cover
Contact Name
Treny Hera
Contact Email
jurnalsitakaraupgripalembang@gmail.com
Phone
+6285357344704
Journal Mail Official
jurnalsitakara@univpgripalembang.ac.id
Editorial Address
Street. Jendral A. Yani Lorong Gotong Royong 9/10 Ulu Palembang South Sumatera
Location
Kota palembang,
Sumatera selatan
INDONESIA
Jurnal Sitakara
ISSN : 25026240     EISSN : 26203340     DOI : https://dx.doi.org/10.31851/sitakara
Core Subject : Education, Art,
Sitakara Journal provides a forum to publish original research-based articles related to art education dan culture. Those scientific articles are the ones which discusses culture art and philosophy of art, curriculum, methodology, teaching and learning media, learning approaches, comparison, character education, teachers/lecturers, students, evaluation in art education, and the relationship between art and culture in human.
Articles 161 Documents
MAKNA GERAK TARI GENDING SRIWIJAYA DI SANGGAR DINDA BESTARI Treny Hera
Jurnal Sitakara Vol 2, No 1 (2017): Jurnal Sitakara
Publisher : Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/sitakara.v2i1.870

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini membahasMakna Gerak Tari Gending Sriwijaya Di Sanggar Dinda Bestari dengan tujuan agar makna tari penyambutan di Sumatera Selatan dapat terdokumentasikan dengan hasil deskripsi penelitian yang telah dilakukan.Tari Gending Sriwijaya merupakan tarian yang terinspirasi dari Lagu Gending Sriwijaya. Setelah lagu dan syair “Gending Sriwijaya” selesai pada tahun 1944, maka pemerintahan Jepang pada saat itu meminta agar diciptakan sebuah tarian untuk menyambut kedatangan para pembesar negara ke Keresidenan Palembang, dan saat ini menjadi Provinsi Sumatera Selatan.Makna gerak tari Gending Sriwijaya menyimbolkan hubungan manusia dengan sang pencipta, hubungan manusia dengan manusia, dan hubungan manusia dengan alam semesta. Gerak-gerak tari tersebut mengandung makna kehidupan dan mengenang kejayaan Sriwijaya di Sumatera Selatan. Metode penelitian yang digunakan yakni deskriptif kualitatif, sehingga akan di deskripsikan sesuai dengan hasil analisis data.
BENTUK GERAK TARI SRIMPI KADANG PREMATI SEBAGAI MATERI PEMBELAJARAN PADA MATA KULIAH SEJARAH DAN ANALISIS TARI DI UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG Rully Rochayati
Jurnal Sitakara Vol 3, No 2 (2018): Jurnal Sitakara
Publisher : Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/sitakara.v3i2.2345

Abstract

Abstrak Sejarah dan Aanalisis Tari, adalah salah satu mata kuliah yang ada di semester 6 (enam) di Program Studi Pendidikan Sendratasik Jurusan Pendidikan Kesenian Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Palembang. Mata kuliah teori yang berisi tentang pengetahuan sejarah dan analisisnya. Salah satu pembahasannya tentang analisis tekstual. Salah satu yang akan dibahas adalah analisis bentuk gerak dengan materi tari Srimpi Kadang Premati. Pemilihan tari Srimpi Kadang Premati sebagai materi ajar karena dalam konsep bentuk gerak, tari Srimpi Kadang Premati memiliki kompleksitas yang dapat dikaji, dianalisa, dan dapat juga dipelajari. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi langsung, dan kajian dokumen. Sedangkan Validitas data guna memperoleh hasil data yang maksimal terjabarkan dalam proses pemaparan hasil penelitian, pembahasan dan penarikan simpulan. Dengan adanya validitas data triangulasi yang digunakan: triangulasi data, triangulasi metode.  Hasil penelitian yang dicapai adalah adanya relevansi materi dengan mata kuliah yang ada. Pemilihan materi tersebut dengan berbagai pertimbangan yang matang sehingga dengan begitu semua proses pembelajaran berlangsung dengan baik dan materi pembelajaran dapat diterima serta dipahami oleh mahasiswa.Kata Kunci: Bentuk Gerak, Tari Srimpi kadang Premati, Materi Pembelajaran
KONSEP KEBERSAMAAN DALAM TRADISI MIDANG MABANG HANDAK PADA MASYRAKAT MORGESIWE KECAMATAN KAYUAGUNG A. Heryanto
Jurnal Sitakara Vol 5, No 1 (2020): Jurnal Sitakara
Publisher : Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/sitakara.v5i1.3522

Abstract

AbstrakRumusan masalah dalam penelitian ini Bagaimanakah Konsep Kebersamaan dalam Kesenian Midang Mabang Handak pada Masyarakat Morgesiwe Kecamatan Kayuagung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap dan mendeskripsikan Konsep Kebersamaan dalam Kesenian Midang Mabang Handak pada Masyarakat Morgesiwe Kecamatan Kayuagung. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian, Konsep Kebersamaan dalam Tradisi Midang Mabang Handak pada Masyarakat Morgesiwe Kecamatan Kayuagung ini terdapat disetiap bagiannya; 1) Pada bagian pertama Midang Mabang Handak ini terdiri dari sepasang pengantin. Sepasang pengantin ini tentunya memiliki sebuah konsep kebersamaan. Pada bagian sepasang pengantin ini merupakan sebuah konsep awal dari kebersamaan, kebersamaan sepasang pengantin yang diikat dalam satu tali pernikahan. Pernikahan bertujuan untuk hidup bersama dalam satu keluarga. Kebersamaan sebuah keluarga dapat diciptakan melalui jalin kasih yang harmonis. Keluarga yang harmonis dapat dilalui dengan saling menghargai, saling simpati dan saling mengisi. 2) Kebersamaan bagian kedua Midang ini dapat terlihat dari beberapa pasang peserta muda-mudinya. Dengan Midang, beberapa pasang muda-mudi ini dapat saling mengenal antara satu sama lainnya, muda-mudi yang belum kenal dapat menjadi kenal dan muda-mudi yang sudah kenal dapat saling mengakrabkan diri. 3) Bagian ketiga Midang Mabang Handak ini juga dapat menunjukan kebersamaan itu, melalui bunyi-bunyian musik yang disebut dengan tanjidor. Tanjidor ini dibunyikan secara bersama-sama oleh sekelompok pemusik Midang Mabang Handak. Kebersamaan tanjidor ini tidak dapat terbangun, jika hanya menggunakan satu alat musik saja, melainkan memerlukan alat musik lainnya untuk membangun sebuah kebersaman. Artinya dari beberapa alat musik tanjidor ini memberikan pembelajaran kepada kita bahwa seseorang memerlukan orang lain untuk dapat membangun sebuah kebersamaan. Selain itu, kebersamaan tanjidor ini juga dapat dilihat dari kekuatannya. Bunyi tanjidor akan lemah, jika hanya dimainkan satu alat musik saja. Tanjidor akan menghasilkan bunyi yang kuat jika dibantu oleh bunyi-bunyian alat musik yang lain. Satu alat musik dengan alat musik yang lain dapat saling menguatkan agar bunyi-bunyian tanjidor terdengar kuat. Kuatnya bunyi-bunyian tanjidor ini memberikan arti bahwa kuatnya sebuah kebersamaan Kata Kunci : Konsep Kebersamaan,  Midang Mabang Handak.
TINJAUAN STUDI PENDIDIKAN DI SEKOLAH API KREATIF BANDUNG Fadhilah Hidayatullah
Jurnal Sitakara Vol 1, No 1 (2016): Jurnal Sitakara
Publisher : Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/sitakara.v1i1.708

Abstract

AbstrakApi Kreatif merupakan sekolah yang menerapkan kegiatan berkreativitas melalui pembelajaran dengan seni. Menghasilkan tingkat kreativitas anak dalam berfikir untuk berkarya, sehingga anak akan peka terhadap permasalahan di lingkungannya. Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk membahas konsep dari pendidikan sekolah Api Kreatif, yang menerapkan model pembelajaran secara khusus. Pembahasan yang di deskripsikan merupakan hasil riset dari sebuah penelitian di sekolah Api Kreatif Bandung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui operasional pendidikan di sekolah Api Kreatif, serta konsep pembelajarannya. Maka dari itu, akan menjadi bahan kajian yang akan dimaknai untuk dunia pendidikan terhadap anak. Metodologi yang di gunakan dalam penelitian ini yakni tekhnik wawancara, dokumentasi, dan studi lapangan. Pendidikan Api Kreatif melalui kegiatan pembelajaran yang meliputi instruksi; mengingat, mengarang, dan mengekspresikan. Sehingga menimbulkan penemuan konsep pembelajaran mengenai mengingat dengan mengasah rasa ingin tahu, mengarang dengan konsep mengolah imajinasi, serta kegiatan mengekspresikan menghasilkan konsep dalam merefleksikan imajinasi. Kegiatan pola dari konsep pembelajaran tersebut yang disebut dengan model pembelajaran yang kreatif, menimbulkan hasil pendidikan yang merujuk pada kejujuran, kedisiplinan, serta rasa menghargai, tanggung jawab, dan percaya diri yang kuat. Berangkat dari makna pendidikan tersebut, semua yang berkaitan pada kegiatan mengingat, mengarang, dan mengekspresikan. Namun perlu didukung oleh segala aspek yang masih minim, yakni tenaga pengajar, siswa, serta sarana dan prasarana. Dengan demikian sekolah akan jauh lebih menghasilkan pendidikan yang lebih baik dan produktif.Kata kunci: Pendidikan, Api Kreatif.
Bentuk Figur Tokoh Wayang Kulit Palembang (Alkulturasi Budaya Jawa-Melayu) Robert Budi Laksana
Jurnal Sitakara Vol 3, No 1 (2018): Jurnal Sitakara
Publisher : Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/sitakara.v3i1.1539

Abstract

AbstrakWayang Palembang merupakan nama salah satu jenis wayang kulit purwa yang tumbuh dan hidup di wilayah Kota Palembang. Wayang Palembang diperkirakan ada dan tumbuh pada abad ke XVII, yang dibawa oleh masyarakat Jawa yang migrasi ke Palembang pada masaKeraton Palembang Darusalam.Tentunya wayang Jawa yang mulai hidup di masyarakat Palembangpada masa itu mengalami alkulturasi budaya Jawa dan MelayuPalembang, baik penggunaan bahasa, cerita, iringan maupun rupa wayangnya. Hal itu dapat dilihat dari bantuk anatomi wayang terutama wayang putren (wanita) lebih mendekati gaya Yogyakarta. Karena proses alkultarasi budaya inilah, wayang kulit Palembang memiliki ciri dan keunikan lokalitas tersendiri bila dibandingkan dengan wayang kulit dari Jawa. Kata Kunci: Alkulturasi, Wayang Kulit Palembang
ESTETIKA TARI MELAJU DENGAN MUTU Rully Rochayati; Treny Hera
Jurnal Sitakara Vol 4, No 2 (2019): Jurnal Sitakara
Publisher : Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/sitakara.v4i2.3253

Abstract

ABSTRAKTari Melaju Dengan Mutu merupakan tari kreasi baru yang diciptakan berlandaskan inovasi motto Universitas PGRI Palembang yaitu “Melaju Dengan Mutu” yang memiliki arti perkembangan Universitas dalam segala bidang akan selalu ditingkatkan dengan capaian waktu dan bermutu dalam bidang pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Estetika tarinya yang dapat dilihat melalui bentuk tari dalam konteks penampilannya dari komponen non verbal. Hasil penelitian dengan metode peneitian deskripstif kualitati dengan cara pengumpulan data lewat observasi, wawancara, dan dokumentasi menunjukan nilai estetika tari Melaju Dengan Mutu dapat dilihat dari bentuk, isi, dan penampilan dari pertunjukan tari Melaju Dengan Mutu yang sementara waktu dikhususkan dipertunjukan untuk acara wisuda saja. Isi pertunjukan nampak pada gagasan, suasana, dan pesan yang ada dalam pertunjukan tari Melaju Dengan Mutu yang mengandung nilai-nilai Prinsip etika yang berlaku pada masyarakat dalam hal ini civitas akademik lingkup Universitas PGRI Palembang menjadi bahan pertimbangan dalam pembuatan sebuah karya tari. Kata Kunci: Estetika Tari
SIMBOLISASI ORNAMEN NAGA PADA PEMBATAS JALAN DI PALEMBANG Decky Kunian; A. Heryanto
Jurnal Sitakara Vol 6, No 1 (2021): Jurnal Sitakara
Publisher : Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/sitakara.v6i1.5287

Abstract

Naga dihadirkan dalam intisari kehidupan masyarakat Palembang yang dipercayai membawa unsur kebaikan dalam berkehidupannya. Semua diyakini karena memang telah berakar dan membudayanya pengetahuan dan pemahaman terhadap naga tersebut. Sehingga keberadaan naga sering dijumpai hingga saat ini termasuk pada pembatas jalan ditengah-tengah kota Palembang yang meyakini bahwa naga memiliki makna simbolis makhluk sebagai penyelamat dan penjaga bumi, sebagai lambang kesuburan karena menjaga keseimbangan air. Maka tidaklah heran jika naga yang sarat dengan arti simbolis yang kemudian masyarakat Palembang menerapkannya karena mengganggap naga sebagai lambang yang memiliki nilai-nilai magis, spiritual, kebaikan, perlambang kemakmuran, dan kebijaksanaan, serta naga sebagai sumber pembawa unsur kebaikan dalam kehidupan masyarakat Palembang. 
MAKNA ESTETIS DALAM SIMBOL TATTO Novdaly Fillamenta
Jurnal Sitakara Vol 3, No 1 (2018): Jurnal Sitakara
Publisher : Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/sitakara.v3i1.1530

Abstract

ABSTRAK Kata "tato" berasal dari bahasa Tahiti, yaitu "tattau" yang berarti tanda, dalam artian tubuh ditandai dengan alat berburu tajam untuk memasukkan pewarna di bawah permukaan kulit. Tato yang biasa digunakan tato berbentuk pengguna adalah tato eleng, salib, tengkorak, naga, dan bunga. Interpretasi makna tato meliputi, artinya sekuler, makna estetika, arti tato sebagai ungkapan diri, sebagai tato makna filosofis, tato berarti makna konotasi.Kata Kunci: tatto, dan arti tato
GAYA MUSIK SAHILIN DALAM KESENIAN MUSIK BATANGHARI SEMBILAN DI KOTA PALEMBANG Feri Firmansyah
Jurnal Sitakara Vol 5, No 2 (2020): Jurnal Sitakara
Publisher : Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/sitakara.v5i2.4781

Abstract

ABSTRAKArtikel ini merupakan hasil penelitian yang mengungkap gaya musik Sahilin dalam kesenian Musik Batanghari Sembilan di Kota Palembang, baik karya maupun penyajiannya. Penelitian dilandasi atas fenomena sahilinan yang sering dipersepsikan masyarakat Kota Palembang sebagai salah satu jenis seni musik tradisi, yang sebenarnya adalah seni Musik Batanghari Sembilan. Dari fenomena tersebut jelaslah bahwa karya-karya musik Sahilin dan penyajiannya memiliki gaya yang melekat, sehingga populer di tengah masyarakat penikmatnya dan muncul istilah sahilinan. Untuk mengetahui gaya musik Sahilin, pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Selanjutnya penyajian data akan diuraikan secara deskriptif, melalui tahapan analisis bentuk dan struktur musik serta analisis komparatif untuk melihat gaya musik Sahilin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sahilin dalam karya musiknya membuat lagu baru yang berbeda dari lagu yang lama. Selain itu, Sahilin membuat bentuk dan struktur lagu baru pada kesenian ini, yaitu menyajikan pantun dengan menggunakan satu kalimat lagu. Secara musikal Sahilin membuat pola-pola sajian musik yang variatif untuk mengurangi pertunjukan yang monoton. Spontanitas dalam berpantun dan dengan pantun-pantun yang jenaka dan sedikit porno, menjadi daya pikat tersendiri dalam setiap pertunjukan Sahilin. Kata Kunci: Sahilin, Gaya musik, Musik Batanghari Sembilan 
PEMBELAJARAN TARI INDANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA KEPADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 14 PALEMBANG IRNAWILIS IRNAWILIS
Jurnal Sitakara Vol 2, No 2 (2017): Jurnal Sitakara
Publisher : Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/sitakara.v2i2.1191

Abstract

ABSTRAK Masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimanakah pembelajaran Tari Indang dengan model pembelajaran tutor sebaya siswa kelas VIII di SMP Negeri 14 Palembang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tentang bagaimana pembelajaran Seni Budaya dalam meningkatkan kemampuan menari Tari Indang dengan menggunakan metode tutor sebaya. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriftif  kualitatif, yang merupakan bentuk penelitian yang dilakukan peneliti dalam pembelajaran Tari Indang siswa kelas VIII dengan cara mengamati proses pembelajaran Tari Indang dan mendeskripsikannya. Teknik pengumpulan data dan analisis data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa berdasarkan hasil pembahasan, proses pembelajaran Seni Budaya dalam pembelajaran Tari Indang siswa kelas VIII di SMP Negeri 14 Palembang   telah dilakukan sesuai dengan kurikulum/ silabus yang telah disesuaikan dengan keadaan siswa, meliputi tujuan, materi / bahan, metode, media, dan evaluasi pembelajaran. Pada hasil penelitian ,peneliti mengadakan penelitian selama waktu empat minggu dengan empat kali pertemuan. Penilaian yang dilakukan oleh guru mata pelajaran seni budaya dengan menggunakan penilaian praktik, hasil data siswa yang mencapai tuntas belajar nilai rata-rata 81 dengan kategori baik. Pada pelaksanaan penelitian di kelas VIII.1 SMP Negeri14 Palembang ini, kegiatan yang dilakukan meliputi: (a) perencanaan, (b) pelaksanaan, dan (c) evaluasi. Pembelajaran Tari Indang dilaksanakan di kelas VIII.1 SMP Negeri 14 Palembang dengan jadwal yang telah ditentukan oleh peneliti yaitu 4 kali pertemuan. Kata Kunci : Pembelajaran Tari Indang, Metode Tutor Sebaya

Page 4 of 17 | Total Record : 161