cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : 18584748     EISSN : 25490885     DOI : -
Core Subject : Education,
SAINTEK PERIKANAN (p-ISSN: 1858-4748 dan e-ISSN: 2549-0885) adalah jurnal ilmiah perikanan yang diterbitkan oleh Jurusan Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro. Jurnal ini diterbitkan 2 (dua) kali setahun (Februari dan Agustus).
Arjuna Subject : -
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol 19, No 2 (2023): SAINTEK PERIKANAN" : 9 Documents clear
HISTOLOGY OF HEART AND GONAD OF KISSING GOURAMY WITH FEED CONTAINING GLUTATION AND VITAMIN E Indira Fitriliyani Fitriliyani
Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology Vol 19, No 2 (2023): SAINTEK PERIKANAN
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ijfst.18.4.%p

Abstract

The development of Kissing gourami culture is experiencing problems due to the non-optimal development of the gonads and the low quality of the larvae. This study aims to determine the dose of Vitamin E in commercial feed containing glutathione which is optimal for the liver and gonads of Kissing gourami and to determine the histology of the liver and gonads of Kissing gourami. This research was conducted in Puja Kesuma Swimming Pool, Sipai River Irrigation, Martapura District, Banjar Regency, South Kalimantan Province with a maintenance time of ± 5 weeks. The design used in this study was a completely randomized design (CRD) with 4 treatments and 3 replications with the following treatments: A Commercial Feed + containing glutathione 10 mg/kg (CFG); B; CFG + (300 mg/Kg Vitamin E), C; CFG + (500 mg/Kg Vitamin E), D; CFG+ (700 mg/Kg Vitamin E). The results showed that the administration of vitamin E had no significant effect on the parameters of IHS, IGS, egg diameter, and fecundity, whereas in the observation of liver histology, cells with necrosis and gonadal histology at a dose of 700 mg/kg were found to be dominant in stage IV eggs ready for Geminal Vesicle Break Down (GVBD). So, it can be concluded that the combination of Glutathione with vitamin E at a dose of 700 mg/kg of feed is the best.
PENGARUH PERBEDAAN JENIS GULA TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TERASI UDANG REBON (Acetes sp.). Dhea Pradhika Novitasari; Laras Rianingsih; Retno Ayu Kurniasih
Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology Vol 19, No 2 (2023): SAINTEK PERIKANAN
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ijfst.19.2.%p

Abstract

Terasi adalah produk perikanan yang terbuat dari udang rebon dengan cara fermentasi garam. Penambahan gula pada pembuatan terasi berperan untuk mengimbangi rasa asin pada terasi, sebagai sumber karbohidrat bagi asam laktat selama proses fermentasi, dan mampu memicu reaksi Maillard karena adanya reaksi antara gula dengan asam amino menghasilkan MPRs (Maillard reaction products) yang berguna sebagai antioksidan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji pengaruh jenis gula yang berbeda terhadap aktivitas antioksidan terasi udang rebon dan menentukan jenis gula terbaik terhadap aktivitas antioksidan terasi. Metode penelitian experimental laboratories merupakan rancangan acak lengkap (RAL). Perlakuan pada penelitian adalah perbedaan jenis gula pada terasi udang rebon, yaitu gula merah, gula pasir dan gula aren dengan konsentrasi 10% masing-masing tiga kali pengulangan, serta kontrol menggunakan terasi tanpa gula. Data parametrik dianalisis menggunakan uji sidik ragam dan uji lanjut beda nyata jujur, sedangkan data non-parametrik dianalisis menggunakan Kruskall-Wallis dan uji lanjut Mann-Whitney Test. Perbedaan gula pada pengolahan terasi memberikan pengaruh nyata (P<0,05) terhadap aktivitas antioksidan, kadar gula pereduksi, kadar protein dan warna. Hasil yang tidak berbeda nyata ditunjukkan pada kadar air dan sensori. Hasil menunjukkan bahwa jenis gula yang terbaik pada terasi dengan gula pasir karena memiliki nilai antioksidan tertinggi dengan nilai 45,05%±0,76, kadar gula pereduksi 7,48%±0,56, kadar air 33,49%±1,56, kadar protein 18,29%±0,95, nilai L 19,31±0,42, nilai a* 4,87±0,07, nilai b* 6,08±0,3 dan nilai sensori 8,31±0,06
KUALITAS GARAM YANG DIPRODUKSI MENGGUNAKAN ALAT MODIFIKASI DI KELOMPOK TIBERIAS, KELURAHAN OESAPA BARAT, KECAMATAN KELAPA LIMA, KOTA KUPANG Mada Mariana Lakapu
Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology Vol 19, No 2 (2023): SAINTEK PERIKANAN
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ijfst.19.2.%p

Abstract

Garam rakyat pada umumnya diolah menggunakan cara tradisional dengan kapasitas yang terbatas serta memiliki kualitas kurang baik sehingga mempengaruhi nilai jual yang relatif rendah. Modifikasi alat masak merupakan salah satu cara yang dapat meningkatkan efisiensi proses produksi serta memberi hasil yang lebih baik. Tujuan penelitian yaitu, untuk mengetahui cara pembuatan garam rakyat, kadar air, kandungan NaCl, dan nilai Angka Lempeng Total dari bahan yang digunakan pada setiap tahap dan hasil dari garam rakyat yang diproduksi menggunakan alat modifikasi di kelompok Tiberias, Kelurahan Oesapa Barat, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang. Pengujian kadar air dan kandungan NaCl dilakukan di Laboratorium Eksakta Politeknik Pertanian Negeri Kupang dan Angka Lempeng Total di Laboratorium Eksakta Universitas Kristen Artha Wacana Kupang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif dan dianalisis menggunakan metode deskriptif komparatif. Hasil penelitian yaitu nilai kadar air berkisar antara 4,23-6-68%, kadar NaCl berkisar antara 81,97-91,06%, dan nilai Angka Lempeng Total (ALT) pada keseluruhan sampel dari nilai terendah hingga nilai tertinggi adalah < 2,5 x 101-84 x 101 koloni/g.
EKSPLORASI POTENSI SUMBERDAYA IKAN LOKAL LELE KELIK (Clarias nieuhofii) SEBAGAI SUMBER PROBIOTIK Sudirman Adibrata; Rahmad Lingga; Occa Roanisca
Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology Vol 19, No 2 (2023): SAINTEK PERIKANAN
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ijfst.19.2.%p

Abstract

Pemilihan jenis ikan lokal sebagai sumber probiotik sebaiknya jenis yang sudah beradaptasi terhadap lingkungan alami. Ikan lokal merupakan ikan yang paling tahan terhadap perubahan kondisi cuaca dan keberadaannya masih dapat dijumpai di wilayah tersebut. Penelitian dilakukan bulan Maret hingga September 2022. Lokasi pengambilan sampel di 5 kecamatan di Pulau Bangka yaitu Kecamatan Sungailiat, Merawang, Mendo Barat, Toboali, dan Gabek. Pengujian di Laboratorium Mikrobiologi Universitas Bangka Belitung (UBB) dan CV. Dua Agri Mandiri (CV. DAM) Desa Petaling  Kecamatan Mendo Barat, Kabupaten Bangka. Metode analisis sampel menggunakan rumus kelimpahan relatif, indeks dominansi, kualitas air, dan metode Total Plate Count (TPC) untuk menghitung jumlah mikroba. Hasil menunjukan bahwa terdapat 5 besar sampel ikan yang memiliki kelimpahan relatif tinggi secara berurut yaitu ikan putihan / tawes (Barbonymous gonionotus) 28,05%, ikan lele kelik / lembat (Clarias nieuhofii) 20,73%, ikan nila (Oreochromis niloticus) 9,76%, ikan sepat rawa (Trichogaster trichopterus) 9,76%, dan ikan tepalak (Betta simorum) 7,32%. Nilai indeks dominansi (C) sebesar 0,16 termasuk dominansi rendah artinya tidak ada spesies yang mendominasi secara signifikan dari sampel tersebut. Berdasarkan pertimbangan kelimpahan relatif, indeks dominansi, dan persebaran spesies maka dipilih jenis ikan lele kelik sebagai kandidat isolate BAL probiotik. Kelimpahan ikan air tawar di kolong, rawa, atau sungai ditentukan oleh karakteristik habitat perairannya, begitu juga ikan lele kelik yang hidup di perairan rawa alami dengan entitas kualitas air yang menjadi faktor pembatas. Hal ini diduga bahwa ikan tersebut memiliki toleransi yang luas, kekebalan tubuh yang kuat, serta didukung oleh bakteri baik yang ada dalam tubuhnya. Jumlah mikroba pada sampel lele kelik / lembat (Clarias nieuhofii) yaitu 1,4 x 10⁹ dimana nilai ini lebih tinggi dari jumlah mikroba pada ikan nila, udang vaname, ikan mackerel.The study was conducted from March to September 2022. The locations for sampling were in 5 districts on Bangka Island, namely Sungailiat, Merawang, Mendo Barat, Toboali, and Gabek Districts. The tests were conducted at the Microbiology Laboratory at Universitas Bangka Belitung and CV. DAM in Petaling Village, Mendo Barat District, Bangka Regency. The method used the formula for relative abundance, dominance index, water quality, and the Total Plate Count (TPC) method to calculate the number of microbes. The results showed that there were 5 large samples that had relatively high abundances sequentially, namely tawes (Barbonymous gonionotus) 28.05%, catfish kelik / lembat (Clarias nieuhofii) 20.73%, tilapia (Oreochromis niloticus) 9.76%, swamp fish (Trichogaster trichopterus) 9.76%, and tepalak fish (Betta simorum) 7.32%. The dominance index value is 0.16, including low dominance, meaning that no species dominates significantly from the sample. Based on the relative abundance, dominance index, and species distribution chosen the type of catfish kelik is a candidate for probiotic LAB isolates. The abundance of fish in kolong, swamps, or rivers is determined by the characteristics of their aquatic habitat, like catfish that live in the natural swamp with water quality entities being the limiting factor. It is supposed that these fish had a wide tolerance, and a strong immune system, and were supported by beneficial bacteria in the body of the fish. The number of microbes in the sample of catfish kelik (Clarias nieuhofii) was 1.4 x 10⁹ CFU/ml which was higher than the number of microbes in tilapia, vaname shrimp, mackerel. 
KEANEKARAGAMAN GENETIK, MORFOLOGI DAN MORFOMETRI IKAN ENDEMIK DI DANAU RAWA PENING DENGAN PENDEKATAN DNA BARCODING Nisrina Septi Haryani
Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology Vol 19, No 2 (2023): SAINTEK PERIKANAN
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ijfst.19.2.%p

Abstract

Rawa Pening terletak di Jawa tengah adalah danau terbentuk alami melalui proses letusan vulkanik yang mengalurkan lava basalt dan menyumbat aliran Kali Pening daerah Tuntang yang berakibat lembah pening yang berhutan tropik berubah menjadi rawa. Ikan Endemik atau ikan asli yang terdapat di Rawa Pening yaitu ikan Wader. Penelitian di Danau Rawa Pening pada tahun 2006 diketahui memiliki keanekaragaman ikan Wader yaitu Wader Pari (R. lateristriata), Putih (R. jacobsoni), Andong (B. canchonius), Cakul (P. binotatus) dan Ijo (O. vittatus). Pentingnya untuk mengidentifikasi secara morfologi dan molekuler dikarenakan ikan Wader ini terdapat banyak jenis di Rawa Pening sebagai bahan inventarisasi data spesies ikan dan untuk mengetahui hubungan filogenetik pada area Danau Rawa Pening. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui informasi mengenai jenis spesies ikan Wader di Rawa Pening berdasarkan perbandingan morfologi teknik morfometri dan molekuler teknik DNA Barcoding dan hubungan filogenetik serta tingkat keragaman genetiknya. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-Oktober 2021. Metode yang dilakukan meliputi analisis morfologi dari morfometri dan meristiknya, analisis molekuler dengan DNA barcoding, serta analisis data menggunakan software MEGA-X dan dnaSP. Hasil penelitian didapatkan ikan 33 individu, kemudian analisis morfologi dan molekuler dapat diketahui 3 spesies ikan yaitu kode W.P yaitu ikan Lumajang (Cycloceilichthys enoplos) dengan kemiripan sebesar 97,65%, kode W.I yaitu ikan Wader Ijo (Osteochilus vittatus) dengan kemiripan sebesar 100%, dan kode W.B yaitu ikan Wader Bintik Dua (Barbodes binotatus) dengan kemiripan sebesar 99,83%. Nilai keragaman genetik sampel ikan wader yang didapatkan di Danau Rawa Pening sebesar 0,8333 termasuk kedalam kategori keragaman genetik tinggi.
PENAMBAHAN SUMBER KARBON DALAM MENEKAN PERKEMBANGAN BAKTERI Vibrio sp. PADA BUDIDAYA UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) SISTEM BIOFLOK Asni - Asni; Rahim Rahim; Anti Landu; Bambang Asmono
Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology Vol 19, No 2 (2023): SAINTEK PERIKANAN
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ijfst.19.2.%p

Abstract

Udang vaname (Litopenaeus vannamei) merupakan produk perikanan yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Namun dalam pengembangannya, banyak hal menjadi faktor penghambat untuk meningkatkan jumlah produksi udang  yaitu, menjaga kualitas air tetap optimal  dan  menekan laju  pertumbuhan bakteri Vibrio sp. selama pemeliharaan. Salah satu sistem budidaya efektif yang dikembangkan untuk meningkatkan produksi melalui sistem budidaya berbasis teknologi yaitu  sistem bioflok atau Bio Flok Tecnology (BFT).  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja dari sistem bioflok dengan pemberian sumber karbon yang berbeda terhadap perkembangan bakteri Vibrio sp. pada budidaya udang vaname. Penelitian ini  menggunakan rancangan acak lengkap  terdiri dari 3 perlakuan  3 ulangan. Perlakuan A : Bioflok tanpa penambahan karbon, B : Bioflok dengan penambahan molase,  C : Bioflok dengan penambahan tepung tapioka. Hewan uji yang digunakan yaitu udang vaname PL 10 dengan padat tebar 200 ekor/wadah. Parameter pengamatan yaitu kepadatan bakteri Vibrio sp., kepadatan flok, kelangsungan hidup, pertumbuhan berat mutlak, laju pertumbuhan spesifik, rasio konversi pakan, dan N anorganik (TAN dan nitrit). Untuk mengetahui pengaruh perlakuan, data dianalisis menggunakan ANOVA dengan uji lanjut BNT. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kepadatan bakteri Vibrio sp. terendah pada perlakuan B,  C dan A. Penambahan molase memberikan hasil yang lebih baik dalam mengontrol pertumbuhan jumlah bakteri Vibrio sp. dan  menjaga kualitas air terutama pada kandungan amonia dan nitrit, tetapi tidak berpengaruh signifikan terhadap kelangsungan hidup dan rasio konversi pakan namun berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan berat mutlak dan laju pertumbuhan spesifik udang vaname Vannamei shrimp (Litopenaeus vannamei) is an aquacultur product that has  sa high economic value. However, in its development, many things become inhibiting factors to increase shrimp production, namely, maintaining optimal water quality and suppressing the growth rate of Vibrio sp bacteria during maintenance. One of the effective cultivation systems developed to increase production through technology-based cultivation systems is the biofloc system or Bio Floc Technology (BFT). This study aims to determine the performance of the biofloc system by providing different carbon sources on the development of Vibrio sp. bacteria in vaname shrimp culture. This study used a completely randomized design consisting of 3 treatments and 3 replications. Treatment A : Biofloc without adding carbon, B : Biofloc with the addition of molasses, C : Biofloc with the addition of tapioca flour. The test animals used were PL 10 vaname shrimp with a stocking density of 200 fish/container. Parameters observed were Vibrio sp. bacterial density, floc density, survival, absolute weight growth, specific growth rate, feed conversion ratio, and inorganic N (TAN and nitrite). To determine the effect of treatment, the data were analyzed using ANOVA with further BNT test. Based on the results of the study showed that the low density of Vibrio sp. bacteria was in treatment B, C and  A. The addition of molasses gave better results in controlling the growth of the number of Vibrio sp. bacteria and maintaining water quality, especially on the content of ammonia and nitrite, but had no significant effect on survival and feed conversion ratio but had a significant effect on absolute weight growth and specific growth rate of white vaname shrimp.
Analysis of the Effect of The Addition of LED Lights on Squid Fishing Gear (Squid Jigger) On Catches in Karimunjawa, Jepara, Central Java Willy Puspa Irawan
Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology Vol 19, No 2 (2023): SAINTEK PERIKANAN
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ijfst.19.2.%p

Abstract

Squid fishing line (Squid Jigger) is one of the fishing gear that is widely used by fishermen in Karimunjawa, Jepara. Squid fishing gear has long been known and operated with lights to attract the attention of squid that are installed in the fishing fleet, over time the squid fishing fleet has increased every year which indirectly increases competition in squid fishing activities. So it is necessary to add a light attractor in the form of a flashing LED light mounted on the main line of the squid fishing line. The purpose of this study was to analyze the effect of adding LED lights to squid fishing gear on catches and the effectiveness of fishing gear. The research method used is experimental fishing with 2 test variables, namely the use of blue and green LED lights with 16 repetitions in 2 fishing operations trips. Based on the research that has been done, the results show that the addition of LED lights has a significant effect on the catch of squid fishing gear with blue LED lights as the most effective in fishing operations because it gets the most catches, namely 7 fish and gets the fastest response from the target fish , namely 43 minutes from the first repetition.
EVALUASI MANAJEMEN PEMBERIAN PAKAN PADA PEMBESARAN IKAN LELE DENGAN SISTEM BIOFLOK PADA SKALA LAPANG Julie Ekasari; Muhammad Ilham Labulal Banin; Ichsan Achmad Fauzi; Apriana Vinasyiam
Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology Vol 19, No 2 (2023): SAINTEK PERIKANAN
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ijfst.19.2.%p

Abstract

Manajemen pemberian pakan melalui kombinasi pemberian pakan protein tinggi dan pakan protein rendah diduga dapat menekan biaya produksi pada usaha budidaya pembesaran ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi manajemen pemberian pakan dengan kadar protein berbeda terhadap kinerja produksi dan kinerja usaha budidaya pembesaran ikan lele yang dipelihara dalam sistem bioflok. Ikan yang digunakan dalam penelitian ini memiliki bobot awal 5,48±1,31 g dan panjang awal 9,36±0,54 cm. Manajemen pemberian pakan dilakukan dengan pemberian pakan tinggi protein (HP) (33%) selama masa pembesaran dan kombinasi pakan HP (selama 42 hari pertama) dengan pakan rendah protein (LP) (14%) hingga panen. Kedua perlakuan ini diujikan pada dua sistem pembesaran ikan lele dengan metode konvensional pada kepadatan rendah (150 ekor m-3) dan sistem bioflok dengan kepadatan tinggi (500 ekor m-3). Tingkat kelangsungan hidup ikan tidak berbeda nyata antar perlakuan (P>0,05). Laju pertumbuhan dan efisiensi pakan terbaik terdapat pada perlakuan pemberian pakan protein tinggi dan tidak berbeda antara sistem konvensional dan sistem bioflok. Pemberian pakan rendah protein meningkatkan retensi protein pada kedua sistem pemeliharaan. Hasil analisis usaha menunjukkan bahwa perlakuan bioflok dengan pakan HP menghasilkan keuntungan terbesar di antara perlakuan lainnya yaitu Rp 24.413.257, R/C ratio sebesar 1,07, dan payback period selama 1,51 tahun. Penggunaan sistem bioflok dengan pakan berprotein tinggi dapat meningkatkan produktivitas dan keuntungan usaha pembesaran ikan lele dibandingkan dengan sistem konvensional dengan kepadatan rendah. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa pemberian pakan dengan protein rendah tidak dapat menurunkan biaya pakan ataupun meningkatkan keuntungan usaha pembesaran ikan lele.
ADAPTASI MATA IKAN TONGKOL (Euthynnus affinis) HASIL TANGKAPAN PUKAT CINCIN DI SELAT SUNDA Adi Susanto,; Teddi Kartiwa; Ririn Irnawati; Hery Sutrawan Nurdin; Asep Hamzah; Fahresa Nugraheni Supadminingsih; Hendrawan Syafrie; Lana Izzul Azkia
Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology Vol 19, No 2 (2023): SAINTEK PERIKANAN
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ijfst.19.2.%p

Abstract

The purse seines fishing operation in the Sunda Strait uses metal halide lamps to attract target fish to congregate in catchable areas. There is an assumption that using brighter lights can increase the catch, encouraging fishermen to use lights in large quantities and with high power. Even though each type of fish has preferences and limited adaptability to the light it receives. This study aims to determine the level of adaptation of the tuna (Euthynnus affinis) caught by purse seines based on the number of different lights. Data collection was conducted from May to July 2021 through experimental fishing on a purse seiner fishing vessel with two different numbers of lamps, including 6 lamps and 8 lamps for each boat respectively. The light intensity in the seawater was measured using an ILT 5000 research radiometer. A sampling of the eye of the tuna was carried out by 3 individuals on each trip which were then processed using histological methods. The results showed the light intensity on ships using 8 lights was higher compared to ships using 6 lights. However, at depths > 10 m, the light intensity produced by both was similar. The average value of tuna fish caught by a boat with 6 lights is 90.76%, while for a ship with 8 lights, it is 91.50%.

Page 1 of 1 | Total Record : 9


Filter by Year

2023 2023


Filter By Issues
All Issue Vol 19, No 3 (2023): SAINTEK PERIKANAN Vol 19, No 2 (2023): SAINTEK PERIKANAN Vol 19, No 1 (2023): SAINTEK PERIKANAN Vol 18, No 4 (2022): SAINTEK PERIKANAN Vol 18, No 3 (2022): SAINTEK PERIKANAN Vol 18, No 2 (2022): SAINTEK PERIKANAN Vol 18, No 1 (2022): SAINTEK PERIKANAN Vol 17, No 4 (2021): SAINTEK PERIKANAN Vol 17, No 3 (2021): SAINTEK PERIKANAN Vol 17, No 2 (2021): SAINTEK PERIKANAN Vol 17, No 1 (2021): SAINTEK PERIKANAN Vol 16, No 4 (2020): SAINTEK PERIKANAN Vol 16, No 3 (2020): SAINTEK PERIKANAN Vol 16, No 2 (2020): SAINTEK PERIKANAN Vol 16, No 1 (2020): SAINTEK PERIKANAN Vol 15, No 2 (2019): SAINTEK PERIKANAN Vol 15, No 1 (2019): SAINTEK PERIKANAN Vol 14, No 2 (2019): SAINTEK PERIKANAN Vol 14, No 1 (2018): SAINTEK PERIKANAN Vol 13, No 2 (2018): SAINTEK PERIKANAN Vol 13, No 1 (2017): SAINTEK PERIKANAN Vol 12, No 2 (2017): SAINTEK PERIKANAN Vol 12, No 1 (2016): SAINTEK PERIKANAN Vol 11, No 2 (2016): SAINTEK PERIKANAN Vol 11, No 1 (2015): JURNAL SAINTEK PERIKANAN Vol 10, No 2 (2015): JURNAL SAINTEK PERIKANAN Vol 10, No 1 (2014): JURNAL SAINTEK PERIKANAN Vol 9, No 2 (2014): JURNAL SAINTEK PERIKANAN Vol 9, No 1 (2013): JURNAL SAINTEK PERIKANAN Vol 8, No 2 (2013): Jurnal Saintek Perikanan Vol 8, No 1 (2012): Jurnal Saintek Perikanan Vol 7, No 1 (2011): Jurnal Saintek Perikanan Vol 6, No 2 (2011): Jurnal Saintek Perikanan Vol 6, No 1 (2010): Jurnal Saintek Perikanan Vol 5, No 2 (2010): Jurnal Saintek Perikanan Vol 5, No 1 (2009): Jurnal Saintek Perikanan Vol 4, No 2 (2009): Jurnal Saintek Perikanan Vol 4, No 1 (2008): Jurnal Saintek Perikanan Vol 3, No 2 (2008): Jurnal Saintek Perikanan Vol 2, No 1 (2006): Jurnal Saintek Perikanan More Issue