Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

KERAGAMAN BOTANIS DAN KAPASlTAS TAMPUNG PADANG PENGGEMBALAAN ALAMI KABUPATEN YAPEN Junaidi, Muhammad; Sawen, Diana
Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Veterinary Science) Vol 5 No 2 (2010): JURNAL ILMU PETERNAKAN
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1786.682 KB)

Abstract

This study was conducted in several natural pasturing at Yapen regency during approximately 1 month. This study to aim detects botanic variety and carrying capacity of natural pasturing Yapen regency, Papua. Survey used in this study. This study is done to identifies and weight plant found at natural pasturing. At natural pasturing founds 22 species that consist of 7 palatable species (grass = Axonophus compressus, Cyperus kylingia (Kylingia monochepala), Andropogon sp, Eleusine indica, Digitaria pruriens, Cyperus rotundus and legume = Drymaria cordata) and 15 non palatable species (Cycloporus aridus, Menchrocephala bicolor, Psidium guajava, Mimosa pudica, Solanum verbascifolium, Commelinna memfusa, Eupatorium odoratum, Borreria laevis, Hyptis rhomboidea, Achyranthes aspera, Sida rhombifolia, Mengodia sarmentosa, Ageratum conyzoides, Murdania nudiflora, Biden pilosa) . Dominant species based on fresh weight are: non palatable species = 53,666 percent and palatable species = 46,333 percent. Palatable species consist of 43,757 percent grass and 2,575 percent legume. Carrying capacity of natural pasturing only 0,56 animal units a hectare or equal with 0,84 head Bali cattle (body weight about 300 kg) a hectare.
RESPON PRODUKSI RUMPUT GAJAH (PENNISETUM PURPUREUM), BENGGALA (PANICUM MAXIMUM) DAN SETARIA (SETARIA SPACELATA) TERHADAP PERBEDAAN SALINITAS Sawen, Diana; Lekitoo, Merlyn N; Kayadoe, Martha; Yoku, Onesimus; M. Djunaedi, M.
JURNAL RISET AGRIBISNIS & PETERNAKAN Vol 5, No 1 (2020): JURNAL RISET Agribisnis & Peternakan
Publisher : JURNAL RISET AGRIBISNIS & PETERNAKAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (511.525 KB)

Abstract

Hijauan adalah pakan ternak ruminansia hewan, di mana ketersediaan yang memadai dan berkelanjutan serta kualitas yang baik harus menjadi prioritas. Tempat untuk pertumbuhan atau lokasi, juga menentukan keberadaan dan produksi hijauan termasuk spesies rumput dalam penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar produksi rumput gajah, panicum dan cetaria pada perbedaan salinitas. Penelitian dilakukan selama 4 bulan, di Kompleks Perumahan dosen UNIPA Amban di Manokwari Papua Barat. Penelitian ini dirancang dengan desain petak split in to Completely Randomize design (CRD) 4x3 dengan 4 ulangan. Karena plot utama adalah spesies rumput dan subplot adalah salinitas berdasarkan media tanam. Faktor I adalah jenis rumput (Sp) yang terdiri dari: Pennisetum purpureum (Sp1), Panicum maksimum (Sp2) dan Setaria spacelata (Sp3) dan kemudian Faktor II adalah media tanam (M) yang terdiri dari: tanah 100% (M0), tanah 70 % + 30% pasir (M1), tanah 50% + 50% pasir (M2) dan tanah 30% + 70% pasir (M3). Analisis statistik menunjukkan bahwa pengaruh salinitas signifikan (P <0,05) pada variabel pertumbuhan tanaman, yaitu produksi bahan segar, produksi bahan kering dan rasio daun batang. Media tanam M1 (tanah 70% + pasir 30%) memberikan hasil terbaik, dan spesies yang responsif terhadap salinitas adalah Panicum maksimum (Sp2).
Potensi Legum Pohon “Dema” Asal Kabupaten Sarmi Papua Sebagai Hijauan Pakan Sawen, Diana; Abdullah, Luki
Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Veterinary Science) Vol 10 No 2 (2020): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Vete
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46549/jipvet.v10i2.99

Abstract

Abstract A preliminary study was carried out to determine the potential of dema tree legumes from Sarmi Papua as forage. Dema is the name of the local language for this legume. This study was conducted for 10 months in Sarmi regency, using a case study method with survey techniques, interviews, and laboratory analysis. The observations made included identification of species, morphology, and habitat as well as nutrient content. The results of this study indicate that there are two species of dema legume, the morphology was different in habitat description and leaf morphology. Propagations are by stem cuttings and seeds. The legumes nutritional content are 18.87% crude protein, 16.18% crude fiber, 3.97% calcium, and 17 amino acids. Forage production is around 2-4 kg/tree/3 months. Species identified as Ormocarpum orientale. The conclusion is dema legume has potential as forages. Keywords : Forages; Legumes; Potency; Sarmi Abstrak Suatu studi awal telah dilakukan untuk mengetahui potensi leguminosa pohon “dema” asal Kabupaten Sarmi Propinsi Papua sebagai hijauan pakan. Dema merupakan nama dari bahasa lokal untuk menyebut legume ini. Studi dilakukan selama 10 bulan, bertempat di kabupaten Sarmi, menggunakan metode studi kasus dengan teknik survei, wawancara dan analisis laboratorium. Pengamatan yang dilakukan meliputi identifikasi spesies, morfologi dan habitat serta kandungan gizi. Hasil studi menunjukkan bahwa terdapat 2 spesies legume dema, morfologinya spesifik pada deskripsi habitat dan morfologi daun. Perkembangbiaknnya dengan stek batang dan biji. Selanjutnya legume dema memiliki kandungan protein kasar sebesar 18,87%, serat kasar 16,18%, Kalsium (Ca) 3,97% dan juga 17 asam amino. Produksi hijauannya, 2-4 kg/pohon/3 bulan dan spesies teridentifikasi dengan nama Ormocarpum orientale. Dengan demikian berpotensi sebagai hijauan pakan. Kata kunci: Hijauan pakan; Legume pohon; Potensi; Sarmi
Typology Analyses and Strategic Stakeholders’ Mapping Using Network on Integrated Crops-Livestock Farming Systems Deny Anjelus Iyai; I Widayati; H Fatem; D Nurhayati; M Arim; H Monim; H Mofu; A Baaka; M L Orisu; D T.R Saragih; Y Syufi; O Yoku; J Woran; W Y Mofu; S Y Randa; D Sawen; A R Ollong; M Baransano; D Seseray; A G Murwanto; A Yaku; D D Rahardjo
SINTA Journal (Science, Technology, and Agricultural) Vol 1, No 2 (2020)
Publisher : Perkumpulan Dosen Muda (PDM) Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37638/sinta.1.2.53-64

Abstract

Stakeholders and their networks play prominent roles in developing the agricultural sector. For instance, the economic, social, and environmental indicators of farms are sustained by the involvement of stakeholders and other relevant parties. Therefore, exploring the importance and roles of actors has become strategic and vital to recognize. This research aims to determine the strategic stakeholders' typology and mapping using their network analyses on integrated crops-livestock farming systems in West New Guinea. The study was carried out in Manokwari using the focus group discussion on twenty various represented individuals, groups, and mass institutions. The queries discussed were based on background, resources delivery, inter-connectivity amongst actors, intervention, and innovation. The result showed that the stakeholders in mixed crop-livestock are dominated by individuals' that privately manage the farms officially in accordance with the laws. The result also showed that the farming systems in West New Guinea, experience real threats which need to be lowered to mitigate the turn-back effect. The top five shared resources are access, satisfaction, power, knowledge, and time allocation. These resources tend to stay longer to sustain the strong needs of the farms, which are dominated by positive similarity with varying ranges of correlation ranging from negative, neutral to positive. This is because the stakeholders are reluctant to deliver the intervention and innovation, therefore, those with low interest and power need to be promoted to high interest and power by using aids, guidance, and services from each actor in the mixed crop-livestock farms business.
PELATIHAN PEMBUATAN AMONIASI JERAMI PADI BAGI KELOMPOK PETERNAK DI DISTRIK PRAFI KABUPATEN MANOKWARI B. Santoso; B.T. Hariadi; D. Sawen
Buletin Udayana Mengabdi Vol 15 No 2 (2016): Jurnal Udayana Mengabdi
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The aim of community service was to introduce the technique of making ammoniated rice straw for farmermembers of Harapan Makmur and Tani Ternak Terpadu Sebelas groups. The activity was conducted during8 months (March to October 2015) at Prafi Districk, Manokwari Regency. The activities of communityservice consisted of introduce the technique of making ammoniated rice straw, demonstration and practice ofmaking ammoniated rice straw. Materials of ammoniated rice straw comprised rice straw, urea and water.The mixture of that materials was stored in polybag for 35 days. Farmer of both groups were very interestedin the topic of making ammoniated rice straw. The process rice straw by applying urea (ammoniation)increased crude protein content by 86.7% dan decreased crude fiber by 10.1%.
GROWTH RESPONSE OF Pennisetum purpureum, Setaria spacelata AND Panicum maximum IN SALINITY Diana Sawen; Lamberthus Nuhuyanan
Pastura : Jurnal Ilmu Tumbuhan Pakan Ternak Vol 10 No 1 (2020): Pastura Vol 10 No. 1 Tahun 2020
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/Pastura.2020.v10.i01.p04

Abstract

Suatu penelitian telah dilakukan untuk mengetahui respon pertumbuhan tiga jenis rumput yaitu rumputgajah, setaria dan benggala terhadap perbedaan salinitas. Penelitian dilakukan selama 3 bulan, berlokasi diKompleks Perumahan Dosen UNIPA Amban Manokwari Papua Barat. Penelitian didesain dengan rancanganacak lengkap dalam pola petak terpisah 4 × 3. Sebagai petak utama adalah spesies rumput dan anak petakadalah salinitas berdasarkan media tanam. Petak utama (Sp) adalah spesies rumput yang terdiri dari:Panicum maximum (Sp2), Setaria spacelata (Sp3) dan Pennisetum purpureum (Sp1). Anak petak (M)adalah media tanam yaitu 100% tanah (control) (M0), 70% tanah + 30% pasir (M1), 50% tanah + 50%pasir (M2), dan 30% tanah + 70% pasir (M3). Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 4 kali. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa perbedaan salinitas memberikan pengaruh yang berbeda pada pertumbuhantanaman yaitu tinggi tanaman, jumlah daun dan jumlah anakan dari setiap spesies rumput. Media tanamyang memberikan respon terbaik adalah M1 (70% tanah + 30% pasir) dan spesies yang memberikan responpositif terhadap salinitas adalah rumput setaria (Sp3).Kata kunci: salinitas, rumput gajah, setaria, benggala
GROWTH RESPONSE OF SETARIA GRASS (Setaria sphacelata) ON APPLICATION OF CUSCUS MANURE IN THE SECOND DEFOLIATION Sriani Nauw; Diana Sawen; Lamberthus Nuhuyanan; Muhammad Junaidi
Pastura : Jurnal Ilmu Tumbuhan Pakan Ternak Vol 11 No 1 (2021): Pastura Vol. 11 No. 1 Tahun 2021
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/Pastura.2021.v11.i01.p06

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan rumput setaria (Setaria sphacelata)yang diberikan pupuk kotoran satwa kuskus asal penangkaran pada defoliasi kedua. Penelitian dilakukanselama 3 bulan berlokasi di Jl. Flamboyan B.18 Amban Manokwari Papua Barat. Penelitian didesain denganrancangan acak lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan yang diberikan antara lain:P0= kontrol (tanpa pupuk); P1= Pupuk kotoran satwa kuskus berbasis pakan pisang; dan P2= pupuk kotoransatwa kuskus berbasis pakan avokad. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupukkotoran satwa kuskus berbasis pakan pisang dan avokad memberikan pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah daun, dan jumlah anakan rumput Setaria sphacelata. Rataan tinggi tanaman, jumlah daun, dan jumlah anakan terbaik dihasilkan pada perlakuan P1 berturut-turut adalah 52,98±2,34 cm, 74,63±18,46 helai daun, dan 16,30±4,97 anakan. Perlakuan pemberian pupuk kotoran satwa kuskus memberikan hasil optimal pada pertumbuhan rumput setaria. Kata kunci: Setaria sphacelata, pupuk organik, pertumbuhan
RESPONSE OF BEDE GRASS (Brachiaria decumbens) PRODUCTION DUE TO DEKAMON HORMONE TREATMENT IN VARIOUS SPRAYING FREQUENCY OF GANDASIL D Diana Sawen; M. Aff’an Muin; . Susilowati
Pastura : Jurnal Ilmu Tumbuhan Pakan Ternak Vol 9 No 2 (2020): Pastura Vol. 9 No. 2 Tahun 2020
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (352.212 KB) | DOI: 10.24843/Pastura.2020.v09.i02.p01

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui respon produksi rumput Brachiaria decumbens akibat perlakuanpemberian dekamon sebagai zat pengatur tumbuh pada berbagai frekuensi penyemprotan pupuk daungandasil. Penelitian berlangsung selama 4,5 bulan, bertempat di Balai Pembibitan Ternak dan HijauanMakanan Ternak (BPT-HMT) Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Papua Barat, KampungSumber Boga, Distrik Masni, Kabupaten Manokwari dan Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak FapetUNIPA Manokwari. Rancangan eksperimen yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengandua perlakuan. Perlakuan dekamon (D) dengan 6 taraf yaitu D0 (tanpa pemberian), D1= 0,4 ml/250 ml air,D2= 0,5 ml/250 ml air, D3=0,6 ml/250 ml air, D4=0,7 ml/250 ml air dan D5= 0,8 ml/250 ml air. Masingmasingtaraf perlakuan diulang 5 kali. Selanjutnya menggunakan 3 petak percobaan dengan ukuran 2,4 ×2 m2 /petak untuk perlakuan frekuensi penyemprotan pupuk daun dengan Gandasil D, masing-masing petak I (S0) untuk tanpa penyemprotan, petak II (S1) untuk penyemprotan 1 kali/minggu dan petak III (S2) untuk enyemprotan 2 kali/minggu. Data dianalisis secara statistik dengan analisis ragam dan perbedaan antara taraf perlakuan dianalisis dengan uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian dekamon sebagai zat pengatur tumbuh tidak berpengaruh terhadap produksi rumput bede, namun frekuensi penyemprotan pupuk daun 2 kali/minggu berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah tunas rumput bede pada dosis dekamon 0 ml dan 0,6 ml. Dosis dekamon yang tepat bagi produksi rumput bede adalah tanpa dekamon dengan frekuensi penyemprotan 2 kali/minggu. Kata kunci: Brachiaria decumbens, produksi, dekamon, pupuk daun
BOTANIC COMPOSITION AND DRY MATTER PRODUCTION OF FORAGES UNDER PALM OIL SHADE OF PT MEDCO PAPUA HIJAU SELARAS MANOKWARI Diana Sawen; M. Junaidi; Hengky Y. Yepasedanya
Pastura : Jurnal Ilmu Tumbuhan Pakan Ternak Vol 11 No 1 (2021): Pastura Vol. 11 No. 1 Tahun 2021
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/Pastura.2021.v11.i01.p11

Abstract

Studi ini dilakukan untuk mengetahui komposisi botani dan produksi bahan kering hijauan pakan yangterdapat di bawah naungan kelapa sawit. Penelitian dilakukan pada perkebunan kelapa sawit milik PT.Medco Papua Hijau Selaras Manokwari selama 2 bulan. Metode yang digunakan adalah metode deskriptifdengan teknik studi kasus. Analisis kadar air dilakukan di sub Laboratorium Agrostologi Fakultas PeternakanUniversitas Papua. Hasil studi memperlihatkan bahwa spesies yang ditemukan berjumlah 22 spesies, produksi bahan kering hijauan pakan di bawah naungan kelapa sawit pada areal kelapa sawit umur 2 tahun adalah sebesar 0,36 ton/ha, pada umur 3 tahun sebesar 0,44 ton/ha dan pada areal kelapa sawit umur 4 tahun sebesar 0,45 ton/ha. Kandungan bahan kering hijauan pakan berkisar antara 5,85-20,80%, dan kapasitas tampung untuk ketiga umur tanam kelapa sawit masing-masing sebesar 0,12 UT/ha/tahun (2 tahun), 0,15 UT/ha/tahun (3 tahun) dan 0,15 UT/ha/tahun (umur tanam 4 tahun). Komposisi spesies hijauan dan kapasitas tampung areal ini belum ideal. Kata kunci: komposisi botani, naungan kelapa sawit, produksi bahan kering
KELIMPAHAN SPESIES DAN PRODUKSI BAHAN KERING HIJAUAN PAKAN KELINCI DI KABUPATEN PANIAI Diana Sawen; B.W. Irianti Rahayu
Pastura : Jurnal Ilmu Tumbuhan Pakan Ternak Vol 5 No 1 (2015): Pastura Vol. 5 No. 1 Tahun 2015
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (369.958 KB) | DOI: 10.24843/Pastura.2015.v05.i01.p05

Abstract

The potential forage largely determines the success of the development of a ruminants farm. This study aims to find out how much abundance and production of dry matter forage of rabbits. The study was conducted for one month in the District of East Paniai and Tigi in Paniai Regency, analysis of dry matter at the Laboratory of Animal Nutrition and Feed FPPK UNIPA Manokwari, using descriptive method with survey techniques and field observations. This study shows that there are five species of grasses, 5 species of non forage and 4 types of food crops which is consumed by the rabbit with fresh forage production is 4600 gram/ m2. Dry matter production of 5630.71 gram/m2 and dry matter percentage of 23.56%., while the legume species was not found.Key words: species abundance, dry matter, rabbit forage