Alfaz (Arabic Literatures for Academic Zealots)
ALFAZ (Arabic Literature for Academic Zealots) is an open access and a peer-reviewed journal on Arabic Language and Literature in the world. This journal is published by the Arabic Language and Literature Departement, Faculty of Ushuluddin and Adab, Sultan Maulana Hasanuddin State Islamic University of Banten. Editors welcome scholars, researchers and practitioners of Arabic Education around the world to submit scholarly articles to be published through this journal. All articles will be reviewed by experts before accepted for publication. Each author is solely responsible for the content of published articles.
Articles
82 Documents
<![CDATA[Peristiwa Intifadah dalam Cerpen Li Man Nahmil Al-Rasas Karya Jihad Al-Rajbi ]]>
<![CDATA[Reni Ilmayanti]]>
<![CDATA[ Alfaz (Arabic Literatures for Academic Zealots) Vol 6 No 01 (2018): June 2018 ]]>
Publisher : <![CDATA[Jurusan Bahasa dan Sastra Arab Fakultas Ushuluddin dan Adab UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten ]]>
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (449.798 KB)
|
DOI: 10.32678/alfaz.Vol6.Iss01.1126
<![CDATA[This paper examines a collection of short stories entitled: Liman nahmil al-Rasasah by Jihad Al-Rajbi>using the semiotic approach of Charles Sander Peirce. This paper intends to describe the symbolic meaning implicit in the text in expressing the reality of the events behind the Intifada in the Palestinian state presented in the short stories of Jihad Al-Rajbi. This research includes library research; by reviewing library materials, in the form of books, encyclopedias, journals and other sources relevant to the topic being studied. The results of the analysis found that the language used by the author in conveying communication to the public was a symbolic language, to deliver the reader to the context of the Palestinian people in the period 1967-1993. Bullet words (Al-Rasasah), small stone stones, children, mothers, al-Quds, seclusion is a symbol that is often repeated in short story narratives. This symbolizes the oppression of the Palestinian people over Israeli cruelty, so the word used as the parent title of the collection of short stories Intifadhah is the word bullet (Al-Rasasah).]]>
<![CDATA[ Identitas Sastra Arab Kontemporer dan Perubahan Ekonomi ]]>
<![CDATA[Luhuringbudi, Teguh]]>
<![CDATA[ Alfaz (Arabic Literatures for Academic Zealots) Vol 6 No 01 (2018): June 2018 ]]>
Publisher : <![CDATA[Jurusan Bahasa dan Sastra Arab Fakultas Ushuluddin dan Adab UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten ]]>
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.32678/alfaz.Vol6.Iss01.873
<![CDATA[This study proves that Arabic as an identity and as a connector between the contemporary Arabic literary products and economic changes. It can be concluded that the more faded the use of Arabic, the various Arabic cultural and literary products will be degraded and even eliminated; and the magnitude of the value of economic changes that cannot be detailed will be a deficit, especially in the field of creative industry and translation. This research is aimed to explore the significance and relevance of cultural products to the East-an. This research uses library method in the perspective of data gathering and qualitative method in data reduction perspective. The perspective used is the perspective of globalization. Stages of analysis related perspectives used are the placement of the global arena, symbiotic mutualism, and technological involvement.
]]>
<![CDATA[The terms of contemporary Arabic literary criticism ]]>
<![CDATA[Nia Hailiyati]]>
<![CDATA[ Alfaz (Arabic Literatures for Academic Zealots) Vol 6 No 01 (2018): June 2018 ]]>
Publisher : <![CDATA[Jurusan Bahasa dan Sastra Arab Fakultas Ushuluddin dan Adab UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten ]]>
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (286.334 KB)
|
DOI: 10.32678/alfaz.Vol6.Iss01.1095
<![CDATA[Penenilitian ini membahas tentang penggunaan istilah-istilah kritik sastra yang berkembanag di dunia Arab. Dunia sastra selalu mengalami pembaharuan dari segi keilmuannya karena kritik sastra merupakan produk budaya yang sering berinteraksi dengan kondisi dunia sekitar, salah satunya adalah istilah-istilah kritik sastra yang menjadi kriteria dalam penggunaanya, sehingga menimbulkan pertanyaan, yaitu apa saja istilah-istlah kririk sastra Arab yang berkembang sekarang ? tujuan penenlitian ini adalah untuk mengetahui istilah-istilah kritik sastra yang berkembang pada masa kontemporer sebagai menyeimbangkan transformasi terhadap dunia sastra luar yang selalu berkembang. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah library research, yaitu dengan mengumpulkan data-data kepustakaan yang berhubungan dengan istilah-istilah pada karya sastra Arab. Adapun yang ditemukan dalam penelitian ini adalah, bahwa dalam karya sastra Arab kontemporer terdapat tiga istilah yang fenomenal, pertama pengalman batin penyair (sastrawan), kedua kesatuan organik dan tema dalam karya sastra, ketiga bentuk-bentuk puisi.]]>
<![CDATA[Metode Pembelajaran Sastra Arab ]]>
<![CDATA[Azkia Muharom Albantani]]>
<![CDATA[ Alfaz (Arabic Literatures for Academic Zealots) Vol 6 No 01 (2018): June 2018 ]]>
Publisher : <![CDATA[Jurusan Bahasa dan Sastra Arab Fakultas Ushuluddin dan Adab UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten ]]>
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (380.924 KB)
|
DOI: 10.32678/alfaz.Vol6.Iss01.711
<![CDATA[AbstractLiterature (al-Adab) is the delivery of something by the processing of deep feelings that are full of value and art about the image that will be given and expressed in a certain form with certain rules as well. Periodization of literature begins since the period of ignorance, the period of Islam which includes Daulah Umayyah, continued Abbasiyah period, Turki Usmani, and the last modern period. While the purpose of learning literature among them to increase knowledge and understanding of students to literature to life more directed and become good; also help students understand the social limps in their lives and at the same time how to play a role to overcome them.AbstrakSastra (al-Adab) adalah penyampaian sesuatu dengan pengolahan perasaan yang mendalam yang sarat nilai dan seni tentang gambaran yang akan diberikan dan diekspresikan dalam bentuk tertentu dengan kaidah-kaidah yang tertentu pula. Periodisasi sastra dimulai sejak periode jahiliyah, periode Islam yang didalamnya termasuk Daulah Umayyah, dilanjutkan periode Abbasiyah, Turki Usmani, dan terakhir periode modern. Sementara tujuan dari pembelajaran sastra di antaranya untuk menambah pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap sastra hingga hidupnya lebih terarah dan menjadi baik; juga membantu siswa memahami kepincangan sosial dalam kehidupannya dan sekaligus cara memainkan peran untuk mengatasinya.]]>
<![CDATA[Nahwu dan Tafsir dalam Karya Ulama Klasik ]]>
<![CDATA[Yetti Hasnah]]>
<![CDATA[ Alfaz (Arabic Literatures for Academic Zealots) Vol 6 No 01 (2018): June 2018 ]]>
Publisher : <![CDATA[Jurusan Bahasa dan Sastra Arab Fakultas Ushuluddin dan Adab UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten ]]>
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (421.175 KB)
|
DOI: 10.32678/alfaz.Vol6.Iss01.1127
<![CDATA[Artikel ini menjelaskan dua tipologi karya ulama klasik yang berhubungan dengan nahwu dan tafsir. Jenis pertama adalah kitab nah}wu yang dalam penjelasan materinya selalu melibatkan ayat-ayat Alquran, baik sebagai dalil untuk kaidahnya maupun penjelasan untuk maksud kaidah tersebut. Model ini bisa dilihat dalam kitab I’rab al-Qur’an karya al-Zajjaj (w. 316 H). Sedangkan jenis kedua, merupakan kitab tafsir yang dalam banyak penjelasannya melibatkan analisis aspek bahasa terutama nahwu. Model ini dapat dilihat dalam dua kitab tafsir klasik yang mu’tabar, yaitu Tafsir al-Tabariy karya Ibnu Jarir al-Tabariy (lahir 224 H), dan kitab tafsir al-Kasysyaf karya Imam Zamakhsyari (lahir 467 H). Model pertama diistilahkan dengan nahwu-tafsiriy, dan yang kedua disebut tafsir-nahwiy atau tafsir-lugawiy.]]>
<![CDATA[Sosok Cleopatra dalam Pandangan Bernard Shaw dan Taufik Hakim ]]>
<![CDATA[Faulina Kaulin]]>
<![CDATA[ Alfaz (Arabic Literatures for Academic Zealots) Vol 6 No 02 (2018): December 2018 ]]>
Publisher : <![CDATA[Jurusan Bahasa dan Sastra Arab Fakultas Ushuluddin dan Adab UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten ]]>
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (463.389 KB)
|
DOI: 10.32678/alfaz.Vol6.Iss02.1168
<![CDATA[Abstrak Penelitian ini adalah penelitian yang mengkaji sosok Cleopatra dengan kajian yang merujuk pada analisis sastra bandingan. Tulisan ini mengkaji sosok Cleopatra dari dari karya sastra yang berupa drama yang dikarang oleh Bernard Shaw yang judul “Cleopatra and Ceasar” dan cerpen milik Taufik Al-Hakim yang berjudul “كليوباترة وماك” dengan sejarah yang akan menjadi hipogram dari kedua karyanya. Penelitian yang menggunakan metode deskriptif analitik ini bertujuan untuk menelaah pengaruh sejarah dalam penggamabaran sosok Cleopatra dari dua sastrawan yang memiliki latar belakang yang berbeda dengan memunculkan fakta-fakta yang ditemukan berupa kutipan-kutipan yang terdapat di dalam kedua karya sastra tersebut. Kesimpulan yang dapat dipetik dari penelitian yang berbasis analisis sastra bandingan ini bahwa penggambaran sosok Cleopatra yang dilukiskan oleh Bernard Shaw dan Taufik al-Hakim dalam karya sastranya merujuk pada sejarah kehidupan Cleopatra yang ada. Bukan hanya itu saja, pengambaran sosok Cleopatra oleh keduanya tidak dapat dipisahkan dari kreatifitas-kreatifitas yang dibangun oleh kdeuanya dengan latar belakang pengarang yang mereka miliki. Kata Kunci: Drama, Cerpen, Cleopatra]]>
<![CDATA[Khutbah Thariq bin Ziyad (Kajian Stilistika Arab) ]]>
<![CDATA[Anisatu Thoyyibah]]>
<![CDATA[ Alfaz (Arabic Literatures for Academic Zealots) Vol 6 No 02 (2018): December 2018 ]]>
Publisher : <![CDATA[Jurusan Bahasa dan Sastra Arab Fakultas Ushuluddin dan Adab UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten ]]>
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (628.952 KB)
|
DOI: 10.32678/alfaz.Vol6.Iss02.1383
<![CDATA[Khutbah or khitabah is a form of prose literary that has its own characteristics in that it is presented. Even with the Khutbah carried by Thariq Ibn Ziyad too, which was said to give an influence on its audience, in this case is his soldiers. Through stylistics point of view, the writer studies Khutbah of Tariq Ibn Ziyad according to al-aswat (phonology), ikhtiyar al-lafz (Word preferences), and al-inhiraf (deviation) aspects. Based on this analysis it is found that there are elements of phonology, word's preferences, and deviations that relate to the events that occurred as said in the khutbah. Because of in fact that a work of literature cannot be separated from the historical frame of reference where the literary work is presented. Khutbah of Thariq Ibn Ziyad when it is seen from the stylistics indicate that this khutbah appears to provide stimulus, spirit, influence as well as reassuring to the soldiers who want to fight to the dhalim King, Roderick while expanding to a number of areas. This is proved by damir, harf, and mufradat used in the preaching that is very relevant to the conditions in those situations.]]>
<![CDATA[Bahasa Diplomasi Nabi Muhammad SAW ]]>
<![CDATA[Ubaidillah ubaidillah]]>
<![CDATA[ Alfaz (Arabic Literatures for Academic Zealots) Vol 6 No 02 (2018): December 2018 ]]>
Publisher : <![CDATA[Jurusan Bahasa dan Sastra Arab Fakultas Ushuluddin dan Adab UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten ]]>
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (410.367 KB)
|
DOI: 10.32678/alfaz.Vol6.Iss02.1388
<![CDATA[This article explains how the language of Prophet Muhammad’s diplomacy in his letters sent to kings. Holmes’ context analysis theory (1992) is used in this research that looks at four social factors namely: participant, setting, topic, and function. Translational method used to analyze data and to connect social factor with diplomacy language that used, writer use method of extralingual padan. The style of diplomacy is seen from its factors (1) Participant: if the letter is addressed to a non-Arab king, the reverence greeting is clearly mentioned, whereas to the ruler in the Arabian Peninsula, only the mention of nasab (lineage). (2) Setting: for letters to non-Arabic kings, not using the association language, while to the Arab king, using it. (3) Topics: To the kings, who have not embraced Islam, about the call to embrace Islam, while for the Moslem king about the regulation of Islamic norms. (4) Function: to utilize the time of ceasefire between the Muslims and the mushrik of Mecca and to spread Islam universally. In general it can be concluded that the diplomatic language of the Prophet Muhammad is very concerned about the culture of the opponent said and still use the principles of effective and efficient language used.]]>
<![CDATA[Tajdid Al-Nahw 'Inda Al-Lughawiyyin Al-'Arab ]]>
<![CDATA[Aang Saeful Milah]]>
<![CDATA[ Alfaz (Arabic Literatures for Academic Zealots) Vol 6 No 02 (2018): December 2018 ]]>
Publisher : <![CDATA[Jurusan Bahasa dan Sastra Arab Fakultas Ushuluddin dan Adab UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten ]]>
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (506.526 KB)
|
DOI: 10.32678/alfaz.Vol6.Iss02.1314
<![CDATA[لا يخفي أن قضية التراث تعد إحدى القضايا المفصلية في الفكر العربي؛ إذ إنها شغلت حيزا معتبرا في الجدال الفكري والنظري بين المفكرين العرب المعاصرين في المشرق والمغرب. ومدار الخلاف بينهم على مسألتين رئيستين: تتعلق الأولى بمشروعية البحث في التراث، أي السؤال عن جدوى وضرورة التفكير في التراث، وعن ضروب العلاقة التي يمكن أن تكون له بالحاضر ودوره في بناء المستقبل. وتتعلق الثانية بكيفية قراءة هذا التراث، والمناهج الكفيلة بتقديم القراءة الملائمة له. أما فيما يتصل بسؤال المشروعية، فقد انهتهى الأمر إلى التسليم بأن التعامل مع التراث أمر لا انفكاك عنه، لأن التراث حاضر فينا، وهو "جزء من انشغال الإنسان بذاته، بدراستها وبنائها."]]>
<![CDATA[Identitas Sastra Arab Kontemporer dan Perubahan Ekonomi ]]>
<![CDATA[Teguh Luhuringbudi]]>
<![CDATA[ Alfaz (Arabic Literatures for Academic Zealots) Vol 6 No 01 (2018): June 2018 ]]>
Publisher : <![CDATA[Jurusan Bahasa dan Sastra Arab Fakultas Ushuluddin dan Adab UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten ]]>
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (598.137 KB)
|
DOI: 10.32678/alfaz.Vol6.Iss01.712
<![CDATA[AbstractThis study proves that Arabic as an identity and as a connector between the contemporary Arabic literary products and economic changes. It can be concluded that the more faded the use of Arabic, the various Arabic cultural and literary products will be degraded and even eliminated; and the magnitude of the value of economic changes that cannot be detailed will be a deficit, especially in the field of creative industry and translation. This research is aimed to explore the significance and relevance of cultural products to the East-an. This research uses library method in the perspective of data gathering and qualitative method in data reduction perspective. The perspective used is the perspective of globalization. Stages of analysis related perspectives used are the placement of the global arena, symbiotic mutualism, and technological involvement. AbstrakPenelitian ini membuktikan bahwa bahasa Arab sebagai identitas sekaligus penghubung antara geliat produk-produk sastra Arab kontemporer dan perubahan ekonomi. Hal ini dapat disimpulkan bahwa semakin pudar penggunaan bahasa Arab, maka beragam produk budaya dan sastra Arab akan terdegradasi bahkan tereliminasi; dan besarnya nilai perubahan ekonomi yang tidak dapat didetilkan akan mengalami defisit, khususnya dalam bidang industry kreatif dan penerjemahan. Penelitian ini ditujukan untuk menggali signifikansi dan relevansi produk-produk budaya ke-Timur-an. Penelitian ini menggunakan metode pustaka dalam perspektif penjaringan data dan metode kualitatif dalam perspektif reduksi data. Perspektif yang digunakan adalah perspektif globalisasi. Tahapan analisis terkait perspektif yang digunakan ini adalah penempatan arena global, simbiosis mutualisme, dan keterlibatan teknologi.]]>
