cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. banyumas,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Mikologi Indonesia
ISSN : 25798766     EISSN : 25798766     DOI : -
Jurnal Mikologi Indonesia (JMI) adalah jurnal nasional tentang diversitas Fungi di Indonesia yang mempublikasi artikel penelitian, review, metodologi, dan artikel-artikel taksonomi seperti monograf, jenis baru, catatan baru, checklist yang terkait dengan diversitas dan penyebaran Fungi, termasuk Lichen. Bahasa resmi yang digunakan adalah bahasa Indonesia. JMI akan mempublikasi setiap manuskrip sesegera mungkin setelah diterima oleh editor dan melalui proses peer review.
Arjuna Subject : -
Articles 62 Documents
Keragaman dan Potensi Makrofungi di Obyek Ekowisata Kaki Dian, Gunung Klabat-Minahasa Utara Margareta Christita; DID Arini; J Kinho; JE Halawane; J Kafiar; MS Diwi
Jurnal Mikologi Indonesia Vol 1, No 2 (2017): Desember 2017
Publisher : Perhimpunan Mikologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46638/jmi.v1i2.22

Abstract

Keanekaragaman makrofungi sangat menarik untuk diamati, sayangnya informasi keragaman makrofungi di wilayah Wallacea sangat terbatas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keragaman makrofungi dan potensi peluang penggunaannya di kawasan ekowisata Kaki Dian Gunung Klabat, Minahasa Utara. Kawasan ekowisata Kaki Dian Gunung Klabat lebih dipilih karena memiliki keanekaragaman hayati khas bioregion Wallacea dan memiliki banyak pengunjung yang datang untuk menikmati pemandangan alam. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksplorasi di sepanjang jalur pendakiandi kawasan ekowisata Kaki Dian, Utara Minahasa, Sulawesi Utara. Pengamatan dan identifikasi dilakukan berdasarkan karakteristik macrofungi antara lain: warna, diameter, bentuk tudung, bentuk batang, panjang dan diameter batang, ada tidaknya lamella atau pori dan cincin, jenis lamella dan jenis volva, serta habitat dan potensi pemanfaatannya. Data dianalisis secara deskriptifkualitatif. Sebanyak 61 spesies jamur makroskopik yang termasuk ke dalam pembagian ascomycota dan basidiomycota. Spesies ini termasuk dalam 23 famili, 7 ordo. Berdasarkan tempat tumbuh, 92% ditemukan tumbuh pada kayu yang membusuk dan 8% ditemukan tumbuh di tanah atau sarasah. Berdasarkan potensi penggunaannya, 3 jenis memiliki potensi industri, 10 jenis diidentifikasi sebagai jamur pangan dan 11 jenis diidentifikasi sebagai jamur berpotensi obat.
Potensi Simbiosis Cendawan Endofit pada Beberapa Tanaman Pangan dan Hortikultura DN Seviani; Gayuh Rahayu; Iman Hidayat
Jurnal Mikologi Indonesia Vol 1, No 1 (2017): Juni 2017
Publisher : Perhimpunan Mikologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46638/jmi.v1i1.8

Abstract

Produktivitas tanaman pangan dan hortikultura seperti kedelai, sorgum manis, cabai, dan Chinese cabbage diduga dapat ditingkatkan melalui simbiosis dengan cendawan endofit. Cendawan endofit koleksi IPB Culture Collection strain IYT30, IYT50, IYT64, IYT65, dan IYT102 belum diketahui potensi endosimbiosisnya. Oleh sebab itu penelitian ini bertujuan untuk menguji potensi simbiosis cendawan endofit tersebut terhadap tanaman pangan dan hortikultura yaitu kedelai, sorgum manis, cabai, dan Chinese cabbage pada sistem interaksi kultur aksenik. Endosimbiosis diamati dengan adanya kolonisasi cendawan endofit pada jaringan akar, serta pertumbuhan tanaman inangnya (tinggi tajuk, jumlah daun, panjang akar, dan bobot kering biomassa). Hasil penelitian menunjukkan akar kedelai dan sorgum manis tidak dapat bersimbiosis dengan cendawan endofit pada kondisi uji. Oleh sebab itu pertumbuhan tanaman lebih dipengaruhi faktor-faktor selain simbiosis. Pada akar cabai dan Chinese cabbage, kolonisasi hanya mencapai ruang antar sel jaringan korteks, kecuali pada perlakuan IYT64 pada tanaman cabai dimana kolonisasi sampai ke dalam sel. Tanaman yang diinteraksikan dengan cendawan menunjukkan respon yang tidak konsisten pada semua parameter pertumbuhan.
Identifikasi Jenis Cendawan pada Kelelawar (Ordo Chiroptera) di Kota Tangerang Selatan R Fathoni; Nani Radiastuti; F Wijayanti
Jurnal Mikologi Indonesia Vol 1, No 1 (2017): Juni 2017
Publisher : Perhimpunan Mikologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46638/jmi.v1i1.11

Abstract

Kelelawar merupakan salah satu spesies mamalia yang memiliki habitat cukup berdekatan dengan aktivitas manusia dan mampu terbang dalam jarak jauh. Habitat kelelawar dengan kondisi lembab, suhu rendah dan intensitas cahaya rendah berpotensi sebagai distribusi mikroba dan menyebabkan penyakit yang disebabkan oleh cendawan dan khamir yang ditemukan di kelelawar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis cendawan pada habitat kelelawar. Metode tangkapan menggunakan kelelawar untuk ditangkap dan dilepaskan dengan mist net dan sampel diambil secarapurposive sampling. Sampel yang dikumpulkan adalah rambut hidung dan air liur di mulut kelelawar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 4 jenis cendawan dan 2 spesies khamir diidentifikasi seperti Aspergillus niger, A. fumigatus, Fusarium sp., Mucor sp., Candida sp. dan Rhodotorula sp. Cendawan dan khamir yang ditemukan di kelelawar belum diketahu efek negatif terhadap kesehatan, namun beberapa genera cendawan memiliki patogen potensial pada organisme hidup lainnya.
Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair dan Mikroorganisme terhadap Keasaman dan P-Tersedia pada Tanah Ultisol Elizabeth Kaya; Ch Silahoy; Y Risambessy
Jurnal Mikologi Indonesia Vol 1, No 2 (2017): Desember 2017
Publisher : Perhimpunan Mikologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46638/jmi.v1i2.23

Abstract

Tanah Ultisol yang digunakan dalam penelitian ini merupakan salah satu jenis tanah yang bermasalah dengan ketersediaan unsur N, P dan K yang sangat rendah sampai rendah, Aluminium dapat ditukar (Al-dd) tinggi dan masam. Peningkatan produktivitas tanah dapat dilakukan melalui tindakan pemupukan dan penambahan mikroorganisme. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh pupuk organik cair (POC) yang diberikan bersamasama dengan Trichoderma dan Azotobakter dalam meningkatkan pH dan P-tersedia tanah, serta menurunkan Al-dd tanah Ultisols. Penelitian ini adalah penelitian laboratorium yang dilakukan dari bulan Mei sampai September 2016. Penelitian ini dilakukan menggunakan percobaan faktorial dalam Rancangan Acak Lengkap, dimana POC terdiri dari 4 perlakuan: 0, 10, 20 dan 30 mL/L dan isolat mikroorganisme terdiri dari 3 perlakuan: tanpa isolat, jamur Trichoderma dan bakteri Azotobacter. Hasil peneltian ini menunjukkan bahwa pemberian POC bersama-sama dengan isolat mikroorganisme antagonis dapat meningkatkan pH tanah (dari 4,43 menjadi 6,02), P-tersedia tanah (dari 9,33 ppm menjadi 32,00 ppm) dan menurunkan Aluminium dapat ditukar (Al-dd) tanah (dari 1,67 menjadi 0,39 cmol/Kg).
Catatan Tentang Scleroderma pseudostipitatum Petch, Scleroderma verrucosum (Bull.) Pers., and Scleroderma nitidum Berk. (Gasteromycetes) Mien A Rifai
Jurnal Mikologi Indonesia Vol 1, No 1 (2017): Juni 2017
Publisher : Perhimpunan Mikologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46638/jmi.v1i1.9

Abstract

Jamur Scleroderma pseudostipitatum yang hidup di tropik dikukuhkan sebagai jenis sendiri, dibedakan dari Scleroderma verrucosum yang berasal dari daerah beriklim sedang karena memiliki basidiospora yang lebih besar ditutup oleh duri-duri yang lebih pendek tetapi lebih gemuk, serta juga oleh peridium lebih kuning yang dihias dengan sisik berbeda susunan dan warnanya. Sejumlah catatan, gambar, dan pertelaan Scleroderma pseudotipitatum dan Scle-roderma nitidum Berk. serta juga kunci untuk mendeterminasinya disajikan.
Jamur Makro Di Pulau Saktu Kepulauan Seribu Jakarta Utara dan Potensinya Noverita Noverita; Nabilah Nabilah; F Y Siti; Yudistari Yudistari
Jurnal Mikologi Indonesia Vol 2, No 1 (2018): Juni 2018
Publisher : Perhimpunan Mikologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46638/jmi.v2i1.38

Abstract

Pulau Saktu merupakan salah satu pulau yang berada dalam gugusan Kepulauan Seribu, terletak di desa Pulau Kelapa, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Luas pulau berdasarkan analisis citra satelit adalah 0,172 km2, dan hampir ¾ dari luas pulau tersebut berupa hutan konservasi. Pulau ini sebelumnya dijadikan tempat wisata, dan sekarang hanya dihuni oleh penjaga rumah peristirahatan. Kondisi lingkungan basah dan lembab, serta banyak naungan sangat cocok bagi pertumbuhan banyak organisme, termasuk jamur makro. Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui spesies jamur makro yang ditemukan dari kawasan Pulau Saktu serta potensinya. Metode dalam penelitian ini adalah metode jalur dan plot, dengan mencatat karakter morfologi tubuh buah jamur makro disepanjang jalur penelitian. Diperoleh sebanyak 71 spesimen dari kawasan penelitian ini, 14 spesimen merupakan jamur yang termasuk sebagai bahan pangan, diantaranya Auricularia auricula, Volvariella volvacea, Lentinus sajor-cajo, Schizophyllum commune, 32 spesimen sebagai bahan obat, diantaranya Ganoderma applanatum, Daldinia concentrica, Stereum sp., Xylaria sp., Microporus xantophus.
Karakterisasi Morfologi dan Pemanfaatan Sumber Karbon oleh Khamir Antagonis Patogen Antraknosa Sri Hartati; S Wiyono; S H Hidayat; M S Sinaga
Jurnal Mikologi Indonesia Vol 1, No 2 (2017): Desember 2017
Publisher : Perhimpunan Mikologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46638/jmi.v1i2.19

Abstract

Karakterisasi morfologi khamir penting dilakukan sebagai pengenalan awal suatu isolat khamir. Sedangkan, pengamatan terhadap pemanfaatan sumber karbon digunakan untuk mengetahui sumber karbon yang dapat digunakankan oleh khamir untuk perbanyakan dan peningkatan kemampuannya sebagai agens biokontrol. Penelitian ini bertujuan untuk mengkarakterisasi morfologi dan mengetahui pemanfaatan sumber karbon oleh khamir antagonis patogen antraknosa pada cabai (Colletotrichum acutatum). Karakterisasi morfologi khamir dilakukan dengan mengamati secara makroskopis koloni enam spesies khamir dalam medium PDA. Karakterisasi morfologi juga dilakukan dengan mengamati mikroskopis sel khamir di bawah mikroskop cahaya photomicrograph multi eyepiece (Zeiss Axiocam). Pengamatan pemanfaatan sumber karbon oleh khamir dilakukan dengan menggunakan BIOLOGTM (MicrologTM System, Release 5.2). Karakteristik morfologi enam spesies khamir antagonis menunjukkan bahwa koloni khamir didominasi warna krem keputihan dengan permukaan kasar, kusam, dan tepi koloni tidak rata. Karakteristik sel secara mikroskopis menunjukkan bentuk sel didominasi oleh bentuk silinder, dengan ukuran bervariasi. Sebagian besar khamir bersifat dimorfik. Pengamatan pemanfaatan sumber karbon oleh khamir antagonis menunjukkan Aureobasidium pullulans, Pseudozyma hubeiensis, Pseudozyma aphidis dan Pseudozyma shanxiensis dapat memanfaatkan 20 sumber karbon yang sama yaitu Tween 80, Arbutin, D-Gluconic Acid, D-Glucuronic Acid, D-Ribose, Salicin, ɤ-AminoButyric Acid, Bromosuccinic Acid, Fumaric Acid, β-Hydroxy Butyric Acid, L-Lactic Acid, LMalic Acid, Succinamic Acid, Succinic Acid, Alaninamide, L-Alanine, L-Aspartic Acid, LGlutamic Acid, Putrecine, dan Quinic Acid. Sedangkan, dua spesies khamir yaitu Rhodotorula minuta dan Candida tropicalis dapat memanfaatkan dua sumber karbon yang sama yaitu D-Trehalose dan D-Galactose plus D-Xylose.
Pemanfaatan Tandan Kosong Kelapa Sawit untuk Produksi Jamur Tiram (Pleurotus sp.) dan Enzim Ligninase Firda Dimawarnita; Urip Perwitasari
Jurnal Mikologi Indonesia Vol 1, No 2 (2017): Desember 2017
Publisher : Perhimpunan Mikologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46638/jmi.v1i2.24

Abstract

Tandan kosong kelapa sawit (TKKS) berpotensi dimanfaatkan secara integratif dan simultan untuk menghasilkan produk bernilai ekonomis tinggi, antara lain jamur tiram (Pleurotus sp.) dan enzim ligninase (Li-P, Mn-P dan lakase). Sistem teknologi secara simultan menghasilkan jamur konsumsi dan enzim ligninolitik (enzim oksidatif) yang dapat dilakukan dengan sistem fermentasi substrat padat TKKS dengan jamur tiram yang merupakan kelompok jamur pelapuk putih/JPP. Tujuan penelitian ini untuk mengembangkan teknologi integratif pengolahan biomassa pertanian (TKKS) dari perkebunan kelapa sawit secara simultan, mengubah TKKS menjadi barang bernilai jual tinggi melalui produksi jamur tiram dan enzim ligninase. Tahap pertama dilakukan pertumbuhan jamur tiram (putih, kuning, dan pink) pada media TKKS. Pertumbuhan jamur konsumsi dilaksanakan di tempat budidaya jamur tiram milik petani di Cianjur. Kemudian setelah pemanenan jamur tiram, seluruh limbah baglog diekstrak dan dianalisis aktivitas enzim ligninolitiknya. Pertumbuhan jamur tiram pink di media TKKS memiliki Biological Efficiency Ratio (BER) sebesar 52,08%, jamur tiram kuning memiliki BER sebesar 41,67%, dan jamur tiram putih memiliki BER 47,92%. Aktivitas enzim ligninolitik yang di ektraksi dari limbah baglog pertumbuhan jamur tiram meliputi aktivitas enzim Lignin peroksidase (Li-P) sebesar 0,57 U/mL, Mangan peroksidase (Mn-P) sebesar 34,22 U/mL, dan lakase sebesar 0,04 U/mL.
Jamur Makro Berpotensi Pangan dan Obat di Kawasan Cagar Alam Lembah Anai dan Cagar Alam Batang Palupuh Sumatera Noverita Noverita; E Sinaga; Tatang M Setia
Jurnal Mikologi Indonesia Vol 1, No 1 (2017): Juni 2017
Publisher : Perhimpunan Mikologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46638/jmi.v1i1.10

Abstract

Telah dilakukan Penelitian di Kawasan Cagar Alam Lembah Anai dan Cagar Alam Batang Palupuh, Sumetera Barat, dengan tujuan mendapatkan data jenis-jenis jamur makro di kedua kawasan tersebut, dan data-data jenis jamur makro yang berpotensi baik sebaga bahan pangan dan obat, menggunakan metode koleksi langsung dengan memodifikasi jalur menggunakan plot. Dalam eksplorasi ini telah ditemukan sebanyak 112 jenis makrofungi (63 jenis di Ka-wasan Cagar Alam Lembah Anai, 58 jenis di Kawasan Cagar Alam Batang Palupuah). Jamur makro yang ditemukan didominasi dari bangsa Aphylloporales dengan jenis-jenisnya antara lain Amauroderma rugosum, Cymatoderma sp., Fomitopsis sp., Ganoderma spp., Hetero-basidion annosum, Microphorus spp., Polyporus spp., Rigidoporus spp., dan Trametes spp. Kelompok berikutnya yang mendominasi adalah dari bangsa Agaricales, dengan jenis-jenisnya antara lain Amanita spp., Agaricus spp., Clytocibe spp., Entoloma spp., Filoboletus spp., Hygrocybe spp., Lepiota spp., Omphalina spp., Marasmius spp., Marasmiellus spp., dan Russula spp. Jenis-jenis yang berpotensi sebagai sumber pangan dari kawasan ini adalah Auricularia auricula, Auricularia delicata, Agaricus spp., Boletellus spp., Calvatia excipu-liformis, Cantharellus cibarius, Cookeina speciosa, Fistulina sp., Hygrocybe sp., Lentinus sajor-caju, Marasmiellus ramealis, Russula fragilis, dan Pluteus cervinus. Sementara jenis-jenis yang berpotensi sebagai bahan obat adalah Amauroderma rugosum, Ganoderma lucidum, Ganoderma pfeifferi, Ganoderma resinaceum, Microphorus spp., Polyporus spp., Trametes spp., dan Xylaria spp.
KARAKTERISASI MORFOLOGI JAMUR ENTOMOPATOGEN DI HUTAN MANDIANGIN BANJARBARU, KALIMANTAN SELATAN N Halimah; Witiyasti Imaningsih; Mariana Mariana
Jurnal Mikologi Indonesia Vol 2, No 1 (2018): Juni 2018
Publisher : Perhimpunan Mikologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46638/jmi.v2i1.39

Abstract

Jamur entomopatogen merupakan jamur yang hidup sebagai patogen pada serangga. Jamur ini menginfeksi serangga dengan cara masuk kedalam tubuh serangga inang melalui kutikula, saluran pencernaan dan spirakel. Selain itu mampu menginfeksi hampir semua ordo serangga. Keragaman jamur ini di Indonesia belum banyak diketahui, khususnya di kawasan hutan Mandiangin, Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi dan mengkarakterisasi genus jamur entomopaten di hutan Mandiangin. Sampel diambil sebanyak enam kali pada bulan Mei-Juli 2017. Sampel yang diambil berupa jamur yang berasosiasi dengan serangga serta menunjukkan struktur reproduksi jamur dengan ciri morfologi makroskopis memiliki bentuk stroma maupun sinema. Sampel yang berhasil diperoleh kemudian diidentifikasi secara morfologi. Sebanyak empat genera jamur entomopatogen diperoleh dari hutan Mandiangin Banjarbaru,yaitu Ophiocordyceps, Hypocrella dan Cordyceps yang ditemukan pada fase seksual serta Aschersonia ditemukan pada fase aseksual.