cover
Contact Name
I Made Oka Riawan
Contact Email
made.oka@undiksha.ac.id
Phone
+62362-23884
Journal Mail Official
jurdikbiologiundiksha@gmail.com
Editorial Address
Jalan Udayana, Kampus Tengah Undiksha, FMIPA. Singaraja-Bali
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
Jurnal Pendidikan Biologi Undiksha
Jurnal Pendidikan Biologi adalah adalah jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Jurusan Pendidikan Biologi Universitas Pendidikan Ganesha. Jurnal ini bertujuan untuk mewadahi artikel-artikel hasil penelitian dan hasil pengabdian masyarakat dibidang pendidikan dan pembelajaran. Pada akhirnya Jurnal ini dapat memberikan deskripsi tentang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pendidikan bagi masyarakat akademik.
Articles 609 Documents
Analisis Kekerabatan dan Kunci Determinasi Marga Hibiscus Berdasarkan Struktur Daun dan Bunga serta Penggunaannya sebagai Media Pembelajaran Taksonomi Tumbuhan Tinggi ., Ni Luh Rin Riantini; ., Prof. Dr. Putu Budi Adnyana, M.Si; ., Dr. Ni Luh Putu Manik Widiyanti,S.Si,M
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol 2, No 1 (2015):
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian mengenai kekerabatan dan kunci determinasi marga Hibiscus bertujuan: 1) menjelaskani struktur daun dan bunga marga Hibiscus, 2) menjelaskan kekerabatan marga Hibiscus berdasarkan struktur daun dan bunga, 3) menyusun kunci determinasi marga Hibiscus berdasarkan struktur daun dan bunga, dan 4) mengetahui kelayakan preparat awetan sebagai media pembelajaran taksonomii tumbuhan tinggi dan anatomi tumbuhan. Metode pengumpulan data dilakukan melaui observasi pengamatan secara langsung untuk morfologi dan pengamatan menggunakan mikroskop untuk anatomi. Data kekerabatan marga Hibiscus diperoleh dari fenogram yang dibuat dengan bantuan software MVSP 3.22. Data tingkat kelayakan preparat awetan sebagai media pembelajaran diperoleh melalui metode kuisioner dan observasi oleh mahasiswa semester IV t.a. 2015/2016. Adapun hasil yang diperoleh sebagai berikut: 1) Struktur morfologi daun dan bunga Hibiscus meliputi, ujung helaian daun runcing, tepi helaian daun bergerigi, pangkal helaian daun berbentuk jantung dan berbentuk runcing, bentuk tulang daun menyirip dan menjari, kepala sari tersebar ditangkai sari dan di ujung tangkai sari, petal bertoreh dan rata, jumlah petal lima dan lebih dari lima. Struktur anatomi terdiri dari epidermis dan derivatnya, jaringan tiang, jaringan bunga karang, polen permagna dengan ekinat, 2) Hibiscus mutabilis L. memiliki hubungan kekerabatan yang paling jauh dengan spesies lainnya dengan koefisien kesamaan 77% dengan spesies lain, 3) Kunci determinasi Hibiscus terdapat lima nomor dengan menggunakan 12 karakteristik yang berbeda. 4) Dari 32 preparat terdapat 14 yang dinyatakan sangat layak dan 18 preparat dinyatakan layak sebagai media pembelajaran.Kata Kunci : Kata kunci: Morfologi, Anatomi, Fenogram, Kunci Determinasi, Media Pembelajaran Research on kinship and determination key of genus Hibiscus aims: 1) determine the structure of the leaves and flowers of Hibiscus genus, 2) Explain the genus Hibiscus kinship based on the structure of leaves and flowers, 3) arrange the genus Hibiscus determination key based on the structure of leaves and flowers, and 4) determine the feasibility preparations preserved as a learning medium high plant taxonomy and plant anatomy. Methods of data collection is done through direct observation of morphological observation and observation using a microscope for anatomy. Data of Hibiscus genus kinship obtain from fenogram made with the help of software MVSP 3.22. Data preservation feasibility level preparations as a medium of learning obtained through questionnaire method and observation by students of semester IV year 2015/2016. The results obtained are as follows: 1) The structure morphology of leaves and flowers of Hibiscus covers, tapered tip of the leaf blade, serrated edge of the leaf blade, the base of the leaf blade heart-shaped and tapered shape, the shape of the bone and pinnate leaves, anthers and pollen spread, petal flat, petal number five and more than five. Anatomical structure composed of epidermis and its derivatives, tissue mast, spongy tissue, pollen permagna with ekinat, 2) Hibiscus mutabilis L. had the most distant kinship with other species with a coefficient of 77% similarity with other species, 3) Key determination contained Hibiscus five numbers by using 12 different characteristics. 4) Of the 32 preparations are otherwise very decent 14 and 18 preparations declared eligible as a learning media.keyword : Keywords: Morphology, Anatomy, Fenogram, Determination Key, Learning Media.
ANALISIS VEGETASI DAN PENYUSUNAN KAMUS FLORISTIK SEPANJANG LINTASAN SINGARAJA-PENULISAN ., NI LUH SRI ARI SUKERTININGSIH; ., Dr.I Gusti Agung Nyoman Setiawan, M.Si.; ., Dr. Ni Luh Putu Manik Widiyanti, S.Si.,
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol 4, No 2 (2017)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) komposisi floristik yang terdistribusi di sepanjang lintasan Singaraja-Penulisan; (2) indeks keanekaragaman tumbuhan yang ada di sepanjang lintasan Singaraja-Penulisan; dan (3) model kamus floristik yang tersusun dari hasil kajian. Jenis penelitian ini termasuk penelitian eksploratif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode line transect. Pengambilan sampel spesies tumbuhan dilakukan secara sistematik sampling. Teknik analisis data untuk menghitung keanekaragaman tumbuhan dengan menghitung nilai penting. Pembuatan kamus floristik menggunakan model ADDIE (Analysis, Development, Design, Implementation, Evaluation). Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) Komposisi floristik di sepanjang lintasan Singaraja-Penulisan terdiri dari 69 spesies tumbuhan yang termasuk ke dalam 39 familia. (2) Indeks keanekaragaman spesies tumbuhan secara keseluruhan memiliki rata-rata sebesar 2,83, termasuk ketegori sedang. (3) Model kamus yang dikembangkan pada penelitian ini adalah kamus floristik yang berisikan nama ilmiah, gambar, nama lokal, klasifikasi, dan deskripsi dari setiap spesies tumbuhan.Kata Kunci : komposisi floristik, keanekaragaman, kamus floristik This research purposes to know: (1) distributed floristic composition along the traffic line Singaraja-Penulisan; (2) out the indices of plant diversity that exist along the traffic line Singaraja-Penulisan; and (3) model of the floristic dictionary composed of the results of the study. This type of research belongs to explorative research. The method used in this research is line transect method. Sampling of plant species was conducted in a systematic sampling. Data analysis technique for calculating plant diversity. Creation of a floristic dictionary use the ADDIE model (Analysis, Development, Design, Implementation, Evaluation). The results of this study show: (1) The floristic composition along the Singaraja-Penulisan is 69 plant species originating from 39 family. (2) The overall species diversity index of 2.83, the value indicates that the index of diversity includes the moderate category. (3) The dictionary model developed in the study is a floristic dictionary containing scientific names, photo, local names, classifications, and descriptions of plant species.keyword : floristic composition, diversity, floristic dictionary
UJI KEMAMPUAN DEGRADASI MINYAK SOLAR OLEH KONSORSIUM BAKTERI HASIL PRESERVASI DENGAN KOMBINASI METODE LIOFILISASI DAN METODE GLISEROL ., I Made Gita Pramana Putra; ., Prof. Dr. Ni Putu Ristiati, M.Pd.; ., Drs. Sanusi Mulyadiharja,M.Pd.
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol 3, No 1 (2016):
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kadar Asam n-Oktanoat yang dihasilkan oleh konsorsium bakteri pendegradasi minyak solar hasil preservasi. Penelitian eksperimental ini menggunakan rancangan the randomized posttest only control group design dengan 8 kali pengulangan pada kelompok perlakuan volume 10 ml, 20 ml, dan 30 ml konsorsium bakteri pendegradasi minyak solar. Populasi penelitian ini adalah konsorsium bakteri pendegradasi minyak solar hasil preservasi menggunakan kombinasi metode liofilisasi dan metode gliserol. Sampel penelitian adalah cuplikan 5 ml media degradasi minyak solar dari masing-masing unit percobaan. Analisis data menggunakan Uji Anava satu arah dengan taraf signifikansi 5%. Hasil analisis data diperoleh Fhitung (32,615) < Ftabel (3,466) dan nilai signikansi 0,000 < 0,05 . Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan kadar Asam n-Oktanoat yang dihasilkan oleh konsorsium bakteri pendegradasi minyak solar hasil preservasi. Volume 30 ml konsorsium bakteri pendegradasi minyak solar hasil preservasi adalah volume optimum dalam menghasilkan Asam n-Oktanoat. Hasil identifikasi isolat bakteri, ditemukan empat genus bakteri, yaitu: Neisseria (isolat A dan D), Pseudomonas (isolat B dan E), Acinetobacter (isolat C), dan Halomonas (isolat F).Kata Kunci : konsorsium, bakteri pendegradasi solar, Asam n-Oktanoat The main purpose of this study was to know the differences of n-octanoic acid level produced by an-after period of preservation bacteria consortium to degrade petroleum diesel. This experimental research design was the randomized posttest-only control group design with eight replication in three treatment groups from consortium of diesel oil degrading bacteria volume. The population was an-after period preservation diesel oil degrading bacteria consortium using combination of lyophilization method and glycerol method. Sample is a snippet of 5 ml of fuel oil degradation medium from each experiment unit. Data analysis using One Way Anova test with significance level of 5%. Based on the data analysis obtained Fhitung (32.615) < F tabel (3.466) and significance 0,000 < 0,005 shows that there are significant differences in levels of n-octanoic acid that produced by an-after period of diesel oil degrading bacteria consortium. 30 ml of an-after period preservation of diesel oil degrading bacteria consortium is the optimum volume in producing n-octanoic acid. The observations of secondary data found that there are four genus of six bacterial isolates, such as: Neisseria (A and D isolates), Pseudomonas (B and E isolates), Acinetobacter (C isolate), and Halomonas (F isolates).keyword : consortium, diesel degrading bacteria, n-octanoic acid
ANALISIS STRATIFIKASI, CROWN COVER, TEKSTUR TANAH, DAN KEMIRINGAN LAHAN UNTUK PENENTU TITIK RAWAN EROSI DI SEPANJANG JALAN SINGARAJA-PENULISAN ., NI KADEK LISMAYANI; ., Dr.I Gusti Agung Nyoman Setiawan, M.Si.; ., Dr. Ni Luh Putu Manik Widiyanti, S.Si.,
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol 4, No 2 (2017)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah titik rawan erosi di sepanjang jalan Singaraja-Penulisan melalui analisis stratifikasi, crown cover, tekstur tanah, dan kemiringan lahan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh komponen vegetasi di sepanjang jalan-Singaraja-Penulisan. Sampel dalam penelitian ini adalah parameter vegetasi berupa stratifikasi, crown cover, tekstur tanah dan kemiringan lahan yang terdapat di sepanjang line transect. Jenis penelitian adalah penenelitian eksploratif, dengan rancangan penelitian lapangan. Metode pengambilan menggunakan metode line transect dengan panjang 100 meter dan interval 10 meter. Pengambilan data stratifikasi dan crown cover menggunakan metode kuadrat yang terdapat di sepanjang line transect. Pengambilan data tekstur tanah dilakukan pengambilan sampel utuh tanah, dan kemiringan lahan diukur dengan menggunakan hagameter. Data dianalisis secara statistik ekologi dan deskripstif. Hasil penelitian menunjukkan jumlah strata vegetasi terdiri dari 2 strata tergolong kualitas sedang, persentase crown cover sebesar 50,60% tergolong kualitas sedang, tekstur tanah didominasi oleh tanah berpasir tergolong kualitas buruk, dan kemiringan lahan sebesar 56,02% tergolong kategori curam. Jumlah titik rawan erosi di sepanjang jalan Singaraja-Penulisan dari 152 lokasi, 4 lokasi (2,63%) yang tergolong ke dalam kategori sangat rawan, 54 lokasi (35,53%) rawan, 49 lokasi (32,24%) cukup rawan, 33 lokasi (21,71%) kurang rawan, dan 12 lokasi (7,89%) yang tegolong kategori tidak rawan.Kata Kunci : Stratifikasi, Crown Cover, Tekstur Tanah, Kemiringan Lahan, Titik Rawan Erosi, Lintas Singaraja-Penulisan The purposes of this research were to know the total of determinants of erosion vulnerable point along Singaraja-Penulisan way through analysis stratification, crown cover, soil texture and land slope. The population in this research were all vegetation components along Singaraja-Penulisan way. Samples in this research were vegetation parameter in the form of stratification, crown cover, soil texture and land slope on line transect. The type of research was explorative research, with field research design. Method of taking data in this research used line transect method with length 100 meter and interval 10 meter. Data retrieval of stratification and crown cover used the quadratic method along line transect. Data retrieval of soil texture used intact soil sampling, and the slope of the land used a hagameter. Data were analyzed in ecological and descriptive statistics. The results showed number of stratification was 2 that catagorized into middle, the percentage of crown cover was 50,60% that catagorized into middle, soil texture dominated by soil with sandly texture that catagorized into bad and the slope of land was 56,02% that catagorized into craggy. The number of erosion vulnerable point of the 152 locations there were 4 locations (2.63%) included into highly vulnerable, 54 locations (35.53%) included intovulnerable, 49 locations (32.24%) included into quite vulnerable, 33 locations (21.71%) included into less vulnerable, and 12 locations (7.89%) included into not vulnerable categories.keyword : Stratification, crown cover, soil texture, land slope, erosion vulnerable point, Singaraja-Penulisan way.
STUDI KOMPARASI KEANEKARAGAMAN DAN KEMELIMPAHAN ECHINODERMATA PADA EKOSISTEM TERUMBU KARANG DI KAWASAN PANTAI KEDUNGU DAN PANTAI MERTASARI ., Ni Putu Lilik Widiari; ., Dr. Ida Bagus Jelantik Swasta,M.Si; ., Ida Ayu Putu Suryanti,S.Si.,M.Si
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol 3, No 2 (2016)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian mengenai komparasi keanekaragaman dan kemelimpahan echinodermata pada ekosistem terumbu karang di pantai Kedungu dan pantai Mertasari bertujuan untuk (1) mengetahui perbandingan keanekaragaman echinodermata pada ekosistem terumbu karang di kawasan Pantai Kedungu, Kediri,Tabanan dan di kawasan Pantai Mertasari, Sanur, Denpasar. (2) mengetahui perbandingan kemelimpahan echinodermata pada ekosistem terumbu karang di kawasan Pantai Kedungu, Kediri, Tabanan dan di kawasan Pantai Mertasari, Sanur, Denpasar. (3) mengetahui ada atau tidaknya perbedaan yang signifikan dalam hal keanekaragaman dan kemelimpahan echinodermata pada ekosistem terumbu karang di kedua kawasan pantai tersebut. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif eksploratoris. Rancangan penelitian ini adalah penelitian survei lapangan (field study) dan penelitian laboratorium Titik pengambilan sampel menggunakan metode transek. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) Indeks diversitas (H’) spesies echinodermata di kawasan pantai Kedungu, Kediri, Tabanan tergolong sedang yaitu sebesar 1,038, kekayaan spesies (R) sebesar 1,4980, kemerataan spesies (E) sebesar 0,499 dan indeks dominasi (C) sebesar 0,5457 sedangkan indeks diversitas (H’) spesies echinodermata di kawasan pantai Mertasari, Sanur, Denpasar tergolong sedang yaitu sebesar 1,252, kekayaan spesies (R) sebesar 1,3854, kemerataan spesies (E) sebesar 0,643 dan indeks dominasi (C) sebesar 0,4293. (2) nilai kemelimpahan relatif (KR%) tertinggi di pantai Kedungu yaitu 72,8971% dari spesies Echinus sp. sedangkan pantai Mertasari sebesar 63,1578% dari spesies Echinus sp. (3) Terdapat perbedaan yang signifikan dalam hal keanekaragaman dan kemelimpahan echinodermata antara pantai Kedungu, Kediri, Tabanan dan pantai Mertasari, Sanur, Denpasar Kata Kunci : keanekaragaman, kemelimpahan, echinodermata, pantai Kedungu, pantai Mertasari This study comparative research on the diversity and abundance of echinoderm at the coral reef ecosystem in the Kedungu beach and Mertasari beach aims at (1) comparing the diversity of echinoderms in the coral reef ecosystem in the area Kedungu Beach, Kediri, Tabanan and area of Mertasari Beach, Sanur, Denpasar. (2) comparing the abundance of echinoderm coral reef ecosystems in Kedungu Beach, Kediri, Tabanan and Mertasari Beach, Sanur, Denpasar. (3) determining whether there are significant differences in terms of diversity and abundance of echinoderms on coral reef ecosystems at both the beach area. This research is categorized as a descriptive study of exploratory. The design of this study is a field study and laboratory research. Sample of this study was taken by using transek. The results of this study showed that (1) Diversity index (H ') echinoderm in Kedungu, Kediri, Tabanan classified as average amount of 1.038, species wealth (R) was 1.4980, species evenness (E) of 0.499 and the dominance index (C) was at 0,5457 while the diversity index (H ') of Mertasari beach, Sanur, Denpasar was classified as average amount at 1.252, species wealth (R) was 1.3854, species evenness (E) was 0.643 and the dominance index (C) was 0,4293. (3) the highest values of relative abundance (KR%) was Kedungu beach which the amount was 72.8971% it was kind of the Echinus sp. while Mertasari beach which the amount was 63.1578% it was kind of the Echinus sp. (4) there is a significant differences in terms of diversity and abundance of echinoderms between the Kedungu beach, Kediri, Tabanan and Mertasari beach, Sanur, Denpasar keyword : diversity, abundance, echinoderms, Kedungu beach, Mertasasri beach
STUDI TENTANG KEANEKARAGAMAN DAN KEMELIMPAHAN MOLUSKA BENTIK DAN FAKTOR-FAKTOR EKOLOGIS YANG MEMPENGARUHINYA DI PANTAI GEGER, SAWANGAN, BADUNG ., Kadek Pande Evi Enitasari; ., Prof. Dr. Ida Bagus Jelantik Swasta,M.Si; ., Dr.I Gusti Agung Nyoman Setiawan, M.Si.
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol 4, No 2 (2017)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi, keanekaragaman, kemelimpahan dan faktor-faktor ekologis yang mempengaruhi kehidupan spesies Moluska bentik di Pantai Geger, Sawangan, Badung. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dan eksploratif, dengan menggunakan rancangan survei lapangan yaitu dengan pengamatan dan pencatatan hasil temuan di lapangan serta dilanjutkan dengan pengamatan di laboratorium. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh Moluska bentik yang hidup di Pantai Geger, Sawangan, Badung. Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah jumlah Moluska bentik yang terdapat di dalam 15 kuadrat. Metode yang digunakan adalah metode kuadrat. Hasil penelitian menunjukkan (1) Komposisi spesies Moluska bentik yang ditemukan sebanyak 20 spesies dari 597 individu; (2) Nilai indeks ditemukan sebesar 1,98 yang dinyatakan dalam kategori sedang, nilai indeks kekayaan spesies sebesar 3,29 nilai tersebut masih tergolong kategori rendah, nilai indeks kemerataan spesies sebesar 0,66 dan nilai indeks dominansi sebesar 0,2; (3) Kemelimpahan relatif spesies Moluska bentik tertinggi dengan nilai sebesar 34,67% dimiliki oleh spesies Nerita albicilla dan kemelimpahan relatif terendah dimiliki oleh spesies Halotis asinina dengan nilai sebesar 0,17%, nilai kepadatan spesies tertinggi dengan nilai sebesar 13,80 ind/m² dimiliki oleh spesies Nerita albicilla dan nilai kepadatan spesies terendah dengan nilai sebesar 0,07 ind/m² dimiliki oleh Haliotis asinina; (4) Faktor ekologis yang mempengaruhi kehidupan Moluska bentik yaitu : sumber makanan, suhu, pH, salinitas dan kadar oksigen terlarut.Kata Kunci : Keanekaragaman, Kemelimpahan, Moluska Bentik This study aims to determine the composition, diversity, abundance and ecological factors that affect the life and species of benthic molluscs at Geger Beach, Sawangan, Badung. This research is a descriptive and explorative research, using field survey design with observation and recording of findings in field and continued with observation in laboratory. The population in this study is all benthic molluscs that live in the Coast Geger, Sawangan, Badung. While the sample in this study is the number of benthic molluscs contained in 15 squares. The method used is quadratic method. The results showed (1) Composition of benthic mollusc species found is 20 species from 597 individuals; (2) The index value was found to be 1.98 which is expressed in medium category, the value of species richness index of 3.29 value is still classified as low category, species fairness index value is 0,66 and value of dominance index is 0,2; (3) The relative abundance of the highest benthic mollusc species with a value of 34.67% is owned by the spesies Nerita albicilla and the lowest relative abundance is owned by the species of Halotis asinina with a value of 0.17%, the highest species density value with a value of 13.80 ind/m² is owned by Nerita albicilla and the lowest density of the species with a value of 0.07 ind/m² is owned by Haliotis asinina; (4) Ecological factors that affect the life of benthic mollusks are: food sources, temperature, pH, salinity and dissolved oxygen levels.keyword : Diversity, Abundance, Bentic Mollusc
ANALISIS KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP DITINJAU DARI ASPEK (ABC) ENVIRONTMENT DI KAWASAN WISATA PANTAI KUTA ., Ni Pt Novi Wulandari; ., Prof. Dr.Ida Bagus Putu Arnyana, M.Si; ., Prof. Dr. Nyoman Wijana,M.Si
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol 3, No 2 (2016)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui untuk mengetahui: (1) Kualitas lingkungan hidup ditinjau dari aspek Abiotic, Biotic, Culture (ABC) di kawasan wisata pantai Kuta; dan (2) Sumber dampak terhadap perubahan kualitas lingkungan hidup ditinjau dari aspek Abiotic, Biotic, Culture (ABC) di kawasan wisata pantai Kuta. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian ekploratif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh komponen lingkungan hidup yang meliputi komponen Abiotic (A) yang meliputi air laut, udara, dan tanah, Biotic (B) yang meliputi spesies tumbuhan yang ada di pantai Kuta, dan Culture (C) yang diperoleh dari wawancara dengan masyarakat setempat yang ada pada kawasan wisata pantai Kuta. Sampel untuk parameter vegetasi, stratifikasi, dan edafik adalah area yang tercakup dalam kuadrat. Sampel parameter kulaitas air laut diambil dibagin tepi (A), tengan (B), dan dalam (C). Sampel parameter culture diambil dari 30 orang masyarakat dengan wawancara dan pengisian kuesioner. Metode pengambilan data menggunakan metode kuadrat dengan teknik sistematik sampling. Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan (1) Kualitas lingkungan hidup ditinjau dari aspek Abiotic, Biotic, Culture (ABC) di kawasan wisata pantai Kuta masuk kualitas buruk; dan (2) Sumber dampak terhadap perubahan kualitas lingkungan hidup ditinjau dari aspek Abiotic, Biotic, Culture (ABC) di kawasan wisata pantai Kuta adalah polutan dari kegiatan masyarakat sekitar, para wisatawan, serta polutan yang berasal dari daerah lain akibat terbawa arus laut.Kata Kunci : abiotic, biotic, culture, kualitas lingkungan This study aims to determine: (1) The quality of the environment in terms of aspects abiotic, Biotic, Culture (ABC) in the tourist area of Kuta beach; and (2) Source impacts on environmental quality changes in terms of aspects abiotic, Biotic, Culture (ABC) in the tourist area of Kuta beach. Type of research is explorative research. The population in this study are all components of the environment, which includes abiotic (A) which includes sea, air, and land, Biotic (B) which includes plant species that exist on Kuta beach, and Culture (C) obtained from interviews with of local communities in tourist areas of Kuta beach. Samples for vegetation parameters, stratification, and edafik is the area covered by the squares. Kulaitas parameter samples of seawater taken dibagin edge (A), Middle (B), and in (C). Samples were taken from the culture parameter 30 communities with interviews and questionnaires. The data collection method using squares method with systematic sampling technique. The data were analyzed descriptively. The results showed (1) The quality of the environment in terms of aspects abiotic, Biotic, Culture (ABC) in the tourist area of Kuta beach sign of poor quality; and (2) Source impacts on environmental quality changes in terms of aspects abiotic, Biotic, Culture (ABC) in the tourist area of Kuta beach is a pollutant of the activities surrounding communities, tourists, as well as the pollutants that come from other areas due to drifting through the oceans.keyword : abiotic, biotic, culture, environmental quality
PEMBERIAN VARIASI VOLUME STARTER DALAM PEMBUATAN YOGURT TERHADAP JUMLAH BAKTERI ASAM LAKTAT YANG DIISOLASI DARI USUS MENCIT (Mus musculus) BALB/C ., RIRIS SUDURI; ., Dr. Ni Luh Putu Manik Widiyanti, S.Si.,; ., Drs. Sanusi Mulyadiharja, M.Pd.
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol 4, No 1 (2017)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Jumlah bakteri asam laktat (BAL) yang diisolasi dari usus mencit (Mus musculus) balb/c akibat pemberian variasi volume starter dalam pembuatan yogurt., (2) Bakteri yang diidentifikasi dari usus mencit (Mus musculus) balb/c akibat pemberian variasi starter dalam pembuatan yogurt. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen sungguhan (true experimental research). Variasi volume starter yang digunakan dalam penelitian ini adalah 7ml, 6ml, 5ml, 4ml, 3ml, 2ml dan 1ml. penelitian ini memiliki 2 kelompok kontrol yaitu kontro negatif dan positif dimana kelompok kontrol negatif diberikan pakan berupa pelet dan aquadest diberikan secara adlibitum sedangkan kontrol positif juga diberikan pakan berupa pelet dan aquadest yang ditambahkan bakteri Escherichia coli ATCC8739 diberikan secara sonde. Penelitian ini memiliki 7 kelompok eksperimen sesuai dengan variasi volume starter dalam pembuatan yogurt dimana kelompok ini diberikan pakan berupa pelet, aquadest dan yogurt diberikan secara sonde. Efek perlakuan ini adalah dengan adanya perbedaan jumlah bakteri asam laktat yang diisolasi dari usus mencit balb/c. Rancangan dasar yang dipergunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL). Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah post test only control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah 36 ekor mencit sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi. Sedangkan sampelnya adalah mencit (Mus musculus) balb/c dengan diberi perlakuan yogurt dengan variasi volume starter. Selain itu, identifikasi dilakukan dengan uji pewarnaan gram sebagai data penunjang. Hasil penelitian ini adalah: (1) Rerata jumlah bakteri asam laktat yang diisolasi dari usus mencit (Mus musculus) akibat pemberian yogurt dengan variasi volume. berdasarkan dari hasil uji hipotesis bahwa angka signifikansi, 0,000 < 0,05 artinya data berbeda bermakna dan 2) Hasil identifikasi menggunakan teknik pewarnaan gram didapatkan bahwa bakteri asam laktat yang diisolasi dari usus mencit (Mus musculus) Balb/c termasuk gram positif. Kata Kunci : Kata Kunci: Starter, mencit (Mus musculus), variasi, bakteri asam laktat (BAL), usus. The purpose of this research are to find out: (1) The amount of lactic acid bacteria (LAB) isolated from the intestines of mice (Mus musculus) balb / c due to administration various volume of starter of making yogurt. (2) Bacteria identified from the intestines of mice (Mus musculus) balb / c due to the variaous of the yogurt starter. This research is true experimental research. Variations in starter volume used in this study were 7ml, 6ml, 5ml, 4ml, 3ml, 2ml and 1ml. This study has 2 control groups, namely negative and positive controversy where the negative control group was given chicken pellets and distilled water while as positive controls were also given pellets and aquadest, mixed by Escherichia coli ATCC8739 bacteria given through sonde. This study has 7 experimental groups according to various the starter volume of making yogurt where this group was given feed in the form of pellets, aquadest and yogurt which is given through sonde. The effect of this treatment is the difference in the number of lactic acid bacteria isolated from the intestines of mice balb / c. The basic design used Complete Random Design (CRD). The research design used in this study was randomized post test only control group design. The population in this study were 36 mice according to the inclusion and exclusion criteria. While the sample is mice (Mus musculus) balb / c by being treated with yogurt with a various of the starter volume. In addition, identification is done by gram coloring test as supporting data. The results of this study were: (1) The average number of lactic acid bacteria isolated from the intestines of mice (Mus musculus) due to the provision of yogurt with varous volume. Based on the results of hypothesis testing that the number of significance, 0.000
VARIASI INTENSITAS CAHAYA MENGAKIBATKAN PERBEDAAN KECEPATAN REGENERASI SIRIP KAUDAL IKAN CUPANG (Betta splendens) DIPELIHARA DI RUMAH KOS ., Bimbi Inggayuing Gumilang; ., Drs.I Ketut Artawan,M.Si; ., Dr. Ni Luh Putu Manik Widiyanti,S.Si,M
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol 3, No 2 (2016)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ikan cupang (Betta splendens) merupakan ikan yang memiliki tingkah laku unik yaitu bertarung. Perilakunya ini menyebabkan sirip indahnya terutama sirip bagian kaudalnya rentan megalami kerusakan.Sirip ikan mewakili vertebrata yang unik dengan kemampuan spektakuler untuk regenerasi berbagai organ setelah cedera traumatis. Salah satu faktor yang mempengaruhi regenerasi adalah intensitas cahaya. Dengan memberikan perlakuan lampu led merk “Opple” pada empat taraf yang berbeda yaitu intensitas cahaya 0 Lux (tanpa lampu), 3 watt (65 Lux), 6 Watt (90 Lux), dan 8 Watt (117 Lux) dapat diketahui adanya perbedaan kecepatan pertumbuhan dilihat dari panjang akhir sirip kaudal setelah 28 hari diamputasi dan perbedaan struktur anatominya. Jenis penelitian yaitu RAL. Sampel yang digunakan sebanyak 24 ikan cupang. Data menunjukkan rata-rata panjang siripakhir kaudal setelah 28 hari secara berurutan yaitu 1,10 cm, 1,16 cm, 1,28 cm, 1,35 cm pada intensitas cahaya 0 Lux, 65 Lux, 90 Lux, dan 117 Lux. Berdasarkan hasil uji ANAVA One Way menunjukkan bahwa nilai p sebesar 0,0001 sehingga nilai p < 0,05 yang berarti bahwa H1 yang menyatakan Terdapat perbedaan regenerasi pada sirip kaudal ikan cupang (Betta splendens) pada intensitas cahaya yang berbeda dilihat dari panjang akhir sirip kaudal selama 28 hari pengamatan diterima. Struktur anatomi sirip kaudal mengalami perbedaan setelah 28 hari diamputasi terutama pada bentuk akhir dan pigmentasinya. Berdasarkan penelitian ini, disimpulkan bahwaada perbedaan intensitas cahaya terhadap kecepatan regenerasi sirip kaudal ikan cupang (Betta splendens) dilihat dari panjang akhir sirip kaudal setelah 28 hari diamputasi, regenerasi paling cepat pada perlakuan 90 Lux, dan ada perbedaan struktur anatomi sirip kaudal ikan cupang (Betta splendens).Kata Kunci : kecepatan regenerasi, struktur anatomi, ikan cupang, intensitas cahaya BBetta fish (Bettasplendens) is a fish that has a unique behavior called fight. This behavior causes the beautiful fin particularly damage especially the caudal fin. Fin of fish represent unique vertebrate with a spectacular ability to regenerate different organs after traumatic injury. One of the factors that affect the regeneration is the intensity of light. By providing treatment led lights brand "Opple" at four different levels, namely the light intensity 0 Lux (without lights), 3 watt (65 Lux), 6 Watt (90 Lux), and 8 Watt (117 Lux) can know the difference in speed growth seen from the long end of the caudal fin after 28 days amputated and anatomic structure differences. This type of research is true experiment with RAL research design. The samples used were 24 betta fish. Data shows the average length of caudal fin end after 28 consecutive days ie 1.10 cm, 1.16 cm, 1.28 cm, 1.35 cm at 0 Lux light intensity, 65 Lux 90 Lux and 117 Lux. Based on the results of One Way ANOVA showed that the p value of 0.0001 so that the value of p
PEMETAAN PENCARAN SPESIES TUMBUHAN BERGUNA DAN FISIOGNOMINYA DI ALAM ASLI DI DESA BALI AGA TENGANAN PEGRINGSINGAN, MANGGIS, KARANGASEM ., Ni Putu Febri Ardiantari; ., Prof. Dr.Ida Bagus Putu Arnyana, M.Si; ., Drs. Sanusi Mulyadiharja, M.Pd.
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol 4, No 2 (2017)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) Peta pencaran spesies tumbuhan berguna di alam asli di Desa Bali Aga Tenganan Pegringsingan, Manggis, Karangasem. 2) Fisiognomi spesies tumbuhan berguna di alam asli di Desa Bali Aga Tenganan Pegringsingan, Manggis, Karangasem. Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksploratif. Populasi dalam penelitian ini meliputi dua aspek, yaitu aspek ekosistem dan aspek sosiosistem. Aspek ekosistem berupa seluruh spesies tumbuhan yang ada di wilayah kajian Hutan Bukit Kangin Desa Bali Aga Tenganan Pegringsingan, Manggis, Karangasem. Aspek sosiosistem meliputi seluruh aparat desa, tokoh masyarakat, dan masyaraat umum yang ada di Desa Bali Aga Tenganan Pegringsingan. Sampel dari aspek ekosistem (vegetasi) yang digunakan dalam penelitian ini meliputi tumbuhan berguna yang ada di Hutan Bukit Kangin Desa Bali Aga Tenganan Pegringsingan yang terbagi kuadrat 1x1 m2, 10x10 m2, dan 20x20 m2 sebanyak 65 kuadrat yang terbagi menjadi tiga zona. Sampel dari sosiosistem (kemasyarakatan) dalam penelitian ini adalah masyarakat Desa Bali Aga Tenganan Pegringsingan yang meliputi Perangkat Desa, Klian Desa, Balian, Tukang Banten, Tukang Kayu, Pengerajin, dan Masyarakat Umum. Metode pegumpulan data di lapangan menggunakan metode kuadrat dengan teknik samplingnya, yaitu systematic sampling. Untuk mengetahui peta pencaran spesies tumbuhan berguna dilakukan dengan pendataan spesies tumbuhan dengan menggunakan Global Positioning System (GPS) untuk menentukan letak tumbuhan. Sedangkan untuk fisiognomi spesies tumbuhan berguna menggunakan perhitungan nilai penting dan penggambaran spesies tumbuhan berguna berdasarkan kategori fisiognomi Danserau. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1) Peta pencaran spesies tumbuhan berguna memiliki pola pencaran acak, mengelompok, dan teratur. 2) Fisiognomi spesies tumbuhan berguna terdiri tiga strata dan terdiri dari habitus berupa pohon, perdu, dan herba. Kata Kunci : Peta pencaran, fisiognomi, tumbuhan berguna This research aims to determine 1) Maps of useful plant species in natural origin in Bali Aga Tenganan Pegringsingan, Manggis, Karangasem Village. 2) Physiognomy of useful plant species in the native realm at Bali Aga Tenganan Pegringsingan Village, Manggis, Karangasem. This type of research is exploration research. The population in this research includes two aspects, namely the ecosystem aspect and the sociosystem aspect. Ecosystem aspects is all plant species in the area of Bukit Kangin Forest, Bali Aga Tenganan Pegringsingan, Manggis, Karangasem. The sociosystem aspect includes all village officials, community leaders, and the general public in the Bali Aga Tenganan Pegringsingan Village. Samples from ecosystem aspects (vegetation) used in this study include useful plants in Bukit Kangin Forest, Bali Aga Tenganan Pegringsingan Village which are divided into squares of 1x1 m2, 10x10 m2, and 20x20 m2 of 65 squares divided into three zones. The samples from the sociosystem (community) in this study were the villagers of Bali Aga Tenganan Pegringsingan which included Village Devices, Village Clans, Balian, Banten Builders, Carpenters, Craftsmen, and General Communities. Methods of data collection is uses a quadrate method with its sampling technique, namely systematic sampling. To find out the useful map of plant species distribution is done by collecting plant species by using the Global Positioning System (GPS) to determine the location of plants. While for the physiognomy of plant species it is useful to use the calculation of important values and the description of useful plant species based on Danserau's physiognomy category. The results of this study indicate that 1) Map of plant species distribution has a random, clustered, and regular pattern of scattering. 2) Physiognomy of useful plant species consists of three strata and consists of habitus in the form of trees, shrubs, and herbs.keyword : Distribution map, physiognomy, useful plants

Page 5 of 61 | Total Record : 609