cover
Contact Name
Dr. Ir. Lestari Ujianto, M.Sc.
Contact Email
ujianto@unram.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
cropagro@unram.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota mataram,
Nusa tenggara barat
INDONESIA
CROP AGRO, Scientific Journal of Agronomy
Published by Universitas Mataram
ISSN : 19788223     EISSN : 26215748     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Mataram yang memuat tulisan berupa hasil penelitian yang terkait dengan bidang budidaya tanaman, terbit enam bulan sekali. Redaksi menerima naskah dalam bahasa Indonesia atau Inggris.
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 11 No 2 (2018): Jurnal cropagro juli 2018" : 10 Documents clear
KARAKTER MORFO-FISIOLOGI BIJI DAN AGRONOMI BIBIT KELOR (Moringa oleifera Lam.) AKSESI LOMBOK UTARA IGUSTI MADE ARYA PARWATA
CROP AGRO, Scientific Journal of Agronomy Vol 11 No 2 (2018): Jurnal cropagro juli 2018
Publisher : Department of Agronomy Faculty of Agriculture University of Mataram and Indonesian Society of Agronomy Branch NTB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (571.226 KB)

Abstract

Perkecambahan biji cenderung sangat rendah akibat terjadinya penurunan viabilitas, terutama sekali pada tanaman yang baru dikembangkan, seperti kelor. Oleh karena itu, maka pemahaman tentang karakter benih dan bibit perlu mendapat perhatian. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi morfo-fisiologi benih dan agronomi bibit tanaman kelor aksesi-aksesi Lombok Utara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakter morfologi biji tanaman kelor aksesi Lombok Utara tidak menunjukkan variasi pada ukuran panjang dan lebar biji. Variasi nampak pada berat 1000 butir bijinya. Berat 1000 butir bijinya berkisar antara 167,47±9,87 g hingga 285,73±9,64 g. Karakter fisiologinya tidak menunjukkan perbedaan pada kecepatan berkecambahnya, namun tidak pada gaya kecambahnya. Gaya kecambahnya berkisar antara 71,50 hingga 82,50%. Sedangkan karakter agronomi bibitnya menunjukkan variasi pada pertumbuhan berat segar dan kering tajuk pada umur satu bulan, dan berat kering tajuk, dan berat segar dan kering akar pada umur dua bulan. Berat kering tajuk tertinggi ditunjukkan oleh aksesi Bayan 1 dan 3, sedangkan berat segar dan kering akar tertinggi ditunjukkan oleh aksesi Kayangan 2 dan Bayan 3, serta oleh aksesi Pemenang 1.
KAJIAN PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH DENGAN ASUPAN PUPUK KANDANG, CENDAWAN MIKORIZA ARBUSKULAR DAN PUPUK HAYATI BIO-EKSTRIM DI KECAMATAN KEDIR I Putu Silawibawa; Dwiani Dulu Ni Wayan; R. Sutriono
CROP AGRO, Scientific Journal of Agronomy Vol 11 No 2 (2018): Jurnal cropagro juli 2018
Publisher : Department of Agronomy Faculty of Agriculture University of Mataram and Indonesian Society of Agronomy Branch NTB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (520.069 KB)

Abstract

Kacang tanah memiliki nilai ekonomi yang tinggi, karena biji komoditi ini dapat dijadikan berbagai produk industri makanan, seperti bumbu pecel dan sate, roti, dan berbagai makanan olahan berbahan baku kacang tanah, seperti kacang asin, kacang atom, dan kacang berbumbu lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh asupan pupuk kandang, cendawan mikoriza arbuskula dan pupuk hayati bio-ekstrim terhadap pertumbuhan dan produksi kacang tanah. Penelitian ini dilaksanakan di lahan petani di Kecamatan Kediri menggunakan Rangcangan Acak Lengkap Kelompok yang terdiri atas 8 (delapan) perlakuan yaitu P0: tanpa perlakuan, P1: perlakuan dengan pupuk kandang sapi, P2: perlakuan dengan cendawan mikoriza, P3: perlakuan dengan pupuk hayati bio-ekstrim, P4: perlakuan pupuk kandang sapi dan cendawan mikoriza, P5: perlakuan pupuk kandang sapi dan pupuk hayati bio-ekstrim, P6: perlakuan cendawan mikoriza dan pupuk hayati bio-ekstrim, P7: perlakuan pupuk kandang sapi, cendawan mikoriza, dan pupuk hayati bio-ekstrim. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 (tiga) kali sehingga diperoleh 24 petak percobaan Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan namun berpengaruh nyata terhadap produksi kacang tanah, infeksi mikoriza dan serapan hara fosfor. Pertumbuhan dan produksi kacang tanah yang paling tinggi diperoleh pada perlakuan P7 yaitu penggunaan Pupuk kandang, mikoriza dan pupuk hayati bio-ekstrim
RESPON BEBERAPA VARIETAS JAGUNG PADA JARAK TANAM BERBEDA TERHADAP PENYISIPAN BEBERAPA BARIS KACANG TANAH Wayan WANGIYANA; I Gde Ekaputra Gunartha; Nihla Farida
CROP AGRO, Scientific Journal of Agronomy Vol 11 No 2 (2018): Jurnal cropagro juli 2018
Publisher : Department of Agronomy Faculty of Agriculture University of Mataram and Indonesian Society of Agronomy Branch NTB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (466.446 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi pengaruh penyisipan beberapa baris tanaman kacang tanah varietas Hypoma-1 di antara barisan jagung yang ditanam pada jarak tanam berbeda terhadap pertumbuhan dan komponen hasil beberapa varietas jagung. Percobaan dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian di Narmada, dari bulan Juni s/d Oktober 2017, yang ditata menurut rancangan Split Split Plot dengan 3 faktor perlakuan, yaitu tumpangsari (T) aditif dengan tanaman kacang tanah sebagai faktor petak utama, dengan 4 aras perlakuan (T0= jagung monokrop; T1, T2, T3= penyisipan 1, 2 atau 3 baris kacang tanah); varietas jagung (V) sebagai faktor anak petak, dengan 3 varietas (V1= jagung ketan lokal Bima, V2= populasi C2; V3= varietas hibrida Bisi-816); dan jarak tanam (J) jagung antar baris sebagai anak anak-petak, dengan 3 aras perlakuan (60, 75 atau 90 cm), sehingga terdapat 36 kombinasi perlakuan yang masing-masing dibuat dalam 3 blok (ulangan). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh interaksi tiga faktor terhadap bobot tongkol per ha dan variabel pengamatan lainnya, kecuali tinggi tanaman dan lingkar batang saat panen sampel tanaman pada akhir fase pengisian biji, sedangkan interaksi dua faktor hanya signifikan terhadap jumlah daun per ha, yaitu antara varietas jagung dan jarak tanam. Masing-masing faktor perlakuan secara mandiri (main effect) juga berpengaruh terhadap komponen hasil tanaman jagung. Peningkatan jumlah baris tanaman kacang tanah yang ditanam-sisip di antara barisan jagung mampu meningkatkan bobot tongkol per ha dibandingkan dengan tanpa penyisipan tanaman kacang tanah. Jarak tanam juga berpengaruh terhadap semua variabel pengamatan, terutama komponen hasil; secara per individu tanaman, bobot tongkol tertinggi pada jarak tanam 90x20 cm sedangkan bobot tongkol per ha tertinggi pada jarak tanam tersempit (60x20 cm), yang berarti bahwa peningkatan kerapatan tanaman masih bisa dilakukan dalam upaya meningkatkan produktivitas tanaman jagung terutama yang disisipi tanaman kacang tanah, yaitu varietas Hypoma-1.
DRISTRIBUTION OF VIRUS CAUSING THEYELLOW LEAF CURL DISEASES ON CHILI PEPPER IN NORTH LOMBOK REGION Mery Windarningsih
CROP AGRO, Scientific Journal of Agronomy Vol 11 No 2 (2018): Jurnal cropagro juli 2018
Publisher : Department of Agronomy Faculty of Agriculture University of Mataram and Indonesian Society of Agronomy Branch NTB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (582.71 KB)

Abstract

Pepper yellow leaf curl virus (PYLCV) merupakan salah satu virus dalam genus Begomovirus famili Geminiviridae penyebab penyakit daun keriting kuning pada tanaman cabai. Penelitian penyakit virus daun menguning dan keriting pada tanaman cabai telah dilaksanakan di Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara Provinsi Nusa Tenggara Barat. Penyakit ini menjadi epidemi di Indonesia sejak tahun 2000 dan sudah tersebar luas di beberapa sentra produksi cabai di pulau Jawa, Sumatera, Bali, Kalimantan, dan Sulawesi. Sejak tahun 2006 gejala penyakit ini ditemukan di area tanaman cabai rawit di Pulau Lombok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebaran penyakit virus daun menguning dan keriting pada cabai rawit dan mengetahui jenis virus penyebab penyakit daun menguning dan keriting di desa Sesait Kecamatan Kayangan Kabupaten Lombok Utara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman sakit memperlihatkan gejala daun menguning (klorosis), menggulung, tebal, keriting, dan pertumbuhan terhambat. Rerata intensitas penyakit mencapai 80-100 % pada akhir pengamatan. Hasil identifikasi secara molekuler dengan PCR berhasil mengidentifikasi isolat Begomovirus dari cabai rawit yang berasal dari Kecamatan Kayangan Lombok Utara dengan produk amplifikasi berukuran 580bp.
PENGARUH INOKULASI FUNGI MIKORIZA ABUSKULAR DAN BIOKTIVATOR (MENGANDUNG JAMUR Trichoderma spp. DAN EKSTRAK DAUN LEGUNDI) TERHADAP PENYAKIT LAYU FUSARIUM DAN HASIL BAWANG MERAH I Made sudantha
CROP AGRO, Scientific Journal of Agronomy Vol 11 No 2 (2018): Jurnal cropagro juli 2018
Publisher : Department of Agronomy Faculty of Agriculture University of Mataram and Indonesian Society of Agronomy Branch NTB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (617.614 KB)

Abstract

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh inokulasi Fungi Mikoriza Arbuskular (FMA) dan bioaktivator yang mengandung jamur T. harzianum isolat Sapro-07 dan T. koningii isolat Endo-02 terhadap kejadian penyakit layu Fusarium dan hasil bawang merah. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan April 2017 sampai dengan bulan November 2017.Penelitian dilakukan di lahan sawah milik petani yang merupakan daerah endemi penyakit layu Fusarium pada tanaman bawang merah di Desa Senteluk Kecamatan Batu Layar Kabupaten Lombok Barat.Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental dengan Rancangan Petak Terbagi yang terdiri dari dua faktor. Petak utama adalah inokulasi FMA yang terdiri atas 2 aras, yaitu: tanpa FMA dan dengan FMA. Anak petak adalah aplikasi bioaktivator terdiri atas 5 aras, yaitu: tanpa bioaktivator, bioaktivator cairan mengandung jamur Trichoderma spp., bioaktivator tablet mengandung jamur Trichoderma spp., bioaktivator cairan ekstrak daun legundi mengandung jamur Trichoderma spp., bioaktivator tablet ekstrak daun legundi mengandung mengandung jamur Trichoderma spp.. Variabel yang diamati adalah kejadian penyakit layu Fusarium dan hasil, Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan Analisis Keragaman dengan taraf nyata 5% dan diuji lanjut dengan menggunakan uji Beda Nyata Jujur pada taraf kesalahan 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Inokulasi FMA dapat menekan terjadinya penyakit layu Fusarium dan meningkatkan hasil bawang merah. Demikian pula aplikasi bioaktivator ekstrak daun legundi cairan dan tablet yang mengandung jamur Trichoderma spp. dapat menekan terjadinya penyakit layu Fusarium dan meningkatkan bawang merah.
UJI KESERAGAMAN GALUR HARAPAN PADI BERAS HITAM HASIL SELEKSI BULK Anak Agung Ketut Sudharmawan
CROP AGRO, Scientific Journal of Agronomy Vol 11 No 2 (2018): Jurnal cropagro juli 2018
Publisher : Department of Agronomy Faculty of Agriculture University of Mataram and Indonesian Society of Agronomy Branch NTB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (849.845 KB)

Abstract

ABSTRAKTujuan penelitian adalah untuk mengetahui keseragaman dalam genotipe galur harapan padi beras hitam hasil seleksi bulk.Percobaan dilaksanakan pada lahan sawah di desa Nyurlembang Kecamatanan Narmada kabupaten Lombok Barat. Waktu kegiatan MK April-Agustus 2017. Rancangan percobaan yang di gunakan adalah Rancangan Acak Kelompok 10 perlakuan ( 7 galur harapan F9 padi beras hitam hasil seleksi bulk, 2 tetua yaitu varietas Situ Patenggang dan padi Baas Selem, serta varietas IR20 sebagai varietas pembanding peka) yang diulang 3 kali.Penanaman dilakukan pada luasan lahan 3 x 4 m pada tiap perlakuan, jarak tanam 25 x 25 dengan sistem gogo, pemupukan dilakukan pada umur 7 hst dengan menggunakan Phonska dosis 300 kg/ha, pupuk Urea diberikan pada umur 30 hst dan 50 hst dengan dosis masing-masing 100 kg/ha. Pengairan diberikan bila tanaman pembanding (IR20) menunjukkan daun menggulung.Data pengamatan meliputi umur panen, tinggi tanaman,jumlah anakan produktif per rumpun, jumlah anakan non produktif per rumpun, panjang malai, jumlah gabah berisi, jumlah gabah hampa, bobot 100 butir gabah, dan bobot gabah per rumpun. Analisis keragaman dalam genotipeberdasarkan Lysbeth,2008. Hasil Penelitian menunjukkan: Umur panen, jumlah anakan non produktif, dan panjang malai dari semua galur menunjukkan keseragaman dalam populasi dalam setiap galur kecuali galur G7/III (F9 3/4/1) pada jumlah anakan non produktif, galur G5/II (F9 3/2/1) dan G7/II (F9 3/4/1) pada panjang malai.
RESPON SUHU TANAH TERHADAP PAPARAN MUSIM DINGIN AUSTRALIA DAN DAMPAKNYA PADA TANAMAN LEGUME DI TANAH VERTISOL LOMBOK Ir. Padusung MP.
CROP AGRO, Scientific Journal of Agronomy Vol 11 No 2 (2018): Jurnal cropagro juli 2018
Publisher : Department of Agronomy Faculty of Agriculture University of Mataram and Indonesian Society of Agronomy Branch NTB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1520.618 KB) | DOI: 10.29303/caj.v11i2.202

Abstract

Kemampuan tanah sebagai faktor produksi pertanian tidak cukup ditera lewat penilaian kesuburan kimia semata, melainkan harus tetap mempertimbangkan gatra kesuburan fisik dan biologi tanah. Namun jarang dihajatkan untuk mengelola suhu tanah. Argumentasinya sangat praktis dimana parameter suhu tanah variasinya sangat kecil di daerah tropis, baik secara musimam, bulanan bahakan pada level harian. Tidak dipungkiri, suhu tanah menjadi faktor esensial bagi kehidupan organisme tanah, pertumbuhan dan perkembangan akar, serta proses perkecambahan biji, termasuk pengaruhnya terhadap perkembangan bakteri penambat nitrogen yang bersimbiose dengan bakteri bintil akar. Posisi Indonesia di selatan katulistiwa, terutama yang secara geografis berdekatan dengan benua Australia, seperti pulau Bali, NTB dan NTT ternyata memperoleh imbas musim dingin di benua Australia bulan Juni, Juli dan Agustus. Nomenklatur diberikan terhadap fenomena cuaca dingin tersebut, seperti masyarakat Lombok mengenalnya dengan istilah bor minyak, yaitu kenampakan embun yang secara fisik menyerupai minyak di permukaan daun yang dikenal dengan istilah embun jelaga. Suhu dingin mengganggu tanaman legum, karena paparan suhu dingin sejak awal fase vegetative.Penelitian ini memunculkan suatu dugaan sementara (hypothesis), bahwa penyebab terhambatnya pertumbuhan tanaman legum sebagai akibat dari penurunan suhu tanah secara signifikan sebagai respon terhadap penurunan suhu udara, sehingga mengganggu aktivitas bakteri bintil akar yang bersimbiose dengan tanaman legume. Gangguan tersebut dapat berdampak langsung terhadap efektivitas penambatan nitrogen dari udara oleh Rhizobium sp. Penelitian membuktikan, respon suhu tanah terhadap suhu udara, secara kuantitatif dinyatakan sebagai berikut: a) Suhu tanah pada kedalaman 5 cm akan meningkat sebesar 1,55o C setiap kenaikan 1oC suhu udara, sedangkan suhu tanah pada kedalaman 10 cm akan meningkat sebesar 0,44oC setiap kenaikan 1oC suhu udara; b) Efek paparan suhu dingin mulai terdeteksi di wilayah Lombok bagian selatan pada bulan Juni sampai Agustus, dan puncak dingin terjadi pada bulan Juli; c) Perbedaan suhu maksimum dan minimum di wilayah Lombok Tengah bagian selatan berkisar antara 6,5 - 10oC.
INTENSITAS PENGAIRAN DALAM UPAYA PENINGKATAN HASIL TANAMAN GANDUM Astam wiresyamsi
CROP AGRO, Scientific Journal of Agronomy Vol 11 No 2 (2018): Jurnal cropagro juli 2018
Publisher : Department of Agronomy Faculty of Agriculture University of Mataram and Indonesian Society of Agronomy Branch NTB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (589.973 KB)

Abstract

Tanaman gandum dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di Pulau Lombok serta mempunyai peluang untuk pengembangannya, mulai dari dataran tinggi sampai dengan dataran rendah sekitar 400 m dpl. Upaya pengadaptasian ini perlu ditindaklanjuti dengan pengembangan teknologi budidaya, diantaranya pengairan yang tepat. Pengairan, merupakan faktor mendasar dalam mendapatkan hasil panenan maksimal dalam suatu lahan pertanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui intensitas pemberian air yang tepat untuk mendapatkan hasil biji gandum yang maksimal. Penelitian ini dilaksanakan dengan metode experimental di lapangan menggunakan 3 intensitas pengairan pada 4 varietas gandum Nias, Dewata, Gladius, dan Estoc. Curah hujan yang tinggi terjadi selama percobaan, sehingga tanah selalu dalam keadaan basah sepanjang percobaan. Hujan yang berlebihan tersebut menyebabkan perlakuan pengairan tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman. Nias memberikan hasil yang lebih tinggi (2,62 t/ha) dibandingkan varietas Dewata (1,68 t/ha), Estoc (1,41 t/ha) dan Gladius (1,14 t/ha). Beberapa komponen pertumbuhan dan hasil sangat tertekan karena ketergenangan ini, seperti jumlah anakan, jumlah malai dan jumlah biji/m2, sehingga hasil lebih rendah dari yang diharapkan.
I KERAGAMAN, HERITABILITAS DAN KORELASI GENOTIPIK JAGUNG KULTIVAR LOKAL KEBO HASIL SELEKSI MASSA DALAM SYSTEM TANAM TUMPANGSARI Ir. Idris, MP.
CROP AGRO, Scientific Journal of Agronomy Vol 11 No 2 (2018): Jurnal cropagro juli 2018
Publisher : Department of Agronomy Faculty of Agriculture University of Mataram and Indonesian Society of Agronomy Branch NTB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (548.037 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaman tanaman setelah diseleksi, heritabilitas dalam arti luas dan korelasi genotipik antar hasil dengan sifat-sifat lain. Penelitian dirancang dengan Rancangan Acak Kelompok dalam lima perlakuan populasi jagung kultivar local Kebodan varietas unggul Gumarang sebagai pembanding. Data dianalisis dengan analisis keragaman pada taraf nyata 5 % dan fenotipe, heritabilitas dan korelasi geotipik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa populasi jagung kultivar local Kebo masih menunjukkan keragaman yang tinggi sehingga belum dapatdilepas sebagai varietas unggul.Semua sifat memiliki nilai heritabilitas dalam arti luas yang tinggi kecuali diameter tongkol (sedang) dan berat biji pipil kering per tongkol (rendah). Jumlah daun, panjang tongkol dan diameter tongkol memiliki korelasi genetik yang positif nyata terhadap berat biji pipil kering per tongkol. Kacang tanah yang ditanam pada populasi jagung kultivar local kebo hasil seleksi massa menunjukkan pertumbuhan dan hasil yang lebih baik dan berbeda nyata dengan kacang tanah yang ditanam pada varietas Gumarang.
Pengujian Daya Hasil Pendahuluan Kacang Sayur Hibrida Ungu Pada Dua Lokasi Yang Berbeda Agroekosistemnya Uyek Malik Yakop
CROP AGRO, Scientific Journal of Agronomy Vol 11 No 2 (2018): Jurnal cropagro juli 2018
Publisher : Department of Agronomy Faculty of Agriculture University of Mataram and Indonesian Society of Agronomy Branch NTB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (421.346 KB)

Abstract

Kacang sayur berpolong ungu ini telah mengalami 7 kali seleksi, sehingga sudah menunjukkan keseragaman yang cukup tinggi, warna polongnya sudah lebih dri 95% berwarna ungu. Warna polong ungu sangat terkait dengan kandungan anthosianin. Semakin ungu warna polongnya menunjukkan semakin tinggi kandungan anthosianinnya. Oleh karena itu perlu adanya pengujian daya hasil pendahuluan beberapa galur kacang sayur hasil seleksi pada dua lokasi yang berbeda agroekosistemnya yaitu di lahan kering dan di lahan Sawah untuk melihat indek sensitifitas dan adaptasinya. Kacang sayur hibrida ini diperoleh melalui hibridisasi antar spesies kacang tunggak (Vigna unguiculata L. Walp.) varietas lokal NTB dengan kacang panjang (Vigna sesquipedalis L. Fruwirth). Tujuan jangka panjang dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan varietas unggul baru kacang sayur hibrida ungu yang kandungan Protein dan Anthosianinnya tinggi, toleran terhadap kekeringan, tanpa lanjaran dalam sistem budidayanya serta produksinya tinggi. Kegiatan penelitian ini merupakan rangkaian penelitian sebelumnya yang telah dilakukan berupa hibridisasi antara kacang tunggak dengan kacang panjang yang dilanjutkan seleksi hingga generasi ketujuh. Sepuluh galur akan ditanam untuk pengujian pada lahan kering di Kecamatan Kayangan Kabupaten Lombok Utara dan lahan sawah di Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat. Karakter yang diamati yaitu warna polong, jumlah polong per tanaman, panjang polong, diameter polong, kelunakan polong, bobot polong segar, jumlah biji per polong, diameter batang, jumlah cabang produktif, dan umur panen.. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1). Galur kacang hibrida nomor 85 (GKH85) mempunyai daya hasil yang paling tinggi dibandingkan galur yang lain tetapi tidak berbeda nyata dengan galur kacang hibrida nomor 51 (GKH51); 2). Koefisien keragaman genetik adalah berkisar 7,04 hingga 46,30. Nilai heritabilitas arti luas adalah berkisar antara 17,9 hingga 86,2 lebih besar dibandingkan dengan heritabilitas arti sempit berkisar antara 11,8 hingga 67,9; 3). Jumlah polong per tanaman memiliki korelasi yang positif nyata terhadap hasil sehingga dapat dijadikan sebagai kreteria seleksi untuk perbaikan hasil

Page 1 of 1 | Total Record : 10