cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
Universitas Papua Jalan Gunung Salju, Amban, Manokwari, Papua Barat - 98314
Location
Kab. manokwari,
Papua barat
INDONESIA
Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Veterinary Sciences)
Published by Universitas Papua
ISSN : 2620939X     EISSN : 26209403     DOI : -
Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis diterbitkan oleh Fakultas Peternakan Universitas Papua. Jurnal ini merupakan media komunikasi ilmiah dibidang peternakan dan veteriner yang berupa hasil penelitian atau telaah pustaka (review) yang meliputi produksi ternak, nutrisi dan makanan ternak, sosial ekonomi peternakan, dan budidaya ternak/satwa harapan, kesehatan ternak dan hewan kesayangan, serta veteriner. Jurnal ini diterbitkan dengan frekuensi dua kali setahun pada bulan Maret dan September. Redaksi menerima sumbangan artikel dengan ketentuan penulisan seperti tercantum pada halaman akhir pada isi jurnal ini.
Arjuna Subject : -
Articles 19 Documents
Search results for , issue "Vol 11 No 3 (2021): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Vete" : 19 Documents clear
Karakteristik Morfometrik dan Produksi Telur Itik di Sentra Peternakan Itik Kabupaten Tolitoli Henrik, Henrik; Marhayani, Marhayani; Syadik, Fajar
Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Veterinary Science) Vol 11 No 3 (2021): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Vete
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46549/jipvet.v11i3.189

Abstract

Abstract This research aimed to identify the morphometrics characteristic and egg production of duck in the center farming area in Tolitoli Regency. There are four districts chosen as the research sample location, which are Dampal Selatan, Lampasio, Galang, and Dako Pemean. In each district, 250 female ducks were used. Parameters was observed is body weight, body length, pubis width, shank length, chest circumference, wings length, neck length, and egg production based on Hand Day Production. The correlation between morphometrics and HDP analyzed by IBM Statistic 25 software. The results showed that pubis width have a strong positive correlation with egg production (r value 0.37 – 0.45). The body weight have negative correlation with HDP (-0.31 to -0.22), chest circumference (-0.13 to -0.05), body length (-0.01 to 0.03), wing length (-0.12 to 0.03), neck length (-0.03 to 0.02), and shank length (0.02 to 0.03). The morphometrics characteristic and egg production in duck center farming area are uniform with an HDP at 63%. Keywords: Correlation; Duck; Egg; Morphometrics; Production Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik morfometrik dan produksi telur itik di sentra peternakan itik Kabupaten Tolitoli. Terdapat empat kecamatan yang dijadikan lokasi sampel pada penelitian ini yaitu Kecamatan Dampal Selatan, Lampasio, Galang, dan Dako Pemean dijadikan sampel penelitian. Masing-masing 250 itik betina yang digunakan. Parameter yang diamati yaitu bobot badan, panjang badan, lebar pubis, panjang shank, lingkar dada, panjang sayap, dan panjang leher serta produksi telur berdasarkan Hen Day Production (HDP). Hubungan morfometrik dengan produksi telur dianalisis menggunakan analisis korelasi menggunakan IBM Statistic 25. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebar pubis memiliki korelasi yang positif dan cukup kuat dengan HDP dengan nilai korelasi antara 0,37–0,45. Bobot badan berkorelasi negative dengan HDP (-0,31 sampai -0,22), lingkar dada (-0,13 sampai -0,05), panjang badan (-0,01 sampai 0,03), panjang sayap (-0,12 sampai 0,03), panjang leher (-0,03 sampai 0,02), dan panjang shank (0,02 sampai 0,03). Karakteristik morfometrik dan produksi telur itik pada sentra peternakan yang diteliti seragam dengan nilai HDP sebesar 63%. Kata kunci: Itik; Korelasi; Morfometrik; Produksi; Telur
Profil dan Keragaman Ayam Kub yang Dipelihara Oleh RTM Peternak dalam Program Bekerja di Kabupaten Indramayu Pratomo, Ganjar Hadiyanto
Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Veterinary Science) Vol 11 No 3 (2021): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Vete
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46549/jipvet.v11i3.143

Abstract

Abstract The aim of this study was to determine the diversity of KUB chickens raised by farmer households in Indramayu Regency in the implementation of the 2019 BEKERJA program. The BEKERJA program is carried out in 8.189 farmer households by providing 50 DOC, chicken feed during 5 weeks, maintenance support facilities include feed tray, drinking bottles, brooder cages, cables, lights, and cage subsidy for 4 weeks chickens. The parameters observed were the number of chicken mortality, age of first egg laying and the number of egg production for the first time. The observations showed that the mortality of KUB chickens increased at 3 months of raised, which was caused by the sale and slaughter of chickens and the mortality of chickens due to improper raise management. Hens that lay eggs early in the District of Anjatan and District of Bongas 7.066 and 1.041, respectively. The results of the study showed that there was diversity at the beginning of egg-laying chicken due to improper feeding management, but KUB chicken had the potential to be developed as an egg and meat producer in Indramayu Regency. Keywords: BEKERJA Program; Diversity at the beginning of egg-laying chicken; KUB chicken Abstrak Kajian bertujuan untuk mengetahui keragaman ayam KUB yang dipelihara oleh RTM di Kabupaten Indramayu dalam pelaksanaan program BEKERJA tahun 2019. Program BEKERJA melibatkan 8.189 RTM dengan memberikan bantuan 50 ekor DOC ayam KUB, pakan selama 5 minggu pemeliharaan, bantuan sarana prasarana pemeliharaan meliputi tray tempat pakan, botol tempat minum, kandang brooder, kabel, lampu, dan bantuan subsidi kandang untuk ayam umur 4 minggu. Parameter yang diamati adalah jumlah kematian ayam, umur bertelur pertama kali dan produksi telur pertama kali. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kematian ayam KUB meningkat pada 3 bulan usia pemeliharaan, yang disebabkan oleh penjualan dan pemotongan ayam serta kematian akibat manajemen pemeliharaan yang kurang tepat. Jumlah produksi telur pertama kali di Kecamatan Anjatan dan Kecamatan Bongas masing-masing sebesar 7.066 butir dan 1.041 butir. Hasil kajian menunjukkan adanya keragaman pada awal bertelur ayam yang diakibatkan oleh manajemen pemberian pakan yang tidak tepat, namun ayam KUB berpotensi dikembangkan sebagai penghasil telur dan daging di kabupaten Indramayu Kata kunci : Ayam KUB; Keragaman awal bertelur; Program BEKERJA
Kesesuaian Uji Antigen Capture Enzyme Linked Immunosorbant Assay dan Nested Multiplex Polymerase Chain Reaction untuk Diagnosis Rutin Bovine Viral Diarrhea Irianingsih, Sri Handayani; Waluyati, Dessie Eri; Sari, Desi Puspita; Wuryastuty, Hastari
Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Veterinary Science) Vol 11 No 3 (2021): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Vete
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46549/jipvet.v11i3.162

Abstract

Abstract Bovine Viral Diarrhea (BVD) is one of the main causes of impaired productivity and reproduction of cows. Antigen capture Elisa (ACE) is one of the serological technique that is sensitive, reliable and used regularly for detecting persistent BVD infection individually which simpler than multiplex nested PCR. The aim of this study was to determine the agreement between ACE and multiplex nested PCR as a routine laboratory diagnostic technique to detect the presence of BVD infection. A total of 128 cow serum samples consisting of 63 positive and 65 negative samples based on ACE were used in this study. The samples were collected from active and passive surveillance in dairy and beef cattle conducted by Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates. The serum samples were then tested molecularly using multiplex nested PCR against BVD. The result showed 48 out of 63 BVDV-1 positive samples were found positive BVD antigen whereas 57 of 65 BVDV-1 negative samples were negative using multiplex nested PCR, . The agreement value between the two different assays based on statistic analysis using Kappa method was 0.64 and classified a good one. The result concluded that the ACE BVD assay was equally suitable as routine diagnosis to determine BVD infected cattle in the farm. Keywords: Antigen capture ELISA; Bovine viral diarrhea; Kappa; Multiplex nested PCR. Abstrak Bovine Viral Diarrhea (BVD) merupakan salah satu penyebab gangguan produktivitas dan reproduksi sapi. Antigen capture ELISA (ACE) merupakan salah satu teknik serologis yang sensitif, dapat diandalkan dan digunakan secara teratur untuk mendeteksi infeksi BVD persisten secara individual yang lebih sederhana daripada multiplex nested PCR. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kesesuaian antara uji ACE dan multiplex nested PCR sebagai teknik diagnostik laboratorium rutin untuk mendeteksi adanya infeksi BVD. Sebanyak 128 sampel serum sapi yang terdiri dari 63 sampel positif dan 65 negatif berdasarkan ACE BVDV Antigen Test Kit/Serum Plus (Idexx®) digunakan dalam kajian ini. Sampel serum sapi merupakan koleksi dari surveilans aktif dan pasif pada sapi perah dan potong yang dilakukan Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates. Sampel serum kemudian diuji secara molekuler menggunakan multiplex nested PCR terhadap BVD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan teknik multiplex nested PCR, 48 dari 63 sampel positif BVDV-1 ditemukan positif untuk antigen BVD sedangkan 57 dari 65 sampel negatif BVDV-1 negatif untuk antigen BVD. Analisis statitik berdasarkan perhitungan metoda Kappa menunjukkan nilai kesesuaian antara dua uji sebesar 0,64 dan tergolong bagus. Hasil penelitian menunjukkan kesimpulan bahwa uji ACE BVD sesuai sebagai diagnosis rutin untuk menentukan ternak yang terinfeksi BVD di peternakan. Kata kunci: Antigen capture ELISA; Bovine viral diarrhea; Kappa; Multiplex nested PCR.
Efek Temperature Humidity Index terhadap Konsumsi Air Minum dan Performans Ayam Kampung Super dengan Pemberian Enkapsulasi Fitobiotik Minyak Buah Merah Syaefullah, Bangkit Lutfiaji; Herawati, Maria; Timur, Ni Putu Vidia Tiara; Widayati, Okti
Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Veterinary Science) Vol 11 No 3 (2021): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Vete
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46549/jipvet.v11i3.167

Abstract

Ayam kampung super merupakan salah satu ayam kampung yang ditingkatkan performannya dengan perkawinan silang. Akan tetapi, perkawinan silang tidak serta merta memperbaiki performan. Ada beberapa hal lain yang mempengaruhi performan yaitu lingkungan dan feed additive. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Temperature Humidity Index dan pemberian enkapsulasi fitobiotik minyak buah merah terhadap konsumsi air minum dan performans ayam kampung super. Materi yang digunakan adalah alat ekstraksi, alat dan bahan enkapsulasi, buah merah, kandang individu dan ayam kampung super serta pakan starter. Metode penelitian yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap 5 perlakuan dan 4 ulangan dengan uji lanjut Duncan Multiple Range Test. Pemeliharaan dilakukan selama 56 hari dengan Temperature Humidity Index yaitu 24,44 - 35,21 oC. Hasil penelitian menunjukan bahwa penambahan enkapsulasi buah merah tidak berpengaruh terhadap konsumsi air minum (P>0,05), konsumsi pakan (P>0,05), feed conversion ratio (P>0,05) dan berpengaruh nyata terhadap pertambahan bobot badan (P<0,05). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kondisi lingkungan dilokasi penelitian (Papua) relatif ekstrim dilihat dari selisih THI. Selain itu, berdasarkan uji lanjut bahwa penambahan enkapsulasi fitobiotik minyak buah merah terhadap penambahan bobot badan menghasilkan perlakuan terbaik pada penambahan 2,5% enkapsulasi minyak buah merah.
Teknologi Marinasi Daging Ayam Broiler Dengan Ekstrak Buah Nenas (Ananas comosus (L). Merr) Terhadap Kualitas Mikrobiologi Windyasmara, Ludfia; Sariri, Ahimsa Kandi
Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Veterinary Science) Vol 11 No 3 (2021): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Vete
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46549/jipvet.v11i3.190

Abstract

Abstract This study aims to determine the effect of the microbiological quality of broiler chicken meat that is marinated using pineapple extracts with different storage times at refrigerator temperature (180C). The stages of this research consisted of 2 stages, namely the first stage of making pineapple extract from fresh pineapples and the second stage was the marination process in which the broiler chicken meat samples were marinated using pineapple extract with a concentration of 30%. The experimental design used in this study was a completely randomized design (CRD) with one treatment factor (0 days, 3 days, 6 days, 9 days and 12 days) with each treatment repeated 4 times, in order to obtain 5 x experimental units. 4 = 20 experimental units. The microbiological analysis observed was the inhibition zone analysis and Total Plate Count (TPC). Giving marination with pineapple extract to the storage time of chicken meat has a significant effect on the inhibition zone. The highest zone of inhibition was 3.23 mm (for 6 days) while the lowest zone of inhibition was 2.21 mm (for 0 days). Provision of pineapple extract marination on the storage time of broiler chicken has a significant effect on the TPC. The highest TPC was 2.29 (for 12 days) while the lowest TPC was 0.30 (for 0 days). Keywords: Broiler chicken; Marination; Microbiological quality; Pineapple extract. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas mikrobiologi daging ayam broiler yang dimarinasi menggunakan ekstrak buah nenas dengan lama penyimpanan yang berbeda pada suhu refrigerator (180C). Tahapan penelitian ini terdiri dari 2 tahapan yaitu tahap pertama pembuatan ekstrak buah nenas yang berasal dari buah nenas segar dan tahap kedua adalah proses marinasi dimana sampel daging ayam broiler dimarinasi dengan menggunakan ekstrak buah nenas dengan konsentrasi 30%. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan satu faktor perlakuan (0 hari, 3 hari, 6 hari, 9 hari dan 12 hari) dengan masing-masing perlakuan diulang sebanyak 4 kali, sehingga diperoleh unit percobaan 5 x 4 = 20 unit percobaan. Analisis mikrobiologi yang diamati adalah analisis zona hambat dan Total Plate Count (TPC). Pemberian marinasi dengan ektrak buah nenas terhadap lama penyimpanan daging ayam berpengaruh nyata terhadap zona hambat. Zona hambat tertinggi 3,23 mm (selama 6 hari) sedangkan zona hambat terendah 2,21 mm (selama 0 hari). Pemberian marinasi ekstrak buah nenas terhadap lama penyimpanan daging ayam broiler berpengaruh nyata terhadap TPC. TPC tertinggi 2,29 (selama 12 hari) sedangkan TPC terendah 0,30 (selama 0 hari). Kata Kunci: Daging broiler; Ekstrak nanas; Kualitas mikrobiologi; Marinasi.
Analisis Pendapatan dan Prospek Pemasaran pada Wirausahawan Fried Chicken di Kota Kendari Munadi, Laode Muh; Nuraini, Nuraini; Munadi, La Ode Muh; Lumanto, Githaria
Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Veterinary Science) Vol 11 No 3 (2021): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Vete
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46549/jipvet.v11i3.176

Abstract

Abstract The best known broiler chicken meat product in urban communities is Kentucky Fried Chicken (KFC). Seeing the business opportunity, entrepreneurs in Kendari City tried to make fried chicken similar to KFC products by labeling Kendari Fried Chicken (Kendari-FC) at a relatively affordable price of Rp 8.000 per piece compared to the KFC price of Rp 15.000 per piece. This study aims to analyze the marketing prospects of Kendari-FC entrepreneurs in Kendari City. The location of the research was determined purposively with the respondents of the study being kendari-FC entrepreneurs in kendari city who were determined by census. The results showed that the income of Kendari-FC entrepreneurs in Kendari City averaged Rp 5.066.458 per month or Rp 168.882 per day with an average income of Rp 36.276 per head. Kendari-FC's marketing prospects have the potential to be developed especially in West Kendari District because the average revenue from sales of each tail is Rp 48.105.40 per head. Keywords: Income; Kendari-FC; Marketing Abstrak Produk hasil olahan daging ayam broiler yang paling dikenal masyarakat perkotaan adalah Kentucky Fried Chicken (KFC). Melihat peluang bisnis tersebut wirausahawan di Kota Kendari berupaya membuat ayam goreng yang mirip produk KFC dengan memberi label Kendari Fried Chicken (Kendari-FC) dengan harga relatif terjangkau yaitu Rp 8.000 per potong dibandingkan harga KFC Rp 15.000 per potong. Penelitian ini bertujuan menganalisis prospek pemasaran wirausaha Kendari-FC di Kota Kendari. Lokasi penelitian ditentukan secara purposif dengan responden penelitian adalah wirausahawan Kendari-FC di Kota Kendari yang ditentukan secara sensus. Hasil penelitian menunjukan bahwa pendapatan wirausahawan Kendari-FC di Kota Kendari rata-rata Rp 5.066.458 per bulan atau Rp 168.882 per hari dengan pendapatan rata-rata Rp 36.276 per ekor. Prospek pemasaran Kendari-FC berpotensi dikembangkan terutama di Kecamatan Kendari Barat karena rata-rata pendapatan dari hasil penjualan setiap ekor sebesar Rp 48.105.40. Kata kunci: Kendari-FC; Pemasaran; Pendapatan
Karakteristik Peternak Sapi di Sentra Produksi Ternak Potong Di Kabupaten Sorong Indey, Seblum; Saragih, Evi Warintan; Santoso, Budi
Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Veterinary Science) Vol 11 No 3 (2021): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Vete
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46549/jipvet.v11i3.257

Abstract

Abstract The development of beef cattle needs to be supported by regional potential which includes natural resources and human resources. Sorong Regency is one of the areas for beef cattle development in West Papua Province. This research was conducted for three months, from February to April 2021. The study was conducted in four districts that have a high population of beef cattle in Sorong Regency, West Papua Province. namely Salawati District, Segun District, Mayamuk District, and Moisegen. This research was conducted using a survey method with interview techniques and field observations. Breeding experience, education, age have a relationship with the number of livestock kept. The result showed that farmers were in the productive age and had low education. The traditional rearing with extensive system was a common management practice with less than six cows per household. The experience of rearing cattle, age and education had a correlation with number of cows per household (r<0.05). However, there was not very strong relationship with the variable number of beef cattle. The land area factor does not affect the number of livestock and education was not influence management system. It concluded that livestock activity purposed was not up to business level but it was only for saving purposes. Keywords: Beef cattle; Development; Potential; Production; Sorong Abstrak Pengembangan ternak potong perlu didukung oleh potensi wilayah yang mencakup sumberdaya alam dan sumberdaya manusia. Kabupaten Sorong merupakan salah satu wilayah pengembangan ternak potong di Provinsi Papua Barat. Penelitian dilakukan di empat distrik yang memiliki populasi ternak sapi potong yang cukup tinggi di Kabupaten Sorong Provinsi Papua Barat. yaitu Distrik Salawati, Distrik Segun, Distrik Mayamuk, dan Moisegen, pada bulan Februari sampai dengan April 2021. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode survei dengan teknik wawancara dan observasi lapangan. Kriteria responden pada penelitian ini adalah memiliki sapi > 3 ekor dan memiliki pengalaman beternak lebih dari 3 tahun. Penentuan jumlah sampel menggunakan rumus Slovin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik peternak antara lain: berada pada usia produktif, memiliki pendidikan yang cukup rendah, pengalaman beternak yang cukup lama dan tingkat kepemilikan ternak yang rendah. Sistem pemeliharaan ternak bersifat tradisional dengan pemberian pakan dan pengobatan seminimal mungkin. Pengalaman beternak, pendidikan, umur memiliki hubungan dengan jumlah ternak yang dipelihara. Hal ini ditunjukkan dengan nilai koefiesien korelasi r= (r <0.05). Pengalaman beternak dan pendidikan memiliki keeratan hubungan yang tidak terlalu kuat terhadap variabel jumlah ternak sapi potong. Faktor luas lahan tidak mempengaruhi jumlah ternak yang dipelihara. Hal ini dikarenakan sistem pemeliharaan yang dilakukan peternak dominan dengan sistem umbar terbatas dan pemberian pakan ditambah dari sumber lain seperti pinggir jalan dan sumber lain. Faktor luas lahan tidak mempengaruhi jumlah ternak yang dipelihara. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa peternak di sentra peternakan sapi Kabupaten Sorong masih bersifat tradisional yang bertujuan untuk tabungan keluarga dan secara umum belum berorientasi bisnis. Kata kunci: Pengembangan; Potensi; Produksi; Sapi potong; Sorong.
Resistansi Antibiotik Secara Fenotip Dan Deteksi Gen TetA pada Sampel Hati Ayam di Pasar Dukuh Kupang Surabaya Rahmaniar, Reina Puspita; Widhowati, Dyah; Hidayah, Nurul
Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Veterinary Science) Vol 11 No 3 (2021): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Vete
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46549/jipvet.v11i3.244

Abstract

Abstract The purpose of this study was to determine the resistance of several antibiotics phenotypically and genotypically to detect the tetA gene from broiler chicken liver samples at Dukuh Kupang market, Surabaya. A total of 30 samples were taken and then prepared aseptically and sterile. Isolation on Eosin Methylene Blue Agar (EMBA) media, then microscopic examination using gram staining and biochemical tests of Triple Sugar Iron Agar (TSIA), Sulfide Indole Motility (SIM), Methyl Red (MR), Voges Prouskauers (VP) and Simons Citrate Agar (SCA). The identified Escherichia coli colonies were tested for antibiotic sensitivity using the Kirby Bauer method, then isolates that were proven to be resistant to tetracycline antibiotics were followed by genetic testing using the Polymerase Chain Reaction (PCR) method. The results showed that 20 of the 30 samples were positive for Escherichia coli. Escherichia coli isolates from chicken liver samples showed resistance to 30 µg tetracycline antibiotics by 85% (17 of 20 samples) Researchers also compared with other antibiotics, the highest resistance to ampicillin 10 µg was 90% (18 out of 20 samples), gentamicin resistance was 10 µg by 50% (10 of 20 samples) and 30 µg chloramphenicol antibiotic resistance by 30% (6 of 20 samples). The isolates that were resistant to tetracycline were confirmed by Polymerase Chain Reaction to detect the tetA gene with the final product in the form of a band with a length of 210 bp. Bacterial isolates resistant to Tetracycline antibiotics did not always show TetA gene expression in the PCR test. Keywords: Antibiotic Resistance; Escherichia coli; Market; TetA gene Abstrak Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui resistansi beberapa antibiotik secara fenotip dan secara genotip mendeteksi gen tetA dari sampel hati ayam broiler di pasar Dukuh Kupang Surabaya. Sebanyak 30 sampel diambil kemudian dipreparasi secara aseptis dan steril. Isolasi pada media Eosin Methilen Blue Agar (EMBA), selanjutnya dilakukan pemeriksaan mikroskopis menggunakan pewarnaan gram dan uji biokimiawi Triple Sugar Iron Agar (TSIA), Sulfide Indol Motility (SIM), Methyl Red (MR), Voges Prouskauers (VP), dan Simons Citrat Agar (SCA). Koloni Escherichia coli yang teridentifikasi dilakukan uji sensitifitas antibiotik dengan metode Kirby bauer, selanjutnya isolat yang terbukti resistan terhadap antibiotik tetrasiklin dilanjutkan pemeriksaan genetik dengan metode Polymerase Chain Reaction (PCR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa 20 dari 30 sampel positif Escherichia coli. Isolat Escherichia coli asal sampel hati ayam menunjukkan resistansi terhadap antibiotik Tetrasiklin 30 µg sebesar 85 % (17 dari 20 sampel) Peneliti juga melakukan perbandingan dengan antibiotik lainnya, resistensi tertinggi pada antibiotik ampisilin 10 µg sebesar 90 % (18 dari 20 sampel), resistensi gentamisin 10 µg sebesar 50 % (10 dari 20 sampel) dan resistensi antibiotik kloramfenikol 30 µg sebesar 30 % (6 dari 20 sampel). Isolat yang resisten terhadap tetrasiklin dikonfirmasi dengan Polymerase Chain Reaction untuk mendeteksi gen tetA dengan produk akhir berupa band dengan panjang 210 bp. Isolat bakteri yang resistan terhadap antibiotik Tetrasiklin tidak selalu menunjukkan ekspresi gen tetA pada uji PCR. Kata kunci: Escherichia coli; Gen TetA; Pasar; Resistansi Antibiotik.
Studi Kasus: Diagnosis dan Pengobatan Stomatitis pada Kucing Domestik Andarini, Zahrah Prawita; Indarjulianto, Soedarmanto; Nururrozi, Alfarisa; Yanuartono, Yanuartono; Raharjo, Slamet
Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Veterinary Science) Vol 11 No 3 (2021): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Vete
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46549/jipvet.v11i3.157

Abstract

Abstract Stomatitis is an inflammation that occurs in the oral mucosal tissue, characterized by ulcers. This case study aims to diagnose and treat stomatitis in a cat. A 7-month-old female domestic cat weighing 2.7 kg with lethargy, lost of appetite, decreased thirst, and was having sores for 2 days was examined. The cat was examined physically include anamnesis, an inspection of body condition and eating behavior, palpation of the skin, hair, and parts of the body that can be palpated, and auscultation of the thorax and abdomen. The blood sample that was examined includes the erythrocyte count, hemoglobin value, leukocytes count, and their differentials. Physical examination results showed hyperemic gingival, swollen submandibular and retropharyngeal lymphoglandula, and there were multiple ulcers on the lips and tongue. Hematological examination showed thrombocytopenia and monocytosis. The stomatitis was diagnosed to the cat with a good prognosis. Therapy was given for 5 consecutive days in the form of intramuscular injection of Amoxycillin 10 mg/kg BW twice daily, intramuscular injection of diphenhydramine HCl 1 mg/kg BW once daily, subcutaneous injection of 0.5 ml vitamin C once daily, oral administration of 0.5 ml multivitamin twice daily, and povidone-iodine for gargle twice a day applied lightly to the lesion area. Stomatitis in this case study was cured within 5 days by treating with amoxicillin, diphenhydramine HCl, vitamin C, multivitamins, and topical povidone-iodine. Keywords: Amoxicillin; Cat; Stomatitis; Vitamin C. Abstrak Stomatitis merupakan radang yang terjadi pada jaringan mukosa mulut yang ditandai adanya ulser. Studi kasus ini bertujuan melakukan diagnosis dan pengobatan stomatitis pada kucing. Studi kasus ini melaporkan seekor kucing domestik betina umur 7 bulan dengan berat badan 2,7 kg dengan keluhan lesu, tidak ada nafsu makan dan minum, serta menderita sariawan sejak 2 hari sebelum diperiksa. Kucing diperiksa secara fisik meliputi anamnesa, inspeksi terhadap kondisi tubuh dan perilaku makan, palpasi terhadap kulit, rambut, dan permukaan tubuh lainnya, serta auskultasi pada daerah thorax dan abdomen. Sampel darah kucing diperiksa terhadap jumlah eritrosit kadar hemoglobin, jumlah leukosit dan diferensialnya. Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan limfoglandula submandibula dan retropharingeal bengkak, gingiva hiperemi serta adanya ulser multiple pada bibir dan lidah. Hasil pemeriksaan darah menunjukkan trombositopenia dan monositosis. Berdasarkan hasil pemeriksaan kucing didiagnosis stomatitis dengan prognosis fausta. Kucing diberi terapi selama 5 hari berupa amoxicilin dosis 10 mg/kg BB dua kali sehari secara intramuskuler, dyphenhidramin HCl 1 mg/kg BB satu kali sehari secara intramuskuler, vitamin C sebanyak 0,5 ml satu kali sehari secara subkutan, multivitamin sebanyak 0,5 ml dua kali sehari secara per oral, dan povidone iodine dua kali sehari dioleskan pada lesi stomatitis. Stomatitis pada kasus ini dapat disembuhkan dalam waktu 5 hari dengan pemberian amoxicilin, dipenhidramin HCl, vitamin C, multivitamin secara sistemik dan povidone iodine secara topikal. Kata kunci: Amoksisilin; Kucing; Stomatitis; Vitamin c
Deskripsi Daging Rana Arfaki (Anura; Ranidae) yang Dikonsumsi Masyarakat Moiley di Pegunungan Arfak Pattiselanno, Freddy; Athabu, Anita Oce; Seseray, Daniel Yohanes
Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Veterinary Science) Vol 11 No 3 (2021): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Vete
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46549/jipvet.v11i3.199

Abstract

Abstract In Papua, especially in the Arfak Mountains, one of wild animals that commonly used as a non-animal protein source is frogs. Although it has been consumed by local people for generations, there is no representative information on the characteristics of Arfak frog meat. This study aims to determine the body weight and weight of carcass of Arfak frogs (Rana arfaki) comsumed by the Moiley communtiies in the Arfak Mountains. In addition, this study also attempts to reveal the physical quality and processing techniques of consumed Arfak forg meat. We used descriptive method with observation techniques in the field. The results show that an average body weight of Arfak frogs consumed in Mbenti is 2.53 ± 0.81gr, with an average of carcass percentage 46.77% and non-carcass percentage 53.23%. The physical quality of the meat is, fresh and looks intact, the color of flesh and muscles is white to yellowish white, has a distinctive aroma, and elastic texture as well as strong muscles. The pH value of fresh meat is an average of 7.03. Various meat processing techniques are practiced including fried, stir-fry, grilled and smoked, and pickling/smoked is more preffered bacuse it is easy and the meat can keep longer as a source of food for household animal protein. Keywords: Arfak; Cosnsumption; Meat; Quality; Rana arfaki Abstrak Di Papua khususnya di Pegunungan Arfak, salah satu jenis satwa yang dimanfaatkan masyarakat sebagai sumber protein hewani non-ternak adalah katak. Meskipun telah dikonsumsi oleh masyarakat lokal secara turun temurun, sampai saat ini belum tersedia informasi yang representatif tentang karakteristik daging katak Arfak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bobot badan dan berat karkas katak Arfak (Rana arfaki) yang dikonsumsi masyarakar Moiley di Pegunungan Arfak. Selain itu juga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas fisik dan teknik pengolahan daging katak Arfak yang dikonsumsi. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan teknik observasi atau pengamatan langsung di lapangan. Rataan bobot badan katak Arfak (Rana arfaki) yang dikonsumsi oleh masyarakat di Mbenti yaitu 2,53 ± 0,81gr dengan rataan persentase karkas yaitu 46,77% dan persentase non-karkasnya sebesar 53,23%. Kualitas fisik daging katak Arfak yaitu memiliki karakteristik segar dan tampak utuh, warna daging dan otot putih hingga putih kekuningan, memiliki aroma khas, dengan tekstur elastis serta memiliki otot kuat. Sedangkan nilai pH daging katak Arfak segar yang dikonsumsi oleh masyarakat yaitu rata-rata adalah 7,03. Teknik pengolahan daging yang dilakukan oleh masyarakat beragam antara lain goreng, tumis, bakar dan asap. Cara asar/asap lebih disenangi karena mudah dilakukan dan dapat memperpanjang masa simpan daging sebagai cadangan sumber pangan protein hewani rumah tangga. Kata kunci: Arfak; Daging; Konsumsi; Kualitas; Rana arfaki

Page 1 of 2 | Total Record : 19


Filter by Year

2021 2021


Filter By Issues
All Issue Vol. 13 No. 2 (2023): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Ve Vol. 13 No. 1 (2023): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Ve Vol. 12 No. 3 (2022): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Ve Vol. 12 No. 2 (2022): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Ve Vol. 12 No. 1 (2022): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Ve Vol 11 No 3 (2021): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Vete Vol. 11 No. 3 (2021): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Ve Vol 11 No 2 (2021): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Vete Vol. 11 No. 2 (2021): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Ve Vol 11 No 1 (2021): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Vete Vol. 11 No. 1 (2021): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Ve Vol 10 No 2 (2020): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Vete Vol. 10 No. 2 (2020): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Ve Vol 10 No 1 (2020): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Vete Vol. 10 No. 1 (2020): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Ve Vol 9 No 2 (2019): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Veter Vol. 9 No. 2 (2019): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Vet Vol. 9 No. 1 (2019): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Vet Vol 9 No 1 (2019): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Veter Vol 8 No 2 (2018): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Veter Vol. 8 No. 2 (2018): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Vet Vol 8 No 1 (2018): JURNAL ILMU PETERNAKAN Vol. 8 No. 1 (2018): JURNAL ILMU PETERNAKAN Vol. 7 No. 1 (2012): JURNAL ILMU PETERNAKAN Vol 7 No 1 (2012): JURNAL ILMU PETERNAKAN Vol 5 No 2 (2010): JURNAL ILMU PETERNAKAN Vol. 5 No. 2 (2010): JURNAL ILMU PETERNAKAN Vol. 5 No. 1 (2010): JURNAL ILMU PETERNAKAN Vol 5 No 1 (2010): JURNAL ILMU PETERNAKAN Vol. 4 No. `1 (2009): JURNAL ILMU PETERNAKAN Vol 4 No `1 (2009): JURNAL ILMU PETERNAKAN Vol. 3 No. 1 (2008): JURNAL ILMU PETERNAKAN Vol. 2 No. 1 (2007): JURNAL ILMU PETERNAKAN Vol. 1 No. 2 (2006): JURNAL ILMU PETERNAKAN Vol 1 No 2 (2006): JURNAL ILMU PETERNAKAN Vol. 1 No. 1 (2006): JURNAL ILMU PETERNAKAN Vol 1 No 1 (2006): JURNAL ILMU PETERNAKAN Vol 1 No 1 (2006): JURNAL ILMU PETERNAKAN More Issue