cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Buletin Anatomi dan Fisiologi (Bulletin of Anatomy and Physiology)
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : 25276751     EISSN : 25410083     DOI : -
Core Subject : Health,
Arjuna Subject : -
Articles 12 Documents
Search results for , issue "Volume 4, Nomor 2, Tahun 2019" : 12 Documents clear
Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Okra (Abelmoschus Esculentus) Akibat Pemberian POC Terfermentasi MOL dan Pukan Sapi yang Berbeda Istiyana Istiyana; S Budiyanto; W Slamet
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 4, Nomor 2, Tahun 2019
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (472.913 KB) | DOI: 10.14710/baf.4.2.2019.152-159

Abstract

Keberadaan limbah kulit pisang sangat mengganggu selain dapat membuat lingkungan menjadi kotor juga dapat menimbulkan bau busuk apabila sudah tertimbun lama. Penelitian bertujuan untuk mengkaji pengaruh MOL ikan rucah dalam Pupuk Organik Cair (POC) kulit pisang serta pemberian pupuk kandang sapi terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman okra. Rancangan percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial. Faktor pertama adalah pemberian MOL yaitu 0 ml (A0), 5 ml (A1) dan 10 ml (A2). faktor kedua adalah pelakuan penambahan pupuk kandang sapi yaitu 350 g/polybag (P1), 400 g/polybag (P2) dan 450 g/polybag (P3). Tiap unit perlakuan dengan tiga kali ulangan, parameter yang diamati yaitu jumlah daun, diameter batang, umur berbunga, persentase bunga menjadi buah, diameter buah, jumlah buah, dan berat buah. Data analisis ragam (ANOVA) dan dilanjutkan dengan uji Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) untuk melihat beda antar perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan penambahan dosis MOL pada pemupukan 400 g N/Polybag menaikan jumlah daun, diameter batang, diameter buah, jumlah buah dan berat buah tanaman Okra. Perlakuan dosis pemupukan pukan sapi 400 g N/Polybag dengan penambahan MOL 5 ml menghasilkan hasil paling tinggi dibandingkan perlakuan lainnya sehingga dapat digunakan sebagai alternatif paling baik untuk usaha budidaya tanaman Okra. Kata kunci : kulit pisang, ikan rucah
Kadar Glukosa Darah Tikus Putih (Rattus norvegicus L.) pada Periode Laktasi Setelah Pemberian Suplemen Telur Puyuh Organik Citra Riandika; Tyas Rini Saraswati; Sri Isdadiyanto
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 4, Nomor 2, Tahun 2019
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (561.605 KB) | DOI: 10.14710/baf.4.2.2019.122-128

Abstract

Periode kebuntingan pada hewan membutuhkan nutrisi yang banyak sebagai akibat dari pemenuhan gizi indukan dan embrio. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh suplementasi telur puyuh organik terhadap kadar glukosa darah Rattus norvegicus L saat laktasi. Penelitian ini menggunakan 20 ekor Rattus norvegicus L betina terdiri atas 5 perlakuan dengan 4 kali ulangan. Perlakuan pada penelitian ini terdiri atas T0:  Rattus norvegicus L kontrol; T1: Rattus norvegicus L diberi suplemen telur yang diproduksi puyuh yang diberi pakan komersial; T2: Rattus norvegicus L diberi suplemen  telur yang diproduksi puyuh yang diberi pakan organik standar; T3: Rattus norvegicus L diberi suplemen telur yang diproduksi puyuh yang diberi pakan organik yang mengandung daun singkong, ikan kembung dan kunyit, dan T4: Rattus norvegicus L diberi suplemen telur yang diproduksi puyuh yang diberi pakan organic yang mengandung daun singkong, rumput laut, dan kunyit. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) . Data yang diperoleh dianalisis menggunakan  Analysis of Variance (Anova) pada taraf signifikansi 5%. Hasil analisis menunjukkan bahwa suplementasi telur puyuh organik yang tidak memberikan pengaruh (P<0.05) terhadap kadar glukosa darah. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kadar glukosa darah tikus putih pada periode laktasi setelah pemberian suplemen telur puyuh organik berada pada taraf normal sehingga suplemen telur puyuh organik baik dikonsumsi pada periode laktasi. Kata kunci : laktasi, telur, glukosa
Pertumbuhan Selada Merah (Lactuca sativa L. var. Red Rapid) dan Selada Hijau (Lactuca sativa L. Grand Rapids) dengan Sistem Hidroponik Apung dengan Pemberian Dosis Pupuk Organik Cair (POC) Bioslurry dan AB Mix yang Berbeda Muhammad Nazif Anwary; W Slamet; Florentina Kusmiyati
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 4, Nomor 2, Tahun 2019
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (195.891 KB) | DOI: 10.14710/baf.4.2.2019.160-167

Abstract

Tanaman selada (Lactuca sativa L.) merupakan tanaman sayuran daun yang dapat dibudidayakan dengan sistem hidroponik untuk memenuhi kebutuhan sayur pada tingkat rumah tangga. Pemberian jenis dan dosis larutan nutrisi yang tepat akan menghasilkan pertumbuhan dan hasil produksi tanaman yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh pemberian pupuk organik cair (POC) bioslurry dan larutan nutrisi komersil AB mix dengan dosis yang berbeda terhadap pertumbuhan tanaman selada merah (var. Red Rapid) dan selada hijau (var. Grand Rapids) yang dibudidayakan dengan sistem hidroponik apung. Parameter penelitian adalah tinggi tanaman, jumlah daun, kadar klorofil total, kadar aktivitas nitrat reduktase (ANR), dan bobot segar tajuk tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian dosis larutan nutrisi 52,5 mL AB mix + 17,5 mL bioslurry menghasilkan rata-rata pertumbuhan dan hasil produksi tanaman yang tertinggi pada kedua kultivar tanaman selada, diikuti oleh pemberian dosis larutan nutrisi 35 mL AB mix + 17,5 mL bioslurry. Pemberian dosis larutan nutrisi 70 mL bioslurry menghasilkan rata-rata pertumbuhan dan produksi tanaman terendah pada kedua kultivar tanaman selada. Kata Kunci: AB mix, bioslurry,. hidroponik, nutrisi, selada
Potensi Autoalelopati Ekstrak Daun Kirinyuh (Chromolaena odorata L.) Diah Ziadaturrif’ah; Sri Darmanti; Rini Budihastuti
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 4, Nomor 2, Tahun 2019
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (795.64 KB) | DOI: 10.14710/baf.4.2.2019.129-136

Abstract

Kirinyuh (Chromolaena odorata L.) merupakan salah satu gulma yang memiliki senyawa alelokimia yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman yang ada disekitarya, baik yang sejenis maupun yang berbeda sejenis. Karena kemapuan yang dimiliki tersebut, diduga kirinyuh  berpotensi digunakan sebagai herbisida alami. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak air daun kirinyuh pada konsentrasi yang berbeda terhadap pertumbuhan gulma yang sama, yaitu kirinyuh dan menentukan konsentrasi ekstrak air daun kirinyuh yang menyebabkan penghambatan pertumbuhan terbesar pada gulma kirinyuh. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)  faktor tunggal berupa  konsentrasi ekstrak air daun  kirinyuh yaitu  0%, 10%, 20%, 30% dan 40%. Masing-masing perlakuan dengan lima ulangan. Parameter yang diamati adalah pertumbuhan vegetative meliputi : tinggi tanaman, panjang akar, bobot basah akar dan tajuk, bobot kering akar dan tajuk, luas daun, jumlah daun, kandungan klorofil a, klorofil b, klorofil total, karotenoid serta lebar mulut  stomata. Data dianalisis dengan Analisys of Variance (ANOVA) dan dilanjutkan Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) pada taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian  menunjukkan bahwa  ekstrak daun kirinyuh bersifat autoalelopati yaitu menghambat semua parameter  pertumbuhan vegetatif yang diukur, semakin tinggi kosentrasi ekstrak dari 10% sampai 40% penghambatan pertumbuhan semakin kuat. Kata kunci:  autoalelokimia, bioherbisida, gulma, kirinyuh, Chromolaena odorata L.
Respon Umur Fisiologi Bahan Stek Mawar (Rosa Sp.) pada Pemberian Konsentrasi indole-3-butyric acid (IBA) yang Berbeda Risty Dwi Sylviana; Budi Adi Kristanto; Endang Dwi Purbajanti
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 4, Nomor 2, Tahun 2019
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (382.566 KB) | DOI: 10.14710/baf.4.2.2019.168-174

Abstract

Bunga mawar memiliki nilai ekonomi tinggi dan permintaan bunga potong ataupun tanaman hias terus meningkat, maka mawar perlu dikembangkan menjadi produk unggulan agribisnis. Penelitian bertujuan untuk mengetahui bagian batang tanaman yang masih dapat digunakan sebagai bahan stek dan konsentrasi IBA yang mampu memacu pertumbuhan stek batang tanaman mawar. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap faktorial 3×5. Faktor pertama adalah umur bahan stek yaitu umur bahan stekmuda (10 cm dari ujung), umurbahanstek sedang (antara 20-40 cm dari ujung) dan umur bahan stek tua (40-50 cm dari ujung). Faktor kedua adalah konsentrasi IBA, yaitu 0, 25, 50, 75, dan 100 ppm. Data yang diperoleh kemudian dianalisis ragam dan dilanjutkan dengan uji Duncan's Multiple Range Test (DMRT). Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa bagian ujung batang atau cabang tanaman berumur muda tidak dapat digunakan sebagai bahan stek. Umur bahan stek sedang diperlukan konsentrasi IBA 50 ppm dan umur bahan stek tua diperlukan konsentrasi 75 ppm untuk dapat mempercepat proses pertumbuhan pasa stek tanaman mawar. Kata kunci : auksin, pertumbuhan, tunas
Pengaruh Pematahan Dominansi Apikal terhadap Produktivitas Tanaman Kacang-Kacangan Endah Dwi Hastuti; Endang Saptiningsih; Munifatul Izzati
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 4, Nomor 2, Tahun 2019
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (411.489 KB) | DOI: 10.14710/baf.4.2.2019.97-106

Abstract

Peningkatan konsumsi berbagai jenis kacang-kacangan di Indonesia saat ini mendorong adanya upaya peningkatan produktivitas tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh pematahan dominansi apikal terhadap produktivitas tanaman kacang-kacangan, meliputi waktu pembungaan, jumlah polong, jumlah biji dan berat basah dan berat kering polong, mengkaji sifat polong yang dihasilkan. Penelitian dilakukan pada Laboratorium Biologi Struktur dan Fungsi Tumbuhan, Fakultas Sains dan Matematika Universitas Diponegoro antara April hingga Desember 2018. Materi percobaan meliputi jenis kacang, yaitu kacang kedelai, kacang hijau, kacang tanah, kacang merah dan kacang tolok, sedangkan perlakuan berupa pematahan dominansi apikal dengan pemotongan pucuk tanaman. Analisis data dilakukan dengan ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan adanya variasi pada waktu pembungaan, jumlah polong, jumlah biji, berat basah dan berat kering polong yang dihasilkan. Perbedaan yang signifikan hanya teramati pada jumlah biji yang dihasilkan berdasarkan jenis kacang. Secara umum, produktivitas kacang merah merupakan yang paling tinggi dengan 7,8 polong/tanaman, namun berdasarkan jumlah biji yang dihasilkan kacang hijau memiliki produktivitas yang paling tinggi dengan 29 biji/tanaman. Sifat polong yang dihasilkan dari masing-masing jenis kacang menunjukkan adanya variasi terhadap rasio berat kering:berat basah yang dihasilkan. Rasio berat kacang yang dihasilkan berturut-turut 87,2%; 72,3%; 33,0%; dan 23,3% masing-masing untuk kacang hijau, kacang merah, kacang kedelai dan kacang tanah. Kata kunci: berat, kacang-kacangan, polong, produktivitas, rasio
Invigorasi Benih Kelor (Moringa oleifera) dengan Berbagai Konsentrasi dan Jenis ZPT Terhadap Pertumbuhan dan Bobot Biomasa Yanu Andria Sucianto; Sutarno Sutarno; Syaiful Anwar
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 4, Nomor 2, Tahun 2019
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (448.518 KB) | DOI: 10.14710/baf.4.2.2019.137-143

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perlakuan invigorasi dengan menggunakan zat pengatur tumbuh terhadap viabilitas benih kelor setelah mengalami penyimpanan dan mengetahui konsentrasi yang tepat untuk invigorasi pada benih kelor. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial 3x2 dengan 5 kali ulangan. Faktor pertama yaitu konsentrasi  ZPT (zat pengatur tumbuh) yang terdiri atas 3 taraf yaitu D0: 0 ppm, D1: 50 pm, D2:100 ppm. Faktor kedua yaitu jenis zat pengatur tumbuh yang  terdiri atas 2 jenis yaitu M1: (Giberelin Acid) GA3, M2: (Naphthalene Acetic Acid) NAA. Parameter yang diamati dalam penelitian ini terbagi atas parameter perkecambahan benih dan parameter pertumbuhan bibit. Paremeter perkecambahan yaitu daya kecambah, potensi tumbuh maksimum, tinggi kecambah, panjang akar kecambah, kecepatan berkecambahan dan parameter pertumbuhan bibit yaitu jumlah daun, diameter batang, tinggi tanaman, bobot biomasa basah dan bobot biomasa kering. Data dianalisis ragam (uji F) dan dilanjut dengan Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan hormon GA3 pada benih kelor lebih responsif dari penggunaan hormon NAA pada hampir semua parameter yang diamati. Kata kunci : kelor, zat pengatur tumbuh, pertumbuhan
Respon Pertumbuhan dan Produksi Tomat (Solanum lycopersicum) pada Berbagai Jenis Penggunaan Mulsa dan Frekuensi Penyiraman Zul Aida Mangesti; Susilo Budiyanto; Sutarno Sutarno
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 4, Nomor 2, Tahun 2019
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (458.54 KB) | DOI: 10.14710/baf.4.2.2019.175-181

Abstract

Gunung pati merupakan daerah di kota semarang yang mempunyai curah hujan tertinggi (2400-2600 mm/tahun). Namun, hari hujan sedikit sehingga berpengaruh terhadap ketersediaan air di dalam tanah yang berakibat pada kondisi suhu dan kelembaban tanah. Tujuan dari penelitian untuk mengetahui jenis mulsa serta frekuensi penyiraman yang paling sesuai untuk pertumbuhan dan produksi tomat. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial 4 x 2 sebanyak 3 ulangan. Faktor Pertama terdiri dari penggunaan jenis mulsa dengan 4 jenis perlakuan,yaitu M0: tanpa mulsa, M1: mulsa jerami, M2: mulsa perak, M3: mulsa hitam. Faktor kedua terdiri dari frekuensi penyiraman dengan 2 taraf perlakuan, yaitu P1: 1 hari sekali dan P2: penyiraman 2 hari sekali. Variabel yang diamati adalah komponen pertumbuhan yang terdiri dari tinggi tanaman, jumlah daun serta produksi tanaman tomat yang terdiri dari jumlah buah, bobot buah, serta kadar air buah. Data yang diperoleh kemudian dianalisis ragam dan dilanjutkan dengan uji Duncan's Multiple Range Test (DMRT). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan mulsa perak frekuensi penyiraman 1 hari sekali mampu memberikan rata- rata suhu tanah terendah yaitu 29oc, memberikan rata-rata kelembaban tanah tertinggi yaitu 41,7% serta dapat memberikan hasil tertinggi pada pertumbuhan tinggi tanaman rata-rata setinggi 107,2 cm dan pada produksi tanaman memberikan rata- rata bobot buah terbesar yaitu 37,2 gr. Kata kunci : air, suhu tanah, kelembaban tanah
Nilai Haugh Unit (HU), Indeks Kuning Telur (IKT) dan Ph Telur Itik Pengging Setelah Pemberian Tepung Daun Kelor (Moringa oleifera Lam.) Susan Nuraeni; Muhammad Anwar Djaelani; Sunarno Sunarno; Kasiyati Kasiyati
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 4, Nomor 2, Tahun 2019
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (218.81 KB) | DOI: 10.14710/baf.4.2.2019.107-115

Abstract

Itik lokal banyak dibudidayakan sebagai penghasil telur. Daun kelor (Moringa oleifera) mengandung nutrisi esensial, seperti asam amino dan protein yang berpotensi meningkatkan kualitas telur, terutama telur itik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh tepung daun kelor terhadap kualitas fisik telur itik pengging. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dengan 4 ulangan, yaitu kelompok kontrol dan kelompok perlakuan pakan basal dengan tambahan tepung daun kelor 2,5; 5; 7,5; dan 10%. Parameter yang diamati pada penelitian ini yaitu nilai Haugh unit (HU), indeks kuning telur (IKT), dan pH telur. Sampel diambil setiap hari kemudian dikumpulkan dan dilakukan pengukuran. Data yang diperoleh dianalisis mengunakan analysis of variance (ANOVA), apabila terdapat beda nyata antar perlakuan dilakukan uji lanjut dengan uji Duncan pada taraf kepercayaan 95%. Hasil analisis menunjukan bahwa pemberian tepung daun kelor dalam pakan itik memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05) pada nilai HU dan pH putih telur, namun tidak berpengaruh (P>0,05) pada IKT, pH kuning telur, dan bobot telur. Berdasarkan nilai HU, telur pada penelitian ini dikategorikan dalam kualitas AA, dan pH putih telur tertinggi terdapat pada perlakuan 10% dengan nilai 8,66. Berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa pemberian tepung daun kelor 7,5% dapat meningkatkan kualitas telur tanpa merubah bobot telur. Kata kunci: Itik pengging, daun kelor, kualitas telur
Pertumbuhan Lili (Lilium longiflorum) Pada Berbagai Komposisi Media Tanam dan Zat Pengatur Tumbuh Naphthalene Acetic Acid (NAA) pada Tahap Aklimatisasi Lulu Fatikhatul Maryamah; Florentina Kusmiyati; Syaiful Anwar
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 4, Nomor 2, Tahun 2019
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (372.416 KB) | DOI: 10.14710/baf.4.2.2019.144-151

Abstract

Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) merupakan senyawa organik yang dapat mengatur proses fisiologi tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh komposisi media dan konsentrasi NAA serta kombinasi media dan NAA terhadap pertumbuhan lili pada tahap aklimatisasi. Penelitian dilakukan di rumah plastik di kecamatan Tembalang dan Laboratorium Fisiologi dan Pemuliaan Tanaman, Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro, Semarang. Rancangan yang digunakan dalam penelitian adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial 3 x 5 dengan ulangan 3 kali. Faktor pertama adalah berbagai komposisi media tanam yaitu arang sekam dan kompos, yang terdiri dari M1 (1 : 1), M2 (2 : 1) dan M3 (3 : 1). Faktor kedua adalah konsentrasi NAA terdiri dari D0 (0 ppm), D1 (2,5 ppm), D2 (5 ppm), D3 (7,5 ppm), D4 (10 ppm). Analisis data menggunakan uji anova dengan taraf signifikan 5%, jika ada perbedaan akan diuji lanjut dengan uji Duncan Multiple Range-Test (DMRT) pada taraf α = 5%.  Hasil penelitian menunjukkan berbagai komposisi media menghasilkan umur bertunas, tinggi tanaman, panjang akar dan bobot segar yang berbeda nyata, tapi jumlah akar yang tidak berbeda nyata. Komposisi terbaik didapatkan pada arang sekam dan kompos pada perbandingan 3:1. Konsentrasi NAA menghasilkan umur bertunas, tinggi tanaman, jumlah daun, panjang akar dan bobot segar yang tidak berbeda nyata. Kata kunci : lili, komposisi media, konsentrasi dan NAA

Page 1 of 2 | Total Record : 12