cover
Contact Name
I Made Oka Riawan
Contact Email
made.oka@undiksha.ac.id
Phone
+62362-23884
Journal Mail Official
jurdikbiologiundiksha@gmail.com
Editorial Address
Jalan Udayana, Kampus Tengah Undiksha, FMIPA. Singaraja-Bali
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
Jurnal Pendidikan Biologi Undiksha
Jurnal Pendidikan Biologi adalah adalah jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Jurusan Pendidikan Biologi Universitas Pendidikan Ganesha. Jurnal ini bertujuan untuk mewadahi artikel-artikel hasil penelitian dan hasil pengabdian masyarakat dibidang pendidikan dan pembelajaran. Pada akhirnya Jurnal ini dapat memberikan deskripsi tentang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pendidikan bagi masyarakat akademik.
Articles 609 Documents
Studi Tentang Keanekaragaman dan Kemelimpahan Moluska Bentik pada Ekosistem Mangrove di Taman Hutan Raya Ngurah Rai Suwung Kauh, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Madya Denpasar, Bali ., Komang Wina Ratnasari; ., Dr. Ida Bagus Jelantik Swasta,M.Si; ., Prof. Dr.Ida Bagus Putu Arnyana, M.Si
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol 2, No 1 (2015):
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Moluska bentik merupakan moluska yang hidup di dasar dan sangat banyak ditemukan pada daerah hutan mangrove di Indonersia. Permasalahan dalam penelitian ini yaitu bagaimanakah keanekaragaman dan kemelimpahan moluska bentik yang hidup di Taman Hutan Raya Ngurah Rai Suwung Kauh, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Madya Denpasar, Bali. Berdasarkan masalah yang ditemukan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman dan kemelimpahan moluska bentik di Taman Hutan Raya Ngurah Rai Suwung Kauh, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Madya Denpasar, Bali. Adapun jenis penelitian ini merupakan penelitian deskritif eksploratif dan menggunakan desain penelitian lapangan yang kemudian dilanjutkan dengan identifikasi di laboratorium. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh moluska bentik yang hidup di Taman Hutan Raya Ngurah Rai Suwung Kauh, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Madya Denpasar, Bali. Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah sejumlah moluska bentik yang ada di dalam 15 kuadrat yang terpasang. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa (1) komposisi spesies moluska bentik yang hidup Taman Hutan Raya Ngurah Rai terdiri dari 22 spesies; spesies yang paling banyak ditemukan yaitu Littorina melanostoma (52); (2) moluska bentik yang hidup di Taman Hutan Raya Ngurah Rai memiliki indeks keanekaragaman sebesar 2,52 yang termasuk dalam tingkat keanekaragaman yang sedang, indeks kekayaan spesies sebesar 3,70, indeks kemerataan spesies sebesar 0,82, indeks dominansi sebesar 0,10; (3) kemelimpahan relatif tertinggi moluska bentik yang ada di Taman Hutan Raya Ngurah Rai, spesies Littorina melanostoma sebesar 17,81 %, dan yang terendah adalah spesies Cerithidea cingulata sebesar 0,34%, Cerithidea obtusa sebesar 0,34%, serta Neritina violasea sebesar 0,34% Kata Kunci : Keanekaragaman, Kemelimpahan, Moluska Bentik, Mangrove Benthic molluscs are mollusks that live in the button of the sea, molluscs is commonly found in mangrove forest areas in Indonersia . The problem in this research is how the diversity and abundance of benthic mollusks that live in Taman Hutan Raya Ngurah Rai Suwung Kauh, South Denpasar District , Municipality of Denpasar, Bali. This study aims to determine the diversity and abundance of benthic mollusc in Taman Hutan Raya Ngurah Rai Suwung Kauh, South Denpasar District, Municipality of Denpasar, Bali. This research is descriptive exploratory. The design of this research field research followed by identification in the laboratory . The population in this study are all benthic mollusks that live in Taman Hutan Raya Ngurah Rai Suwung Kauh, South Denpasar District, Municipality of Denpasar, Bali. While the sample is a benthic mollusk that is in the 15 squares are attached. These results indicate that (1) the composition of benthic mollusc species that live Taman Hutan Raya Ngurah Rai Suwung Kauh consists of 22 species; The most commonly found species are Littorina melanostoma (52); (2) benthic mollusks that live in Taman Hutan Raya Ngurah Rai Suwung Kauh has a diversity index of 2.52 which was included in the moderate levels of diversity, species richness index by 3.70, species evenness index of 0.82, dominance index of 0.10; (3) the relative abundance a top of benthic mollusc in Taman Hutan Raya Ngurah Rai , a species of Littorina melanostoma 17.81% and the lowest a species of Cerithidea cingulata 0.34%, Cerithidea obtusa 0.34% and a Neritina violasea 0.34%.keyword : Diversity, abundance, Benthic Mollusca, Mangrove
NILAI PALATABILITAS SERANGGA HAMA BAGI KODOK BUDUK (Bufo melanostictus) SERTA POTENSINYA DALAM MENGENDALIKAN HAMA SERANGGA Ichbal, Prastya; Citrawathi, Desak Made; Ratna Dewi, NP Sri
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol 5, No 3 (2018)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui nilai palatabilitas serangga hama yang paling tinggi bagi kodok buduk (Bufo melanostictus) (2) mengetahui potensi kodok buduk dalam mengendalikan hama serangga. Jenis penelitian ini termasuk penelitian eksperimen semu (quasi eksperimental) dengan rancangan post-test only control group design. Sampel dalam penelitian ini yaitu  kodok buduk yang berjumlah 20 ekor. Kodok buduk yang digunakan adalah yang memiliki berat ±10 gram yang diberikan pakan berupa tiga jenis serangga hama yaitu belalang, jangkrik dan kumbang Concillidae. Nilai palatabilitas kemudian dapat diperoleh melalui rumus nisbah pemangsaan. Berat serangga hama yang dimangsa kemudian dihitung dan dianalisis menggunakan uji ANOVA one way pada taraf signifikansi 5%. Kemudian dilakukan uji Lanjut HSD (High Significance Different) digunakan untuk menganalisis selisih terbesar diantara kelompok perlakuan. Hasil uji ANOVA one way menunjukkan bahwa nilai palatabilitas serangga hama berbeda bermakna (p>0,05). Nilai palatabilitas serangga hama paling tinggi didapat yaitu belalang sebesar 0,17 dan yang terendah yaitu kumbang dengan nilai 0,05.  Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh simpulan yaitu (1) serangga hama yang memiliki nilai palatabilitas paling tinggi adalah belalang dengan nilai 0,05 serta (2) kodok buduk buduk berpotensi dapat digunakan untuk mengendalikan serangga hama terutama belalang karena memiliki nilai palatabilitas paling tinggi.
FITUR EYE PROTECTION PADA LAYAR SMARTHPHONE DAPAT MENGURANGI KELELAHAN MATA DAN MEMPERPANJANG DURASI PENGGUNAAN PADA SISWA SMP NEGERI 1 SERIRIT Udiantari, Ida Ayu Indah; Citrawathi, Desak Made; Warpala, I Wayan Sukra
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol 6, No 1 (2019)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) fitur eye protection pada layar samrtphone dapat mengurangi kelelahan mata; dan (2) fitur eye protection pada layar samrtphone dapat meningkatkan durasi penggunaan. Jenis Penelitian ini adalah penelitian eksperimental semu(quasi experimental) dengan rancangan randomize pre and post test design. Lokasi penelitian ini bertempat di SMP Negeri 1 Seririt yang terletak di Desa Serirt, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng-Bali. Pengambilan sampel dengan dilakukan secara acak dan diambil sebanyak 26siswa. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji t paired dengan taraf signifikansi 5 %. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada perbedaan bermakna pada kelelahan mata sebesar 67,81 % (p < 0,05) dan durasi penggunaan smartphone sebesar 56,30 %  (p < 0,05) antara layar smartphone yang tidak menggunakan fitur eye protection dan yang menggunakan fitur eye protection. Disimpulkan bahwa penggunaan fitur eye protectionpada layar smartphone dapat menurunkan kelelahan mata dan meningkatkan durasi penggunaan. Disarankan agar para pengguna perangkat digital selalu memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja, salah satunya dengan cara mengaktifkan fitur eye protection pada layar smartphone untuk menghindari terjadinya kelelahan mata dan juga dapat memperpanjang durasi penggunaannya.
PENGARUH PENAMBAHAN GULA AREN DENGAN KONSENTRASI BERBEDA TERHADAP BERAT NATA DARI LIMBAH CAIR UBI JALAR (Ipomoea batatas L. Var. Jago) ., Desak Ayu Putu Agustini; ., Dr. Ni Luh Putu Manik Widiyanti,S.Si,M; ., Drs. Sanusi Mulyadiharja,M.Pd.
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol 2, No 1 (2015):
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Nata merupakan produk fermentasi bakteri Acetobacter xylinum yang membentuk selulosa di luar sel. Nata dapat dibuat dari air kelapa, limbah cair tahu atau sari buah (nanas, jeruk, melon, stroberi, pisang, jambu biji dan lain-lain). Bahan lain yang dapat digunakan untuk membuat nata adalah limbah cair ubi jalar (Ipomoea batatas. L.). Limbah dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan nata karena masih mengandung karbohidrat. Dalam pembuatan nata itu sendiri perlu adanya tambahan sumber karbon berupa gula, salah satu jenis gula yang dapat ditambahkan yaitu gula aren. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Menganalisis perbedaan berat nata dari penambahan gula aren dengan konsentrasi berbeda (2) Mengetahui berapakah konsentrasi gula aren yang paling optimum (3) Mengetahui kualitas nata yang dihasilkan dari ubi jalar. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL). Variasi perlakuan dalam penelitian ini ada empat yaitu konsentrasi gula aren 0%, 0,5%, 1%, dan 1,5% dengan masing-masing 6 kali pengulangan. Dari hasil penelitian ini kemudian dilakukan pengukuran berat dan uji organoleptik berupa warna, tekstur, dan aroma. Data utama yang diperoleh berupa berat nata diuji menggunakan statistik ANOVA satu jalur dengan taraf signifikansi 5%. Hasil penelitian ini adalah (1) terdapat perbedaan berat nata dari limbah cair ubi jalar dilihat dari hasil uji ANOVA menunjukkan nilai signifikansi 0,000 < 0,05, (2) berat nata optimum didapatkan pada konsentrasi gula aren 1,5% yaitu sebesar 19,9 gr, (3) uji organoleptik berupa tektur, warna, dan aorma didapatkan pada semua katagori tergolong normal dengan rerata masing-masing yaitu 2,5 , 3,1, dan 2,6. Kata Kunci : Nata, Ubi jalar, Konsentrasi Gula aren Nata is a product made from fermentation of Acetobacter xylinum bacteria that forms cellulose outside of the cell. Nata can be made from coconut water, wastewater of tofu or juice (pineapple, oranges, melons, strawberries, banana, guava and others). Other materials that can be used to make nata is the liquid waste of sweet potato (Ipomoea batatas. L.). Those waste materials can be used as ingredient for making nata because they still contain carbohydrates. In the process of making nata , an additional of carbon is needed like sugar, one type of sugar that can be added namely palm sugar. The purpose of this study were (1) to analyze the weight difference by adding a different concentrations of palm sugar (2 ) to know which concentration is the most optimum (3) to know the quality nata produced from sweet potato. The type of this research is an experimental study using a completely randomized design (CRD). This study used 4 treatment variations, they area concentration of 0%, 0.5%, 1%, and 1.5% with six repetition in each concentrations. From the result of this research, then continued by weight measurement and organoleptic test in the form of color, texture, and aroma. The main data obtained (weight of nata) tested one way ANOVA with a significance level of 5%. The results of this study are (1) there is a weight diferences nata since the results of ANOVA showed significant value 0.000
EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) TERHADAP ZONA HAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Staphylococcus aureus ATCC 25923 ., I Made Dicky Satya Narayana; ., Prof. Dr. Ni Putu Ristiati, M.Pd.; ., Ida Ayu Putu Suryanti, S.Si., M.Si.
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol 4, No 2 (2017)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Perbedaan efektifitas konsentrasi ekstrak kulit buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap diameter zona hambatan pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25923, (2) Konsentrasi ekstrak kulit buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) yang paling efektif menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25923. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen sungguhan (true experimental research). Perbedaan konsentrasi ekstrak kulit buah naga merah yang digunakan dalam penelitian ini adalah 10%, 20%, 30% dan 40% dan 0% (kontrol). Efek perlakuan ini adalah dengan adanya zona hambatan pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Rancangan dasar yang dipergunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bakteri Staphylococcus aureus dari stok kultur Laboratorium Mikrobiologi yang dibiakan kembali pada media NB (Nutrient Broth), sedangkan sampelnya adalah bakteri Staphylococcus aureus dengan diberi perlakuan ekstrak kulit buah naga merah pada konsentrasi yang berbeda. Selain itu, dilakukan juga Uji MIC (Minimum Inhibitor Concentration), dan Uji Koefisien Fenol sebagai data penunjang. Hasil penelitian ini adalah: (1) Ada perbedaan zona hambatan pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25923 akibat pemberian ekstrak kulit buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) dengan konsentrasi yang berbeda. berdasarkan dari hasil uji hipotesis bahwa angka signifikansi, 0.000 < 0.05 dan Fhitung (48,786) > Ftabel (2,87). 2) Konsentrasi ekstrak kulit buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) yang paling efektif dalam menghambat bakteri Staphylococcus aureus pada penelitian ini adalah konsentrasi 40%.Kata Kunci : Efektivitas, Kulit Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus), Konsentrasi, Zona Hambatan The purposes of this research are to find out: (1) The difference of concentration effectivity from dragon fruit’s (Hylocereus polyrhizus) peel extract on the diameter growth zone of Staphylococcus aureus ATCC 25923, (2) The concentration of dragon fruit’s (Hylocereus polyrhizus) peel extract was most effective in inhibiting the growth of Staphylococcus aureus ATCC 25923. This research are used true experimental research. Different concentrations dragon fruit’s (Hylocereus polyrhizus) peel extract are used in this research by 10%, 20%, 30%, 40% and 0% (control). The effect of the treatment was the inhibition of Staphylococcus aureus growth in the form of the average diameter of the inhibition zone. The basic design of this research is used Completely Randomized Design (RAL). The population of this research was all Staphylococcus aureus bacteria from the stock culture in Microbiology Laboratory which growth on NB (Nutrient Broth) medium, while the sample was Staphylococcus aureus bacteria that given dragon fruit’s (Hylocereus polyrhizus) peel exctract in different concentration. MIC test (Minimum Inhibitor Concentration) and Phenol Coefficient test were also used as supporting data. The results of the research are: (1) There were growth difference of Staphylococcus aureus ATCC 25923 bacteria due to the dragon fruit’s (Hylocereus polyrhizus) peel extract with different concentration based on hypothesis test with significance number, 0.000 Ftable (2.87), (2) The concentration of dragon fruit’s (Hylocereus polyrhizus) peel extract which is most effective in inhibiting Staphylococcus aureus bacteria is 40% concentration.keyword : Effectiveness, dragon fruit’s (Hylocereus polyrhizus) peel, Concentration, Inhibition Zone
EKSPLORASI DAN PENYUSUNAN KAMUS MINI BERGAMBAR SPESIES TUMBUHAN PADA HUTAN WISATA MONKEY FOREST, UBUD, KABUPATEN GIANYAR ., Amelia Chiquita; ., Prof. Dr. Nyoman Wijana,M.Si; ., I M P Anton Santiasa, S.Pd.,M.Si.
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol 3, No 1 (2016):
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) komposisi floristik yang terdistribusi pada hutan wisata Monkey Forest; (2) Untuk mengetahui model kamus mini bergambar yang tersusun dari hasil kajian. Jenis Penelitian ini adalah jenis penelitian eksploratif. Populasi dalam penelitian ini adalah semua spesies tumbuhan yang ada di seluruh area hutan wisata Monkey Forest di Ubud, Kabupaten Gianyar dengan luas area ±27 hektar. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh spesies tumbuhan yang terkaver dalam kuadrat sebanyak 36 dengan kuadrat 10x10m. Sedangkan sampel yang terkait dengan pembuatan kamus mini bergambar adalah uji coba yang akan dilakukan kepada kelompok kecil sebanyak 5 orang yang dipilih secara acak dari Mahasiswa semester 8 Pendidikan Biologi yang telah mengikuti mata kuliah ekologi tumbuhan atau Ilmu Pengetahuan lingkungan. Serta untuk uji kelompok besar digunakan sampel sebanyak 18 orang dari semester 2 kelas B. Pengambilan sampel dilakukan secara sistematik sampling. Pengumpulan data komposisi floristik berdasarkan kategori mature, sapling, dan seedling. Pembuatan kamus mini bergambar dengan cara menggunakan model pengembangan ADDIE (Analysis, Development, Design, Implementation, Evaluation). Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) Komposisi floristik spesies tumbuhan di Hutan Wisata Monkey Forest terdiri dari 28 familia, 63 spesies, dan 755 individu spesies. (2) Model kamus yang dikembangkan pada penelitian adalah kamus mini bergambar yang berisikan nama ilmiah, gambar, nama lokal, familia, dan deskripsi dari spesies tumbuhan. Sehingga, kamus mini bergambar yang yang dikembangkan dalam penelitian ini layak untuk dikembangkan sebagai media pembelajaran serta sarana informasi tambahan yang dapat dimanfaatkan. Kata Kunci : Komposisi Spesies, Kamus Mini Bergambar, Hutan Wisata Monkey Forest This study aims to determine: (1) the composition of which is distributed in the forest floristic Monkey Forest travel; (2) To identify model mini pictorial dictionary composed of the results of the study. This type of research is a kind of exploratory research. The population in this study were all plant species in the entire forest area travel Monkey Forest in Ubud, Gianyar with an area of ± 27 hectares. The sample in this study were all plant species terkaver in as many as 36 squared by the square of 10x10m. While the sample associated with creating mini pictorial dictionary is a test will be done to small groups of as many as five people selected at random from eighth semester student of Biology Education who have followed the course of plant ecology or environmental studies. As well as to test a large group used a sample of 18 people from the 2nd half of the class B. Sampling was done by systematic sampling. Floristic composition data collection by categories mature, sapling and seedling. Making mini pictorial dictionary by using a development model ADDIE (Analysis, Development, Design, Implementation, Evaluation). The results showed: (1) the floristic composition of plant species in Monkey Forest Tourism Forest consists of 28 familia, 63 species and 755 individual species. (2) Model dictionaries developed in the study are illustrated mini dictionary containing scientific name, image, local name, familia, and descriptions of plant species. Thus, the dictionary mini display developed in this study deserves to be developed as a learning medium as well as a means of additional information that can be utilized. keyword : Species Composition, Mini Picture Dictionary, Monkey Forest
Analisis Diversitas Spesies Tumbuhan Simbol Tubuh (Tri Angga) Masyarakat Bali Majapahit pada Tri Mandala di Desa Lokapaksa, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng ., Ni Wayan Ning Sujati; ., Prof. Dr. Nyoman Wijana,M.Si; ., Prof. Dr.Ida Bagus Putu Arnyana, M.Si
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol 4, No 2 (2017)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) spesies tumbuhan simbol tubuh yang ada di ruang Tri Mandala (2) indeks keanekaragaman spesies tumbuhan simbol tubuh yang ada di ruang Tri Mandala (3) pola distribusi spesies tumbuhan simbol tubuh yang ada di ruang Tri Mandala pada masyarakat. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksploratif. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh spesies tumbuhan simbol tubuh yang ada di seluruh area Desa Lokapaksa. Parameter yang diukur pada aspek abiotic yaitu tekstur tanah, pH tanah, bahan organik tanah, kelengasan tanah, suhu, kelembaban, intensitas cahaya sedangkan komponen biotic meliputi dan ruang terbuka hijau. Culture dalam penelitian ini meliputi parameter; (1) human nature orientation, (2) man nature orientation, (3) time orientation, (4) activity orientation dan (5) relational orientation. Teknik pengambilan sampel dilakukan metode kuadrat dan sistematik sampling. Ukuran dan jumlah kuadrat disesuaikan dengan luas area pada ruang Tri Mandala sedangkan culture dilakukan dengan pemberian kuesioner dan wawancara. Data dianalisis secara statistik ekologi dan deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan (1) Spesies tumbuhan simbol tubuh yang ditemukan pada Tri Mandala adalah 16 (35,5%) spesies tumbuhan dari total keseluruhan tumbuhan yaitu 65 spesies. Spesies tumbuhan simbol tubuh di Uttama Mandala sebanyak 15 spesies tumbuhan, Madya Mandala sebanyak 51 spesies tumbuhan, dan di Nista Mandala terdapat 12 spesies tumbuhan, (2) Seluruh spesies tumbuhan simbol tubuh di desa termasuk kategori indeks keanekaragaman yang tinggi, (3) Pola distribusi dari ke-16 spesies tumbuhan simbol tubuh memiliki tipe pola distribusi mengelompok, acak, dan teratur.Kata Kunci : Tumbuhan Simbol Tubuh, Bali Majapahit, Tri Mandala, Desa Lokapaksa The purpose of this research is to know (1) plant species of body symbol in Tri Mandala room (2) index of plant species diversity of body symbol in Tri Mandala space (3) distribution pattern of plant species of body symbol in Tri Mandala room at community. The type of research conducted is explorative research. The population in this study is all species of plant symbols of the body that exist throughout the Village Lokapaksa. Parameters measured in the abiotic aspects of soil texture, soil pH, soil organic matter, soil moisture, temperature, humidity, light intensity while biotic components include and green open space. Culture in this study includes parameters; (1) human nature orientation, (2) man nature orientation, (3) time orientation, (4) activity orientation and (5) relational orientation. The sampling technique is done by quadratic and systematic sampling method. The size and quantity of squares are adjusted to the area of Tri Mandala space while culture is done by giving questionnaires and interviews. Data were analyzed in ecological and descriptive statistics. The results showed (1) Plant species of body symbols found in Tri Mandala were 16 (35.5%) plant species of the total plant total of 65 species. Species of plant body symbol in Uttama Mandala as many as 15 species of plants, Madya Mandala as many as 51 species of plants, and in Nista Mandala there are 12 species of plants, (2) All species of plant body symbols in the village including high diversity index categories, (3) of the 16 species of plant body symbols have the type of distribution patterns are clumped, random, and regular.keyword : Symbol Body Plant, Bali Majapahit, Tri Mandala, Lokapaksa Village
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 6 SINGARAJA ., Ni Wayan Pradnyawati Kartika; ., Prof. Dr.Ida Bagus Putu Arnyana, M.Si; ., Drs. Sanusi Mulyadiharja,M.Pd.
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol 3, No 2 (2016)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam pembelajaran, berbagai masalah yang sering dijumpai diantaranya siswa kurang mampu memahami materi pelajaran yang disampaikan guru sehingga hasil belajar siswa kurang sesuai dengan yang diharapkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar IPA antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) dan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD). Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (quasi experiment) dengan menggunakan rancangan pretest-posttest non-equivalent control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 6 Singaraja tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 357 orang dan terbagi menjadi 12 rombongan belajar. Pemilihan sampel yang digunakan dilakukan dengan menggunakan undian. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas VII B5 sebagai kelas yang belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) dan kelas VII B7 sebagai kelas yang belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan tes hasil belajar IPA. Selanjutnya hasil tes dianalisis menggunakan analisis deskriptif dan uji-t. Dari hasil uji hipotesis diperoleh thitung > ttabel pada taraf signifikansi yang diperoleh 0,000 < 0,05. Nilai rata-rata hasil belajar IPA siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) lebih tinggi dari siswa yang belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division yaitu 85,84>72,16. Hal ini berarti terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) terhadap hasil belajar IPA siswa kelas VII SMP Negeri 6 Singaraja. Kata Kunci : model pembelajaran GI, model pembelajaran STAD, dan hasil belajar There was various problems that are found during the lesson, for examples students were less able to understand the subject matter that taugh by teachers, so the learning outcomes lower than expected. This study aims to know significant differences of learning outcomes in Science subjects between students who learned using cooperative learning model type Group Investigation (GI) and students who learned using the cooperative learning model type Student Teams Achievement Division (STAD). This study was a quasi-experimental research (quasi experiment), that used a pretest-posttest non-equivalent control group design. The population in this study were all students of class VII SMPN 6 Singaraja in academic year 2015/2016, amounting to 357 people and divided into 12 classes. The technique that used to select the samples is done by simple random sampling technique using a lottery. The samples in this research is class VII B5 as classroom that learning use cooperative learning model type Group Investigation (GI) and class VII B7 as classroom that learning use cooperative learning model type Student Teams Achievement Division (STAD). The data in this research collect used the test results of science subjects. Furthermore, the test results were analyzed using descriptive analysis and t-test. From the results of the hypothesis test obtained thitung> ttable with value of the significance level 0.000 72.16). This means that the implementation of cooperative learning model type Group Investigation (GI) has an effect on learning outcomes in Science subjects at the seventh grade students of SMP Negeri 6 Singaraja.keyword : learning model GI, learning model STAD, and learning outcome
VARIASI CAMPURAN EKSTRAK BONGGOL PISANG (Musa paradisiaca) DAN AIR KELAPA (Cocos nucifera) MENGAKIBATKAN PERBEDAAN PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) ., I PT RISCA JANURIADI; ., Prof. Dr. I Made Sutajaya,M.Kes.; ., I Made Pasek Anton Santiasa, S.Pd.,M.Sc.
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol 4, No 2 (2017)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variasi campuran ekstrak bonggol pisang (Musa paradisiaca) dan air kelapa (Cocos nucifera) mengakibatkan perbedaan pertumbuhan di lihat dari berat basah, berat kering, dan lebar daun tanaman sawi (Brassica juncea L.). Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan rancangan randomized pre and post test control group design. Sampel penelitian yaitu tanaman sawi berjumlah 80 tanaman. Data dianalisis dengan uji Kruskal-Wallis dan uji Mann-Whitney. Hasil penelitian menunjukan pemberian variasi campuran ekstrak bonggol pisang dan air kelapa mengakibatkan perbedaan pertumbuhan tanaman sawi secara signifikan dari berat basah, berat kering, maupun lebar daun. Perbandingan 1:1 paling efektif meningkatkan pertumbuhan, karena perbandingan tersebut terjadi peningkatan berat basah secara bermakna sebesar 249,66%, berat kering secara bermakna sebesar 166,67%, serta lebar daun secara bermakna sebesar 55,94%. Simpulannya yaitu adanya peningkatan pertumbuhan tanaman sawi berdasarkan berat basah, berat kering, dan lebar daunnya setelah diberikan variasi campuran ekstrak bonggol pisang dan air kelapa.Kata Kunci : berat basah, berat kering, ekstrak, bonggol pisang, pertumbuhan This study aims to determine variations in the mixture extract banana weevil (Musa paradisiaca) and coconut (Cocos nucifera) resulted in growth differentials in view of the wet weight, dry weight, and width of leaf mustard (Brassica juncea L.). This study is a randomized true experimental design with pre and posttest control group design. The research sample is mustard plants totaling 80 plants. Data were analyzed with the Kruskal-Wallis and Mann-Whitney test. The results showed a variation Award extract mixture of banana and coconut water weevil cause differences mustard plant growth significantly from the wet weight, dry weight, and width of leaves. A ratio of 1:1 of the most effective boost growth, because the ratio of wet weight increased significantly by 249.66%, dry weight significantly by 166.67%, as well as leaf width significantly by 55.94%. The conclusion that the mustard plant growth enhancement by wet weight, dry weight, and width of leaves after a given variation extract mixture of banana and coconut water weevil.keyword : wet weight, dry weight, extract, banana weevil, growth
STUDI KEANEKARAGAMAN DAN KEMELIMPAHAN UNDUR-UNDUR LAUT (Hippa spp.) DI PANTAI BATU TAMPIH KABUPATEN TABANAN ., Ni Putu Sintya Dhamayanti; ., Dr. Ida Bagus Jelantik Swasta,M.Si; ., Drs.I Ketut Artawan,M.Si
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol 3, No 2 (2016)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui komposisi spesies Undur-undur laut (Hippa spp.) yang hidup di Pantai Batu Tampih Kabupaten Tabanan; (2) mengetahui besar indeks keanekaragaman Undur-undur laut (Hippa spp.) yang hidup di Pantai Batu Tampih Kabupaten Tabanan; (3) mengetahui kemelimpahan spesies Undur-undur laut (Hippa spp.) yang hidup di Pantai Batu Tampih Kabupaten Tabanan. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan desain penelitian lapangan yang kemudian dilanjutkan dengan penelitian laboratorium. Titik pengambilan sampel ditentukan secara sistematis di Pantai Batu Tampih pada pantai seluas 20 m2. Pengambilan data Undur-undur laut (Hippa spp.) menggunakan alat khusus yaitu sorok. Terdapat 42 individu Undur-undur laut (Hippa spp.) yang dapat dikelompokkan ke dalam 2 famili yang ditemukan di Pantai Batu Tampih Kabupaten Tabanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Komposisi jenis Undur-undur laut (Hippa spp.) terdapat satu spesies yang menonjol yaitu Hippa adactyla, (2) Indeks diversita (H’) Undur-undur laut (Hippa spp.) di Pantai Batu Tampih Kabupaten Tabanan mencapai angka 0,4744. Angka tersebut menunjukkan bahwa indeks diversitas Undur-undur laut (Hippa spp.) di Pantai Batu Tampih Kabupaten Tabanan termasuk ke dalam kategori rendah, (3) Kemelimpahan relatif (KR) tertinggi Undur-undur laut (Hippa spp.) di Pantai Batu Tampih Kabupaten Tabanan adalah dari spesies Hippa adactyla sebesar 85,7143%.Kata Kunci : Hippa spp., Keanekaragaman, Kemelimpahan, Pantai Batu Tampih This research is aim to (1) know the composition of mole crab (Hippa spp.) species that live at Batu Tampih Beach in Tabanan Regency; (2) to know the index considerable of the variety of mole crab( Hippa spp.) that live at Batu Tampih Beach in Tabanan Regency; (3) to know the abudance of mole crab (Hippa spp.) that live at Batu Tampih Beach in Tabanan Regency. This reseach is a descriptive reseach that use field study design then continue with loratorium study. The sample of the study is determine throught the systematic way at Batu Tampih Beach, which has extensive around 20 m2. The data collection of mole crab (Hippa spp.) used a special tool called “sorok”. From that there are 42 individu of mole crab (Hippa spp.) that can be catagories into 2 family that the researcher found at Batu Tampih Beach in Tabanan Regency. The result of the research show: (1) based on the composition of mole crab (Hippa spp.) type there is a species that uppermost than other, Hippa adactyla. (2) indeks diversitas (H’) mole crab (Hippa spp.) at Batu Tampih Beach in Tabanan Regency reached 0,4744. That number shows, the indeks diversitas of mole crab (Hippa spp.) at Batu Tampih Beach in Tabanan belongs to low categories. (3) the higher relative abudance of mole crab (Hippa spp.) at Batu Tampih Beach in Tabanan Regency is Hippa adactyla 85,7143%.keyword : Hippa spp., Variety, Abudance, Batu Tampih Beach

Page 1 of 61 | Total Record : 609