cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
Universitas Papua Jalan Gunung Salju, Amban, Manokwari, Papua Barat - 98314
Location
Kab. manokwari,
Papua barat
INDONESIA
Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Veterinary Sciences)
Published by Universitas Papua
ISSN : 2620939X     EISSN : 26209403     DOI : -
Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis diterbitkan oleh Fakultas Peternakan Universitas Papua. Jurnal ini merupakan media komunikasi ilmiah dibidang peternakan dan veteriner yang berupa hasil penelitian atau telaah pustaka (review) yang meliputi produksi ternak, nutrisi dan makanan ternak, sosial ekonomi peternakan, dan budidaya ternak/satwa harapan, kesehatan ternak dan hewan kesayangan, serta veteriner. Jurnal ini diterbitkan dengan frekuensi dua kali setahun pada bulan Maret dan September. Redaksi menerima sumbangan artikel dengan ketentuan penulisan seperti tercantum pada halaman akhir pada isi jurnal ini.
Arjuna Subject : -
Articles 12 Documents
Search results for , issue "Vol. 10 No. 2 (2020): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Ve" : 12 Documents clear
Aktivitas Urinasi dan Penampakan Ekor Berdiri Tegak Sebagai Indikator Tingkah Laku Kawin Rusa Timor (Cervus timorensis) Betina di Penangkaran Aro-M Manokwari: Urinating and an Upright-Tail Appearance as Indicators of the Female Timor Deer (Cervus timorensis) Mating Behavior in Aro-M Captive Facility, Manokwari Freddy Pattiselanno; Alfrida Gobay; Frandz Rumbiak Pawere
Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Veterinary Science) Vol. 10 No. 2 (2020): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Ve
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46549/jipvet.v10i2.82

Abstract

Abstract A deeper knowledge regarding the biology of the reproduction of tropical deer in its natural habitat is limited. The appearance of a standing tail and increased urination behavior are sexual characteristics of female deer. This research aims to study the mating behavior of females based on urination activity and upright-tail appearance in female Timor deer. The results showed that the lowest urination frequency of female deer (12.37%) occurred between 10.0012.00, while the highest (22.22%) was between 08.00-10.00. The appearance of tails that stand upright most often occurs in 06.00 - 08.00 (26.55%), and the lowest (8.19%), observed at 12.00-14.00. This study concludes that urination activity and appearance of upright tails was an indicator of the sexual desire of female deer to be mated by the male. Keywords: Behavior; Captivity; Female deer; Mating; Urinating Abstrak Pengetahuan yang mendalam mengenai biologi reproduksi rusa tropik yang ditangkarkan pada habitat aslinya masih sangat terbatas. Penampakan ekor yang berdiri tegak dan tingkah laku urinasi yang meningkat merupakan ciri rusa betina yang sedang berahi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkah laku kawin berdasarkan aktivitas urinasi dan penampakan ekor berdiri tegak pada rusa timor betina. Hasil penelitian menunjukkan bahwa frekuensi urinasi rusa betina terendah (12,37%) terjadi pada periode 10.00- 12.00 sedangkan yang paling tinggi (22,22%), pada periode 08.00-10.00. Penampakan ekor yang berdiri tegak paling sering terjadi pada periode 06.00–08.00 yaitu (26,55%), dan terendah (8,19%), teramati pada pukul 12.00-14.00 wit. Berdasarkan hasil penelitian ini disimpulkan bahwa aktivitas urinasi dan penampakan ekor berdiri tegak dapat digunakan sebagai indikator birahi rusa berina yang siap untuk dikawini pejantan. Kata kunci: Penangkaran; Rusa betina; Tingkah laku; Kawin; Urinasi
Distribusi Skabies pada Peternakan Sapi Potong di Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi Selatan: Distribution of Scabies in Beef Cattle in Barru District, South Sulawesi Meisi Nuriski; Ardilasunu Wicaksono; Chaerul Basri
Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Veterinary Science) Vol. 10 No. 2 (2020): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Ve
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46549/jipvet.v10i2.97

Abstract

Abstract Beef cattle farms in Barru district are susceptible to various diseases, including scabies. This study aims to analyze data about the distribution of disease temporally by measuring the spreading speed, and spatially by mapping risk areas for scabies over the past three years. The data of this study was collected using the records from Dinas Peternakan and conducting interviews using structured questionnaires. This research was a descriptive study by measuring the incidence rate and describing the risk map using geographic information system (GIS). The results of this study indicate that, based on the incidence rate, the average distribution rate of scabies in beef cattle in Barru is 13 cases per 10.000 head/year. This incidence rate always increases every year. Furthermore, the highest incidence of the disease occurs in Mallusetasi with an incidence rate of 35 cases per 10 000 head/year. The three areas that are classified as high risk are Mallusetasi, Tanete Riaja, and Barru. Control measures that have been carried out were not successful to reduce the spread of the disease. Keywords : Beef cattle; Distribution; Incidence rate; Risk; Scabies Abstrak Peternakan sapi potong di Kabupaten Barru rentan terhadap berbagai penyakit, termasuk skabies. Penelitian ini bertujuan menganalisis data distribusi kejadian penyakit secara temporal dengan mengukur kecepatan penyebaran, dan secara spasial dengan memetakan wilayah berisiko skabies selama tiga tahun terakhir. Data dalam penelitian ini menggunakan rekapan dari Dinas Peternakan dan wawancara mendalam menggunakan kuesioner terstruktur. Penelitian ini mengunakan metode deskriptif dengan mengukur incidence rate dan menggambarkan peta risiko menggunakan geographic information system (GIS). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan incidence rate, kecepatan rata-rata penyebaran skabies pada sapi potong di Kabupaten Barru sebesar 13 kasus per 10000 ekor—tahun. Nilai incidence rate tersebut selalu meningkat setiap tahunnya. Kejadian penyakit paling tinggi terjadi di kecamatan Mallusetasi dengan incidence rate sebesar 35 kasus per 10000 ekor—tahun. Terdapat 2 wilayah yang tergolong ke dalam risiko tinggi, yaitu Kecamatan Mallusetasi dan Kecamatan Tanete Riaja. Tindakan pengendalian yang telah dilakukan belum berhasil dalam mengurangi kecepatan penyebaran penyakit. Kata kunci: Sapi potong; Incidence rate; Penyebaran; Risiko; Skabies
Potensi Legum Pohon “Dema” Asal Kabupaten Sarmi Papua Sebagai Hijauan Pakan: The Potential of Dema Tree Legume in Sarmi Papua as a Forage Diana Sawen; Luki Abdullah
Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Veterinary Science) Vol. 10 No. 2 (2020): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Ve
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46549/jipvet.v10i2.99

Abstract

Abstract A preliminary study was carried out to determine the potential of dema tree legumes from Sarmi Papua as forage. Dema is the name of the local language for this legume. This study was conducted for 10 months in Sarmi regency, using a case study method with survey techniques, interviews, and laboratory analysis. The observations made included identification of species, morphology, and habitat as well as nutrient content. The results of this study indicate that there are two species of dema legume, the morphology was different in habitat description and leaf morphology. Propagations are by stem cuttings and seeds. The legumes nutritional content are 18.87% crude protein, 16.18% crude fiber, 3.97% calcium, and 17 amino acids. Forage production is around 2-4 kg/tree/3 months. Species identified as Ormocarpum orientale. The conclusion is dema legume has potential as forages. Keywords : Forages; Legumes; Potency; Sarmi Abstrak Suatu studi awal telah dilakukan untuk mengetahui potensi leguminosa pohon “dema” asal Kabupaten Sarmi Propinsi Papua sebagai hijauan pakan. Dema merupakan nama dari bahasa lokal untuk menyebut legume ini. Studi dilakukan selama 10 bulan, bertempat di kabupaten Sarmi, menggunakan metode studi kasus dengan teknik survei, wawancara dan analisis laboratorium. Pengamatan yang dilakukan meliputi identifikasi spesies, morfologi dan habitat serta kandungan gizi. Hasil studi menunjukkan bahwa terdapat 2 spesies legume dema, morfologinya spesifik pada deskripsi habitat dan morfologi daun. Perkembangbiaknnya dengan stek batang dan biji. Selanjutnya legume dema memiliki kandungan protein kasar sebesar 18,87%, serat kasar 16,18%, Kalsium (Ca) 3,97% dan juga 17 asam amino. Produksi hijauannya, 2-4 kg/pohon/3 bulan dan spesies teridentifikasi dengan nama Ormocarpum orientale. Dengan demikian berpotensi sebagai hijauan pakan. Kata kunci: Hijauan pakan; Legume pohon; Potensi; Sarmi
Pengaruh Berbagai Aditif terhadap Kandungan Serat Kasar dan Mineral Silase Kulit Pisang Kepok: The effect of various additives on crude fiber and mineral content of kepok banana peels silage Hieronymus Yohanes Chrysostomus; Theresia Nur Indah Koni; Tri Anggarini Yuniwati Foenay
Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Veterinary Science) Vol. 10 No. 2 (2020): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Ve
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46549/jipvet.v10i2.100

Abstract

Abstract Banana peels are rarely utilized as feedstuff alternatives due to their high content of crude fiber. Crude fiber can be reduced by biological treatment, specifically by making silage. One of the factors that influence the quality of silage is additives in the form of soluble carbohydrates. The purpose of this study was to examine crude fiber, calcium, and phosphorus banana peels silage by adding different additives. The silage of banana peel in this study used soluble carbohydrates such as rice bran, tapioca starch, and palm syrup, followed with a 21 days fermentation. This study was conducted with four treatments and five replications. The treatments were: P0 = banana peels without additives, P1 = banana peels + 5% rice bran, P2 = banana peels + 5% tapioca starch, P3 = banana peels + 5% palm syrup. Parameters measured in this study were the content of crude fiber, Ca, and P. Data were analyzed by analysis of variance and followed by Duncan's multiple range test. The results showed that the inclusion of rice bran, tapioca starch, and palm syrup by 5% reduce the crude fiber amount while also increase calcium and phosphorus levels in banana peels. The inclusion of tapioca starch as an additive by 5% had the highest reduction of crude fiber. The highest increase in calcium and phosphorus levels were obtained by adding 5% rice bran as a silage additive. The conclusion is the inclusion of soluble carbohydrates as additives not only reduce crude fiber content but also increase mineral content in banana peels. Keywords: Banana peels; Crude fiber; Calcium; Phosporus Abstrak Kulit pisang jarang dimanfaatkan sebagai bahan pakan alternatif, karena kadar serat kasar yang tinggi. Serat kasar dapat dikurangi dengan proses pengolahan biologi yaitu dengan pembuatan silase. Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas silase adalah aditif silase seperti karbohidrat mudah larut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji kadar serat kasar, kalsium, dan fosfor kulit pisang yang ditambahkan aditif yang berbeda. Pembuatan silase kulit pisang dalam penelitian ini menggunakan beberapa karbohidrat mudah larut seperti dedak padi, tepung tapioka dan gula air dan difermentasi selama 21 hari. Penelitian ini dilakukan dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuannya adalah: P0 = silase kulit pisang tanpa aditif, P1 = kulit pisang +5% dedak padi, P2 = kulit pisang + 5% tapioka, P3 = kulit pisang + 5% gula air. Parameter yang diukur meliputi kandungan serat kasar, Ca dan P. Data dianalisis anova dan dilanjutkan dengan uji DMRT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan dedak padi, tapioka dan gula air sebanyak 5% menurunkan serat kasar, dan meningkatkan kadar kalsium dan fosfor kulit pisang. Penurunan serat kasar tertinggi tertinggi pada penggunaan tapioka sebagai aditif dan mineral kalsium dan fosfor tertinggi pada penggunaan 5% dedak padi sebagai aditif silase. Disimpulkan bahwa penggunaan karbohidrat mudah larut sebagai aditif mampu menurunkan kadar serat kasar dan meningkatkan kandungan mineral pada kulit pisang. Kata kunci: Kulit pisang; Serat kasar; Kalsium; Fosfor
Faktor Penentu dan Dampak Keberadaan Perusahaan Ayam Ras Pedaging di Provinsi Nusa Tenggara Timur: The Determinants and Impact of the Existence of Broiler Business in East Nusa Tenggara Province Jefirstson Richset Riwukore; Yohanes Susanto; Fellyanus Habaora
Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Veterinary Science) Vol. 10 No. 2 (2020): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Ve
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46549/jipvet.v10i2.101

Abstract

ABSTRACT The research objective is to determine the determinants and impact of broiler chicken companies in East Nusa Tenggara. This research was conducted for 6 (six) months from September 2018-February 2019 with the research locations in Kupang Regency and Kupang City which were determined by purposive sampling. The research method is descriptive employing surveys, observations, and interviews. The informants consisted of 8 (eight) people, namely Head of Animal Husbandry Office of Kupang Regency, Head of Animal Husbandry Field at the Agriculture Office of Kupang City, Researchers from the Undana Faculty of Animal Husbandry, and 5 (five) farmer who are members of the organization Himpuli (Himpunan Pengusaha Unggas Lokal Indonesia). The types of data used are primary data and secondary data. The data analysis used is descriptive which is described in a narrative. The results showed that NTT Province has the potential to establish broiler breeding companies with a concentration of development in Kupang City or Kupang Regency for Timor Island, Nagekeo Regency for Flores Island, and Southwest Sumba Regency for Sumba Island. The existence of broiler breeding companies in NTT will increase the effectiveness of the broiler marketing chain, stimulate new jobs, increase income supported by policies, socio-culture, economy, and distribution. This of course has been well studied from the aspect of overcoming environmental damage caused by the presence of broiler breeding companies in NTT. Keywords: Companies; Breeding; Broiler ABSTRAK Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui faktor penentu dan dampak keberadaan perusahaan ayam ras pedaging di Nusa Tenggara Timur (NTT). Penelitian ini dilaksanakan selama 6 (enam) bulan dari bulan September 2018-Februari 2019 dengan lokasi penelitian di Kabupaten Kupang dan Kota Kupang yang ditentukan secara purposive sampling. Metode penelitian bersifat deskriptif dengan cara survei, observasi dan wawancara. Narasumber terdiri dari 8 (delapan) orang, yaitu Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Kupang, Kepala Bidang Peternakan pada Dinas Pertanian Kota Kupang, Peneliti dari Fakultas Peternakan Undana, dan 5 (lima) pengusaha ayam ras pedaging yang tergabung dalam organisasi Himpuli (Himpunan Pengusaha Unggas Lokal Indonesia). Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Analisis data yang digunakan adalah deskriptif yang dijabarkan secara naratif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Provinsi NTT berpotensi untuk didirikan perusahaan pembibitan ayam ras pedaging dengan konsentrasi pembangunan di Kota Kupang atau Kabupaten Kupang untuk wilayah Pulau Timor, Kabupaten Nagekeo untuk Pulau Flores, dan Kabupaten Sumba Barat Daya untuk kawasan Pulau Sumba. Adanya perusahaan pembibitas ayam ras pedaging di NTT akan meningkatkan efektifitas rantai pemasaran ayam ras pedaging, menstimulasi lapangan pekerjaan baru, meningkatkan pendapatan yang didukung oleh kebijakan, sosial budaya, ekonomi, dan distribusi. Hal tersebut tentu telah dikaji secara baik dari aspek penanggulangan kerusakan lingkungan yang ditimbulkan oleh adanya perusahaan pembibitan ayam ras pedaging di NTT. Kata kunci: Perusahaan; Pembibitan; Ayam ras pedaging
Pengaruh Pemberian Lemna Minor Sebagai Pakan Sapi Perah Terhadap Kadar Lemak, Berat Jenis, dan Bahan Kering Tanpa Lemak Susu Friesian Holstein: Effects of Giving Lemna Minor as Dairy Cattle Feed on Fat Levels, Density, and Solid Non Fat Milk of Friesian Holstein U Hidayat Tanuwiria; Raden Febrianto Christi
Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Veterinary Science) Vol. 10 No. 2 (2020): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Ve
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46549/jipvet.v10i2.102

Abstract

Abstract Lemna minor is a water plant that is easily obtained and has a good nutrient content that is high in protein. High protein for livestock can be used for production purposes. The study aims to determine the effect of administration of lemna minor on fat content, specific gravity, and dry matter without fat milk of friesien holstein dairy cows. The object of the study was 20 second-to-four-month FH lactating cows in the Dairy Farmer Group of Kp Tanggung Renteng Village, Pamegatan Village, Cikajang District, Garut Regency, West Java Province, then kept for 60 days and given feed according to treatment, namely R0 = Grass 60% + Concentrate 40%, R1 = 50% Grass + 40% Concentrate + 10% wet Lemna, R2 = 60% Grass + 37% Concentrate + 3% Dry Lemna, R3 = 50% Grass + 37% Concentrate + 10% Wet Lemna + 3% Dry Lemna, R4 = Grass 45% + Concentrate 38% + Wet Lemna 15% + Dry Lemna 2%. The results showed that the effect of administering lemna minor did not affect on fat content, specific gravity, and dry matter without milk fat. The conclusion that administration of lemna minor in dairy cattle feed cannot increase fat content, specific gravity, and dry ingredients without fat Holstein friesien milk. Keywords : lemna minor, fat content, density, solid non fat Abstrak Lemna minor merupakan tanaman air yang mudah diperoleh dan memiliki kandungan nutrient yang baik yaitu protein tinggi. Protein yang tinggi bagi ternak dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan produksi. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian lemna minor terhadap kadar lemak, berat jenis, dan bahan kering tanpa lemak susu sapi perah friesien holstein. Objek penelitian yang digunakan adalah 20 ekor sapi FH laktasi kedua sampai empat bulan di Kelompok Peternak Sapi Perah Kp Tanggung Renteng Desa Pamegatan Kecamatan Cikajang Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat kemudian dipelihara selama 60 hari dan diberikan pakan sesuai dengan perlakuan yaitu R0= Rumput 60% + Konsentrat 40%, R1= Rumput 50% + Konsentrat 40% + Lemna basah 10%, R2= Rumput 60% + Konsentrat 37% + Lemna Kering 3%, R3= Rumput 50% + Konsentrat 37% + Lemna Basah 10% + 3% Lemna Kering, R4= Rumput 45% + Konsentrat 38% + lemna basah 15% + Lemna Kering 2%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh pemberian lemna minor tidak berpengaruh terhadap (P>0,05) kadar lemak, berat jenis, dan bahan kering tanpa lemak susu. Kesimpulan bahwa pemberian lemna minor dalam pakan sapi perah tidak dapat meningkatkan kandungan lemak, berat jenis, dan bahan kering tanpa lemak susu friesien Holstein. Kata kunci : lemna minor, kadar lemak, berat jenis, bahan kering tanpa lemak
Pengaruh Penambahan Aspergilllus niger terhadap Kandungan Nutrien pada Proses Fermentasi Kulit Buah Kakao (Theobroma cacao): Effect of Adding Aspergillus niger on the Nutrient Content in the Fermentation Process of Cocoa Pods Engkus Ainul Yakin; Ahimsa Kandi Sariri; Sri Sukaryani
Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Veterinary Science) Vol. 10 No. 2 (2020): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Ve
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46549/jipvet.v10i2.109

Abstract

Abstract This research goal is to determine the nutrient content increased and decreased lignin content of cocoa pod fermented by Aspergillus niger. The assessment method was performed using the three treatments and four replications. T0 = cocoa pod fermentation without the addition of Aspergillus niger, T1 = cocoa pod fermentation by the addition of 5% Aspergillus niger, and T2 = cocoa pod fermentation by the addition of 10% of Aspergillus niger. Fresh cocoa pods were chopped to a size of 1-2 cm. Some of the cocoa pods are directly chopped, rolled, and dried while the rest are supplemented with Aspergillus niger. The mixture is stored within an aerobic medium for seven days. Observed variables include dry matter (DM), crude protein (CP), crude fiber (CFt), crude fat (CF), and lignin. Data were analyzed with analysis of variance unidirectional pattern (Oneway ANOVA) of the completely randomized design (completely randomized design), then if there are significant differences will be further tested by Duncan multiple range test. The results showed that cocoa pod fermented with A. niger decrease of dry matter, crude fat, crude fiber, and lignin. The conclusion is the addition of Aspergillus niger 5% will lower the lignin content (5.38%) compared to without the addition of Aspergillus niger (7.84%). Keywords: Aspergillus niger; Cocoa pod; Fermentation; Lignin Abstrak Penelitian dilakukan untuk mengetahui peningkatan kandungan nutrien dan penurunan kandungan lignin dari kulit buah kakao (KBK) yang difermentasi dengan A. niger. Metode penelitian yang dilakukan yaitu menggunakan tiga perlakuan dan empat ulangan. P0 = KBK fermentasi tanpa penambahan A. niger, P1 = KBK fermentasi dengan penambahan 5% A. niger, dan P2=KBK fermentasi dengan penambahan 10% A. niger . KBK segar dicacah dengan ukuran 1-2 cm. Sebagian KBK yang dicacah langsung dikeringkan kemudian digiling dan sebagian lainnya diberi penambahan A. niger. Campuran dimasukkan ke dalam wadah aerob selama 7 hari. Penelitian ini dirancang menggunakan desain penelitian rancangan acak lengkap. Variabel yang diamati meliputi kandungan bahan kering (BK), protein kasar (PK), serat kasar (SK), lemak kasar (LK) dan lignin. Data dianalisis menggunakan sidik ragam pola searah (oneway ANOVA) dan dilanjutkan uji jarak berganda Duncan (Duncan multiple range test/DMRT), apabila nilai P<0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fermentasi kulit buah kakao dengan A. niger menurunkan kandungan air, lemak kasar, serat kasar dan lignin. Disimpulkan bahwa penambahan A. niger 5% dapat menurunkan kandungan lignin (5,38%) dibandingkan dengan tanpa penambahan A. niger 10% (7,84%). Kata kunci : Aspergillus niger; Fermentasi; Kulit buah kakao; Lignin
Kualitas Fisik Telur Ayam Petelur pada Tingkat Pelaku Usaha di Kabupaten Manokwari Provinsi Papua Barat: Physical Quality of Layer Eggs Supply at the Level of Local Business in Manokwari Regency West Papua Province Ahmad Kamaruddin; Hanike Monim; Mulyadi Mulyadi; Priyo Sambodo
Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Veterinary Science) Vol. 10 No. 2 (2020): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Ve
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46549/jipvet.v10i2.111

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas fisik, lama penyimpanan dan rantai pemasaran telur ayam ras pasok pada distributor dan pengecer di Kabupaten Manokwari Provinsi Papua Barat. Sampel telur diambil dari tiga distributor dengan lama penyimpanan 12 hari dari pengecer yaitu pasar tradisional dan pasar moderen untuk masing-masing lama penyimpanan 17 hari dan 22 hari. Kualitas fisik yang diukur adalah kedalaman kantong udara, indeks albumin dan indeks yolk serta lama penyimpanan telur yang meliputi 12 hari, 17 hari dan 22 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa telur ayam ras pasok yang beredar di Kabupaten Manokwari telah mengalami penurunan kualitas fisik. Setelah lama penyimpanan 17 hari, berdasarkan badan standar nasional telur ayam ras pasok tidak layak dikonsumsi sehingga seharusnya tidak dipasarkan.
Pemanfaatan Daun Kelor (Moringa oleifera) Terhadap Kualitas Pertumbuhan Ayam Kampung Unggul Balitbangtan di Jayapura, Papua: Utilization of Moringa oleifera Leaves on Growth Quality of Kampung Unggul Balitbangtan Chicken in Jayapura, Papua Siska Tirajoh; Batseba M. W Tiro; Fransiskus Palobo; Rohimah H. S Lestari
Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Veterinary Science) Vol. 10 No. 2 (2020): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Ve
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46549/jipvet.v10i2.113

Abstract

Abstract Kampung Unggul Balitbangtan (KUB) chicken is a new improved variety of native chicken produced by the Agency for Agricultural Research and Development. In order to increase the productivity of KUB chickens, high quality feed ingredients are needed, one of the local feeds that has good nutritional content for chicken is Moringa oleifera Leaf Meal (MOLM). Moringa, a type of legume crop, can be used as a good source of protein for chicken growth. This study aims to determine the effect of MOLM on the quality of KUB chicken growth. Forty KUB chickens aged 6 weeks were allocated in this study and divided into 2 treatment groups, namely (i) T0 = without MOLM treatment; (ii) T1 = 5% MOLM treatment. Data were statistically analyzed using independent sample t-2 test or non-paired t test (non paired system) using Microsoft Excel application program. The parameters observed include body weight gain, body weight, feed consumption and feed conversion. The results showed that the addition of 5% MOLM to diet KUB chicken had a significant effect on an average body weight of 1,552.5 g/bird at 18 weeks, body weight gain of 1,000 g/bird, feed consumption of 5,720 g/bird and improve the feed conversion of 5.15. While those without added MOLM have an average body weight of 1,207 g/bird at 18 weeks, body weight gain of 723 g/bird, feed consumption is 5,150 g/bird, and feed conversion of 6.75. Keywords: Feed; Growth quality; KUB chicken; Moringa oleifera leaf meal; Abstrak Ayam KUB Balitbangtan merupakan varietas unggul baru ayam kampung hasil produksi Badan Litbang Pertanian. Untuk meningkatkan produktivitas ayam KUB diperlukan bahan pakan yang berkualitas, salah satu pakan lokal yang memiliki kandungan gizi yang baik untuk ayam adalah tanaman Kelor (Moringa oleifera). Kelor, sejenis leguminosa yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber protein untuk pertumbuhan ayam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tepung daun kelor/MOLM terhadap kualitas pertumbuhan ayam KUB. Empat puluh ekor ayam KUB umur 6 minggu dialokasikan dalam penelitian ini dan dibagi menjadi 2 kelompok perlakuan yaitu (i) T0 = perlakuan tanpa kelor; (ii) T1 = perlakuan daun kelor 5%. Data dianalisis secara statistik menggunakan uji independent sample t-2 atau non paired t test (non paired system) menggunakan program aplikasi Microsoft Excel. Parameter yang diamati meliputi pertambahan bobot badan, bobot akhir, konsumsi pakan dan konversi pakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan MOLM 5% pada pakan ayam KUB berpengaruh nyata terhadap rata-rata bobot badan akhir 1.552,5 g/ekor selama 18 minggu, pertambahan bobot badan 1.000 g/ekor, konsumsi pakan 5.720 g/ekor dan nilai konversi pakan 5,15 sedangkan yang tidak diberi MOLM memiliki bobot badan akhir rata-rata 1.207 g/ekor selama 18 minggu, pertambahan bobot badan 723 g/ekor, konsumsi pakan 5.150 g/ekor, dan konversi pakan 6,75. Kata kunci: Ayam KUB; Kualitas pertumbuhan; Pakan; Tepung daun kelor
Isolasi dan identifikasi Escherichia coli dari Sumber Air Minum Kandang Broiler serta Uji Aktivitas Antibakteri Lidah Buaya: Isolation and Identification Escherichia coli form Broiler Farm Water Source and Aloe Vera Antibacterial Activity Test Dian Meididewi Nuraini; Morsid Andityas; Adi Paramarta; Nur Rohman Najib; Agustina Dwi Wijayanti
Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Veterinary Science) Vol. 10 No. 2 (2020): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Ve
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46549/jipvet.v10i2.116

Abstract

Abstract Colibacillosis is one of the most problematic issues in the boiler industry. However, the antibiotic overuse has induced Escherichia coli resistance so that other alternative to reduce colibacillosis is needed. One of the alternatives is using aloe vera (Aloe barbadensis Miller), which has been widely used as an antibacterial agent. This study aims to isolate and identify E. coli from the broiler drinking water source and test the aloe vera antibacterial activity against it. Escherichia coli were isolated from well in three broiler farms in Moyudan District, Sleman, Yogyakarta that previously had colibacillosis. Escherichia coli were isolated using eosin methylene blue (EMB) agar and the metallic sheen colony was tested to confirm the biochemist reaction. The pure isolate of E. coli was used in the aloe vera inhibition test using Muller Hinton agar (MHA) by a Well Diffusion method. Aloe vera was processed using aquades and ethanol 70%. The aquades infusion was diluted into 12.5%, 25%, 50%, 75%, and 100% and the extract ethanol 70% was diluted into 10%, 12.5, %, 25%, 40%, and 50%. The bacterial identification showed that one of three samples contained E. coli which was then used for inhibition test. The result showed no inhibition zone in the aquades infusion while ethanol extract showed an inhibition zone in concentration 25%, 40%, and 50% of aloe vera extract with a diameter 19.5 mm, 24 mm, and 25 mm. It can be concluded that aloe vera ethanol extract has inhibitory activity against E. coli in poultry drinking water with a minimum concentration of 25%. Keywords: Aloe vera; Broiler drinking water; Escherichia coli; Inhibitory activity Abstrak Colibacilosis masih menjadi permasalahan dalam industri broiler. Penggunaan antibiotik berlebihan telah menyebabkan resistensi sehingga perlu alternatif lain. Salah satu alternatif adalah menggunakan bahan alami seperti adalah lidah buaya (Aloe barbadensis Miller) yang memilliki aktivitas antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengidentifikasi E. coli dari sumber air minum di kandang broiler serta menguji aktivitas inhibisi lidah buaya terhadap bakteri tersebut. Air yang digunakan sebagai sumber E. coli berasal dari sumur di tiga peternakan broiler di Kecamatan Moyudan, Sleman, Yogyakarta yang memiliki riwayat infeksi colibacilosis. Bakteri E. coli diisolasi menggunakan media eosin methylene blue (EMB) dan diuji sifat biokimia untuk mengkonfirmasi sifat bakteri E. coli. Isolat murni E. coli digunakan pada uji daya hambat bakteri dengan metode difusi sumuran menggunakan media Muller Hinton Agar (MHA). Lidah buaya diproses menggunakan aquades dan ethanol 70%. Infusa aquades diencerkan menjadi konsentrasi 12,5%, 25%, 50%, 75%, dan 100% dan ekstrak ethanol 70% diencerkan menjadi 10%, 12., %, 25%, 40%, dan 50%. Hasil isolasi menunjukan bahwa satu sumber air dari sumur di Desa Kolowenang mengandung E. coli yang kemudian digunakan pada pengujian daya hambat. Hasil pengujian menunjukan tidak ada daya hambat yang terbentuk pada infusa aquades sedangkan ekstrak etanol lidah buaya 25%, 40%, dan 50% menunjukan adanya zona hambat sebesar 19,5 mm, 24 mm, dan 25 mm berturut-turut. Ekstrak etanol lidah buaya pada penelitian ini memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan E. coli yang bersumber dari air minum broiler dengan konsentrasi terendah 25%. Kata kunci: Air minum broiler; Escherichia coli; Lidah buaya; Daya hambat bakteri

Page 1 of 2 | Total Record : 12


Filter by Year

2020 2020


Filter By Issues
All Issue Vol. 13 No. 2 (2023): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Ve Vol. 13 No. 1 (2023): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Ve Vol. 12 No. 3 (2022): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Ve Vol. 12 No. 2 (2022): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Ve Vol. 12 No. 1 (2022): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Ve Vol 11 No 3 (2021): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Vete Vol. 11 No. 3 (2021): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Ve Vol 11 No 2 (2021): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Vete Vol. 11 No. 2 (2021): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Ve Vol 11 No 1 (2021): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Vete Vol. 11 No. 1 (2021): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Ve Vol 10 No 2 (2020): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Vete Vol. 10 No. 2 (2020): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Ve Vol 10 No 1 (2020): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Vete Vol. 10 No. 1 (2020): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Ve Vol 9 No 2 (2019): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Veter Vol. 9 No. 2 (2019): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Vet Vol. 9 No. 1 (2019): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Vet Vol 9 No 1 (2019): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Veter Vol 8 No 2 (2018): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Veter Vol. 8 No. 2 (2018): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Vet Vol 8 No 1 (2018): JURNAL ILMU PETERNAKAN Vol. 8 No. 1 (2018): JURNAL ILMU PETERNAKAN Vol. 7 No. 1 (2012): JURNAL ILMU PETERNAKAN Vol 7 No 1 (2012): JURNAL ILMU PETERNAKAN Vol 5 No 2 (2010): JURNAL ILMU PETERNAKAN Vol. 5 No. 2 (2010): JURNAL ILMU PETERNAKAN Vol. 5 No. 1 (2010): JURNAL ILMU PETERNAKAN Vol 5 No 1 (2010): JURNAL ILMU PETERNAKAN Vol. 4 No. `1 (2009): JURNAL ILMU PETERNAKAN Vol 4 No `1 (2009): JURNAL ILMU PETERNAKAN Vol. 3 No. 1 (2008): JURNAL ILMU PETERNAKAN Vol. 2 No. 1 (2007): JURNAL ILMU PETERNAKAN Vol. 1 No. 2 (2006): JURNAL ILMU PETERNAKAN Vol 1 No 2 (2006): JURNAL ILMU PETERNAKAN Vol. 1 No. 1 (2006): JURNAL ILMU PETERNAKAN Vol 1 No 1 (2006): JURNAL ILMU PETERNAKAN Vol 1 No 1 (2006): JURNAL ILMU PETERNAKAN More Issue