dua orang tokoh pencerita lisan, atau lebih dikenali sebagai penglipur lara. Penglipur lara yang pertama memakai gelaran “Awang Batil”, yang mendiami di Kampung Pokok Sena, Chuping, Perlis, Malaysia. Pencerita kedua bernama “Pura Taman”. Pencerita kedua ini pula agak unik kerana beliau adalah Orang Asli dari suku kaum Jakun di Kampung Sungai Mok, Kuala Rompin, Pahang, Malaysia. Penulisan ini ditampilkan secara perbandingan untuk melihat bentuk persamaan dan juga kelainan yang ditonjolkan oleh dua orang pencerita berkenaan. Objektif penulisan ini ialah untuk mendokumentasikan proses kemunculan seseorang pencerita dan juga menganalisis secara mendalam peranan yang dimainkan oleh mereka dalam konteks persekitaran yang didiami. Sebagai sandaran perbincangan, pandangan daripada G.L. Koster (1997) tentang “peranan penceritaan” digunakan untuk melihat fungsi pencerita atau penglipur lara yang dimaksudkan itu. Berasaskan objektif ini dapat diketahui nanti, sama ada dua penglipur lara itu melalui proses kemunculan serta berkongsi peranan yang sama ataupun masing-masing menampilkan kelainan yang tersendiri. Kajian sebegini sangat signifikan dalam era kontemporari, memandangkan budaya penglipur lara semakin dilupakan oleh generasi kini di Malaysia.KATA KUNCI: Penglipur lara, Awang Batil, Pura Taman, perbandingan, mendokumentasikan, serta proses kemunculan dan peranan pencerita.ABSTRACT: “Awang Batil and Pura Taman: A Comparative Study of Malay and Orang Asli Storytellers Tradition”. The study of oral storytellers of Malays in Malay Archipelago is often spoken and argued by various parties whether local and Western scholars, especially in the field of traditional literature.This paper will discuss about the two figures oral storytellers, or better known as “penglipur lara” in Malay language. The first storyteller has used the title of “Awang Batil”, who inhabited in Kampung Pokok Sena, Chuping, Perlis, Malaysia. The second narrator named “Pura Taman”. The second narrator is quite unique, because he is aboriginal tribes of Jakun in the Kampung Sungai Mok, Kuala Rompin, Pahang, Malaysia. Writing is shown in comparison to the similarities and also differentiations highlighted by these two storytellers. The objective of this paper is to document the process of the emergence of a storyteller and also analyzes in depth the role played by them in the context of its milieu. As a backup of discussion, the views of G.L. Koster (1997) on “The Role of Storytelling” are used to view the narrator or storyteller who relates it. Based on these objectives, it can be seen whether these two storytellers through the process of emergence and sharing the same role or each featuring a distinctive difference. Such research is particularly significant in view of the contemporary era, due to the culture of storytellers increasingly forgotten by the currently generation in Malaysia.KEY WORD: Storytellers, Awang Batil, Pura Taman, comparison, to make documentation, and emergence and role of the narrators.About the Author: Dr. Mohamad Luthfi Abdul Rahman ialah Pensyarah Kanan di Bahagian Kesusasteraan, Pusat Pengajian Ilmu Kemanusiaan USM (Universiti Sains Malaysia), Minden 11800, Pulau Pinang, Malaysia. Bagi urusan sebarang akademik, penulis boleh dihubungi secara terus di nombor talifon: +604-6536044 atau di alamat emel: luthfi@usm.myHow to cite this article? Abdul Rahman, Mohamad Luthfi. (2015). “Awang Batil dan Pura Taman: Suatu Perbandingan Tradisi Penglipur Lara Melayu dan Orang Asli” in ATIKAN: Jurnal Kajian Pendidikan, Vol.5(1) June, pp.49-64. Bandung, Indonesia: Minda Masagi Press and FPOK UPI Bandung, ISSN 2088-1290. Chronicle of the article: Accepted (May 3, 2015); Revised (May 30, 2015); and Published (June 30, 2015).
Proses Pemungutan Data dalam Kajian Penyoalan Lisan: Satu Kongsi Pengalaman Haji Iksan, Zanaton binti
ATIKAN Vol 1, No 2 (2011)
Publisher : ASPENSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (174.636 KB)

Abstract

ABSTRAK: Pemungutan data merupakan satu cabaran yang perlu diharungi dengan penuh kesabaran oleh pengkaji yang melakukan kajian melalui pendekatan kualitatif. Setiap pengalaman yang dialami dalam proses mengutip data merupakan satu pengalaman yang perlu dikongsikan. Penulisan ini bertujuan untuk berkongsi pengalaman bersabit pengutipan data dalam kajian berkaitan penyoalan lisan dalam proses pengajaran dan pembelajaran bagi tajuk elektrokimia. Kajian ini memerlukan data berbentuk “verbatim” pengajaran yang mengandungi maklumat dialog pengajaran guru dan pelajar, soalan lisan guru, dan catatan pemerhatian semasa proses pemerhatian di dalam kelas. Pemungutan data dilakukan secara pemerhatian tidak turut serta dengan bantuan rakaman audio dan video, temubual, dan maklumat melalui dokumen guru. Dibincangkan juga proses membuat transkripsi bagi menghasilkan data berbentuk “verbatim” pengajaran. Memilih pembantu untuk membuat transkripsi bukan suatu perkara yang mudah, kerana tidak semua orang mampu melakukannya. Berdasarkan pengamatan pengkaji, orang yang mempunyai sifat ketekunan, ketelitian, dan kesabaran lebih mudah melakukannya. Daripada pengamatan pengkaji pula, pembantu yang mempunyai latar belakang sains lebih mampu membuat transkripsi secara lebih lengkap dan terperinci, memandangkan mereka pernah belajar tajuk elektrokimia. Perbincangan juga menonjolkan beberapa mini kajian yang dilakukan bagi menyelesaikan masalah yang timbul semasa pemungutan data. Kesimpulannya, pemungutan data melalui pendekatan kualitatif memerlukan proses cuba jaya, membina hubungan yang harmoni dengan peserta kajian, serta mengamalkan etika penyelidikan dengan sebaik mungkin agar data yang diperoleh merupakan data yang kaya dengan maklumat yang dikehendaki.KATA KUNCI: Pemungutan data, penyelidikan kualitatif, pemerhatian, temubual, serta data “verbatim” pengajaran dan pembelajaran.About the Author: Zanaton binti Haji Iksan ialah Pensyarah di Fakulti Pendidikan UKM (Universiti Kebangsaan Malaysia), 43600 Bangi, Selangor Darul Ehsan, Malaysia. Bagi urusan sebarang akademik, penulis boleh dihubungi dengan alamat emel: naim@ukm.myHow to cite this article? Haji Iksan, Zanaton binti. (2011). “Proses Pemungutan Data dalam Kajian Penyoalan Lisan: Satu Kongsi Pengalaman” in ATIKAN: Jurnal Kajian Pendidikan, Vol.1(2) Desember, pp.215-232. Bandung, Indonesia: Minda Masagi Press owned by ASPENSI in Bandung, ISSN 2088-1290.Chronicle of the article: Accepted (October 17, 2011); Revised (November 25, 2011); and Published (December 15, 2011).
Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Manajemen Kinerja Guru dan Peningkatan Mutu Pembelajaran: Studi Deskriptif pada Sekolah Menengah Kejuruan Swasta di Kota Bandung Rosdianti, Sri R
ATIKAN Vol 3, No 1 (2013)
Publisher : ASPENSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (158.603 KB)

Abstract

IKHTISAR: Permasalahan penelitian yang dikaji adalah kepemimpinan Kepala Sekolah dalam manajemen kinerja guru dan peningkatan mutu pembelajaran pada SMKS (Sekolah Menengah Kejuruan Swasta) di Kota Bandung. Metode penelitian yang ditetapkan yaitu penelitian yang bersifat deskriptif-analitis dengan menggunakan pendekatan kualitif. Lokasi yang dipilih sebagai tempat penelitian adalah SMKS Kartini dan SMKS BPP (Balai Perguruan Puteri) di Kota Bandung. Sedangkan subjek yang dijadikan sampel penelitian ialah Kepala Sekolah dan beberapa orang guru. Kepemimpinan Kepala Sekolah dinilai sangat efektif dalam manajemen peningkatan kinerja guru pada SMKS di Kota Bandung. Strategi kepemimpinan Kepala Sekolah dalam peningkatan mutu pembelajaran pada SMKS di Kota Bandung secara umum dapat dikelompokkan melalui langkah-langkah: (1) Kepala Sekolah selalu menumbuhkan komitmen seluruh guru agar memegang teguh semangat dan nilai-nilai yang telah ditetapkan bersama; (2) Kepala Sekolah bersama seluruh guru terkait mengevaluasi sejauh mana keseluruhan komponen sistem sekolah; serta (3) Mengembangkan budaya sekolah sebagai implementasi dan pelembagaan yang mengarah pada kebiasaan bekerja di dalam dan di luar sekolah.KATA KUNCI: Manajemen kinerja guru, mutu pembelajaran, peran Kepala Sekolah, Sekolah Menengah Kejuruan Swasta, dan komitmen bersama untuk kemajuan sekolah.ABSTRACT: This article entitled “Principals’ Leadership in Managing Teachers’ Performance and Improving Learning Quality: A Descriptive Study at the Private Vocational Senior High Schools in Bandung City”. This study investigates principals’ leadership in managing teachers’ performace and in improving learning quality in private vocational schools in Bandung. This study is a qualitative research using descriptive analytical method. It took place at SMKS Kartini dan SMKS BPP in Bandung City. Subjects of the research were Principals and some teachers who were selected using population sampling. In general, the Principals’ strategies in improving the learning quality in private vocational schools can be categorized into the following steps: (1) the Principals together with all stakeholders uphold the spirit and values that have been agreed mutually; (2) Principals along with the all stakeholders evaluate technical policies of each system components reflecting the spirits and basic values which are functional for the growth and development of the school; and (3) Developing school culture as the implementation and institutionalization that lead to making it work habbits inside and outside school.KEY WORD: Managing teachers’ performace, learning quality, principals’ role, private vocational schools, and common commitment to develop the school.About the Author: Sri R. Rosdianti, M.M.Pd. adalah Guru Pendidikan IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) di SMKN (Sekolah Menengah Kejuruan Negeri) 9 Bandung; dan SMP (Sekolah Menengah Pertama) Labschool UPI (Universitas Pendidikan Indonesia) Kampus Cibiru, Bandung. Alamat emel: aspensi@yahoo.comHow to cite this article? Rosdianti, Sri R. (2013). “Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Manajemen Kinerja Guru dan Peningkatan Mutu Pembelajaran: Studi Deskriptif pada Sekolah Menengah Kejuruan Swasta di Kota Bandung” in ATIKAN: Jurnal Kajian Pendidikan, Vol.3(1) Juni, pp.93-106. Bandung, Indonesia: Minda Masagi Press owned by ASPENSI in Bandung and FKIP UNSUR in Cianjur, West Java, ISSN 2088-1290. Chronicle of the article: Accepted (April 15, 2013); Revised (May 25, 2013); and Published (June 15, 2013).
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) Melalui Pembelajaran Kooperatif dengan Teknik NHT (Number Head Together) Fatah, Abdul; Rosdianti, Sri R
ATIKAN Vol 2, No 2 (2012)
Publisher : ASPENSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (191.125 KB)

Abstract

IKHTISAR: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa Kelas VIII-A SMP (Sekolah Menengah Pertama) Negeri 1 Gunung Jati di Cirebon melalui pembelajaran kooperatif dengan tipe NHT (Number Head Together). Penelitian dilakukan dari bulan Januari hingga April 2011. Penelitian ini menggunakan metode PTK (Penelitian Tindakan Kelas) selama tiga siklus. Setiap siklus pada penelitian meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Data diperoleh dalam bentuk kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada setiap siklus mengalami kemajuan dan perbaikan. Hal itu bermakna bahwa pembelajaran kooperatif dengan tipe NHT dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.KATA KUNCI: Pelajaran Fisika, pembelajaran kooperatif, tipe Number Head Together, dan motivasi belajar siswa. ABSTRACT: This study aimed at improving learning motivation of VIII-A grade students in the State Junior High School 1 Gunung Jati, Cirebon through cooperative learning with NHT (Number Head Together) type. This study was conducted from January to April 2011. This study also used Classroom Action Research method for three cycles. Each cycles included planning, implementation, observation, and reflection. The data was obtained in form of qualitative and quantitative. The reserach finding showed that every cycles had progress and improvement. It meant that cooperative learning with NHT type could improve the students’ learning motivation. KEY WORD: Physics subject, cooperative learning, Number Head Together type, and students’ learning motivation.   About the Authors: Abdul Fatah, M.Pd. adalah Guru IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) di SMPN (Sekolah Menengah Pertama Negeri) 1 Gunung Jati Cirebon, Jalan Sunan Gunung Jati, Desa Merta Singa, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Indonesia. Sri R. Rosdianti, S.Pd. adalah Guru IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) di SMP Labschool UPI (Universitas Pendidikan Indonesia) Kampus Cibiru, Bandung. Alamat emel: abdulfatah1970@yahoo.co.id dan aspensi@yahoo.comHow to cite this article? Fatah, Abdul & Sri R. Rosdianti. (2012). “Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) Melalui Pembelajaran Kooperatif dengan Teknik NHT (Number Head Together)” in ATIKAN: Jurnal Kajian Pendidikan, Vol.2(2) Desember, pp.313-332. Bandung, Indonesia: Minda Masagi Press owned by ASPENSI in Bandung and FKIP UNSUR in Cianjur, West Java, ISSN 2088-1290.Chronicle of the article: Accepted (October 13, 2012); Revised (November 13, 2012); and Published (December 15, 2012).
Contents and Foreword for the ATIKAN Journal, issue of December 2013 ATIKAN, Editor Journal
ATIKAN Vol 3, No 2 (2013)
Publisher : ASPENSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (94.768 KB)

Abstract

This journal, with ISSN 2088-1290, was firstly published on June 1, 2011. Since June 2012 edition, it has been organized by the Faculty of Education and Teacher Training UNSUR (University of Suryakancana) in Cianjur, West Java, Indonesia and published by Minda Masagi Press as one of the publishers owned by ASPENSI (Association of Indonesian Scholars of History Education) in Bandung. The ATIKAN journal is published twice a year i.e. every June and December.  Prof. Dr. H. Dwidja Priyatno Honorable Patron of the ATIKAN Journal in Bandung; and Rector of UNSUR (Suryakancana University) in Cianjur, West Java, Indonesia
Pendidikan Karakter dan Multikultural: Pilar-pilar Pendidikan dan Kebangsaan di Indonesia Maryaeni, Maryaeni
ATIKAN Vol 3, No 2 (2013)
Publisher : ASPENSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (190.721 KB)

Abstract

IKHTISAR: Pendidikan karakter akan berhasil seiring dengan pendidikan multikultural, yang di dalamnya terkandung nilai-nilai universal. Pendidikan karakter, melalui proses pendidikan multikultural, akan menghasilkan manusia yang bermutu, berakhlak mulia, dan berkepribadian, yang tidak hanya mengandalkan kecerdasan intelektual tetapi juga kecerdasan sosial, emosi, dan religiusitas. Pendidikan karakter dan multikultural, dengan demikian, merupakan dua hal yang penting bagi bangsa Indonesia. Pendidikan karakter akan bermuara pada kepribadian yang khas, sementara pendidikan multikultural merupakan pendekatan yang progresif dalam rangka transformasi pendidikan untuk merespons kritik dan kebijakan serta praktek pendidikan secara umum. Bisa dikatakan bahwa hasil pendidikan multikultural adalah terbentuknya karakter yang diharapkan oleh empat pilar pendidikan dari UNESCO (United Nations for Educational, Scientific, and Cultural Organization); dan implementasinya di Indonesia dapat diwujudkan untuk mengamalkan Pancasila, mencapai cita-cita dalam UUD (Undang-Undang Dasar) 1945, menjaga keutuhan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia), dan mempererat kebersamaan dan kekompakan masyarakat Indonesia seperti diinginkan oleh semboyan negara, yaitu Bhinneka Tunggal Ika atau berbeda-beda namun tetap satu juga.KATA KUNCI: Pendidikan karakter, pendidikan multikultural, kesatuan dalam keragaman, serta empat pilar pendidikan dan kebangsaan di Indonesia.ABSTRACT: This paper entitled “Character and Multicultural Educations: The pillars of Education and Nationalism in Indonesia”. Character education will be managed in line with multicultural education, in which it is containing the universal values. Character education, through the process of multicultural education, will produce quality human, noble, and personality, which is not only accentuated to intellectual but also rely on social intelligence, emotional, and religiosity. Character education and multicultural, however, are two things that are important to the nation of Indonesia. Character education will lead to the distinctive personality, while multicultural education is a progressive approach to the transformation of education in order to respond to criticism and education policies and practices in general. It can be said that the result of multicultural education is the formation of character education as expected by the four pillars of UNESCO (United Nations for Educational, Scientific, and Cultural Organization); and its implementation in Indonesia can be realized for implementing the Pancasila, achieving the ideals based on the Constitution 1945, maintaining the integrity of the Unitary State ofthe Republic of Indonesia, and strengthen the unity and cohesiveness of Indonesian society as desired by the state motto, Unity in Diversity, or it is different but still one too. KEY WORD: Character education, multicultural education, unity in diversity, and four pillars of education and nationalism in Indonesia.About the Author: Prof. Dr. Maryaeni adalah Guru Besar di Jurusan Sastera Indonesia, Fakultas Sastera UM (Universitas Negeri Malang), Jalan Semarang No.5 Kota Malang, Jawa Timur, Indonesia. Untuk kepentingan akademik, penulis dapat dihubungi dengan alamat emel: maryaenium@gmail.comHow to cite this article? Maryaeni. (2013). “Pendidikan Karakter dan Multikultural: Pilar-pilar Pendidikan dan Kebangsaan di Indonesia” in ATIKAN: Jurnal Kajian Pendidikan, Vol.3(2) December, pp.129-138. Bandung, Indonesia: Minda Masagi Press owned by ASPENSI in Bandung and FKIP UNSUR in Cianjur, West Java, ISSN 2088-1290. Chronicle of the article: Accepted (October 9, 2013); Revised (November 10, 2013); and Published (December 15, 2013).
Critical Reflections on the Experiences of Male in Early Childhood Education in Malaysia binti Zubairi, Az Athirah; Sawari, Siti Salwa Md; Ghazali, Mohd Al ’Ikhsan
ATIKAN Vol 5, No 1 (2015)
Publisher : ASPENSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (174.435 KB)

Abstract

ABSTRACT: The percentage of male in field like Early Childhood Education (ECE) is low compared to other manly job. But, recently, the position of male in preschool education has been a trending topic of research among academic societies. The ways through which government attempt to encourage or maximized the incidence of male students taking Early Childhood Education course are founded on a thorough understanding of the reasons why they choose the course and the challenges. Employing a number of semi-structured interviews, the present qualitative study endeavours to seek Early Childhood Education students’ viewpoints on the reasons, challenges, and views of taking this course. Researchers used two male students, who fit the criteria chosen through purposive sampling. Based on the findings of the study, themes found for the reasons: interest, conditional support, demands, and basic knowledge; followed by themes for the challenges faced: normal, affect performance, family, and feedback differences in gender; and themes for their perception on Early Childhood Education course: business and attitude. The implications of these findings can be helpful for academic societies seeking to prioritize the role of male in Early Childhood Education setting in Malaysia.KEY WORD: Male, early childhood, reason, challenge, attitude, academic societies, and role of male in early childhood education.RINGKASAN: “Refleksi Kritikal mengenai Pengalaman Lelaki dalam Pendidikan Awal Kanak-kanak di Malaysia”. Peratusan lelaki dalam bidang Pendidikan Awal Kanak-kanak adalah rendah bila dibandingkan dengan bidang kerjaya lainnya. Tetapi, baru-baru ini, kedudukan lelaki di dalam pendidikan prasekolah adalah satu topik yang hangat dalam penyelidikan di kalangan masyarakat akademik. Pihak kerajaan telah berusaha untuk menggalakkan atau memaksimakan penglibatan pelajar lelaki untuk mengambil kursus Pendidikan Awal Kanak-kanak melalui kefahaman yang mendalam tentang sebab-sebab pemilihan kursus dan cabaran. Menggunakan beberapa temubual separa berstruktur, kajian kualitatif ini telah mendapatkan pandangan pelajar Pendidikan Awal Kanak-kanak mengenai sebab-sebab, cabaran, dan pandangan mereka untuk mengikuti kursus ini. Penyelidik menggunakan dua pelajar lelaki, yang sesuai dengan kriteria yang dipilih melalui persampelan bertujuan. Berdasarkan dapatan kajian ini, tema dijumpai untuk sebab ialah: faedah, sokongan bersyarat, keperluan, dan pengetahuan asas; kemudian diikuti dengan tema untuk cabaran yang dihadapi: normal, menjejaskan prestasi, keluarga, dan perbezaan maklum balas dalam jantina; serta tema untuk persepsi mereka pada kursus Pendidikan Awal Kanak-kanak: perniagaan dan sikap. Implikasi dapatan kajian diharapkan dapat membantu para ahli akademik untuk mengutamakan peranan lelaki dalam suasana Pendidikan Awal Kanak-kanak di Malaysia.KATA KUNCI: Lelaki, pendidikan awal kanak-kanak, sebab-sebab, cabaran, pandangan, masyarakat akademik, dan peranan lelaki dalam pendidikan awal kanak-kanak.    About the Authors: Az Athirah binti Zubairi is a Lecturer at the Kulliyah of Education IIUM (International Islamic University of Malaysia) in Gombak, Kuala Lumpur, Malaysia. Siti Salwa Md Sawari and Mohd Al ’Ikhsan Ghazali are the Lecturers at the Faculty of Islamic Civilization UTM (Malaysia University of Technology), UTM Campus Kuala Lumpur, Malaysia. For academic interests, the authors can be contacted via e-mails at: az_athirah@yahoo.com, salwa.sawari@gmail.com and alikhsan@ic.utm.myHow to cite this article? Athirah binti Zubairi, Az, Siti Salwa Md Sawari & Mohd Al ’Ikhsan Ghazali. (2015). “Critical Reflections on the Experiences of Male in Early Childhood Education in Malaysia” in ATIKAN: Jurnal Kajian Pendidikan, Vol.5(1) June, pp.115-124. Bandung, Indonesia: Minda Masagi Press and FPOK UPI Bandung, ISSN 2088-1290. Chronicle of the article: Accepted (March 15, 2015); Revised (May 9, 2015); and Published (June 30, 2015).