cover
Contact Name
Siti Dahlia
Contact Email
sitidahlia@uhamka.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jgel@uhamka.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta timur,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Geografi, Edukasi dan Lingkungan
ISSN : 25798499     EISSN : 25798510     DOI : -
Jurnal Geografi Edukasi dan Lingkungan (JGEL) ISSN 2579-8499 (print), ISSN 2579-8510 (online) is an national journal in Indonesia published by the Departement of Geography Education, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA, concerns with physical geography, human geography, geography techniques, and geography education which releases twice in year (July and January).
Arjuna Subject : -
Articles 174 Documents
ANALISIS RISIKO BENCANA KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN DI PULAU BENGKALIS Agung Adiputra
Jurnal Geografi, Edukasi dan Lingkungan (JGEL) Vol. 2 No. 1 (2018): Jurnal Geografi, Edukasi dan Lingkungan (JGEL)
Publisher : Pendidikan Geografi Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (909.227 KB) | DOI: 10.29405/jgel.v2i1.1015

Abstract

ABSTRAK Salah satu daerah yang mengalami kerugian akibat kebakaran hutan dan lahan adalah Pulau Bengkalis di Provinsi Riau. Kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau hampir setiap tahun terjadi. Kebakaran di lokasi tersebut terjadi setiap musim kemarau. Berdasarkan data statistik Badan Lingkungan Hidup Provinsi Riau 2014, sekitar 56% total lahan gambut di Pulau Bengkalis mengalami kebakaran hampir setiap tahun. Peneltian ini bertujuan untuk mengetahui nilai risiko bencana kebakaran hutan dan lahan di pulau Bengkalis, dengan memperhitungkan kerawanan dan kerentananya. Upaya mengurangi risiko bencana kebakaran hutan dan lahan memerlukan arahan mitigasi bencana sebagai tindakan preventif. Sekitar 543,786 jiwa total penduduk di pulau Bengkalis sebagian di-antaranya rentan terpapar bencana asap dari kebakaran hutan dan lahan. Metode dalam penelitian ini merupakan metode perhitungan risiko bencana dari interaksi antara bahaya (hazard) yang ada, dan tingkat kerentanan (vulnerability) masyarakat terhadap bencana, serta kapasitas yang dimiliki masyarakat dalam menghadapi bencana (R=H x V x E). Jika masyarakat cukup tinggi dalam menghadapi bencana, maka kapasitas bersifat mengurangi risiko. Luas wilayah Pulau Bengkalis yang mempunyai tingkat risiko tinggi terhadap bencana kebakaran hutan dan lahan seluas 73.441,61 ha, dan tingkat risiko sedang seluas 2.721,81 ha. Total luas wilayah berisiko terhadap bencana kebakaran hutan dan lahan di Pulau Bengkalis adalah 14.295,83 ha. Seluruh desa atau kelurahan di Pulau Bengkalis mempunyai wilayah dengan risiko sedang dan tinggi dengan luas yang bervariasi. Kata Kunci: Kebakaran hutan dan lahan, Risiko Bencana. ABSTRACT One of the areas that suffered losses due to forest and land fires was Bengkalis Island in Riau Province. Forest and land fires in Riau Province almost every year. Fires in these locations occur every dry season. Based on Statistics of Riau Provincial Environmental Agency 2014, about 56% of the total peatland on Bengkalis Island suffered fire almost every year. This study aims to determine the value of risk of forest and land fires on Bengkalis Island taking into account the vulnerability. Risks reducing to forest and land fires requires disaster mitigation directives as a preventive measure. Around 543,786 people in Bengkalis are some of them are vulnerable to smoke from forest and land fires. The method used in this research is a method of calculating risk from the interaction between hazard, vulnerability of society to disaster and the capacity of society (R = H x V x E). If the community is high enough in the face of disaster, then the society have hight of capacity it can reduce of risk. The area of ​​Bengkalis Island which has a high risk level for the forest fire disaster and land area of ​​73,441.61 ha. While the level of risk was about 2,721.81 ha. The total area of ​​risk for forest and land fire disasters on Bengkalis Island is 14,295.83 ha. All villages in Bengkalis Island have medium and high risk areas with varying areas. Keywords: Land and Forest Fire, Disaster Risk.
PERILAKU PENDUDUK TERHADAP KEBERADAAN BANK SAMPAH SEBAGAI SARANA PENDIDIKAN LINGKUNGAN Irdam Ahmad
Jurnal Geografi, Edukasi dan Lingkungan (JGEL) Vol. 2 No. 1 (2018): Jurnal Geografi, Edukasi dan Lingkungan (JGEL)
Publisher : Pendidikan Geografi Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (425.313 KB) | DOI: 10.29405/jgel.v2i1.1016

Abstract

ABSTRAK Bank Sampah menawarkan sistem pengelolaan sampah terpadu pada tingkat desa atau kelurahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku penduduk terhadap keberadaan Bank Sampah. Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode regresi logistik dan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan tingkat pendidikan dan umur mempunyai pengaruh positif dan nyata terhadap perilaku penduduk dalam memilah sampah. Penduduk yang berpendidikan Diploma dan Sarjana mempunyai kecenderungan sebesar 1,41 kali lebih besar untuk memilah sampah dirumah, dibandingkan dengan penduduk yang berpendidikan SMA atau kurang. Kata Kunci: Bank Sampah, perilaku penduduk, pendidikan lingkungan ABSTRACT The Trash Bank offers integrated solid waste management system in village level. The aims of this research is to find out people’s behaviour about the Trash Bank. Logistic regression and Chi Square test of independence were employed to analyse the data. The results show that educational attainment have positive effect and significant on people’s bahaviour to separate organic and inorganic waste at their household. People graduated from colleges or universities tend to separate organic and inorganic waste as much as 1,41 times, compared to people graduated from high school or less. Keywords: trash bank, people’s bahaviour, environmental education
ANALISIS POLA SPASIAL DISTRIBUSI LONGSOR UNTUK PENENTUAN FAKTOR PENGONTROL UTAMA LONGSOR LAHAN DI DAS KODIL PROVINSI JAWA TENGAH Rini Meiarti
Jurnal Geografi, Edukasi dan Lingkungan (JGEL) Vol. 2 No. 1 (2018): Jurnal Geografi, Edukasi dan Lingkungan (JGEL)
Publisher : Pendidikan Geografi Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1275.854 KB) | DOI: 10.29405/jgel.v2i1.1017

Abstract

ABSTRAK Kondisi geomorfologis Daerah Aliran Sungai (DAS) Kodil kompleks akibat berbagai jenis litologi dan kontrol sesar. Proses geomorfologis berupa pelongsoran berlangsung intensif sehingga jumlah dan tipe longsor bervariasi. Tujuan penelitian mengetahui faktor pengontrol utama longsor dari pola spasial longsor dan hubungannya dengan parameter longsor. Parameter longsor ialah bentuklahan, penggunaan lahan, kelerengan, jalan, dan orde sungai. Penelitian menggunakan metode analisis keruangan deskriptif. Pengambilan data longsor dilakukan secara sensus, kemudian dilakukan analisis pola spasial distribusi longsor berbasis analisis tetangga terdekat. Penentuan faktor pengontrol utama ditentukan berdasarkan persentase longsor terbanyak. Hasil penelitian menunjukkan pola spasial longsor mengelompok untuk nendatan dan tersebar merata untuk luncuran. Faktor pengontrol utama longsor di DAS Kodil ialah usikan manusia, seperti pembangunan jalan dan pemukiman tidak sesuai dengan karakteristik lereng dan tanah. Selain itu, ladang berpindah (tegalan) di satuan bentuklahan dikontrol oleh sesar dan berlitologi batuan yang kedap air dan mudah lapuk akan membentuk longsor yang intensif. Kata kunci: Kodil, longsor, bentuklahan, pola spasial, analisis tetangga terdekat ABSTRACT Kodil Catchment Area has complete geomorphology condition in consequence of all sorts of litho logy and control of fault system. Geomorphology process especially landslide activity happen intensively. Due to intensively landslide activity, number and kind of landslides have variation. This study aims to determine main controlling factor as seen from the relationship between landslide spatial pattern and landslide parameters. Landslide parameters consist of landform, land use, slope, river networks, and road networks. Census data retrieval is done and then does the analysis of spatial patterns of distribution of landslides based nearest neighborhood. Determination of the main controlling factor is determined based on the percentage of landslides as a form of descriptive analysis. The results showed that the spatial pattern of slump to cluster and slide to dispersed. The main controlling factor of landslides in Kodil Catchment is human induced. Human induced such as the construction of roads and settlements that are not in accordance with the slope and soil characteristics. Moreover, shifting cultivation in fault-controlled landforms unit will form an intensive landslide. Keywords: Kodil, landslide, landform, spatial pattern, nearest neighborhood analysis
TINJAUAN MATA PELAJARAN IPS SMP PADA PENERAPAN PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP UNTUK PEDULI AKAN TANGGUNG JAWAB LINGKUNGAN MB Ali Sya’ban
Jurnal Geografi, Edukasi dan Lingkungan (JGEL) Vol. 2 No. 1 (2018): Jurnal Geografi, Edukasi dan Lingkungan (JGEL)
Publisher : Pendidikan Geografi Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (413.301 KB) | DOI: 10.29405/jgel.v2i1.1018

Abstract

ABSTRAK Peningkatan jumlah penduduk dan kebutuhan manusia semakin meningkat setiap harinya, sehingga kondisi tersebut tidak dapat diantisipasi. Hal ini menyebabkan terjadinya eksploitasi yang sangat besar. Eksploitasi ini dapat menyebabkan kerusakan lingkungan hidup yang mengancam habitat mahkluk hidup. Penerapan pendidikan lingkungan hidup di sekolah diharapkan dapat menjadi pelopor yang memiliki rasa peduli akan tanggung jawab lingkungan, menjaga, dan melestarikan lingkungan hidup. Tinjauan pendidikan lingkungan hidup ini hanya ditingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang dapat dikaitakan dalam pembelajaran IPS yaitu dengan cara mengkaji standar isi pembelajaran IPS di SMP yang dikeluarkan Badan Standar Nasional Pendidikan dalam kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013 yang dikaitkan dengan pendidikan lingkungan hidup. Permasalahannya dalam kajian ini adalah mengenai tinjauan kurikulum IPS SMP mengenai pendidikan lingkungan hidup. Metode yang digunakan dari sudut pandang studi kepustakaan. Hasil penerapan pendidikan lingkungan siswa dapat memiliki perilaku akan peduli lingkungan dari aspek-aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk dapat menyikapi merawat dan melestarikan lingkungan sekitar Kata Kunci: Pendidikan Lingkungan Hidup di SMP, dan Tanggung Jawab Lingkungan ABSTRAC The increasing population and human are every day, and this condition can not be anticipated. It caused increasing of exploitation. The exploitation caused environmental damage that threatens the habitat of living things. Implementation of environmental education in schools expected to be a pioneer who has care for responsibility, preserve, and conserve of environmental. This review conducted at the junior high school level on environmental education material, which can be related in the Social Study. It analysis based on the content standards of Social Study in junior high school issued by the National Education Standards Agency in the curriculum KTSP and Curriculum 2013 about environmental education. The problem of research is review about curriculum at Social Study junior hight school level of environmental education material. The method used literature study. The result implementation of environmental education, students can have a caring attitude of the environment from aspects of knowledge, attitude and skills to be able to respond to care and preserve the surrounding environment. Keysword: Environmental Education in Junior Hight School, and Responsibility of Environmental.
KAJIAN TENTANG GARAM TRADISIONAL DAN KONDISI SOSIAL, EKONOMI, DAN DEMOGRAFIS PETANI GARAM DI DESA PLIWETAN KECAMATAN PALANG KABUPATEN TUBAN PROVINSI JAWA TIMUR Winarno Winarno
Jurnal Geografi, Edukasi dan Lingkungan (JGEL) Vol. 2 No. 1 (2018): Jurnal Geografi, Edukasi dan Lingkungan (JGEL)
Publisher : Pendidikan Geografi Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (471.493 KB) | DOI: 10.29405/jgel.v2i1.1019

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini dilakukan di Desa Pliwetan Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban, Provinsi Jawa Timur. Lokasi geografis wilayah penelitian yang merupakan terletak di daerah pesisir, sehingga wilayah penelitian mayoritas dimanfaatkan oleh penduduk sebagai tambak garam. Berdasarkan hal tersebut, tujuan penelitian yaitu: (1). mengetahui proses produksi garam secara tradisional, dan (2). mengetahui kondisi sosial, ekonomi, dan demografis petani garam tradisional. Penentuan lokasi penelitian dengan metode Purposive sampling, dan penentuan responden dengan metode sensus dengan jumlah responden yaitu 98 KK. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses produksi garam secara tradisional memerlukan persiapan lahan produksi dan peralatan termasuk didalamnya pengendalian standar manajemen mutu lahan dan penggaraman, dan penentuan proses produksi sebagaimana yang dianjurkan oleh kementrian perikanan dan kelautan tahun 2002. Berdasarkan tingkat pendidikan mayoritas petani garam merupakan tidak sekolah mencapai 36,0%. Kondisi ini menunjukkan rendahnya tingkat pendidikan para petani garam, yang mempengaruhi rendahnya tingkat pendapatan petani. Rendahnya pendapatan dari sektor garam membuat mereka melakukan kerja sampingan, yaitu 55,1% petani garam memiliki pekerjaan sampingan sebagai petambak bandeng, 23,4% sebagai tukang becak, 11,8 % sebagai buruh, dan lain-lain 9,7%. Adapun pendapatan petani garam rata-rata per bulan 36,73% antara 1-2 juta, 19,39% antara 2-3 juta dan hanya 9,18% yang berpendapatan diatas 5 juta. Berdasarkan kondisi demografis kondisi demografis penduduk Desa Pliwetan yaitu jumlah kelahiran 28 bayi, angka kematian 16 jiwa, angka perkawinan 34 pasang dan perceraian 6 pasang. Mobolitas penduduk antar wilayah mencapai 80%, yang berarti hampir semua penduduk di Desa Pliwetan pernah melakukan migrasi/pergi meninggalkan desanya dengan batas waktu minimal 6 jam. Kata Kunci: Garam Tradisional, Kondisi Sosial, Ekonomi, dan Demografis Petani Garam ABSTRAC The location this research in Pliwetan Village, Tuban Regency, Jawa Timur Province. Geographically, location of research area in coastel area, based on it majority landuse in research area is salt ponds. Based on it, the aims of research are 1). To know the process of salt with production traditional, and 2). To know about social, economic, and demografis condition of traditional salt farmers. The method to determine research area was Purposive sampling, the method to determine respondents was census with 98 KK. The results of the research show that the salt production process traditionally requires the prepar of production land and equipment including the control of land and salt quality management standards, and the determination of the production process as recommended by the marine and fishery ministry in 2002. Based on the level of education condition, the data showed that 32.65% community not finished elementary school, and 37.76% finished of elementary school. This condition indicates that majority of salt farmers was the low level of education, which affects the low income level of farmers. Based it the salt farmers had additional work such as: milkfish ponds (55,1%), becak (23,4%), and laborers (11,8 %), and onthers (9,7 %). Based on average monthly income of salt farmers ware 1-2 million (36.73%), 2-3 million (19.39%), and above 5 million (9.18%). Based on the data of demographic condition of Pliwetan Village was the number of births were 28, the number of mortality were 16 people, the number of marriage were 34 pairs, and the number of divorce were 6 pairs. The data of mobility between regions in research area was 80%, it showed that majority the comunity in Pliwetan Village migrated with a minimum time limit of 6 hours. Keywords: Traditional Salt, Social, Economic and Demografis Condition of Salt Farmers
HUBUNGAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DAN SIKAP TERHADAP PROFESI GURU DENGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK PEMBELAJARAN IPS GURU SMP Fadiarman Fadiarman
Jurnal Geografi, Edukasi dan Lingkungan (JGEL) Vol. 2 No. 1 (2018): Jurnal Geografi, Edukasi dan Lingkungan (JGEL)
Publisher : Pendidikan Geografi Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (392.844 KB) | DOI: 10.29405/jgel.v2i1.1020

Abstract

ABSTRAK Pada kondisi di Sekolah Menegah Pertama cendrung pembelajaran IPS dianggap kurang menarik, kondisi tersebut salah satunya dapat di identifikasi faktor keterkaitan latar belakang pendidikan guru. Berdasarkan hal tersebut, tujuan penelitian ini yaitu untuk menentukan korelasi antara latar belakang pendidikan dan sikap dengan kompetensi pedagogik pembelajaran IPS Guru Sekolah Menengah Pertama (SMP). Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional, dengan metode analisis yaitu Uji Signifikansi dan Linearitas Regresi. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan teknik acak sederhana (simple random sampling). Populasi sebanyak 174 orang guru, disusun daftar, selanjutnya di acak dan di undi serta diambil sebanyak 44 orang responden guru sebagai sampel. Hasil analisis korelasional menunjukkan bahwa antara variabel baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama, latar belakang pendidikan dan sikap terhadap profesi guru memiliki hubungan positif dengan kompetensi pedagogik pembelajaran IPS Guru SMP. Kata Kunci: Latar Belakang Pendidikan, Sikap Profesi Guru, Kompetensi Pedagogik, Pembelajaran IPS SMP. ABSTRACT The majority student in Junior Hight School have perception about learn of social study was not interesting, it can identification affected by educational background of teachers. The aims of research was to determine corelation between the educational background and attitude teacher with pedagogical competence of social study learning in Junior Hight School. The method used correlational method with regretion tes. The population in this research were all of teacher in SMPN Perwira Village North Bekasi Regency, with the number of population were 174 teachers. The sampling method used simple random sampling, the result respondents sample were 44 teachers. The instrument used in this research was to test and nontes. The results of research: 1). There is a positive relationship between educational background and pedagogical learning of social study. 2) There is a positive relationship between attitudes toward the profession of teachers with pedagogical learning social study. 3) There is a positive relationship between educational background and attitude towards the teaching profession together with the pedagogical learning social study. Keywords: Education Background, Attitude Teacher Profession, Pedagogical Competence. Social Study Learning in Junior Hight School.
PENGARUH MADDEN JULIAN OSCILLATION TERHADAP KEJADIAN CURAH HUJAN EKSTREM DI PROVINSI JAWA BARAT (STUDI KASUS DI KABUPATEN SUKABUMI) Budi Suhardi; Hadi Saputra; Leni Jantika Haswan
Jurnal Geografi, Edukasi dan Lingkungan (JGEL) Vol. 2 No. 2 (2018): Jurnal Geografi, Edukasi dan Lingkungan (JGEL)
Publisher : Pendidikan Geografi Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2220.234 KB) | DOI: 10.29405/jgel.v2i2.1514

Abstract

Fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) yaitu salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya curah hujan ekstrem di wilayah Benua Maritim Indonesia (BMI). MJO dikenal sebagai unsur utama pengendali keragaman/variabilitas cuaca dan iklim antar musim kawasan tropis (30 – 60 hari). Osilasi yang dimaksud merupakan gelombang di atmosfer (troposfer) yang disebut dengan Gelombang Kelvin dan gelombang lainnya (Rossby dan Gabungan/Campuran Rossby Gravitasi). Pemicu dan penggerak cuaca buruk berupa giatnya gugusan awan konvektif di skala regional, yang bergerak ke arah timur yang dapat dipantau dengan kondisi medan angin dan liputan awannya (OLR = Outgoing Longwave Radiation). Lokasi penelitian adalah Benua Maritim Indonesia sebagai bagian dari Maritime Continent Equator, dengan focus area yaitu Kabupaten Sukabumi sebagai bagian dari salah satu Kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Barat. Waktu pengambilan data dari medio Agustus 2017 sampai medio November 2017, dan awal Januari 2018. Akan tetapi, untuk wilayah Sukabumi pendataan data curah hujan dilakukan sejak beberapa tahun ke belakang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh terjadinya penjalaran MJO yang berdampak terhadap curah hujan ekstrem di wilayah Indonesia dan khususnya Kabupaten Sukabumi, dan dapat dijadikan sebagai awal dari pola kajian untuk operasional sehari-hari di Stasiun Klimatologi Bogor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wilayah yang terpengaruh MJO antara lain Jampang Kulon, Pelabuhan Ratu, dan Lengkong dengan korelasi positif. Fase MJO kuat yang berpengaruh terhadap hujan ekstrem di wilayah kabupaten Sukabumi terjadi pada bulan Desember sampai Februari.
ANALISIS MORFOMETRI UNTUK MENENTUKAN RISIKO ALIRAN LAHAR GUNUNG GEDE DI KABUPATEN CIANJUR PROVINSI JAWA BARAT Supriyati Supriyati; Boedi Tjahjono
Jurnal Geografi, Edukasi dan Lingkungan (JGEL) Vol. 2 No. 2 (2018): Jurnal Geografi, Edukasi dan Lingkungan (JGEL)
Publisher : Pendidikan Geografi Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (642.449 KB) | DOI: 10.29405/jgel.v2i2.1517

Abstract

Aset penting di sekitar Gunung Gede dan perkembangan pemukiman hingga jarak 6 km dari puncak gunung, memberikan risiko yang tinggi akan dampak bahaya aliran lahar. Pengurangan risiko dampak bencana erupsi Gunung Gede, perlu dilakukan mitigasi bencana dengan mengetahui daerah mana saja yang akan dilalui aliran lahar. Pembuatan peta bahaya aliran lahar Gunung Gede dibagi menjadi dua kawasan, yaitu daerah proksimal serta daerah medial dan distal yang jauh dari pusat letusan. Metode penilaian bahaya proksimal menggunakan variabel curah hujan, kerapatan aliran sungai (drained density), dan gradien lembah. Penilaian bahaya di daerah medial dan distal, menggunakan variabel morfometri sungai-sungai utama yang mempunyai hulu di DAS-DAS proksimal seperti daya tampung atau kapasitas maksimal lembah yang dihitung melalui volume lembah sungai. Hasil analisis menunjukkan bahwa aliran lahar medial dan distal Gunung Gede di Kecamatan Cugenang dan Kecamatan Cianjur mempunyai risiko sedang-tinggi. Rekomendasi yang dapat diberikan untuk mengurangi risiko aliran lahar melalui mitigasi non-struktural dengan penetapan peraturan, kesadaran masyarakat dan program pendidikan serta modifikasi perilaku. Rekomendasi mitigasi struktural dapat dilakukan dengan cara membangun tanggul sungai pada daerah yang berpotensi mengalami banjir lahar atau membuat sabo dam, serta meningkatkan kapasitas daya tampung lahar. Kata Kunci: Morfometri, Aliran Lahar, Risiko
PEMANFAATAN DATA PENGAMATAN CUACA BERBASIS DATA PENGINDERAAN JAUH DAN MODEL CUACA NUMERIK UNTUK PRAKIRAAN CUACA DALAM MENGURANGI RISIKO BENCANA HIDROMETEOROLOGI Aries Kristianto; Immanuel JA Saragih; Muhammad Ryan; Wulan Wandarana; Hensatiti Niken Pratiwi; Adelina Lumban Gaol; Khafid Pratama; Ejha Larasati Siadari
Jurnal Geografi, Edukasi dan Lingkungan (JGEL) Vol. 2 No. 2 (2018): Jurnal Geografi, Edukasi dan Lingkungan (JGEL)
Publisher : Pendidikan Geografi Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1091.274 KB) | DOI: 10.29405/jgel.v2i2.1518

Abstract

Cuaca ekstrem dengan intensitas curah hujan tinggi yang sering terjadi di tanah air menjadikan Indonesia memiliki ancaman terhadap bencana hidrometeorologi, seperti banjir, kekeringan, badai, dan tanah longsor. Terjadinya perubahan iklim mengindikasikan bahwa frekuensi kejadian cuaca ekstrem akan terus meningkat. Kejadian bencana hidrometeorologi memiliki dampak yang signifikan terhadap kondisi sosial dan ekonomi masyarakat yang terdampak. Mengingat besarnya dampak yang ditimbulkan, masyarakat dan pemerintah perlu meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi terjadinya bencana hidrometeorologi. Salah satu hal yang dapat dilakukan oleh BMKG adalah pengembangan teknologi monitoring dan prediksi kebencanaan hidrometeorologi, yaitu menggunakan data penginderaan jauh dan model numerik cuaca. Berdasarkan hal tersebut, tujuan kajian merupakan untuk menganalisis seberapa besar optimalisasi pemanfaatan data penginderaan jauh dan model cuaca numerik untuk keperluan prakiraan cuaca ekstrem. Hasil analisis menunjukkan bahwa data pengindaraan jauh dan data model numerik cuaca dapat digunakan secara optimal untuk keperluan prakiraan cuaca. Selain itu, masih perlu dilakukan pengembangan dan inovasi pemanfaatan data penginderaan jauh maupun model numerik cuaca untuk mendukung kegiatan pencegahan dan penanggulangan bencana, terutama di bagian diseminasi/penyaluran informasi peringatan dini cuaca ekstrem kepada pihak terkait maupun kepada masyarakat. Kata Kunci: Bencana Hidrometeorologis, Cuaca Ekstrem, Penginderaan Jauh, Model Numerik
AKURASI ARAH KIBLAT MASJID DI KECAMATAN BEKASI UTARA (SURVEI LOKASI ARAH TERHADAP POSISI LOKASI KA’BAH) Mushoddik Daulay
Jurnal Geografi, Edukasi dan Lingkungan (JGEL) Vol. 2 No. 2 (2018): Jurnal Geografi, Edukasi dan Lingkungan (JGEL)
Publisher : Pendidikan Geografi Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (452.942 KB) | DOI: 10.29405/jgel.v2i2.1519

Abstract

Temuan awal di lapangan bangunan masjid yang ada di Bekasi sedang banyak yang melakukan renovasi atau perpindahan wujud bangunan dari mushollah ke masjid, dengan adanya hal dasar tersebut menarik untuk dikaji terkait keakurasiaan arah kiblat. Untuk itu, tujuan penelitian untuk mengetahui kondisi arah kiblat masjid di Kecamatan Bekasi Utara. Penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan studi kasus, yaitu penelitian yang dilakukan pada unit dan obyek tertentu. Alat yang digunakan yaitu Kompas (segitiga bola). Hasil penelitian yaitu: pertama, pengukuran terbagi menjadi 3 wilayah perumahan (18), non perumahan/kavling (9), dan sekolah (3). Berdasarkan keseluruhan bangunan ditemukan masjid pada lokasi banyak yang belum sesui arah kiblatnya pada wilayah perumahan. Kedua, adapun masjid yang belum akurat peneliti menyebut ada zona lebih (+) dan kurang(-). Zona tersebut di dapat karena ada ditemukan masjid yang kurang dari garis kiblat serta ada yang lebih. Zona (+) merupakan zona bangunan masjid khususnya pada shaf berlebih 0º > terdapat 3 masjid. Zona (-) merupakan zona bangunan yang terletak pada > 0º adapun masjid pada zona ini banyak ditemukan 15 masjid. Wilayah masjid pada zona kurang derajat akurasinya, bangunan tersebut secara fisik bangunan menghadap ke Barat. Ketiga, ketika dalam pelaksanaan penelitian ada pengurus juga yang sudah mengetahui hal tersebut, sehingga secara keilmuan mereka dapat memahami peran ilmu dan teknologi dalam menentukan lokasi dan arah. Maka dalam temuan dibeberapa 6 masjid shafnya sudah disesuaikan walaupun bangunan dikatagorikan tidak akurat. Berdasarkan hasil pengukuran maka Masjid di Bekasi Utara dari 30 Masjid hanya 12 masjid yang arahnya sudah tepat menghadap ke kiblat. Kata kunci: Akurasi Arah Kiblat, Masjid, Kecamatan Bekasi Utara

Page 4 of 18 | Total Record : 174