cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota mataram,
Nusa tenggara barat
INDONESIA
Jurnal Agrotek UMMat
ISSN : 23562234     EISSN : 26146541     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Jurnal AGROTEK UMMat merupakan salah satu jurnal yang dikelola oleh Fakultas Pertanian UM Mataram yang membawahi dua program studi yakni prodi Teknologi Hasil Pertanian(THP) dan Teknologi Pertanian , Jurnal ini sudah memiliki ISSN 2356-2234 (print) , ISSN 2614-6541 (online) , untuk jurnal online terbit pertama kali di bulan Februari 2018. Jurnal AGROTEK terbit dua kali setahun yakni bulan Februari dan Agustus. Redaksi menerima artikel baik dari kalangan praktisi maupun akademisi terkait bidang pertanian berupa hasil penelitian, studi kepustakaan maupun tulisan ilmiah terkait rekayasa pertanian,mesin-mesin pertanian,dll.
Arjuna Subject : -
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol 5, No 2 (2018): August" : 9 Documents clear
KAJIAN PERSENTASE PENAMBAHAN GULA TERHADAP KOMPONEN MUTU SIRUP BUAH NAGA MERAH Asmawati Asmawati; Hamzan Sunardi; Syirril Ihromi
Jurnal Agrotek Ummat Vol 5, No 2 (2018): August
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (321.041 KB) | DOI: 10.31764/agrotek.v5i2.700

Abstract

Buah naga (Dragon Fruit) merupakan tanaman musiman yang biasanya dikonsumsi dalam bentuk segar. Buah naga termasuk dalam buah yang eksotik karena penampilannya yang menarik ,rasanya asam manis menyegarkan dan memiliki beragam manfaat untuk kesehatan. Manfaat buah naga antara lain adalah sebagai anti hiperkolesterolemik, anti radikal bebas karena mengandung betasianin.Untuk meningkatkan nilai tambah dari buah naga merah ,maka dapat diolah menjadi beberapa jenis olahan,diantaranya jus, selai, es goyang, jelly dan sirup. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahu ipengaruh persentase penambahan gulaterhadap sifat kimia dan organoleptik sirup buah naga merah.Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan satu factor yaitu persentase penambahan gula dalam pembuatan sirup buah naga merah gula yang terdiri dari 5 perlakuan (P1: 45 %, P2 : 50 % P3 : 55 % P4 : 60 %, P5 : 65 %). Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 (tiga) kali sehingga diperoleh 15 unit percobaan. Data hasil pengamatan dianalisis dengan analisis keragaman (Analisis of variance) pada taraf nyata 5 %.Bila terdapat pengaruh bedanyata dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf nyata yang sama.Hasil penelitian menunjukkan bahwa Persentase penambahan gula berpengaruh secara nyata terhadap sifat kimia yaitu kadar gula reduksi, kadar air, dan sifat organoleptik rasa dan kekentalan,  tetap tidak berpengaruh secara nyata terhadap sifat kimia vitamin c dan sifat organoleptik warna,dan aroma sirup buah naga merah yang diamati. Semakin tinggi persentase penambahan gula dalam pembuatan sirup  buah naga merah maka kadar gula reduksi semakin tinggi sedangkan kadar air semakin menurun. Persentase penambahan gula sampai perlakuan P5 (penambahan gula 65 %) cenderung masih disukai panelis dari segi aroma, rasa dan kekentalan.
ISOLASI LIKOPEN DARI BUAH TOMAT (LYCOPERSICUM ESCULENTUM) DENGAN PELARUT HEKSANA Earlyna Sinthia Dewi
Jurnal Agrotek Ummat Vol 5, No 2 (2018): August
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (201.387 KB) | DOI: 10.31764/agrotek.v5i2.707

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan metode sederhana dan efektif  dengan menggunakan ekstraksi pelarut heksana dan methanol sebagai anti pelarut untuk isolasi likopen dari buah tomat (Lycopersicum esculentum). Tomat merupakan  sumber utama likopen. Likopen adalah  zat pigmen golongan karotenoid yang menyebabkan warna merah pada tomat. Penelitian ini telah berhasil mengisolasi likopen dengan metode maserasi. Hasil penelitian menunjukkan dengan pelarut heksana kadar likopen yang diperoleh 2,25 mg/100 g. Analisa gugus fungsi dengan menggunakan spektroskopi Fourier Transform Infra Red (FT-IR) terdeteksi gugus C=C pada panjang gelombang 1537,09 cm-1, gugus CH2 terdeteksi pada panjang gelombang 1498,86 cm-1, gugus R-CH=CH-R terdeteksi pada panjang gelombang 959,27 cm-1. Sedangkan gugus regangan C-C dan C-C-H (streching)masing-masing terjadi pada panjang gelombang 1262,15 cm-1 dan 1378,71 cm-1.
ANALISIS KANDUNGAN BORAKS DAN FORMALIN PADA BEBERAPA PEDAGANG BAKSO DI KOTA MATARAM Adi Saputrayadi; Asmawati Asmawati; Marianah Marianah; Suwati Suwati
Jurnal Agrotek Ummat Vol 5, No 2 (2018): August
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (394.481 KB) | DOI: 10.31764/agrotek.v5i2.701

Abstract

Penelitian ini bertujuan ingin mengetahui apakah terdapat  kandungan boraks dan formalin pada bakso yang dijual oleh pedagang yang memiliki warung bakso permanen di Kota Mataram melalui uji di Laboratorium Universitas Muhammadiyah Mataram. Hasil penelitian dapat menggambarkan penggunaan bahan tambahan pangan berbahaya oleh pedagang bakso yang ada di kota mataram. Lokasi  pengambilan sampel penelitian adalah beberapa tempat pedagang  bakso  di Kota Mataram dengan kriteria pedagang bakso  yang menetap bukan pedagang kaki lima dan bukan pedagang keliling. Metode penelitian ini adalah metode eksprimental dengan melakukan uji di laboratorium. Tahapan penelitian terdiri dari: (1) proses pengumpulan sampel dari 12 pedagang bakso di kota mataram, masing-masing kecamatan diwakili 2 pedagang bakso, (2) Uji kandungan boraks dan formalin, (3) analisis sifat organoleptik bakso. Berdasarkan hasil analisis, dari 12 sampel yang dikumpulkan menunjukkan bahwa tidak ada yang mengandung boraks (0%), tetapi 100 % mengandung formalin. Keberadaan formalin pada bakso tidak mempengaruhi sifat kadar air bakso. Pada penilaian terhadap sifat organoleptik bakso  terhadap parameter  aroma dan rasa menunjukkan bahwa keberadaan formalin tidak memberikan pengaruh nyata, sedangkan untuk parameter warna sampel dengan skor nilai warna terendah pada perlakuan B2 yaitu 1.87 dengan penggunaan formalin pada bakso tersebut sangat tinggi, sedangkan skor nilai warna tertinggi pada perlakuan B3 yaitu 3.67 dengan penggunaan formalin agak sedikit, sehingga dapat diketahui bahwa keberadaan formalin pada pedagang bakso diwilayah kota Mataram berpengaruh terhadap warna bakso. Parameter tekstur sampel dengan skor nilai tekstur terendah pada perlakuan B2 yaitu 2.00 dengan penggunaan formalin sangat tinggi, sedangkan skor nilai tekstur tertinggi pada perlakuan B11 yaitu 3.47 dengan penggunaan formalin agak sedikit. Sehingga dapat diketahui bahwa keberadaan formalin pada pedagang bakso diwilayah kota mataram berpengaruh terhadap tekstur bakso.
FORMULASI TEPUNG PISANG DAN TEPUNG MOCAF TERHADAP MUTU CAKE Syirril Ihromi; Yeni Sulastri; Fadlin Arisandi
Jurnal Agrotek Ummat Vol 5, No 2 (2018): August
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (311.773 KB) | DOI: 10.31764/agrotek.v5i2.702

Abstract

Pengembangan produk cake yang memanfaatkan tepung mocaf dan tepung pisang untuk menggantikan sebagian dan keseluruhan terigu ditujukan untuk memanfaatkan bahan pangan lokal, memperkaya nilai gizi cake dan juga untuk mengurangi ketergantungan pada tepung terigu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui formulasi tepung mocaf dan tepung pisang yang tepat dalam pembuatan cake, dan mengetahui karakteristrik kimia dan organoleptik cake. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan percobaan faktor tunggal yaitu formulasi tepung mocaf dan tepung pisang, yang terdiri atas 5 taraf perlakuan ,sebagai berikut P0 = Formulasi Tepung mocaf 100% (Kontrol), P1 = Formulasi Tepung pisang 10% dan tepung mocaf 90%, P2 = Formulasi Tepung pisang 20% dan tepung mocaf  80%, P3 = Formulasi Tepung pisang 30% dan tepung mocaf 70%, P4 = Formulasi Tepung pisang 40% dan tepung mocaf  60%, dan P5 = Formulasi Tepung pisang 50% dan tepung mocaf 50%. Masing- masing perlakuan diulang 3 kali sehingga di peroleh 18 unit percobaan. Data hasil pengamatan dianalisis dengan  analisis keragaman (Analysis of variance) pada taraf nyata 5 % dan diuji lanjut menggunakan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf nyata yang sama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa formulasi tepung mocaf dan tepung pisang berpengaruh secara nyata terhadap kadar air, kadar abu, kadar pati, dan sifat organoleptik parameter rasa, warna, dan tekstur cake yang diamati. Semakin tinggi proporsi tepung pisang yang digunakan kadar air, kadar abu, dan kadar pati semakin meningkat. Semakin tinggi proporsi tepung pisang yang digunakan maka skor nilai rasa dan semakin meningkat dan disukai oleh panelis, sedangkan nilai tekstur cendrung semakin menurun. Perlakuan terbaik diperoleh pada perlakuan kelima (P5) dengan Formulasi Tepung pisang 50% dan tepung mocaf 50%.
PEMANFAATAN LIMBAH BAMBU SEBAGAI BAHAN FILTRASI UNTUK MENGURANGI KANDUNGAN NITROGEN TOTAL DALAM AIR BUANGAN LIMBAH TAHU Muliatiningsih Muliatiningsih; Erni Romansyah; Karyanik Karyanik
Jurnal Agrotek Ummat Vol 5, No 2 (2018): August
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (373.426 KB) | DOI: 10.31764/agrotek.v5i2.709

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengurangi kandungan nitrogen yang terbuang ke badan air  sehingga dapat mengurangi pencemaran yang terjadi. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), terdiri atas 3 perlakuan yaitu P1 (ketebalan arang bambu 15 cm dan daun bambu 5 cm), P2 (ketebalan arang bambu 10 cm dan daun bambu 10 cm), P3 (ketebalan arang bambu 5 cm dan daun bambu 15 cm). Masing-Masing perlakuan diulang 3 kali sehingga diperoleh 9 unit percobaan. Data hasil pengamatan dianalisis dengan menggunakan Analisis keragaman pada taraf 5% dan diuji lanjut dengan uji BNJ pada taraf yang sama. Hasil penelitian menunjukkan bahnwa penggunaan arang dan daun bambu memberikan perbedaan yang nyata terhadap penurunan kandungan nitrogen total di dalam limbah cair tahu hasil fitrasi. Kandungan Nitrogen Total terendah terdapat pada perlakuan P2, yaitu 0,052% dengan persentase penurunan sebesar 38,13% dari kadungan nitrogen total limbah cair sebelum difiltrasi.
PENGARUH PEMBERIAN DAUN BAMBU DAN ARANG BAMBU PADA PENGELOLAAN LIMBAH CAIR TAHU Erni Romansyah; Muliatiningsih Muliatiningsih; Dina Soes Putri; Astuti Alawiyah
Jurnal Agrotek Ummat Vol 5, No 2 (2018): August
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (368.268 KB) | DOI: 10.31764/agrotek.v5i2.697

Abstract

Industri tahu dalam proses pengolahannya menghasilkan limbah, baik limbah padat maupun cair. Limbah cair tahu bersifat asamdan mengandung bahan organik yang tinggi. Apabila limbah ini dialirkan ke sungai tanpa proses penanganan yang baik maka air sungai berubah warna menjadi coklat kehitaman dan berbau busuk. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan daun bambu dan arang bambu untuk meningkatkan kualitas fisik limbah cair tahu melalui metode filtrasi. Rancangayang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 3 perlakuan komposisi arang dan daun bambu yaitu P1 (5 cm daun bambu: 15 cm arang batang bambu), P2 (10 cm daun bambu: 10 cm arang batang bambu), P3 (15 cm daun bambu: 5 cm arang batang bambu). Parameter fisik yang diamati meliputi kekeruhan, aroma, warna, suhu, dan TSS limbah cair tahu. Pemberian daun bambu dana rang bambu perpengaruh terhadap peningkatan kulitas fisik limbah cair tahu. Hasil terbaik diperoleh pada perlakuan P3 dimana dihasilkan rata-rata persentase penurunan kekeruhan 58,80%, kenaikan nilai warna 400%, penurunan suhu 49,32%, penurunan nilai TSS 60%. Terjadinya peningkatan warna air limbah setelah melewati media filtrasi diduga disebabkan oleh arang aktif dari bambu ikut terlarut oleh air karena ukurannya yang kecil sehingga menyebabkan warna dan TSS pada air limbah mengalami kenaikan, namun paling aman untuk dibuangke lingkungan.
SIFAT KIMIA DAN ORGANOLEPTIK BISKUIT PADA BERBAGAI PENAMBAHAN EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH Eka Rista; Marianah Marianah; Yeni Sulastri
Jurnal Agrotek Ummat Vol 5, No 2 (2018): August
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (324.441 KB) | DOI: 10.31764/agrotek.v5i2.704

Abstract

Buah naga merupakan tumbuhan yang banyak memiliki manfaat. Selain daging buahnya, kulit buah naga dapat bermanfaat dalam produksi pangan sebagai pewarna makanan alami, karena kulit buah naga mengandung antioksidan salah satunya adalah antosianin. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui : 1). pemanfaatan kulit buah naga yang berperan sebagai pewarna pada pembuatan biskuit dalam bentuk ekstrak, 2). Mengetahui pengaruh substitusi ekstrak kulit buah naga merah terhadap beberapa komponen mutu biskuit.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Eksperimental dengan percobaan di Laboratorium. Penelitian ini di rancang dengan menggunakkkan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan faktor tunggal yaitu penambahan ekstrak kulit buah naga merah yang terdiri dari 5 taraf perlakuan yaitu T0 (ekstrak kulit buah naga merah 0%, T1(10% ekstrak kulit buah naga merah), (T2 20% ekstrak kulit buah naga merah), (T3 30% ekstrak kulit buah naga merah),  dan T4 ( 40% ekstrak kulit buah naga merah). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan ekstrak kulit buah naga merah berpengaruh nyata terhadap kadar air, kadar abu, kadar serat dan sifat organoleptik warna, aroma, dan tekstur biskuit, sedangkan rasa tidak berpengaruh secara nyata. Semakin tinggi penambahan ekstrak kulit buah naga merah maka kadar air, kadar abu, dan kadar serat biskuit semakin meningkat. Perlakuan terbaik diperoleh pada perlakuan T4 (penambahan ekstrak kulit buah naga merah 40%) dengan kadar air 9,7%, kadar abu 10,7%, kadar serat kasar 28,7%. Sedangkan sifat organolepti rasa 3,65 (suka), aroma 4,15 (suka), warna 4 (merah), dan tekstur 3,85 (renyah).
ISOLASI MIKROALGA LAUT DARI PANTAI MAPAK PULAU LOMBOK Dina Soes Putri; Marianah Marianah; Syirril Ihromi
Jurnal Agrotek Ummat Vol 5, No 2 (2018): August
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (286.363 KB) | DOI: 10.31764/agrotek.v5i2.699

Abstract

Mikroalga merupakan mikroorganisme fotosintetik yang hidup di lingkungan berair, baik di air tawar maupun air laut. Potensi aplikasinya yang sangat beragam dan meluas menyebabkan mikroalga menjadi salah satu fokus penelitian di berbagai negara dengan berbagai tujuan tertentu. Beberapa aplikasi dari mikroalga antara lain sebagai biofuel dan bioetanol, pewarna dan pengawet alami, suplemen makanan, komponen obat atau vaksin, komponen sel surya berpemeka pigmen, sel inang pada rekayasa genetika, dan lain-lain. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengisolasi beberapa spesies mikroalga laut yang berasal dari Pantai Mapak Pulau Lombok. Target luaran penelitian ini adalah artikel ilmiah yang dipublikasikan pada jurnal nasional. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah streak platting dan pour platting. Medium yang digunakan untuk pertumbuhan mikroalga terdiri dari dua jenis, yaitu medium Walne dan Guillard. Sedangkan konsentrasi air laut yang digunakan terdiri dari dua jenis, yaitu salinitas 25 ppt dan 35 ppt. Hasil dari beberapa kali platting dengan variasi teknik maupun medium tetap menghasilkan isolat yang terkontaminasi bakteria dan jamur. Oleh karena itu, perlu dilakukan isolasi ulang dengan merubah metode dan teknik yang digunakan untuk mendapatkan isolat murni.
PELUANG DAN TANTANGAN PENGEMBANGAN MAKROALGA NON BUDIDAYA SEBAGAI BAHAN PANGAN DI PULAU LOMBOK Mursal Ghazali; Nurhayati Nurhayati
Jurnal Agrotek Ummat Vol 5, No 2 (2018): August
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (597.939 KB) | DOI: 10.31764/agrotek.v5i2.705

Abstract

Makanan merupakan salah satu dari tiga kebutuhan pokok manusia yang tidak dapat diganti. Salah satu sumber bahan pangan yang belum mendapatkan perhatian yang serius bersumber dari laut seperti rumput laut. Sebagian kecil jenis rumput laut memang telah dikembangkan secara massal tetapi sebagian besar belum mendapat perhatian yang serius. Beberapa jenis makroalga non budidaya sudah dimanfaatkan oleh masyarakat Pulau Lombok sudah sejak lama. Oleh sebab itu, artikel ini dibuat bertujuan untuk mengetahui jenis rumput laut apa saja yang dimanfaatkan oleh masyarakat pesisir Pulau Lombok dan bagaimana peluang serta tantangan pengembangan rumput laut non budidaya sebagai sumber bahan pangan di Pulau Lombok. Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan pemanfaatan alga di pulau Lombok lebih banyak pada alga merah yaitu jenis Acanthopora sp, Hypnea sp, Sarcodia sp, dan Halimenia sp.  Sementara itu, alga hijau dua jenis yaitu Codium sp dan Caulerpha sp serta satu jenis alga coklat yaitu Sargassum sp. Peluang pengembangan makroalga non budidaya masih sangat tinggi disebabkan karena kandungan nutrisi lengkap, sumber bahan makanan, peluang dijadikan sebagai komoditi ekonomi. Meskipun demikian terdapat kendala dalam pengembangannya yakni paket pengembangan belum memadai, masyarakat belum memahami manfaat rumput laut, isu pencemaran lingkungan, dan beberapa jenis rumput laut sebagai absorban logam berat.

Page 1 of 1 | Total Record : 9