cover
Contact Name
Argyo Demartoto
Contact Email
jas@mail.uns.ac.id
Phone
+62271637277
Journal Mail Official
jas@mail.uns.ac.id
Editorial Address
https://jurnal.uns.ac.id/jas/about/editorialTeam
Location
Kota surakarta,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Analisa Sosiologi
ISSN : 23387572     EISSN : 26150778     DOI : -
Core Subject : Social,
Jurnal Analisa Sosiologi (JAS) diterbitkan per semester pada bulan April dan Oktober oleh Program Studi Magister Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan ISSN : 2338 - 7572 (Print) dan ISSN: 2615-0778 (Online). JAS berdasarkan kutipan dan keputusan Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan, Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor: 21/E/KPT/2018, tanggal 9 Juli 2018 tentang hasil akreditasi jurnal ilmiah periode 1 tahun 2018, telah terakreditasi Peringkat 4 yang berlaku 5 Tahun, yaitu Volume 5 Nomor 1 tahun 2016 sampai Volume 9 Nomor 2 Tahun 2020. JAS memfokuskan diri pada hasil penelitian terkait isu-isu sosial-kontemporer di Indonesia, khususnya yang berkenaan dengan perkembangan masyarakat dari berbagai aspek. Selain itu, JAS juga menerima artikel yang bersumber pada telaah pustaka terkait dengan upaya pengembangan teori-teori sosiologi. Informasi mengenai JAS juga bisa diperoleh melalui media sosial.
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 9 (2020): Edisi Khusus Sosiologi Perkotaan" : 8 Documents clear
INDUSTRIALISASI BERBASIS SYARIAH BAGI MASYARAKAT PERKOTAAN (STUDI PERUSAHAAN AIR KHAIRA DI YOGYAKARTA) Prakoso, Tjahyo Adji
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 9 (2020): Edisi Khusus Sosiologi Perkotaan
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (858.746 KB) | DOI: 10.20961/jas.v9i0.39814

Abstract

Urban communities, have needs that can be said to be all-round, such as clothing, food and shelter needs, including water needs, almost all the needs of living things are inseparable from water, including for urban communities. On the other hand, this is an opportunity for industrialization commodities, such as drinking water industry, this research is focused on the company drinking water industry in Yogyakarta, the KHAIRA company which has the concept of sharia-based industrialization which is realized in the vision of "Sustainability growing companies to serve the deen of Allah", this research examines theoretically and practically between company visions with the response of the social reality of the surrounding community and examine the idea of sharia-based industrialization, which is an urban economy that leads to industrialization. This research method uses qualitative methods with type of natural observation by conducting comprehensive observations on a particular setting without the slightest change, by conducting interviews. The theoretical framework used is the reflexive modernity theory of Ulrich Beck. The results of this study are that the public does not know that KHAIRA is a Sharia-based industrial company and the company itself does not yet have a community service program. Keywords: Khaira, Sharia, Social society. AbstrakMasyarakat perkotaan, memiliki kebutuhan yang bisa dikatakan serba ada, seperti kebutuhan sandang, pangan dan papan, termasuk kebutuhan air, hampir semua kebutuhan makhluk hidup tidak terlepas dari air, termasuk bagi masyarakat perkotaan. Disisi lain, hal ini menjadi peluang komoditas industrialisasi, seperti industri air minum. Penelitian ini terfokus kepada industri air minum perusahaan di Yogyakarta, yaitu perusahaan KHAIRA yang memilki konsep industrialisasi berbasis syariah yang diwujudkan dalam visi “Sustainability growing companies to serve the deen of Allah”. Peneltian ini menguji secara teoritis dan praktis antara visi perusahaan dengan respon realita sosial masyarakat sekitar dan mengkaji gagasan industrialisasi berbasis syariah sebagai urban ekonomi yang menuju industrialisasi. Metode penelitian ini dengan menggunakan metode kualitatif dengan jenis pengamatan alami (Natural Observation) yang dilakukan dengan observasi menyeluruh pada sebuah latar tertentu tanpa mengubahnya, dengan tujuan mengamati dan memahami perilaku manusia atau selain manusia dalam situasi tertentu, salah satunya dengan melakukan wawancara. Kerangka Teori yang digunakan ialah teori modernitas refleksif dari Ulrich Beck  dan teori Islam, yakni Kaidah Fikih. Adapun Hasil Penelitian ini yakni bahwa masyarakat tidak mengetahui bahwa KHAIRA adalah perusahaan Industri yang berbasis Syariah dan bagi perusahaan sendiri belum mempunyai program pelayanan masyarakat. Kata kunci : Khaira, Sosial Masyarakat, Syariah.
KOMUNITAS SATOE ATAP: PRODUKSI RUANG SOSIAL BAGI ANAK JALANAN DI KAWASAN SIMPANG LIMA SEMARANG Aji, Ardhiatama Purnama; Kausan, Bagas Yusuf
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 9 (2020): Edisi Khusus Sosiologi Perkotaan
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (855.588 KB) | DOI: 10.20961/jas.v9i0.39816

Abstract

The growth of Semarang City to the “modern” direction has left any contrast pictures. The building of hotels and shopping centres are increasing. In other side, the street children and urban poor still exist. Consequently, the scramble of space cannot be denied. The street children and urban poor, with their finite capital, losed in the scramble. Inevitably, that losing has called Komunitas Satoe Atap to help them. The purpose of this research is to know the way Komunitas Satoe Atap provides playgrounds and learning spaces for street and urban poor children at Simpang Lima area in Semarang. The most part of the thought framework was using Henri Lefebvre’s idea about the production of space. Furthermore, the method in this research is qualitative method, consists of field observation, interview and literatur review. Due to get the detail datas and informations, this method has been used. Furthermore, descriptive approach is used in this research. The result of this research denotes that in the process of modernisation at Simpang Lima area, Komunitas Satoe Atap still steadily provides the alternative space at front of Karang Kidul headman office, Central Semarang, Semarang City. As the time goes, the activities and communications of this community with the street children are getting more difficult to be done. Nevertheless, they are always ready to help the street children in education sector on Friday. Keywords: Satoe Atap Community, The production of space, The street children, The urban poor, Simpang Lima area. AbstrakPerkembangan Kota Semarang menuju ke arah “modern” menyisakan gambaran kontras. Satu sisi, bangunan hotel dan pusat perbelanjaan kian banyak. Namun sisi lain, anak jalanan dan kaum miskin kota tetap eksis. Alhasil perebutan ruang tak terhindarkan. Dengan keterbatasan kapital, anak jalanan dan kaum miskin kota kalah dalam perebutan ruang tersebut. Tak pelak, kekalahan itu mengundang Komunitas Satoe Atap untuk membantu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Komunitas Satoe Atap menyediakan ruang bermain dan belajar bagi anak jalanan dan kaum miskin kota di Kawasan Simpang Lima. Kerangka pemikiran dalam penelitian ini sebagian besar menggunakan gagasan Henri Lefebvre tentang produksi ruang. Selain itu, metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif, yang terdiri atas observasi lapangan, wawancara, dan studi pustaka. Metode ini digunakan untuk memperoleh data serta informasi secara detail. Sementara itu, pendekatan deskriptif dipakai dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di tengah derap modernisasi di sekitar Kawasan Simpang Lima, Komunitas Satoe Atap tetap rutin menyediakan ruang alternatif di teras Kantor Kelurahan Karang Kidul, Kecamatan Semarang Tengah, Kota Semarang. Namun seiring berjalannya waktu, komunitas ini semakin sulit untuk melakukan kegiatan, bahkan berkomunikasi dengan anak jalanan. Sekalipun mereka senantiasa menyediakan waktu pada tiap Jumat untuk membantu anak jalanan di bidang pendidikan. Kata kunci : Komunitas Satoe Atap, Anak jalanan, Kaum miskin kota, Kawasan Simpang Lima, Produksi ruang.
FIGURASI DALAM KELOMPOK TRAVELER Nurina Adi Paramitha
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 9 (2020): Edisi Khusus Sosiologi Perkotaan
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (924.699 KB) | DOI: 10.20961/jas.v9i0.39817

Abstract

Modernization makes citizen more distant from nature. Modern life makes people more individualistic, especially the youth. When they have free time or holiday, the youth citizen choose to travel to nature. Although in the daily life they are living individually, but most of them traveling in groups. As Elias stated that human identity as a unique individual only exists in and through networks or figuration. This study aims to analyze figuration in traveler group which travel to nature. This study was conducted in April - May 2017. This study uses qualitative method with a case study strategy. Data were collected through observation, documentation, interviews through social media, and the distribution of open questionnaires to informants. The informants are youth citizen selected through purposive sampling techniques. The data validated by source triangulation and data analyzed by interactive model. The results showed that youth citizen prefer to travel in groups, some of them even follow the traveler community. Traveling in groups has many advantages than solo traveling. The figuration in traveler group only occurs when the traveler goes on a trip. The traveler group is a figuration in which there is an interdependence relationship between one traveler and another traveler. Keywords:Figuration, Group, Youth, Traveler. AbstrakModernisasi membuat penduduk kota semakin jauh dari alam. Kehidupan modern membuat banyak orang semakin individualis, terutama para pemuda. Ketika luang atau libur, banyak pemuda kota yang memilih berlibur ke alam terbuka. Meski dalam keseharian para pemuda tersebut hidup individualis, namun mayoritas pemuda melakukan traveling secara berkelompok. Seperti yang dinyatakan Elias bahwa identitas manusia sebagai individu yang unik hanya ada di dalam dan melalui jaringan atau figurasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis figurasi dalam kelompok traveler yang melakukan perjalanan ke alam terbuka. Penelitian dilaksanakan pada bulan April - Mei 2017. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan strategi studi kasus. Data dikumpulkan melalui observasi, dokumentasi, wawancara melalui media sosial, dan pembagian angket terbuka kepada informan. Informan merupakan para pemuda kota yang dikumpulkan melalui teknik purposive sampling. Validitas data menggunakan triangulasi sumber dan analisis data menggunakan model interaktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemuda lebih senang melakukan traveling secara berkelompok, bahkan ada yang mengikuti komunitas traveler. Traveling berkelompok memiliki banyak keunggulan daripada solo traveling. Figurasi kelompok traveler hanya terjadi ketika para traveler melakukan sebuah perjalanan. Kelompok traveler merupakan suatu figurasi yang di dalamnya terdapat hubungan saling ketergantungan antara traveler yang satu dengan traveler lainnya. Kata kunci : Figurasi, Kelompok, Pemuda, Traveler
INTEGRASI DATA SAMPAH SEBAGAI UPAYA MEWUJUDKAN ZERO WASTE MANAGEMENT: STUDI KASUS DI KOTA BANDUNG Nabilla Salma Khairunisa; Diana Rizky Safitri
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 9 (2020): Edisi Khusus Sosiologi Perkotaan
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (908.612 KB) | DOI: 10.20961/jas.v9i0.39829

Abstract

This research aims to determine the percentage of the amount of waste in Indonesia by focusing on solving the problem of waste in the city of Bandung. This reason is because the city of Bandung is the background for the occurrence of the National Waste Day every February 21st. This research uses panel data with random-effect methods and quantitative data analysis. The data used are secondary data and primary data. Secondary data was obtained from the website of the Indonesian Bureau of Central Statistics (BPS) and the Ministry of Environment and Forestry with provincial data for 2015-2016 and primary data obtained from direct interviews with the Head of the Bank Sampah Induk Resik Bandung and Bank Sampah Hijau Lestari. Secondary data used in this research uses the percentage of total waste as the dependent variable, population variable, diarrhea, gross regional domestic product, number of technology users, human development index, and number of industries as independent variables. The results of the research using panel data and random-effect methods show that increasing the number of population increases the percentage of the amount of waste in Indonesia, also the increase in technology users, which can reduce the percentage of the amount of waste in Indonesia. This research is important to read to solve the waste problem in Indonesia. Keywords: Bandung, Data integration, Innovation, Regulation, implementation, Trash AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase jumlah sampah di Indonesia dengan memfokuskan kepada penyelesaian permasalahan sampah di Kota Bandung. Hal ini dikarenakan Kota Bandung merupakan daerah yang melatarbelakangi terjadinya hari sampah nasional pada setiap tanggal 21 Februari. Penelitian ini menggunakan data panel dengan metode random-effect dan  analisis kuantitatif. Data yang digunakan adalah data sekunder dan data primer. Data sekunder didapatkan dari situs Badan Pusat Statistik (BPS) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dengan data provinsi tahun 2015 – 2016 dan data primer didapatkan dari wawancara langsung terhadap Kepala Bank Sampah Induk Kota Bandung dan Bank Sampah Hijau Lestari. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan variabel persentase jumlah sampah sebagai variabel dependen, variabel populasi, diare, gross regional domestic product, jumlah pengguna teknologi, indeks pembangunan manusia, dan jumlah industri sebagai variabel independen. Hasil regresi se dengan menggunakan data panel dan metode random-effect menunjukan bahwa peningkatan jumlah populasi meningkatkan persentase jumlah sampah di Indonesia, serta peningkatan pengguna teknologi dapat menurunkan persentase jumlah sampah di Indonesia. Penelitian ini penting dibaca sebagai upaya untuk menyelesaikan permasalahan sampah di Indonesia. Kata kunci: Bandung, Sampah, Implementasi Undang-Undang, Inovasi, Integrasi Data.
POLA KONSUMSI PEREMPUAN MIGRAN MADURA (STUDI FENOMENOLOGI DI KELURAHAN KEMAYORAN BARU DKA, KECAMATAN KREMBANGAN, KOTA SURABAYA) Dewi Fatmawati
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 9 (2020): Edisi Khusus Sosiologi Perkotaan
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (894.484 KB) | DOI: 10.20961/jas.v9i0.39818

Abstract

This research aims to explain how is the Madurese migrant women’s consumption pattern in the slums along the railroad tracks, Kemayoran Baru DKA Village, Krembangan District, Surabaya. Coming from the middle low-class family who have to survive for life in the migration area, in the research place, there are many Madurese migrant woman consumptive action. By using the concept of thought of Jeans P. Baudrillard about the people’s consumption, this research shows some results of consumption’s pattern of Madurese migrant women which include the consumption of family daily need, life style, and financial management strategy. The writer uses qualitative research method with phenomenology approach and getting the data by using participative observation and deep interview method in order to be able to get the data and distinguish it as the real phenomena that happen. The result of the study shows, the consumption patterns of Madurese migrant women have two considerations namely rational (economic) and irrational (consumptive). In fulfilling the household needs of Madurese migrant women, they are more inclined towards rational (economic) considerations, while in fulfilling lifestyle activities activities have been trapped in the play of signs that feel that a product is a reflection of their self-image (irrational-consumptive). They also do not forget to do such kind of investment like gold, house, or event field.     Keywords: Consumption pattern, Madurese migrant women, Consumptive action.  AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana pola konsumsi perempuan migran Madura di Pemukiman Kumuh Bantaran Rel Kereta Api, Kelurahan Kemayoran Baru DKA, Kecamatan Krembangan, Kota Surabaya.  Berasal dari keluarga ekonomi menengah kebawah, yang harus bertahan hidup di daerah migrasi, dan di lokasi penelitian banyak ditemui perempuan migran Madura yang melakukan perilaku konsumtif. Dengan memanfaatkan konsep pemikiran Jeans P. Baudrillard tentang masyarakat konsumsi, penelitian ini akan memaparkan sejumlah temuan mengenai pola konsumsi perempuan migran Madura yang mencakup konsumsi rumah tangga, gaya hidup, strategi dalam mengatur keuangan dan investasi. Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi serta dalam penggalian data menggunakan metode participative observation dan wawancara mendalam agar mendapatkan dan menafsirkan data sesuai dengan fenomena yang terjadi. Hasil penelitian menunjukkan, pola konsumsi perempuan migran Madura memiliki dua pertimbangan yakni rasional (ekonomis) dan irasional (konsumtif). Pada pemenuhan kebutuhan rumah tangga perempuan migran Madura lebih condong pada pertimbangan rasional (ekonomis), sedangkan pada pemenuhan gaya hidup aktivitas telah terperangkap pada permainan nilai tanda yang merasa bahwa suatu produk sebagai cerminan dari citra dirinya (irasional-konsumtif). Perempuan migran Madura juga tidak lupa untuk melakukan investasi dalam bentuk emas, rumah, serta tanah. Kata kunci : Pola konsumsi, Perempuan migran Madura, Perilaku konsumtif.
ANALISIS TERHADAP FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PENERAPAN KEBIJAKAN PENGELOLAAN SAMPAH DI YOGYAKARTA MENGGUNAKAN PEMODELAN SISTEM DINAMIS Erpin Habibah; Febi Novianti; Hanafi Saputra
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 9 (2020): Edisi Khusus Sosiologi Perkotaan
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (990.46 KB) | DOI: 10.20961/jas.v9i0.39809

Abstract

In  February  2019,  the  amount  of  waste  in  the  Piyungan,Yogyakarta, landfill  area,  was  increased.  The  heap  of  waste  harms  to  many  fields,  especially  to environmental  health.  Data  from  the  Department  of  Public  Works  Housing  and Energy Mineral Resources show that the volume of waste was increased meanwhile the  number  of  landfill  areas  was  significantly  decreased,  especially  from  2017  to 2018.  If  there  is  no  proper  solution,  this  issue  can  be  a  continuous  problem  and  a terrible  disaster.  The regulations about waste management had been built by government, even some  programs  in  waste  management  have  been launched to solve the waste problem. Nevertheles the real conditions did not accord with the goals. This descriptive study uses statistical methods for processing secondary and primary data which are analyzed based on dynamics system models. The results of this study indicate that the Yogyakarta waste management system is not good enough. The several influencing factors are the government policy is not yet fully known by the whole community, cultural attitudes and awareness of the community to care for waste are still low, and the landfill facilities are still  inadequate. Keywords: Landfill, Public Awareness, Regulation, Waste  Management, Dynamics System. AbstrakPada Februari 2019 telah terjadi pembengkakan jumlah sampah di area TPA Piyungan, Yogyakarta. Data Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Energi Sumber daya Mineral, menunjukkan selama kurun waktu 2015-2018 terdapat peningkatan jumlah volume sampah yang dihasilkan, sementara jumlah TPA mengalami penurunan yang signifikan terutama dari tahun 2017 ke tahun 2018. Pola kontradiktif ini akan menjadi masalah berkelanjutan dan bahkan bisa menjadi bencana mengerikan apabila tidak ada penanganan tepat sasaran. Kebijakan pemerintah sampai saat ini sudah ada, bahkan beberapa program sudah dicanangkan untuk mengatasi permasalahan mengenai sampah. Meskipun demikian, kondisi di lapangan ternyata tidak sesuai dengan harapan dan rencana pemerintah. Penelitian deskriptif ini menggunakan metode statitik untuk pengolahan data sekunder dan primer kemudian dianalisis berdasarkan pemodelan sistem dinamis. Hasil  penelitian  menunjukkan  bahwa sistem pengelolaan sampah Yogyakarta  belum  cukup  baik. Beberapa faktor  yang  mempengaruhi  diantaranya kebijakan pemerintah belum diketahui secara menyeluruh, budaya peduli sampah dan  kesadaran masyarakat masih rendah,  serta fasilitas TPA belum memadai. Kata kunci: Kesadaran Publik, Pengelolaan sampah, Regulasi, Tempat pembuangan akhir, Sistem Dinamik.
MODAL SOSIAL DALAM REVITALISASI KEARIFAN LOKAL (STUDI KASUS DESA WISATA KANDRI KECAMATAN GUNUNG PATI KOTA SEMARANG) Syifa Ayyada Jannati; Dani Ramadhan; Cindy Nadya Dewi Pertiwi
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 9 (2020): Edisi Khusus Sosiologi Perkotaan
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (784.446 KB) | DOI: 10.20961/jas.v9i0.39813

Abstract

Cities with various activities have a rapid change in every part of them. This change slowly began to threaten the value of local wisdom in society. It getting worst by globalization that will change the value of society and make them individualistic in this digital era. The revitalization for original culture through make a tourist village that will be the place for development local wisdom which is getting fade between village society in this globalization era is the right thought to solve this problem. The one of tourist village that elevate local wisdom is Kandri Tourist Village. Qualitative method has been selected by researchers to get data through interview an obsevation in research location. Social capital theory used by researches is the theory that was coined by Putnam. The goal of this research to give the knowledge to reader that tourist village notonly empowering society, but tourist village can elevate local wisdom that left out by this generation. The result in the process to realize culture revitalization and empowering other, have the different caracter is must that is local wisdom and have a leader as the developer to develop Kandri  tourist village. Keywords: Tourist Village, Local Wisdom, Social Capital.    AbstrakKota dengan berbagai hiruk pikuk yang ada di dalamnya mengalami perubahan pesat. Perkembangan ini secara perlahan mulai mengancam nilai kearifan lokal yang ada di masyarakat. Kondisi seperti ini diperparah dengan munculnya serbuan globalisasi yang semakin hari mulai mengubah tatanan masyarakat yang lebih individualis di era digital seperti sekarang ini. Dalam upaya untuk merevitalisasi budaya luhur yang telah ada, salah satu cara yang tepat dengan menggunakan desa wisata sebagai wadah guna merevitalisasi kearifan yang mulai luntur di masyarakat. Salah satu desa wisata yang mengangkat kearifan lokal yaitu Desa Wisata Kandri. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pengambilan data menggunakan wawancara dan observasi. Teori modal sosial yang digunakan adalah teori yang dicetuskan oleh Putnam. Tujuan penelitian ini digunakan untuk memberikan pemahaman bahwa dengan adanya Desa Wisata Kandri tidak hanya memberikan pemberdayaan tetapi ikut merevitalisasi kearifan lokal yang mulai ditinggal generasi sekarang. Hasil penelitian menunjukkan dalam mewujudkan revitalisasi budaya dan pemberdayaan harus memiliki karakter yang membedakan yaitu kearifan lokal serta memiliki pemimpin sebagai pelaksana segala wujud pengembangan Desa Wisata Kandri. Kata kunci : Desa Wisata, Kearifan Lokal, Modal Sosial.
PERAN JARINGAN KEMANUSIAAN JAWA TIMUR DALAM PENDIDIKAN NON FORMAL BAGI ANAK BANGSA DI KOTA MALANG Hamida Zama Rahmatillah; Anis Khoirun Nisa; Yudha Rachmatullah
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 9 (2020): Edisi Khusus Sosiologi Perkotaan
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (862.127 KB) | DOI: 10.20961/jas.v9i0.39815

Abstract

Anak Bangsa is a call for children in the JKJT (Jaringan Kemanusiaan Jawa Timur) community, where is anak bangsa once lived on the streets. Aanak bangsa actually have good potential to be developed in a positive direction. This community is interesting to study because in it has a unique and prospective contribution in improving the welfare of anak bangsa. This research was conducted in Jalan Blitar, Malang City. This research uses descriptive qualitative participatory. The theory used is the theory of social participation in the concept of community development which according to Jim Ife that the more people who become participants and active, the more proportionate in terms of community ownership and development and inclusive developments will be realized. The other theories used are the stigma theory from Erving Goffman and social construction theory by Peter L Berger & Luckman. The results obtained are based on research conducted on JKJT, namely: anak bangsa in JKJT were previously stigmatized by the community and with the existence of JKJT, anak bangsa have been contracted not to return to the streets but have participated in more positive activities, JKJT has contributed empowerment, advocacy, and also education for anak bangsa, as well as providing training in the form of soft skills and hard skills (such as photography, educators in the learning community actively learning, providing opportunities for the anak bangsa to join volunteering in disaster mitigation, making vendor construction, committee training ) and character education which all of these things have a goal that is to achieve prosperity for anak bangsa. Keywords: Anak Bangsa, JKJT, Malang City AbstrakAnak bangsa merupakan panggilan untuk anak-anak yang berada di komunitas JKJT (Jaringan kemanusiaan Jawa Timur), dimana anak bangsa dahulu pernah tinggal di jalanan. Anak bangsa bangsa ini sebenarnya memiliki potensi yang baik untuk dikembangkan kearah yang positif. Komunitas ini menarik untuk diteliti karena di dalamnya memiliki kontribusi yang unik dan prosepektif dalam meningkatkan kesejahteraan bagi anak bangsa. Penelitian ini dilakukan di Jalan Blitar, Kota Malang. Penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif partisipatoris. Teori yang digunakan yaitu teori partisipasi sosial dalam konsep development community yang mana menurut Jim Ife bahwa semakin banyak orang yang menjadi partisipan dan aktif maka akan semakin proporsional dalam  hal kepemilikan dan pengembangan masyarakat serta pengembangan-pengembangan inklusif yang akan direalisasikan. Adapun teori lain yang digunakan yaitu teori stigma dari Erving Goffman dan teori kontruksi sosial oleh Peter L Berger & Luckman. Hasil yang diperoleh berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada JKJT yaitu: Anak bangsa di JKJT dahulu mendapat stigma yang buruk oleh masyarakat dan dengan adanya JKJT, anak bangsa telah dikontruksi untuk tidak kembali turun ke jalan namun sudah berpartisipartisipasi pada kegiatan yang lebih positif, JKJT memiliki kontribusi pemberdayaan, pengadvokasian, dan juga pendidikan bagi anak bangsa, serta memberikan pelatihan berupa soft skill maupun hard skill (seperti:  fotografi, tenaga pendidik di komunitasbimbel giat belajar, memberikan kesempatan bagi anak bangsa untuk bergabung menjadi relawan mitigasi bencana, pembuatan kontruksi vendor, latihan kepanitiaan) dan pendidikan karakter yang mana semua hal ini memiliki tujuan yaitu demi tercapainya kesejahteraan bagi anak bangsa. Kata kunci : Anak Bangsa, JKJT, Kota Malang.

Page 1 of 1 | Total Record : 8