cover
Contact Name
Treny Hera
Contact Email
jurnalsitakaraupgripalembang@gmail.com
Phone
+6285357344704
Journal Mail Official
jurnalsitakara@univpgripalembang.ac.id
Editorial Address
Street. Jendral A. Yani Lorong Gotong Royong 9/10 Ulu Palembang South Sumatera
Location
Kota palembang,
Sumatera selatan
INDONESIA
Jurnal Sitakara
ISSN : 25026240     EISSN : 26203340     DOI : https://dx.doi.org/10.31851/sitakara
Core Subject : Education, Art,
Sitakara Journal provides a forum to publish original research-based articles related to art education dan culture. Those scientific articles are the ones which discusses culture art and philosophy of art, curriculum, methodology, teaching and learning media, learning approaches, comparison, character education, teachers/lecturers, students, evaluation in art education, and the relationship between art and culture in human.
Articles 161 Documents
DESKRIPSI GERAK TARI SEKAPUR SIRIH SEBAGAI TARI PENYAMBUTAN TAMU DI PROVINSI JAMBI Troy Alfianus Naka Dama; Rully Rochayati
Jurnal Sitakara Vol 2, No 1 (2017): Jurnal Sitakara
Publisher : Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/sitakara.v2i1.865

Abstract

ABSTRAK Tari Sekapur Sirih diciptakan oleh Firdaus Chatab pada tahun 1962. Pada tahun 1967 tarian ini ditata ulang oleh OK Hendrik BBA. Tari Sekapur Sirih berfungsi sebagai tari penyambutan tamu yang datang di Provinsi Jambi. Tari Sekapur Sirih merupakan tarian selamat datang pada tamu-tamu besar di Provinsi Jambi sebagai tarian wajib dipertunjukan pada saat datangnya tamu besar.  Tarian yang diangkat dari gerakan yang  menggambarkan tentang kebiasaan-kebiasaan gadis-gadis Jambi yang sedang berhias. Penelitian ini dilakukan terfokus pada deskripsi gerak tari Sekapur Sirihdengan pemaparan kata-kata secara jelas dan terperinci.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif atau deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan gerak tari Sekapur Sirih sebagai tari penyambutan tamu di provinsi Jambi yang ditinjau dari ragam gerak, struktur gerak dan uraian gerak. Ragam gerak merupakan nama-nama gerak yang terdapat dalam tari Sekapur Sirih yang mana ragam gerak tari Sekapur Sirih terdiri atas 17 ragam gerak. Struktur gerak merupakan rangkaian gerak yang terdiri dari gerak awal, gerak inti (pokok) dan gerak akhir (penutup). Sedangkan uraian gerak merupakan penjabaran ataupun penjelasan secara singkat mengenai hutungan gerak tari Sekapur Sirih  seperti hitungan posisi kepala, kaki, badan dan tangan. Kata Kunci :Tari Sekapur Sirih, Deskripsi Gerak.
ANALISIS BENTUK GERAK TARI PUTRI BERIAS DI SANGGAR STUDIO LINGGA KOTA LUBUKLINGGAU Lia Paputri
Jurnal Sitakara Vol 3, No 2 (2018): Jurnal Sitakara
Publisher : Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/sitakara.v3i2.2340

Abstract

ABSTRAKPermasalahan  dalam  penelitian  ini adalah “ Bagaimana  Analisis  Bentuk Gerak   tari   Putri   Berias  Di   Sanggar  Studio  Kota  Lubuklinggau,” Tujuannya   untuk  mengetahui  Analisis  Bentuk  Gerak tari  Putri  Berias Di  Sanggar   Studio    Kota Lubuklinggau  dengan  menggunakan  Analisis bentuk  gerak  dalam  Kajian    Tari Teks dan Konteks Y. Sumandiyo Hadi   yang berisi 7 prinsip  bentuk. Metode   penelitian  yang  digunakan   oleh  peneliti   adalah    metode   deskriptif   kualitatif    Dengan   teknik   pengumpulan               data    observasi,   wawancara, dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan konsep  Y. Sumandiyo Hadi yang berisi 7 prinsip bentuk yaitu kesatuan, variasi, repitisi atau ulangan, transisi atau perpindahan, rangkaian, perbandingan dan klimaks,diketahu bahwa (1) Kesatuan merupakan unsur satu kesatuan dalam tari yakni unsur gerak, ruang, dan waktu.  Dalam  gerak  pasti  akan  menggunakan  tenaga,  karena  dengan  adanya tenaga dalam sebuah gerak tari akan mempermudah penonton untuk memahami maksud dan makna dari apa yang ingin disampaikan penari. (2) Variasi terdapat ragam gerak Pakai Anting kaena melakukan gerakan ukel tangan kedalam dan keluar. (3) Repetisi atau Ulangan terdapat ragam gerak Tabur, Meliuk Penuh, Pakai Bedak, Pakai Alis, Pakai Lipstik, Sisir Rambut atau Gelungke Rambut, Pakai Gelang, dan Pakai Anting. (4) Transisi atau Perpindahan terdapat ragam gerak Meliuk Penuh, Tabur, Dan Ukel Tunduk. (5) Rangkaian pada rrangkaian terdapat ragam gerak keseluruhan dari awal hingga akhir. (6) Perbandingan dalam analisis bentuk gerak tari Putri Berias tidak dibahas atau dilakukan (7) Klimaks terdapat gerakan Meliuk Penuh, Ukel Tunduk , Lenggang Duduk, Pakai Bedak, Pakai Alis, Pakai Lipstik, Sisir Rambut atau Gelungke Rambut dan Sembah Akhir. Kata Kunci: Analisis Bentuk Gerak, Tari Putri Berias
PENGARUH METODE KERJA KELOMPOK PADA HASIL PEMBELAJARAN TARI TOPENG IRENG DI KELAS VIII SMP NEGERI 15 PALEMBANG Nemi Karolina
Jurnal Sitakara Vol 4, No 2 (2019): Jurnal Sitakara
Publisher : Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/sitakara.v4i2.3257

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini dilatar belakangi oleh  siswa di SMP Negeri 15 Palembang masih kurangnya minat siswa terhadap pembelajaran seni budaya, susah untuk menghafal gerak, dan kurangnya kerja sama antar individu.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode kerja kelompok terhadap hasil belajar tari topeng ireng di kelas VIII SMP Negerii 15 Palembang. Metode dalam penelitian ini adalah kuantitatif eksperimen.Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dan. Populasi dalam penelitian ini adalah kelas VIII di SMP Negeri 15 Palembang tahun pelajaran 2018/2019 dengan jumlah populasi sebanyak 287 siswa, sedangkan sampel diambil dengan penarikan sampel random sampling, sehingga sampel berjumlah 1 kelas atau sebanyak 31 siswa. Analisis data penelitian ini menggunakan uji normalitas data dan uji hipotesis data dari hasil analisis tersebut di peroleh thitung = 3,487 lebih besar dari t0,05harga ttabel =1,70 maka dari itu bahwa hipotesis yang diterima adalah Ho ditolak dan Ha diterima atau thitung ≥ttabel ( 3,487 ≥ 1,70 ) dari hasil tersebut dinyatakan adanya pengaruh yang signifikan dalam pembelajaran gerak tari topeng ireng dengan menggunakan metode kerja kelompok dari kelas VIII SMP Negeri 15 Palembang. Kata kunci  : Metode Kerja Kelompok, Tari Topeng Ireng.
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA TEKS DRAMA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SPEED READING PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA UNTUK SISWA SMPN 16 PALEMBANG Wandiyo Wandiyo
Jurnal Sitakara Vol 6, No 1 (2021): Jurnal Sitakara
Publisher : Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/sitakara.v6i1.5291

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengkaji Peningkatan Kemampuan Membaca Teks Drama dengan Menggunakan Metode Speed Reading Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk Siswa SMPN 16 Palembang. Berdasarkan pembatasan masalah di atas adalah Bagaimanakah Peningkatan Kemampuan Membaca Teks Drama dengan Menggunakan Metode Speed Reading Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk Siswa SMPN 16 Palembang?. Hasil penelitian ini memperkuat pernyataan Johnson dan Pearson (dalam Zuchdi, 2008: 23-24) bahwa faktor yang berasal dari dalam diri dan faktor yang berasal dari luar pembaca dapat mempengaruhi terhadap kemampuan membaca pemahaman. Lebih lanjut, hasil penelitian ini juga selaras dengan pernyataan Paul D. Leedy (dalam Soedarso, 2005: 120-121) yang mengemukakan beberapa tujuan membaca pemahaman. Tujuan tersebut antara lain: untuk mengerti ide pokok, mampu memahami fakta dan detail khusus, meningkatkan kekayaan pengetahuan umum, dan mendapatkan informasi tentang apa yang terjadi di dunia. 
PROSES ARANSEMEN LAGU DALAM BENTUK MUSIK TEMA DAN VARIASI Feri Firmansyah
Jurnal Sitakara Vol 1, No 1 (2016): Jurnal Sitakara
Publisher : Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/sitakara.v1i1.703

Abstract

AbstrakArtikel ini berisi tentang proses dan teknik aransemen musik yang dibuat dalam bentuk musik tema dan variasi. Penulisan ini bertujuan untuk memberikan salah satu alternatif proses dalam mengaransemen lagu. Aransemen juga merupakan salah satu kegiatan untuk melestarikan sebuah karya musik. Proses aransemen dan beberapa teknik yang digunakan akan diurai secara ringkas kemudian dipaparkan secara deskriptif. Ada enam hal yang dapat  diperhatikan dalam proses mengaransemen lagu, yaitu (1) memahami latar belakang komponis dan makna teks lagunya, (2) melakukan analisis bentuk dan struktur lagu yang akan diaransemen, dan memahami unsur-unsur musiknya (3) pengetahuan tentang instrumen musik yang dipilih , (4) bentuk aransemen musik, (5) penggunaan teknik dalam mengolah unsur-unsur musik pada lagu yang akan diaransemen, (6) penulisan notasi. Dengan mengikuti proses aransemen yang dijelaskan dalam artikel ini, dapat membantu dalam kegiatan belajar mengaransemen musik, khususnya bagi akademisi musik.
SASTRA LISAN DALAM KESENIAN SALUANG DENDANG SUMATERA BARAT Nofroza Yelli
Jurnal Sitakara Vol 3, No 1 (2018): Jurnal Sitakara
Publisher : Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/sitakara.v3i1.1534

Abstract

ABSTRAK Tulisan ini merumuskan masalah tentang bagaimanabentuk sastra lisan dalam kesenian Saluang Dendang di Sumatera Barat, dengan tujuan untuk dapat mendeskripsikan bentuk sastra lisan yang menjadi ciri khas kesenian Saluang Dendang di Sumatera Barat.Kajian Pustaka menguraikan tentang definisi sastra lisan secara umum dan Saluang Dendang Minangkabau.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif yaitu mendeskripsikan hasil yang telah diperoleh melalui teknik pengumpulan data observasi, wawancara dan dokumentasi.Dari hasil data diperoleh bahwa sastra lisan yang dalam kesenian Saluang Dendang terdiri dari dua bentuk yakni berisikan tentang fenomena sosial masyarakat pada umumnya yang dituangkan dalam syair sedih dan gembira.Syair ini secara spontan diciptakan oleh para pendendang sesuai dengan konteks acara. Kata Kunci: Sastra Lisan, Dendang.
“BETENUN” SEBUAH WUJUD PROSES KREATIF MAHASISWA SENI PERTUNJUKAN UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG Nurdin Nurdin; Naomi Diah Budi Setyaningrum
Jurnal Sitakara Vol 5, No 2 (2020): Jurnal Sitakara
Publisher : Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/sitakara.v5i2.4785

Abstract

ABSTRAK Kain songket merupakan salah satu ikon daerah Kota Palembang, yang telah dimiliki indonesia bahkan telah diakui dunia. Kain songket Kota Palembang memiliki karakteristik yang sangat kuat dimata tekstile dunia, selain motif dan bahannya yang unik, songket Palembang juga memiliki kualitas yang tidak dapat diragukan. Terinspirasi dari kain songket maka digaraplah sebuah karya tari kreasi baru “Betenun” yang merupakan suatu proses yang dilakukan untuk membuat satu lembar kain songket benang emas yang cantik. Dalam proses kreaatifnya penggarapan karya ini melibatkan mahasiswa Seni Pertunjukan Universitas PGRI Palembang. Sumber data didapatkan dari observasi, dokumentasi dan wawancara, dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif serta menggunakan pendekatan etnokoreografi. Dari proses kreatif ini didapatlah empat tahapan proses kreatif dalam sebuah penggarapan karya tari yaitu  persiapan, inkubasi, pencerahan dan pelaksanaan. Hasil dari pada proses kreatif ini diharapkan dapat diterima dimasyarakat terutama bermanfaat bagi mahasiswa seni pertunjukan dalam menciptakan karya tari baru pada proses pembelajaran koreografi.                                                                                  Kata Kunci : Proses Kreatif, Betenun Songket
BENTUK DAN STRUKTUR MUSIK PERTUNJUKAN REJUNG Silo Siswanto
Jurnal Sitakara Vol 2, No 2 (2017): Jurnal Sitakara
Publisher : Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/sitakara.v2i2.1195

Abstract

ABSTRAKRejung merupakan seni pertunjukan rakyat ―musik―, di mana teksnya berbentuk pantun yang disenandungkan bersama dengan permainan gitar, piol ―berbentuk seperti biola― dan dambus. Munculnya rejung bermula dari kesenian ta’dut dan sardudun. Penelitian ini bertujuan: Menjelaskan bentuk dan struktur musik pertunjukan rejung.Bentuk dan struktur musik pada pertunjukan rejung memiliki ke khasan tersendiri bagi masyarakat Sumatera Selatan. Empat poin yang harus diperhatikan dalam melihat bentuk dan struktur rejung yakni (1) deskripsi pertunjukan rejung, (2) bentuk musik pertunjukan rejung, (3)  pantun dan kalimat musik sebagai struktur pembentuk rejung, dan (4) konsep gotong royong pada pertunjukan rejung.Hasil penelitian yang diperoleh (1) pemahaman bentuk dari penyajian pertunjukan rejung  dan pemahaman struktur musik rejung secara musikal. Kata Kunci: Bentuk, Struktur Musik, Pertunjukan Rejung
KAJIAN KONSEP MANDALA TERHADAP MOTIF NAGA BESAUNG PADA KAIN TENUN SONGKET PALEMBANG Robert Budi Laksana
Jurnal Sitakara Vol 4, No 1 (2019): Jurnal Sitakara
Publisher : Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/sitakara.v4i1.2561

Abstract

Abstrak Tenun  Palembang merupakan salah satu hasil budaya masyarakat Melayu yang tinggal di pinggiran Sungai Musi. Mitologi naga memberikan imanijer visual masyarakat setempat untuk membuat motif naga atau sering disebut motif nago besaung pada kain tenun songket.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bantuk visual songket motif nago besaung dan konsep ajaran mandala dalam motif tersebut.Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan Mandala Konsep.Metode pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, dokumentasi dan observasi.Teknik analisis data menggunakan teknik interaktif analisis data terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan.Hasil penelitian yang pertama yaitu kain tenun songket Palembang secara struktur terdiri dari bagian kepala kain, badan kain dan pinggir kain.Yang kedua keberadaan motif nago besaung pada badan kain divisualkan dengan bentuk dua naga yang saling beradu/berkelahi dan dimungkinkan mendapatkan pengaruh dari budaya cina.Bentuk visual motif naga besaung sebenarnya merujuk pada ajaran mandala konsep. Dimana naga yang sedang bertarung adalah bentuk penggambaran sifat  baik dan buruk dari manusia. Manusia harus bisa mengendalikan diri dari hawa nafsu duniawinya.Delapan jalan menuju nirwana/kebaikan merupakan hakikat dari simbol naga pada motif nago besaung tersebut.Seorang pemimpin harus dapat mengendalikan dirinya dari perbuatan yang tidak baik untuk menuju kebaikan guna membentuk suatu keadilan, kesejahteraan, kemakmuran dan kebesaran.Sehingga tidaklah mengherankan motif nago besaung dalam adat Palembang menjadi simbol kebesaran dengan diwujudkannya motif nago besaung ini dalam pakain Aesan Gede. Kata Kunci: Songket, Naga Besaung, Konsep Mandala
FUNGSI DAN MAKNA BHAJAN PADA UPACARA AGAMA HINDU DI KUIL SHRI MARIAMMAN KOTA MEDAN Agung Suharyanto; Onggal Sihite; Wiflihani Wiflihani; Citra Girsang; Firza Ramadhan; OK. Dedy Arwansyah; Satrina Titania Siahaan; Rentha Bitha Eunike; Tedi Tri Wibowo
Jurnal Sitakara Vol 5, No 2 (2020): Jurnal Sitakara
Publisher : Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/sitakara.v5i2.4776

Abstract

AbstrakMusik memiliki makna dalam pelaksanaan ibadah Agama Hindu dikarenakan musik adalah simbol pemujian terhadap Sang Yhang Whidi (Tuhan Pencipta Alam semesta). Shri Mariamman adalah Kuil yang berlokasi di Kota Medan. Bhajan Muruga merupakan lagu (mantra) renungan guna memuja dewa-dewi mereka ketika melakukan ibadah. Artikel ini bertujuan untuk mengetahui fungsi dan makna musik pada pelaksanaan ibadah Agama Hindu di Kuil Shri Mariamman, Medan, Sumatera Utara. Metode penelitian deskriptif yang bersifat kualitatif digunakan sebagai cara untuk menjelaskan hasil penelitian. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Instrumen penelitian ini menetapkan informan yang terlibat maupun yang tidak terlibat secara langsung. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa peran musik dalam ibadah umat agama Hindu sebagai sarana beribadah kepada Sang Yhang Whidi, Musik dijadikan sebagai bentuk pengiring nyanyian yang disebut dengan mantra sebagai doa-doa pemujaan. Makna yang terkandung di dalamnya adalah Nyanyian yang diiringi dengan musik menandakan pemujaan yang tulus, sungguh sungguh, penambah semangat, memuja, penyampaian doa dan rasa syukur umat Hindu kepada Sang Yhang Whidi. Kata kunci: Fungsi, makna, musik, ibadah, Shri Mariamman.

Page 3 of 17 | Total Record : 161