cover
Contact Name
eko subaktiansyah
Contact Email
eko.subaktiansyah@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
support@inajog.com
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
Indonesian Journal of Obstetrics and Gynecology (Majalah Obstetri dan Ginekologi Indonesia)
ISSN : 23386401     EISSN : 23387335     DOI : -
Core Subject : Health,
The Indonesian Journal of Obstetrics and Gynecology is an official publication of the Indonesian Society of Obstetrics and Gynekology. INAJOG is published quarterly.
Arjuna Subject : -
Articles 1,636 Documents
Perubahan Nilai Peroksida Lipid Dan Glutation Peroksidase Jantung Akibat Diet Makanan Tinggi Garam. (Penelitian Eksperimental Pada Model Hewan Coba Tikus Sprague Dawley Bunting.) YUDOMUSTOPO, B.
Indonesian Journal of Obstetrics and Gynecology Volume. 30, No. 1, January 2006
Publisher : Indonesian Socety of Obstetrics and Gynecology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1124.11 KB)

Abstract

Diet Makanan Tinggi Garam (DMTG) menyebabkan: (1) Kenaikan nilai peroksida lipid yang diukur secara kualitatif dengan MDA. (2) Persalinan preterm sampai dengan 40% dan peroksida lipidnya tinggi. (3) Hipertensi pada model SDR yang bunting. (4) Kenaikan nilai malondialdehida (MDA) jaringan jantung yang disertai dengan penurunan Glutation Peroksidase (GPx). (5) GPx jaringan tidak berperan untuk menetralkan MDA pada jaringan jantung. (6) tidak menyebabkan perubahan denyut jantung pada model tikus penelitian. (7) Tidak menyebabkan perubahan komponen darah tetapi menaikkan HCT dan WBC pada SDR bunting kelompok perlakuan. (8) Perubahan yang nyata pada struktur otot jantung baik pada induk maupun embrio SDR bunting kelompok perlakuan. (9) Kelainan endotelium pembuluh kapiler jantung. (10) Kelainan struktur mitokondria pada sel jantung induk dan embrio, dan lebih kecil dari kasus kontrol (tanpa perlakuan).
Pergeseran Kausa Kematian Ibu Bersalin di RSU Sanglah Denpasar, Selama Lima Tahun, 1996 - 2000 KARKATA, M. K.; SEPIDIARTA, SEPIDIARTA
Indonesian Journal of Obstetrics and Gynecology Volume. 30, No. 3, July 2006
Publisher : Indonesian Socety of Obstetrics and Gynecology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (135.748 KB)

Abstract

Tujuan: Untuk mengetahui pergeseran kausa kematian maternal di RSU Sanglah dalam periode 1996 - 2000 dibandingkan dengan hasilhasil penelitian sebelumnya. Rancangan/rumusan data: Penelitian dilakukan secara deskriptif. Data yang didapat ditabulasi dan ditampilkan dalam bentuk tabel dan narasi dan diberikan bahasan sesuai dengan keperluannya. Tempat: Bagian Obstetri dan Ginekologi RSU Sanglah Denpasar. Bahan dan cara kerja: Data sekunder seluruh kematian ibu yang dibahas dalam audit kematian ibu, laporan mingguan serta hasil rekapitulasi data di Bagian Obstetri dan Ginekologi RSU Sanglah yang terjadi antara 1 Januari 1996 sampai dengan 31 Desember 2000 dan dibandingkan dengan hasil penelitian sebelumnya. Hasil: Didapatkan 48 kasus kematian dari 28.872 persalinan (170/100.000). Dari jumlah itu 33,33% oleh karena perdarahan, 12,5% oleh karena infeksi dan 35,42% karena preeklampsia/eklampsia dan 18,75% karena kelainan medis lain. Telah terjadi pergeseran kausa kematian ibu dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Kematian ibu karena perdarahan telah bergeser dari 68,5% (1969 - 1971) menjadi 47,62% (1972 - 1974), 51,61% (1975 - 1977), 28,6% (1988 - 1990), menurun tajam menjadi 7,14% (1993 - 1995). Kematian karena infeksi mengalami naik turun dari 14,8% (1969 - 1971) menjadi 38,09% (1972 - 1974), 12,9% (1975 - 1977), 14,3% (1988 - 1990) dan 7,14% (1993 - 1995). Yang menyolok adalah pergeseran kematian karena preeklampsia/ eklampsia yang meningkat dari 10,8% (1969 - 1971), 22,59% (1975 - 1977), 38,1% (1988 - 1990) dan tertinggi 78,57% (1993 - 1995). Kelainan medis yang menyertai ibu hamil mulai meningkat sebagai penyebab kematian sebesar 10,4% (1969 - 1971), 12,9% (1975 - 1977), 19,1% (1988 - 1990) dan menjadi 18,75% (1996 - 2000). Penyakit medis tersebut misalnya penyakit jantung, gagal ginjal, penyakit hati, stroke, anemia hemolitik dan peritonitis. [Maj Obstet Ginekol Indones 2006; 30-3: 175-8] Kata kunci: angka kematian ibu, penyebab kematian.
Translokasi AKDR ke dalam Vesika Urinaria Disertai dengan Vesikolithiasis (Laporan Kasus) HADISAPUTRA, W.; KASMARA, E.; SUSKHAN, SUSKHAN; ROCHANI, ROCHANI
Indonesian Journal of Obstetrics and Gynecology Volume. 30, No. 3, July 2006
Publisher : Indonesian Socety of Obstetrics and Gynecology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (212.639 KB)

Abstract

Tujuan: Melaporkan satu kasus translokasi alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) ke dalam vesika urinaria disertai dengan pembentukan batu intravesika. Tempat: Klinik Kesehatan Reproduksi Raden Saleh Jakarta, Departemen Obstetri dan Ginekologi FKUI/RSCM, Jakarta dan Kamar Operasi Khusus Departemen Urologi FKUI/RSCM, Jakarta. Bahan dan cara kerja: Laporan satu kasus, seorang wanita, 43 tahun, P4A1 dengan translokasi AKDR ke dalam vesika urinaria selama 10 tahun disertai dengan pembentukan batu vesika. Hasil: Pasien dirujuk oleh SpOG dengan keterangan translokasi AKDR, disertai keluhan nyeri saat buang air kecil sejak 3 tahun lalu. Pasien memiliki riwayat dipasang AKDR 10 tahun lalu. Delapan bulan pasca pemasangan AKDR, uji kehamilan positif dan ia menjalani induksi haid dan mendapatkan pemasangan AKDR kedua. Saat itu tidak ditemukan AKDR pertama. AKDR kedua telah dilepaskan 2 tahun yang lalu. Dari pemeriksaan ultrasonografi tidak didapatkan AKDR intrauterin. Pemeriksaan foto polos abdomen menunjukkan AKDR di pelvis minor, 10 cm di anterior promontorium dengan bayangan massa kalsifikasi. Foto polos pelvis dengan marker menunjukkan AKDR kedua terletak agak jauh dari AKDR pertama, yang overlapping dengan bayangan kalsifikasi. Eksplorasi per laparoskopi tidak menemukan AKDR di rongga pelvis. Dari pemeriksaan sistoskopi tampak AKDR intravesika yang diselubungi batu. Pasien menjalani litotripsi dan pengambilan AKDR intravesika dengan sistoskopi. Pasien dirawat selama satu hari dan pulang dalam keadaan baik. Kesimpulan: Translokasi AKDR ke dalam vesika merupakan hal yang jarang dijumpai. AKDR dalam vesika menjadi sarang infeksi dan proses pembentukan batu. Adanya AKDR intravesika haruslah dipikirkan jika seorang wanita dengan riwayat pemasangan AKDR mengalami infeksi saluran kemih berulang dan/atau pembentukan batu vesika. AKDR intravesika dapat dikeluarkan dengan sistotomi suprapubik atau sistoskopi. [Maj Obstet Ginekol Indones 2006; 30-3: 186-90] Kata kunci: translokasi AKDR, AKDR intravesika, batu vesika
Masa Depan Ginekologi Remaja dalam Peningkatan Mutu Sumber Daya Manusia SAID, U.
Indonesian Journal of Obstetrics and Gynecology Volume. 30, No. 4, October 2006
Publisher : Indonesian Socety of Obstetrics and Gynecology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

N/A
Pemeriksaan Antigen pp65 dan mRNA pp67 Cytomegalovirus (CMV) Pada Wanita Hamil dengan IgG anti-CMV positif di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta UTAMI, T. W.; HESTIANTORO, A.; BUSTAMI, A.; SURJANA, E. J.
Indonesian Journal of Obstetrics and Gynecology Volume. 30, No. 4, October 2006
Publisher : Indonesian Socety of Obstetrics and Gynecology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (180.854 KB)

Abstract

Tujuan: Mengetahui proporsi seropositif CMV pada wanita hamil dengan riwayat abortus dan gambaran hasil pemeriksaan antigen pp65 CMV, mRNA pp67 CMV, serta kesesuaiannya pada wanita hamil dengan IgG anti-CMV yang positif. Rancangan/rumusan data: Studi deskriptif. Kesesuaian hasil pemeriksaan antara antigen pp65 dan mRNA pp67 CMV dinilai dengan menghitung nilai kappa (k). Tempat: (1) IGD lantai III dan Poliklinik kebidanan dan kandungan RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta, (2) Bagian Mikrobiologi dan (3) Makmal Terpadu Imunoendokrinologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta. Bahan dan cara kerja: Sampel berasal dari darah wanita hamil dengan riwayat abortus dan darah tali pusat janin yang dilahirkan. Pemeriksaan IgM dan IgG CMV dilakukan dengan metode ELISA, pemeriksaan antigen pp65 CMV dengan teknik imunohistokimia, dan pemeriksaan mRNA pp67 CMV dengan teknik NASBA. Hasil: Selama kurun Januari - Juni 2005, terkumpul 50 sampel yang berasal dari 25 subjek; terdiri dari 25 darah ibu dan 25 darah janin. Seluruh (100%) wanita hamil dengan riwayat abortus dalam penelitian ini memberikan hasil IgG antiCMV yang positif. Tidak ada subjek dengan IgM anti-CMV yang positif. Pada pemeriksaan antigen pp65 CMV terdapat 6% hasil yang positif, yaitu 2% dari sampel ibu dan 4% sampel tali pusat. Tidak terdapat hasil yang positif pada pemeriksaan NASBA mRNA pp67 CMV. Terdapat 26% sampel, yaitu 12% sampel ibu dan 14% sampel janin dengan hasil mRNA pp67 CMV tidak dapat ditentukan. Kesimpulan: Proporsi seropositif IgG anti-CMV pada wanita hamil dengan riwayat abortus dalam penelitian ini adalah sangat tinggi. Pada pemeriksaan antigen pp65 CMV terdapat 6% hasil yang positif. Tidak ada hasil mRNA pp67 CMV yang positif. Penelitian ini menunjukkan bahwa pada individu yang imunokompeten, jarang sekali terjadi reaktivasi sehingga risiko infeksi CMV kongenital adalah kecil. Dalam penelitian ini tidak terdapat kesesuaian hasil antara pemeriksaan antigen pp65 dan NASBA mRNA pp67 CMV, dengan nilai kappa 0%. [Maj Obstet Ginekol Indones 2006; 30-4: 203-12] Kata kunci: antigen pp65, mRNA pp67 CMV, IgG anti-CMV, wanita hamil, riwayat abortus.
Penilaian Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Pasien Poliklinik Kebidanan dan Kandungan RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Tentang Pap Smear MOEGNI, E. M.
Indonesian Journal of Obstetrics and Gynecology Volume. 30, No. 4, October 2006
Publisher : Indonesian Socety of Obstetrics and Gynecology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (143.816 KB)

Abstract

Tujuan: Untuk mengetahui pengetahuan, sikap dan perilaku pasien poliklinik tentang pap smear. Tempat: Poliklinik Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/ RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Bahan dan cara kerja: Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data dengan cara convenience sampling. Pengambilan data dilakukan dengan cara wawancara terpimpin menggunakan kuesioner yang telah diuji coba sebelumnya. Hasil: Data yang berhasil diperoleh adalah 102 responden yang memenuhi kriteria. Dari 102 responden disimpulkan bahwa sebagian responden berusia 21 - 39 tahun, berpendidikan menengah, tidak bekerja dan berpendapatan keluarga menengah rendah. Sebanyak 89,9% responden mempunyai tingkat pengetahuan tentang kanker serviks yang buruk, khususnya mengenai definisi, faktor risiko, gejala dan cara deteksi dini. Responden yang berpengetahuan baik mengenai pap smear hanya 2,9% dan hanya 11,8% yang berperilaku baik. Sedangkan sikap responden umumnya baik (87,3%). Sebagian besar pengetahuan, sikap dan perilaku (PSP) responden mengenai pap smear tergolong buruk (72,5%). Kesimpulan: Perlu dilakukan peningkatan pemberian informasi tentang kanker serviks dan pap smear pada masyarakat secara interpersonal melalui keluarga, teman, (peer educator) dan terutama petugas medis (dokter, perawat, bidan). Serta kemudahan untuk mengakses informasi tentang kanker serviks dan pap smear secara luas melalui media cetak, media elektronik dan penyuluhan oleh berbagai pihak. [Maj Obstet Ginekol Indones 2006; 30-4: 213-8] Kata kunci: kanker serviks, pap smear, PSP pasienbf
Kualitas Kehidupan Seksual Penderita Endometriosis Sebelum dan Sesudah Laparoskopi Operatif HADISAPUTRA, W.
Indonesian Journal of Obstetrics and Gynecology Volume. 30, No. 4, October 2006
Publisher : Indonesian Socety of Obstetrics and Gynecology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (130.134 KB)

Abstract

Tujuan: Untuk mengevaluasi kualitas hubungan seksual penderita endometriosis sebelum dan setelah menjalani intervensi Laparoskopi operatif. Rancangan/rumusan data: Studi deskriptif analitik. Bahan dan cara kerja: Penelitian deskriptif analitik pada kasus kasus infertilitas dengan sangkaan endometriosis yang menjalani laparoskopi operatif dari tanggal 1 Juni 2004 s.d Juli 2005, di Klinik Raden Saleh Departemen Obstetri dan Ginekologi FKUI/RSCM. Pengisian kuesioner dilakukan sebelum tindakan dan satu tahun pasca tindakan. Pengolahan statistik dilakukan dengan uji kemaknaan Chi square dan uji Fisher. Hasil: Dari 40 subjek penelitian didapat perbaikan pada intensitas orgamus secara sangat bermakna (p = 0,0009) dan hilangnya dispareuni secara bermakna (p = 0,0026), perbaikan dalam rasa puas (p = 0,0396). Serta perasaan lebih rileks (p = 0,045). Sedangkan beberapa keadaan yang tidak berbeda bermakna yaitu dalam hal variasi aktivitas seksual, lama aktivitas seksual serta frekwensi hubungan seks perminggu. Kesimpulan: Intervensi Laparoskopi operatif pada penderita endometriosis khususnya tindakan koagulasi ligamentum sakrouterina menyebabkan perbaikan kualitas kehidupan seksual secara bermakna. [Maj Obstet Ginekol Indones 2006; 30-4: 219-22] Kata kunci: endometriosis, ligamentum sakrouterina, dispareuni, orgasmus, kolsu
Preliminary Study: Comparation Study between Parecoxib 40 mg iv and Morphine 5 mg iv As Postoperative Analgesics Following Gynecologic Laparatomy Surgery SATOTO, D.; FIRDAUS, R.
Indonesian Journal of Obstetrics and Gynecology Volume. 30, No. 4, October 2006
Publisher : Indonesian Socety of Obstetrics and Gynecology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (282.427 KB)

Abstract

Tujuan: Membandingkan efektivitas Parecoxib 40 mg iv dengan Morfin 5 mg iv dalam 24 jam pertama pascaoperasi laparotomi ginekologi. Bahan dan cara kerja: Penelitian pendahuluan ini yang berupa penelitian acak tersusun dilakukan pada 20 pasien di RSCM, dibagi dalam kelompok eksperimen (40 mg iv Parecoxib) dan kelompok kelola (Morfin 5 mg iv). Pemantauan dilakukan selama 24 jam. Efektivitas diukur dengan t test dengan variabel VAS (Visual Analog Scale), MAP, denyut jantung, efek samping, dan dosis penanggulangan yang diperlukan pada efek samping. Hasil: Tidak terdapat perbedaan bermakna antara kedua kelompok yang berhubungan dengan VAS, MAP, denyut jantung, nausea muntah, dan pethidin tang diperlukan. Kesimpulan: Tidak terdapat perbedaan bermakna antara kelompok Parecoxib 40 mg iv dan Morfin 5 mg iv sebagai analgesik pascabedah pada laparotomi ginekologi. [Maj Obstet Ginekol Indones 2006; 30-4: 223-8] Kata kunci: ginekologi, laparotomi, analgesia, terapi
Hubungan antara Penyakit Radang Panggul Asimptomatik dengan Ekspresi Integrin αvβ3 Endometrium Fase Luteal Madya pada Wanita Infertil PRASOJO, S. D.; HESTIANTORO, A.; SURJANA, E.; INDARTI, J.; KUSUMA, F.; ENDARDJO, S.
Indonesian Journal of Obstetrics and Gynecology Volume. 30, No. 4, October 2006
Publisher : Indonesian Socety of Obstetrics and Gynecology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (221.55 KB)

Abstract

Tujuan: Mengetahui gambaran integrin αvβ3 endometrium wanita infertilitas dan kaitannya dengan penyakit radang panggul (PRP) asimptomatik pada saat fase luteal madya. Rancangan: Penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian potong lintang. Bahan dan cara kerja: Penelitian dilakukan pada 32 orang pasien infertilitas yang datang ke klinik Yasmin RSCM kemudian dilakukan biopsi endometrium pada hari ke 19 - 21 dan pemeriksaan progesteron hari ke 21 siklus haid. Hasil biopsi dianalisa untuk dating endometrium, pemeriksaan imunohistokimia di Makmal terpadu RSCM - FKUI (Hasil pewarnaan dievaluasi untuk mendapatkan HSCORE) dan untuk penilaian endometritis histologik di Laboratorium Patologi FKUI. Hasil: Dari 32 sampel biopsi endometrium didapatkan ekspresi integrin αvβ3: (25%) dengan intensitas lemah, (50%) dengan intesitas sedang dan (25%) dengan intesitasnya kuat. Pada 16 (50%) sampel terbukti endometritis dengan 15 (93,8%) sampel ekspresi integrin αvβ3 endometrium adalah lemah - sedang dan 1 (6,3%) sampel ekspresi integrin αvβ3 endometrium adalah kuat, pada uji t tidak berpasangan didapatkan nilai t = -2,631; df = 30 dan nilai p = 0,013. Kesimpulan: Endometritis pada wanita infertilitas dengan PRP asimtomatik, mungkin memiliki hubungan dengan lemahnya ekspresi αvβ3 integrin endometrium pada populasi infertilitas wanita. [Maj Obstet Ginekol Indones 2006; 30-4: 229-33] Kata kunci: integrin αvβ3 endometrium, Penyakit radang panggul (PRP) asimptomatik, Infertilitas, Fase luteal madya
Operasi Mikro Rekanalisasi Tuba Per Laparoskopi (Laporan Kasus) HADISAPUTRA, W.; PRIHANTORO, S.
Indonesian Journal of Obstetrics and Gynecology Volume. 30, No. 4, October 2006
Publisher : Indonesian Socety of Obstetrics and Gynecology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (286.452 KB)

Abstract

Tujuan: Untuk mengevaluasi hasil luaran dari prosedur operasi mikro rekanalisasi anastomosis tuba fallopii dengan laparoskopi. Tempat: Klinik Raden Saleh, Divisi Kesehatan Reproduksi, Departemen Obstetri dan Ginekologi, FKUI/RSUPNCM. Bahan dan cara kerja: Dilaporkan 3 kasus. Kasus pertama: Ny. A, 38 tahun, P3A0 (anak terkecil 3 tahun), sterilisasi 3 tahun, menikah 1 x, usia suami 41 tahun, ingin punya anak lagi karena sosial ekonomi membaik. Kasus kedua: Ny. I, 44 tahun, P3A0 (anak hidup 1), riwayat bekas seksio 1 x, nikah 1 x, usia suami 48 tahun, ingin punya anak lagi karena dua anak terakhir meninggal. Kasus ketiga: Ny. S, 40 tahun, P3A0 (anak terkecil 8 tahun), sterilisasi 8 tahun lalu, cerai dengan suami pertama 5 tahun lalu, menikah lagi 2 tahun lalu, ingin punya anak lagi karena desakan suami kedua, telah gagal menjalani IVF satu tahun yang lalu. Hasil: Rekanalisasi tuba dengan laparoskopi telah dilakukan pada ketiga pasien. Pada pasien pertama dan kedua dilakukan rekanalisasi pada kedua tuba dengan hasil pascaoperasi kedua tuba paten. Pada pasien ketiga tuba kanan oklusi diproksimal, sehingga hanya pada tuba kiri yang dilakukan rekanalisasi dengan hasil tuba kiri paten. Kesimpulan: Pada ketiga kasus rekanalisasi tuba dilakukan karena keinginan kuat dari masing-masing pasangan suami istri dengan alasan yang berbeda. Pada kasus-kasus yang diseleksi laparoskopi dengan teknik khusus memakai instrumen mikro KOH (dengan diameter alat masing-masing 2,5 mm) dapat ditawarkan untuk rekanalisasi tuba. Seleksi pasien dan teknik operasi yang baik adalah faktor kunci untuk mencapai angka kehamilan yang memuaskan. Hasil luaran pada ketiga kasus hanya dinilai pada tahap patensi tuba, sedangkan hasil luaran kehamilan belum dapat dinilai karena laporan ini dibuat baru 7 bulan berjalan. [Maj Obstet Ginekol Indones 2006: 30-4: 234-7] Kata kunci: rekanalisasi tuba, laparoskopi

Page 1 of 164 | Total Record : 1636


Filter by Year

2006 2023


Filter By Issues
All Issue Volume 11 No. 3 July 2023 Volume 11 No. 2 April 2023 Volume 11 No. 1 January 2023 Volume 10 No. 4 Oktober 2022 Volume 10 No. 3 July 2022 Volume 10 No. 2 April 2022 Volume 10 No. 1 January 2022 Volume 9 No. 4 October 2021 Volume 9 No. 3 July 2021 Volume 9 No. 2 April 2021 Volume 9 No. 1 January 2021 Volume 8 No. 4 October 2020 Volume 8 No. 3 July 2020 Volume 8 No. 2 April 2020 Volume 8 No. 1 January 2020 Volume 7 No. 4 October 2019 Volume 7 No. 3 July 2019 Volume 7 No. 2 April 2019 Volume 7 No. 2 April 2019 Volume 7, No. 1 January 2019 Volume 7, No. 1 January 2019 Volume 6 No. 4 October 2018 Volume 6 No. 4 October 2018 Volume 6 No. 3 July 2018 Volume 6 No. 3 July 2018 Volume 6. No. 2 April 2018 Volume 6. No. 2 April 2018 Volume 6. No. 1. January 2018 Volume 6. No. 1. January 2018 Volume. 5, No. 4, October 2017 Volume. 5, No. 4, October 2017 Volume. 5, No. 3, July 2017 Volume. 5, No. 3, July 2017 Volume. 5, No. 2, April 2017 Volume. 5, No. 2, April 2017 Volume. 5, No. 1, January 2017 Volume. 5, No. 1, January 2017 Volume 4, No. 4, October 2016 Volume 4, No. 4, October 2016 Volume. 4, No.3, July 2016 Volume. 4, No.3, July 2016 Volume. 4, No. 2, April 2016 Volume. 4, No. 2, April 2016 Volume. 4, No. 1, January 2016 Volume. 4, No. 1, January 2016 Volume. 3, No. 4, October 2015 Volume. 3, No. 4, October 2015 Volume. 3, No. 3, July 2015 Volume. 3, No. 3, July 2015 Volume. 3, no. 2, April 2015 Volume. 3, no. 2, April 2015 Volume. 3, No. 1, January 2015 Volume. 3, No. 1, January 2015 Volume. 2, No. 4, October 2014 Volume. 2, No. 4, October 2014 Volume. 2, No. 3, July 2014 Volume. 2, No. 3, July 2014 Volume. 2, No. 2, April 2014 Volume. 2, No. 2, April 2014 Volume. 2, No. 1, January 2014 Volume. 2, No. 1, January 2014 Volume. 37, No. 2, April 2013 Volume. 37, No. 2, April 2013 Volume 37, No. 1, January 2013 Volume. 37, No. 1, January 2013 Volume 37, No. 1, January 2013 Volume. 1, No. 4, October 2013 Volume. 1, No. 4, October 2013 Volume. 1, No. 3, July 2013 Volume. 1, No. 3, July 2013 Volume. 36, No. 4, October 2012 Volume. 36, No. 4, October 2012 Volume. 36, No. 3, July 2012 Volume. 36, No. 3, July 2012 Volume. 36, No. 2, April 2012 Volume. 36, No. 2, April 2012 Volume. 36, No. 1, January 2012 Volume. 36, No. 1, January 2012 Volume. 35, No. 4, October 2011 Volume. 35, No. 4, October 2011 Volume. 35, No. 3, July 2011 Volume. 35, No. 3, July 2011 Volume. 35, No. 2, April 2011 Volume. 35, No. 2, April 2011 Volume. 35, No. 1, January 2011 Volume. 35, No. 1, January 2011 Volume. 34, No. 4, October 2010 Volume. 34, No. 4, October 2010 Volume. 34, No. 3, July 2010 Volume. 34, No. 3, July 2010 Volume. 34. No. 2, April 2010 Volume. 34. No. 2, April 2010 Volume. 34, No. 1, January 2010 Volume. 34, No. 1, January 2010 Volume. 33. No. 4, October 2009 Volume. 33. No. 4, October 2009 Volume. 33, No. 3, July 2009 Volume. 33, No. 3, July 2009 Volume. 33, No. 2, April 2009 Volume. 33, No. 2, April 2009 Volume. 33, No. 1, January 2009 Volume. 33, No. 1, January 2009 Volume. 32, No. 4, October 2008 Volume. 32, No. 4, October 2008 Volume. 32, No. 3, July 2008 Volume. 32, No. 3, July 2008 Volume. 32, No. 2, April 2008 Volume. 32, No. 2, April 2008 Volume. 32, No. 1, January 2008 Volume. 32, No. 1, January 2008 Volume. 31, No. 4, October 2007 Volume. 31, No. 4, October 2007 Volume. 31, No. 3, July 2007 Volume. 31, No. 3, July 2007 Volume. 31, No. 2, April 2007 Volume. 31, No. 2, April 2007 Volume. 31, No. 1, January 2007 Volume. 31, No. 1, January 2007 Volume. 30, No. 4, October 2006 Volume. 30, No. 4, October 2006 Volume. 30, No. 3, July 2006 Volume. 30, No. 3, July 2006 Volume. 30, No. 2, April 2006 Volume. 30, No. 2, April 2006 Volume. 30, No. 1, January 2006 Volume. 30, No. 1, January 2006 More Issue