cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
WIDYA LAKSANA
ISSN : 14104369     EISSN : 25496859     DOI : -
Core Subject : Education,
Widya Laksana is a scientific multidisciplinary journal published by Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Pendidikan Ganesha twice a year; January and August
Arjuna Subject : -
Articles 9 Documents
Search results for , issue " Vol 2, No 2 (2013)" : 9 Documents clear
PENERAPAN PROGRAM IPTEKS BAGI WILAYAH (IbW) DI KECAMATAN NUSA PENIDA KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN 2012 Suwindra, I Nyoman P
JURNAL WIDYA LAKSANA Vol 2, No 2 (2013)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (946.972 KB) | DOI: 10.23887/jwl.v2i2.9144

Abstract

Program Ipteks bagi Wilayah (IbW) di Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung tahun 2012 ditujukan untuk memberdayakan potensi yang ada di masyarakat. Sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pemberian bantuan Iptek dari Perguruan Tinggi, dukungan Pemda, serta peran partisipasi masyarakat menjadi hal yang sangat penting. Bidang-bidang yang menjadi fokus perhatian dalam program ini adalah bidang pendidikan, pertanian-peternakan, industri rumahan, infrastruktur, dan lingkungan hidup. Desa lokasi program IbW Nusa Penida adalah Desa Suana, Desa Batukandik, dan Desa Sakti. Program ini dilaksanakan melalui metode/model: Partisipatory Rural Apprasial (PRA), Enthrepreneurship Capasity Building (ECB), Technology Transfer (TT), dan Information Technology (IT), dalam berbagai bentuk kegiatan seperti pendidikan dan pelatihan (diklat), pembinaan dan pendampingan, penyuluhan, percontohan (demplot), dan penghijauan. Adapun hasil dari kegiatan ini adalah; (1) meningkatnya pengetahuan dan keterampilan dalam bidang komputer bagi staf desa, kecamatan, dan guru-guru SD; (2) meningkatnya pengetahuan dan keterampilan  bagi  anggota kelompok  Sari  Gading  bidang  pembuatan  VCO;  (3) membuat demplot biogas bagi petani; (4) meningkatkan keterampiran proses pembelajaran bagi bagi guru-guru PAUD; (5) meningkatnya keterampilan masyarakat sesuai minatnya sambil mereka belajar membaca dan berhitung; (6) meningkatkan keterampilan membuat media pembelajaran IPA berbasis lokal; (7) meningkatkan kualitas batako dan dampak lingkungan; (8) meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang cara pembibitan dan menanam pohon penghijauan sekitar 2.000 pohon jati dan karet setiap desa; (9) pengembangan budidaya jarak kepyar bekerjasama dengan Kimia Farma yang melibatkan sekitar 400 petani.
PELATIHAN MICROSOFT POWER POINT 2007 UNTUK ANAK- ANAK PANTI ASUHAN SE-KECAMATAN BULELENG Kesiman, Made Windu Antara
JURNAL WIDYA LAKSANA Vol 2, No 2 (2013)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3164.655 KB) | DOI: 10.23887/jwl.v2i2.9140

Abstract

Tujuan   dari   pelaksanaan   program   pengabdian   masyarakat   ini   adalah   untuk meningkatkan keterampilan anak asuh dari panti asuhan se-Kecamatan Buleleng yang sedang mengenyam bangku pendidikan SMP, SMA maupun Perguruan Tinggi, dalam penggunaan aplikasi Microsoft Power Point, dan untuk mengenalkan versi terbaru Microsoft  Power  Point  2007  kepada  anak  asuh  dari  panti  asuhan  se-Kecamatan Buleleng yang sedang mengenyam bangku pendidikan SMP, SMA maupun Perguruan Tinggi, sehingga dapat memperkecil jurang kesenjangan antara tingkat keterampilan anak asuh tersebut dengan kebutuhan dunia kerja yang nyata. Metode penerapan ipteks yang dilakukan adalah berbentuk pelatihan pengenalan dan eksplorasi Microsoft Power Point versi 2007. Kegiatan pelatihan keterampilan ditunjang dengan ceramah, tanya jawab  dan  tentu  saja  praktek  secara langsung  di  laboratorium  komputer.  Modul pelatihan akan diberikan kepada peserta sebagai alat bantu dalam kegiatan praktek di laboratorium. Dari hasil evaluasi serta temuan-temuan yang diperoleh selama pelaksanaan kegiatan P2M ini, dapat disimpulkan bahwa program P2M ini telah mampu memberikan manfaat yang sangat besar dan tepat sasaran bagi khalayak anak-anak panti asuhan yang menjadi khalayak sasaran dalam kegiatan ini. Bentuk pelatihan seperti ini merupakan bentuk yang sangat efektif untuk memberikan penyegaran dan tambahan wawasan serta pengetahuan baru di bidang teknologi informasi di luar proses pembelajaran yang diterima di sekolah masing-masing.
IbW DI KAWASAN GREENBELT KECAMATAN SUKASADA KABUPATEN BULELENG Mardana, Ida Bagus Putu
JURNAL WIDYA LAKSANA Vol 2, No 2 (2013)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2332.31 KB) | DOI: 10.23887/jwl.v2i2.9145

Abstract

Kawasan greenbelt merupakan wilayah konservasi air dan vegetasi hijau (greenbelt zone) yang membentang dari dataran rendah ke perbukitan bedugul berpotensi bagi pengembangan wisata desa, agrowisata, kerajinan kreatif-inovatif, pertanian dan peternakan sebagai sumber kehidupan  masyarakat di kecamatan Sukasada. Kawasan ini masih bergulat dengan masalah kemiskinan, eksklusivitas-wisata,  angka pengangguran, buta aksara, putus sekolah, rawan bencana, konflik sosio-ekonomi-politik, derajat kesehatan dan pendidikan masyarakat yang rendah bagi kabupaten Buleleng. Kondisi faktual masyarakat di kawasan ini, mendorong  Undiksha bekerjasama dengan Unipas dan Pemkab Buleleng untuk melaksanakan kegiatan IbW. Kegiatan IbW kawasan greenbelt di kecamatan Sukasada   kabupaten Buleleng Provinsi Bali, menyasar pada 4(tempat) desa, yakni desa Ambengan, desa Gitgit, desa Wanagiri, dan desa Pancasari bertujuan  untuk  melakukan  pemetaan  aset  wilayah    dan  pemberdayaan  masyarakat dalam melaksanakan program ipteks peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam pertanian-peternakan-perikanan, pendidikan life skill, kewirausahaan, pembinaan adat- istiadat, keagamaan,  lembaga sosial, sanitasi, dan kepariwisataan. Metode pelaksanaan IBW dalam pemberdayaan masyarakat menggunakan pendekatan SLA (Sustainable Livelihoods Approach), yang bersendikan pada 3(tiga) tahapan kegiatan, yakni (1) tahap penyadaran (Awareness), (2) tahap pengkapasitasan/pendampingan (capaciting/ scaffolding), dan (3) tahapan pelembagaan (institutionalization). Kegiatan IbW pada tahun menghasilkan luaran : (1) Rencana strategis (Renstra) dan pemetaan wilayah,  (2) terwujudnya  sentra  pengolahan kelapa  Terwujudnya  demplot  peternakan-pertanian ramah lingkungan (zero waste), (3) terwujudnya produk wisata rural-agrotourism culture, dan (4) publikasi ilmiah hasil program IbW pada jurnal lokal, nasional, dan internasional.
SOSIALISASI DAN DESIMINASI UNDANG-UNDANG PERKAWINAN (UU NO. 1 TAHUN 1974) DALAM PRAKTEK PERKAWINAN POLIGAMI PADA MASYARAKAT DESA SONGAN KECAMATAN KINTAMANI Windari, Ratna Arta
JURNAL WIDYA LAKSANA Vol 2, No 2 (2013)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1113.829 KB) | DOI: 10.23887/jwl.v2i2.9136

Abstract

Kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan wawasan tentang UU. No. 1 Tahun 1974 pada karang taruna Desa Songan Kecamatan Kintamani. Program ini merupakan program yang bersifat terminal dalam rangka peningkatan wawasan dan pengetahuan karang taruna di  Desa Songan Kecamaan Kintamani dalam memahami syarat, asas, tujuan dan makna perkawinan sesuai dengan UU. No. 1 Tahun 1974 dengan sistim jemput bola. Untuk kepentingan pencapaian tujuan program ini, maka rancangan yang dipandang sesuai untuk dikembangkan adalah “RRA dan PRA” (rural rapid appraisal dan participant rapid appraisal). Setelah diberikan sosialisasi oleh tim Pakar Hukum dari Undiksha Singaraja karang tarunan Desa Sosngan memiliki pengetahuan yang jelas dan utuh mengenai hakekat perkawinan, makna perkawinan, dan syarat-syarat perkawinan sesuai dengan UU No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan, karang taruna peserta pelatihan memperoleh gambaran yang jelas mengenai syarat-syarat perkawinan, termasuk syarat- syarat perkawinan poligami yang selama ini banyak dilangsungkan tidak sesuai dengan asasnya, peserta pelatihan juga mendapatkan gambaran yang jelas mengenai status dan kedudukan perempuan dan anak-anak yang terlahir dari perkawinan yang sah dan implikasi hukumnya bagi kaum perempuan dan anak-anak yang terlahir dari perkawinan yang  tidak  sah,  dan  karang tarunan  memperoleh  pengetahuan  yang jelas  mengenai proses dan prosedur pelaksanaan pembatalan perkawinan, bila tidak memenuhi syarat- syarat sebagaimana yang diatur dalam UU No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan.
PELATIHAN MEMBUAT KREASI BENDA FUNGSIONAL DARI KAIN FLANEL UNTUK MENUMBUHKAN JIWA WIRAUSAHA DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI BAGIAN B SINGARAJA Angendari, Made Diah
JURNAL WIDYA LAKSANA Vol 2, No 2 (2013)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1145.124 KB) | DOI: 10.23887/jwl.v2i2.9141

Abstract

Kegiatan Pengabdian pada Masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pelatikan membuat  kreasi  benda  funsioanal  menggunakan  kain  flanel  yang  siap  dijual  dan mampu menumbuhkan jiwa wirausaha serta untuk mengetahui tanggapan siswa Sekolah Luar Biasa Bagian B terhadap pelatihan pembuatan kreasi benda fungsioal menggunakan bahan kain flanel sekaligus menumbuhkan jiwa wirausaha. Metode kegiatan pengabdian masyarakat  ini  menggunakan  metode  ceramah, demontrasi langsung dipraktekkan oleh  peserta,  serta tanya jawab. Metode ceramah  digunakan untuk menyampaikan pengetahuan secara umum tentang kreasi produk fungsional dan kain flanel, yaitu meliputi sejarah kain flanel, kegunaan kain flanel, macam-macam kain flanel. Demontrasi digunakan untuk memberikan keterampilan langsung mengenai proses pembuatan kreasi produk fungsional yang berbahan baku kain flnnel, peralatan yang diperlukan serta bahan digunakan dalam pembuatan produk fungsional. Tanya jawab  digunakan  untuk  melengkapi  hal-hal  yang  belum  terakomodasi  oleh  kedua metode di atas. Pelatihan ini melibatkan dosen Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga yang bekerja sama dengan Sekolah Luar Biasa Bagian B Singaraja yang melibatkan  siswi  SD,  SMP  dan  SMA  sebagai subyek  sasaran. Hasil  pelatihan pembuatan kreasi benda fungsional dari kain flanel dapat dinyatakan berhasil. Hal ini dapat dilihat dari: (1) Kehadiran peserta sesuai dengan target yaitu 91% (20 dari 22 siswa) (2) hasil pelatihan dinyatakan sangat baik sesuai dengan analisis rubrik penilaian kinerja. (3) Peserta sangat antusias mengikuti pelatihan yang dilihat dari keseriusan mengikuti pelatihan, banyaknya produk yang dibuat dan mencoba membuat produk dengan kresai masing-masing.
PELATIHAN PENGEMBANGAN PENILAIAN KINERJA MENULIS BAHASA INGGRIS BAGI GURU BAHASA INGGRIS SMA KECAMATAN BULELENG Marhaeni, AAIN
JURNAL WIDYA LAKSANA Vol 2, No 2 (2013)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1067.573 KB) | DOI: 10.23887/jwl.v2i2.9137

Abstract

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk workshop berkelanjutan ini dilaksanakan berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan oleh Prof. Dr. A.A. Istri Ngurah Marhaeni, M.A (2009). Ada tiga tahap pelaksanaan kegiatan: pelatihan, implementasi, dan refleksi serat perencanaan tindak lanjut.bSecara umum, pelaksanaan P2M berjalan dengan baik, semua peserta: 17 orang guru Bahasa Inggris SMA dan 3 pengawas mata pelajaran Bahasa Inggris SMA Kecamatan Buleleng, hadir dalam setiap tahapan kegiatan. Guru-guru mampu mengimplemenasikan instrument penilaian kinerja menulis  dengan  baik  pula.  Instrument  tersebut  dapat  membantu  guru  untuk  lebih objektif  untuk  memberikan  penilaian  terhadap  kemampuan  menulis  siswa;  melatih siswa untuk bisa menjadi pebelajar mandiri, lebih teliti karena berpatokan pada instrument yang sangat rinci sehingga mereka   mampu mengevaluasi dirinya sendiri; dan adanya pemantauan dalam proses menulis membantu siswa untuk menghasilkan karya  yang lebih baik.  Namun, disisi lain, pengimplementasian instrument ini juga memiliki kelemahan. Instrumen yang rinci (analitik) terkesan rumit untuk diimplementasikan oleh beberapa orang guru pada awalnya sehingga perlu waktu yang lebih banyak untuk melakukan penskoran. Karena instrument ini digunakan juga untuk menilai proses, maka jumlah pertemuan pun jadi bertambah sedangkan keterampilan berbahasa yang lain juga harus diajarkan, dan input siswa yang rendah juga mempengaruhi kesuksesan penimplementasian instrument. Jadi disarankan, dengan kondisi  sekolah  yang  berbeda-beda,  terutama  dari  input  siswa,  guru  agar  tetap termotivasi untuk berlatih mengimplementasikan instrument tersebut agar dapat mendorong siswa untuk berprestasi. Instrumen tersebut bisa menjadi jalan keluar untuk bisa melatih diri menjadi objektif, melatih siswa untuk sadar akan dikelemahan dan kelebihan yang dimilikinya dalam menulis, serta mampu menghargai suatu proses dari pada hanya sekadar hasil.
BALINISASI MASAKAN VEGETARIAN Suja, I Wayan; Retug, Nyoman
JURNAL WIDYA LAKSANA Vol 2, No 2 (2013)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8113.008 KB) | DOI: 10.23887/jwl.v2i2.9142

Abstract

Kesadaran masyarakat untuk beralih kepada makanan alami, termasuk makanan vegetarian, sesungguhnya memberikan peluang bisnis bagi mereka yang bergerak dalam bidang usaha kuliner. Peluang tersebut semula hanya dimanfaatkan oleh warga keturunan dengan menyediakan masakan Cina, yang selain terasa aneh di lidah, juga tergolong mahal. Untuk itu, dipandang perlu untuk membalinisasi masakan vegetarian bekerja sama dengan mitra lokal yang bergerak dalam bidang usaha kuliner vegetarian. Dua mitra telah dilibatkan, yaitu Depot Vegetarian Bhoga Laksmi dan Depot Vegetarian Bu Krisna, yang masing-masing berlokasi di sebelah Timur dan Barat kota Singaraja, Bali. Dari wawancara dan observasi awal ditemukan bahwa kedua mitra masih perlu diberikan pemahaman berkaitan dengan seluk-beluk vegetarian dan dilatih membuat masakan vegetarian khas Bali, termasuk penggunaan bumbu-bumbu Bali (basa genep). Kegiatan IbM ini dilaksanakan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan mitra dalam membuat masakan vegetarian dengan nuansa Bali menggunakan bahan-bahan dan  bumbu  lokal  dan  alami. Kegiatan  dilakukan  dengan  metode  pelatihan,  yang meliputi diskusi dan praktek.  Hasil kegiatan berupa pemahaman dan kemampuan mitra untuk mengkomunikasikan makanan vegetarian semakin mantap, serta terampil membalinisasi masakan vegetarian. Masakan vegetarian yang dihasilkan dalam kegiatan IbM ini memiliki karakteristik sebagai berikut. Pertama, jenis masakannya mengikuti makanan tradisional Bali atau sudah diadaptasi dalam khasanah budaya kuliner Bali. Jenis-jenis masakan tersebut, meliputi lawar, tum, sate, urutan, be siap sitsit, be kuah, rawon, ati, syobak, plecing, dan lain-lainnya. Kedua, menurut konsumen tekstur masakan vegetarian yang dibuat sudah sangat mirip dengan masakan produk daging hewani. Ketiga, bumbu yang digunakan merupakan produk sendiri menggunakan bahan-bahan alami lokal. Penggunaan bumbu lokal tersebut (terutama basa gede/basa genep) menyebabkan masakan  vegetarian  yang dihasilkan memiliki aroma dan rasa sesuai dengan selera masyarakat Bali. Ketiga spesifikasi tersebut merupakan keunggulan masakan vegetarian khas Bali yang dihasilkan, sebagai produk usaha kreatif untuk membalinisasi masakan vegetarian. Inovasi produk dan peningkatan pelayanan kepada pelanggan telah berdampak positif terhadap penghasilan harian mereka. Semula penghasilan per hari kedua mitra masing-masing berkisar antara Rp.150 – 200 ribu, setelah pelatihan mencapai Rp. 275 – 400 ribu rupiah.
P2M PELATIHAN PEMBUATAN MOU POKDARWIS TUNJUNG MEKAR DI DESA SAMBANGAN Dini Andiani, Nyoman
JURNAL WIDYA LAKSANA Vol 2, No 2 (2013)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (947.178 KB) | DOI: 10.23887/jwl.v2i2.9138

Abstract

Kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat (P2M) yang dilaksanakan ini bertujuan untuk memberikan pelatihan pembuatan contract agreement latter kepada anggota POKDARWIS Tunjung Mekar, sebagai langkah awal menciptakan kerjasama yang profesional antara pihak pengelola potensi Desa Sambangan dengan pihak travel perjalanan wisata, yang nantinya akan membawa wisatawan untuk berkunjung ke Desa Sambangan. Selain sebagai suatu ikatan kerjasama, adanya MOU ini, merupakan satu kesatuan sales kit. Metode yang digunakan dalam Program Pengabdian pada Masyarakat ini adalah  metode kerja kolaborasi antara dosen, dan masyarakat sasaran (dalam hal ini adalah anggota POKDARWIS Tunjung Mekar). Di samping itu, dalam melaksanakan Program Pengabdian pada Masyarakat ini, tim P2M juga menggunakan metode observasi, metode penyuluhan dan pelatihan, serta metode wawancara dan evaluasi kegiatan.
PENDAMPINGAN TERPADU BERBASIS KAJI TINDAK PEMBELAJARAN BAGI GURU-GURU SAMA DI KABUPATEN KLUNGKUNG DAN KARANGASEM Suardana, I Nyoman
JURNAL WIDYA LAKSANA Vol 2, No 2 (2013)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1075.156 KB) | DOI: 10.23887/jwl.v2i2.9143

Abstract

Mutu pendidikan pada jenjang SMA di Kabupaten Klungkung dan Karangasem masih rendah. Hal ini tercermin dari hasil capaian ujian nasional yang belum optimal, yaitu beberapa kompetensi siswa < 60. Untuk meningkatan mutu pendidikan ini dilakukan Penerapan Model Pendampingan Terpadu Berbasis Kaji Tindak Pembelajaran. Sasaran progam pengabdian PM-PMP ini meliputi guru-guru mata pelajaran SMA yang di-UN- kan, kepala SMA, dan pengawas SMA di Kabupaten Klungkung dan  Karangasem. Model pendampingan ini mencakup empat kegiatan pokok, yaitu: (1) diklat pendalaman materi pelajaran, pembelajaran inovatif dan asesmen, lesson study, manajemen sekolah, dan supervisi pendidikan; (2) lesson study di sekolah sampel; (3) evaluasi keefektivan model; dan (4) FGD tindak lanjut pengembangan mutu pendidikan. Hasil penerapan model ini adalah sebagai berikut. Guru, kepala sekolah, dan pengawas memberi respon positif terhadap pelaksanan diklat dan lesson study. Guru-guru dapat melaksanakan lesson study dengan baik. Guru-guru sudah mulai terbuka dengan pembelajaran yang dilakukan. Mereka sangat merasakan manfaat lesson study bahwa pembelajaran yang dirancang dan direfleksikan secara bersama-sama akan lebih baik dibandingkan apabila dilakukan sendiri. Efektivitas pembelajaran, juga ditunjukkan oleh respon positif dari sebagian besar siswa. Melalui lesson study, kepala sekolah dan pengawas dapat mengadakan supervisi langsung terhadap dokumen perangkat pembelajaran dan pembelajaran riil  di  kelas.  Untuk  itu,  direkomendasikan  agar  model  ini dapat dilanjutkan dan diperluas sasarannya mencakup pendidikan dasar dan menengah.

Page 1 of 1 | Total Record : 9