cover
Contact Name
Rini
Contact Email
kindaietam@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
kindaietam@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota banjarbaru,
Kalimantan selatan
INDONESIA
Kindai Etam: Jurnal Penelitian Arkeologi
ISSN : 25411292     EISSN : 26206927     DOI : -
Core Subject : Social,
indai Etam merupakan jurnal penelitian arkeologi yang diterbitkan oleh Balai Arkeologi Kalimantan Selatan sejak tahun 2015. Nama "Kindai Etam" berasal dari bahasa asli masyarakat Dayak Kalimantan, yaitu "kindai" yang berarti wadah dari kayu dan "etam" yang berarti kita. Secara harfiah, Kindai Etam berarti wadah kita, yang dapat dimaknai sebagai media kita bersama dalam menginformasikan hasil-hasil penelitian arkelogi.Tujuannya adalah memberikan ruang bagi peneliti arkeologi untuk mempublikasi hasil penelitiannya supaya dapat dinikmati sebagai media edukasi bagi masyarakat luas.
Arjuna Subject : -
Articles 128 Documents
COVER BELAKANG KINDAI ETAM VOLUME 3 NOMOR 1 NOVEMBER 2017 Etam, Kindai
Kindai Etam: Jurnal Penelitian Arkeologi Vol 3, No 1 (2017): Kindai Etam
Publisher : Balai Arkeologi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1476.192 KB) | DOI: 10.24832/ke.v3i1.30

Abstract

COVER BELAKANG KINDAI ETAM VOLUME 3 NOMOR 1 NOVEMBER 2017
APPENDIX KINDAI ETAM VOLUME 1 NOMOR 1 NOVEMBER 2015 Etam, Kindai
Kindai Etam: Jurnal Penelitian Arkeologi Vol 1, No 1 (2015): Kindai Etam
Publisher : Balai Arkeologi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (236.734 KB) | DOI: 10.24832/ke.v1i1.21

Abstract

APPENDIX KINDAI ETAM VOLUME 1 NOMOR 1 NOVEMBER 2015
PERANAN MANIK-MANIK PADA SUKU DAYAK NGAJU: STUDI ETNOARKEOLOGI Nasruddin, nfn
Kindai Etam: Jurnal Penelitian Arkeologi Vol 2, No 1 (2016): Kindai Etam
Publisher : Balai Arkeologi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (300.29 KB) | DOI: 10.24832/ke.v2i1.9

Abstract

Seperti diketahui, sampai sekarang masih banyak kelompok etnis di Indonesia yang memiliki dan memelihara serta menggunakan manik-manik sebagai perhiasan dan kelengkapan dalam upacara-upacara ritual. Pengguna manikmanik pada sub etnis Dayak Ngaju di Kalimantan masih tetap berlangsung hingga dewasa ini, terutama digunakan padasaat upacara-upacara ritual seperti kematian (tiwah) dan penyertaan benda kubur, atau pesta-pesta adat lainnya. Masyarakat Dayak memang identik dengan manik-manik, karena banyak mewarnai keseharian mereka mulai dari perlengkapan baju, hiasan kepala, kalung, tas, mandau, dan lain-lain. Dalam upaya memahami peranan manik-manik dalam kehidupan dan tradisi suku Dayak Ngaju di Kalimantan, maka kajian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan etnoarkeologi. Data etnografi menjadi acuan dasar dalam mengkaji kebudayaan masyarakat Dayak Ngaju di Desa Mirah sebagai bahan analogi untuk menjelaskan fungsi manik-manik dalam sistem sosial masyarakatnya.
SITUS BENTENG TATAS DI BANJARMASIN DAN CARA PELESTARIANNYA Wasita, Wasita
Kindai Etam: Jurnal Penelitian Arkeologi Vol 3, No 1 (2017): Kindai Etam
Publisher : Balai Arkeologi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1449.371 KB) | DOI: 10.24832/ke.v3i1.14

Abstract

Benteng Tatas merupakan situs arkeologi dari periode kolonial. Situs ini berada di tengah Kota Banjarmasin.Secara kasat mata situs ini tidak kelihatan, karena tidak ada bekas-bekasnya di atas permukaan tanah. Akan tetapi, hasil penggalian jalan Jenderal Sudirman dalam rangka renovasi, telah menemukan bagian dari sisa-sisa benteng tersebut. Penelitian ini ditujukan untuk mengungkap lokasi situs beserta batas- batasnya dan nilai pentingnya sehingga diperolehalasan untuk melestarikannya. Tipe penelitian ini adalah kualitatif dengan metode analisis deskriptif. Metode analisis deskriptif diimplementasikan dengan cara memerikan temuan, menggambarkan situasi (temuan arkeologi), dan menjelaskan fenomenaobjek penelitian yang dibahas. Hal itu dilakukan untuk dapat menggambarkan seluruh temuan guna memberikan penjelasan atas data yang telah dikumpulkan. Berdasarkan temuan hasil penelitian, diketahui bahwa benteng bagian depan ada ditepian Sungai Martapura. Sementara itu, berdasarkan analisis peta dengan menggunakan ArcView, benteng juga meliputi areal kompleks Masjid Sabilal Muhtadin. Berdasarkan ukurannya yang luas dan perannya yang strategis, diketahui bahwa nilai penting situs ini berkaitan dengan sejarah lokal Kalimantan dalam menanggapi hadirnya kolonial di Indonesia dan jugaberkaitan dengan sejarah perkembangan kota. Atas dasar alasan inilah maka situs Benteng Tatas perlu dilestarikan. Hasil yang demikian ini menegaskan bahwa pelestarian situs ini tidak saja bermanfaat bagi arkeologi dalam menghadirkan objek, tetapi juga penyebaran informasi beserta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya karena cara pelestarian yang dipilih memang memungkinkan untuk itu.
PERSEBARAN SITUS-SITUS HINDU-BUDDHA DAN JALUR PERDAGANGAN DI DAERAH SUMATERA SELATAN (INDIKASI JEJAK-JEJAK PERDAGANGAN DI DAERAH ALIRAN SUNGAI MUSI) Siregar, Sondang Martini
Kindai Etam: Jurnal Penelitian Arkeologi Vol 2, No 1 (2016): Kindai Etam
Publisher : Balai Arkeologi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (689.255 KB) | DOI: 10.24832/ke.v2i1.5

Abstract

Di Sumatera Selatan berlangsung perdagangan  eksternal, yaitu perdagangan antarsamudra dan laut, dan perdagangan internal, yaitu perdagangan  antarsungai, cabang-cabang sungai dan danau. Kegiatan perdagangan tersebut menyebabkan masuk dan berkembangnya peradaban Hindu-Buddha di Sumatera Selatan. Permasalahan yang akan dibahas dalam artikel ini adalah bagaimana jalur perdagangan pada masa Hindu-Buddha di Sumatera Selatan?  Tujuan penelitian adalah mengetahui persebaran situs-situs Hindu-Buddha dan jalur perdagangan di Sumatera Selatan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan penalaran induktif. Penelitian ini didasari pemahaman bahwa Sumatera Selatan termasuk dalam jalur perdagangan internasional, kapal-kapal asing datang dari India dan Cina (Canton) bertemu di perairan pantai timur Sumatera. Selat Bangka merupakan pintu masuk kapal-kapal asing dan selanjutnya berlayar menyusuri perairan Sungai Musi. Situs Kota Kapur, Pulau Bangka merupakan bekas pelabuhan internasional, tempat kapal asing transit, dan kemudian berlayar menyusuri pantai timur Sumatera atau berlayar ke pedalaman Sumatera Selatan. Bekas dermaga ditemukan di situs Teluk Kijing, Bumiayu, dan Bingin Jungut. Hal ini menunjukkan bahwa pada ketiga situs tersebut pernah menjadi pelabuhan transit bagi kapal yang berlayar di perairan Sungai Musi beserta cabang-cabang Sungai Musi. Masuknya peradaban Hindu-Buddha diperkirakan dimulai pada abad ke-8 Masehi. Peradaban Hindu-Buddha tersebar di daerah hilir Sungai Musi sampai dengan hulu Sungai Musi.
COVER BELAKANG KINDAI ETAM VOLUME 1 NOMOR 1 NOVEMBER 2015 Etam, Kindai
Kindai Etam: Jurnal Penelitian Arkeologi Vol 1, No 1 (2015): Kindai Etam
Publisher : Balai Arkeologi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1486.684 KB) | DOI: 10.24832/ke.v1i1.22

Abstract

COVER BELAKANG KINDAI ETAM VOLUME 1 NOMOR 1 NOVEMBER 2015
EKSPLOITASI HUTAN DAN TAMBANG PADA MASA KOLONIAL DI KALIMANTAN BAGIAN UTARA (FOREST AND MINING EXPLOITATION DURING THE COLONIAL PERIOD IN THE NORTHERN PART OF KALIMANTAN) Susanto, Nugroho Nur
Kindai Etam: Jurnal Penelitian Arkeologi Vol 4, No 1 (2018): Kindai Etam
Publisher : Balai Arkeologi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1108.506 KB) | DOI: 10.24832/ke.v4i1.35

Abstract

Informasi tentang potensi dan jenis kekayaan alam di negeri kita terbatas, meskipun kegiatan eksplorasi dan eksploitasi telah berlangsung lama sejak era kolonialisme. Di Kalimantan khususnya tidak semua informasi ini bersifat terbuka, apalagi menyangkut dua pihak yang berbeda posisi dan kepentingan. Satu pihak, Belanda sebagai penguasa teritorial di wilayah jajahan, yang terkesan tertutup. Di lain pihak, masyarakat Indonesia yang telah merdeka adalah pemilik asli alam beserta yang terkandung di dalamnya. Permasalahan yang diangkat adalah mulai kapan dan siapa yang berperan dalam kegiatan ekploitasi kekayaan alam Kalimantan bagian utara. Penelitian ini memiliki kontribusi untuk menggambarkan kegiatan eksploitasi alam dan jenis komoditas yang diambil. Melalui metode survei arkeologi di lapangan dan studi pustaka, maka dapat diketahui apa dan kapan eksploitasi alam di Kalimantan bagian utara ini dilakukan. Jejak peninggalan arkeologi menunjukkan bahwa bukan hanya imperialisme Barat, tetapi Jepang pun telah lama berupaya dalam mengeksploitasi kekayaan alam di bagian utara Kalimantan ini. Kekayaan alam yang telah dikeruk, baik eksploitasi kayu hasil hutan maupun mineral tambang yang terkandung di dalamnya. Data peninggalan arkeologi telah merekam jejak eksploitasi. Upaya eksploitasi dan pemanfaatan sumber daya alam memerlukan azas perikehidupan dalam keseimbangan, sehingga manfaat yang dirasakan oleh masyarakat dapat berkesinambungan dan maksimal.Kata kunci: Kalimantan Utara, Tideng Pale, eksploitasi kayu, eksploitasi bahan tambang, Investasi JepangInformation about the potential and types of natural wealth in our country is limited, even though exploration and exploitation activities have been going on for a long time since the era of colonialism. Particularly in Kalimantan, not all of this information is open, especially regarding two parties with different position and interest. One party, the Netherlands as a territorial ruler in the colony, seemed to be closed. On the other hand, the Indonesian people, who have been independent, are the original owners of nature with its contain. Through the archaeological survey method in the field and confirmed by literature study, it can be known who and when the exploitation of nature in northern Kalimantan had been taken place. Through archaeological footprints, it shows that not only Western imperialism, but also Japan had long been trying to exploit natural resources in this northern part of Borneo. Natural resources that have been dredged were both, in the form of exploitation of forest products, as well as minerals exploitation. Archaeological data have recorded the traces of exploration and exploitation activities. Exploitation and utilization of natural resources requires the principle of balance life, so that the benefits can be continuous and maximized.Keywords: North Kalimantan, Tideng Pale, wood exploitation, mining material exploitation, Japanese investment
COVER DEPAN KINDAI ETAM VOLUME 4 NOMOR 1 NOVEMBER 2018 Etam, Kindai
Kindai Etam: Jurnal Penelitian Arkeologi Vol 4, No 1 (2018): Kindai Etam
Publisher : Balai Arkeologi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8371.188 KB) | DOI: 10.24832/ke.v4i1.43

Abstract

COVER DEPAN KINDAI ETAM VOLUME 4 NOMOR 1 NOVEMBER 2018
NEOLITHIC OCCUPATIONS ON THE SOUTHERN SLOPE OF THE MÜLLER MOUNTAINS: NANGA BALANG AND MUARA JOLOI (OKUPASI NEOLITIK DI LERENG SELATAN PEGUNUNGAN MÜLLER: NANGA BALANG DAN MUARA JOLOI) Kusmartono, Vida Pervaya Rusianti; Oktrivia, Ulce
Kindai Etam: Jurnal Penelitian Arkeologi Vol 4, No 1 (2018): Kindai Etam
Publisher : Balai Arkeologi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2644.578 KB) | DOI: 10.24832/ke.v4i1.37

Abstract

 A neolithic occupation in Kalimantan is marked by an open space near the water source and biodiversity which are potential for cultivation. Other characteristics of a neolithic occupation are the presence of archaeological items that suggest a sedentary lifestyle such as pottery, stone adzes, bark-cloth-beaters, and an indication of the arrival of the Austronesia-language-speaking people. Of the sites examined so far, there are two sites indicating open occupations in the southern slope of the Müller Mountains from around 3000-2000 years ago, the Nanga Balang and Muolo Joloi. Both sites are practically located in the heart of Kalimantan in the dense interior of the tropical rainforest. This research discusses the characteristic of Neolithic culture in Nanga Balang and MuaraJoloi to understand their variabilities. The research method used here is descriptive-comparative approach. The result of this research provides information on human strategies in interacting with the natural environment of the tropical rainforest.Keywords: Kalimantan, tropical rainforests, Neolithic occupation, radiocarbon dating, occupation characteristic, human survival.Okupasi neolitik di Kalimantan ditandai oleh ruang terbuka dekat sumber air dan keanekaragaman hayati yang potensial untuk perladangan. Karakteristik lain dari okupasi neolitik adalah keberadaan benda-benda arkeologi yang menunjukkan gaya hidup menetap seperti tembikar, adu batu, pemukul kulit kayu, dan indikasi kedatangan orang-orang berbahasa Austronesia. Dari situs yang diteliti sejauh ini, ada dua situs yang menunjukkan okupasi terbuka di lereng selatan Pegunungan Müller dari sekitar 3000-2000 tahun yang lalu, Nanga Balang dan Muara Joloi. Kedua lokasi tersebut praktis terletak di jantung Kalimantan di pedalaman hutan hujan tropis yang lebat. Penelitian ini membahas karakteristik budaya neolitik di Nanga Balang dan Muara Joloi untuk memahami variasinya. Metode penelitian yang digunakan di sini adalah pendekatan deskriptif-komparatif. Hasil penelitian ini memberikan informasi tentang strategi manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan alam hutan hujan tropis pada masa lalu.Kata kunci: Kalimantan, hutan hujan tropis, okupasi neolitik, pertanggalan radiokarbon, karakteristik okupasi, kelangsungan hidup manusia
PREFACE KINDAI ETAM VOLUME 4 NOMOR 1 NOVEMBER 2018 Etam, Kindai
Kindai Etam: Jurnal Penelitian Arkeologi Vol 4, No 1 (2018): Kindai Etam
Publisher : Balai Arkeologi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1132.043 KB) | DOI: 10.24832/ke.v4i1.44

Abstract

PREFACE KINDAI ETAM VOLUME 4 NOMOR 1 NOVEMBER 2018

Page 3 of 13 | Total Record : 128