cover
Contact Name
Trias Mahmudiono, SKM., MPH (Nutr), GCAS., PhD
Contact Email
amertanutr@fkm.unair.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
amertanutr@fkm.unair.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Amerta Nutrition
Published by Universitas Airlangga
ISSN : 25801163     EISSN : 25809776     DOI : -
Core Subject : Health, Education,
Amerta Nutrition (p-ISSN:2580-1163; e-ISSN: 2580-9776) is a peer reviewed open access scientific journal published by Universitas Airlangga. The scope for Amerta Nutrition include: public health nutrition, community nutrition, clinical nutrition, dietetics, food science and food service management. Each volume of Amerta Nutrition is counted in each calendar year that consist of 4 issues. Amerta Nutrition is published four times per year every March, June, September, and December.
Arjuna Subject : -
Articles 579 Documents
Hubungan Usia, Stres, dan Asupan Zat Gizi Makro dengan Kejadian Obesitas Abdominal pada Ibu Rumah Tangga di Kelurahan Sidotopo, Surabaya Fitria Nurrahmawati; Widati Fatmaningrum
Amerta Nutrition Vol. 2 No. 3 (2018): AMERTA NUTRITION
Publisher : Universitas Airlangga, Kampus C, Mulyorejo, Surabaya-60115, East Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (27.985 KB) | DOI: 10.20473/amnt.v2i3.2018.254-264

Abstract

Background: Abdominal obesity is one of the risk factors of cardiovascular diseases. Obesity is caused by energy imbalance. Women have higher risk of abdominal obesity than men. Objectives: This study aimed to analyze the association between age, stress level, macronutrient intake with abdominal obesity among housewives in Sidotopo, Surabaya. Method: This cross sectional study was conducted between May and July of 2018 in Kelurahan Sidotopo, Kecamatan Semampir, Kota Surabaya. The sample was 46 housewives aged between 20 and 49 years which was selected using multistage random sampling method. The association between age, stress level, and macronutrient intake with abdominal obesity was analysed using Pearson correlation and logistic regression test with a significant level of 0.05. Results:This study showed that 52.17% of housewives had abdominal obesity. Most of housewives were Javanese and Maduranes between the ages of 30-39. This study showed the significant association between age (p=0.001) and stress level (p=0.017) with abdominal obesity. Meanwhile, energy intake (p=0.062), carbohydrate intake (p=0.300), protein intake (p=0.147), fat intake (p=0.188), and dietary fiber intake (p=0.062) did not show significant association. Conclusion: Age and stress level associated with abdominal obesity among housewives in Sidotopo. The risk of abdominal obesity increased with age and stress level.ABSTRAKLatar Belakang: Obesitas abdominal merupakan salah satu faktor risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler. Obesitas terjadi akibat adanya ketidakseimbangan energi masuk dan keluar dari tubuh. Perempuan berisiko lebih tinggi mengalami obesitas abdominal dibandingkan laki-laki.Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan usia, stres, dan asupan zat gizi makro dengan kejadian obesitas abdominal pada ibu rumah tangga di Kelurahan Sidotopo, Surabaya.Metode: Penelitian cross sectional ini dilakukan di Kelurahan Sidotopo, Kecamatan Semampir, Kota Surabaya pada bulan Mei-Juli 2018. Sebesar 46 orang ibu rumah tangga usia 20-49 tahun dipilih secara acak menggunakan metode multistage random sampling. Hubungan antara usia, stres, dan asupan zat gizi makro dengan kejadian obesitas abdominal dianalisis menggunakan uji korelasi Pearson dan regresi logistik dengan tingkat signifikansi <0,05. Hasil: Sebesar 52,17% responden mengalami obesitas abdominal. Sebagian besar responden berusia 30-39 tahun dimana berasal dari etnis Jawa dan Madura. Hasil penelitian menunjukkan bahwa obesitas abdominal berhubungan signifikan dengan usia (p=0,001) dan stres (p=0,017). Sebaliknya, asupan energi (p=0,234), karbohidrat (p=0,300), protein (p=0,147), lemak (p=0,188), dan asupan serat (p=0,062) tidak menunjukkan hubungan yang signifikan dengan kejadian obesitas abdominal.Kesimpulan: Usia dan tingkat stres berhubungan dengan kejadian obesitas abdominal pada ibu rumah tangga di Kelurahan Sidotopo. Semakin tinggi usia dan tingkat stres, maka resiko terjadinya obesitas abdominal akan semakin tinggi.
Asupan Energi dan Protein Berhubungan dengan Gizi Kurang pada Anak Usia 6-24 Bulan Dewi Kencono Jati; Triska Susila Nindya
Amerta Nutrition Vol. 1 No. 2 (2017): AMERTA NUTRITION
Publisher : Universitas Airlangga, Kampus C, Mulyorejo, Surabaya-60115, East Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (858.724 KB) | DOI: 10.20473/amnt.v1i2.2017.124-132

Abstract

  Background: Children under two years of age are susceptible to nutritional problems. Nutrient intake are needed for optimal growth and mental development. Inadequate energy intake in the long run can lead to protein energy malnutrition.Objectives: The purpose of this study was to analyze the association energy and protein intake with nutritional status of children aged 6 to 24 months. Methods: This research used cross sectional design aprroach.  The subjects of this study were 62 children under two years (aged 6-24 months). Selection of sample was using simple random sampling Data was collected through interviews using a structured questionnaire, nutrient intake using 2x24hours recall, and weight measurement. Data was analyzed using Chi-square test. Results: The results showed that majority of the children had inadequate energy intake, adequate protein intake, 24.2% were underweight. There was a correlation between energy intake (p=0.044) and protein intake (p=0.038) with nutritional status WAZ. Conclusion: The conclusion of this study is  energy and protein intake contribute to underweight incidences among children aged 6-24 months. Therefore, it could be advised to increase high energy and protein intake for optimum growth.ABSTRAK Latar belakang: Anak dengan usia di bawah dua tahun rentan mengalami masalah gizi. Asupan gizi dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan fisik dan mental. Asupan energi yang tidak mencukupi dalam waktu jangka panjang dapat menyebabkan gizi kurang yang berdampak pada kekurangan energi-protein. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan asupan energi dan protein dengan status gizi berdasarkan BB/U pada anak usia 6-24 bulan di wilayah kerja Puskesmas Klampis Ngasem, Surabaya.Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Subyek dari penelitian ini adalah 62 bayi di bawah dua tahun (baduta) berusia 6-24 bulan yang didapatkan dari metode simple random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner terstruktur, asupan gizi dengan recall 2x24hrs, dan pengukuran berat badan. Teknik analisis data dilakukan dengan uji statistik Chi-square. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar baduta memiliki asupan energi tidak adekuat, asupan protein adekuat, dan 24,2% mengalami underweight. Terdapat hubungan asupan energi (p=0,044) dan asupan protein (p=0,038) dengan status gizi BB/U.Kesimpulan: Energi dan protein berkontribusi terhadap kejadian underweight pada baduta. Oleh karena itu, disarankan selalu melakukan peningkatan konsumsi pangan dengan memberikan asupan makanan yang mengandung energi dan protein untuk pertumbuhan yang optimal.
Hubungan Kecukupan Asupan Energi dan Status Gizi dengan Tingkat Kelelahan Kerja Pekerja Bagian Produksi (Studi di PT. Multi Aneka Pangan Nusantara Surabaya) Arini Rahmatika Sari; Lailatul Muniroh
Amerta Nutrition Vol. 1 No. 4 (2017): AMERTA NUTRITION
Publisher : Universitas Airlangga, Kampus C, Mulyorejo, Surabaya-60115, East Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (720.042 KB) | DOI: 10.20473/amnt.v1i4.2017.275-281

Abstract

Background: Work Fatigue is the common condition experienced by most worker but if this condition occured continously, it will affect of the worker’s health condition. Work fatigue can be affected by several factors, some of which are energy intake and nutritional status. Objective: The aim of this research was to analyze the correlation between the adequacy of energy intake and nutritional status with the level of work fatigue. Methods: This study was an analytic observational, used cross sectional study with 33 sample from 48 workers of cocoa powder production PT. Multi Aneka Pangan Nusantara Surabaya selected by simple random sampling. Data were collected by food recall 2X24 hours for energy intake, measuring weight and height for nutritional stastus and Industrial Fatigue Research Committee (IFRC) questionnaire for the level of fatigue. Data were analyzed by ranks spearman correlation test. Results: Most of workers were <25 years old (42.4%), the adequacy of energy intake were deficit (66.7%), the nutritional status were normal (54.5%), and the work fatigue were moderate (63.6%). The result of this research showed that there were corellation between the adequacy of energy intake (p-value=0.001) and nutritional status (p-value=0.018) with the level of work fatigue. Conclussion: In conclusion, lower energy intake and high BMI would increase the level of fatigue.ABSTRAKPendahuluan: Kelelahan kerja menjadi keadaan umum yang dialami hampir semua tenaga kerja, namun jika hal ini terjadi secara terus menerus dapat mempengaruhi kondisi kesehatan pekerja. Kelelahan kerja dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, beberapa diantaranya yaitu asupan energi dan status gizi pekerja.Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan kecukupan asupan energi dan status gizi dengan tingkat kelelahan kerja pekerja.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik menggunakan desain cross sectional dengan sampel sebesar 33 pekerja dari 48 pekerja bagian produksi cocoa powder PT. Multi Aneka Pangan Nusantara Surabaya yang dipilih menggunakan metode simple random sampling. Pengumpulan data menggunakan food recall 2X24 hours untuk asupan energi, pengukuran berat badan dan tinggi badan untuk status gizi, serta kuesioner Industrial Fatigue Research Committee (IFRC) untuk tingkat kelelahan kerja. Analisis data menggunakan uji statistik ranks spearman. Hasil: Sebagian pekerja besar responden berusia <25 tahun (42,4%), kecukupan asupan energi yang tergolong kurang (66,7%), status gizi normal (54,5%), dan tingkat kelelahan kerja yang tergolong sedang (63,6%). Terdapat hubungan antara kecukupan asupan energi (p=0,001) dan status gizi (p=0,018) dengan tingkat kelelahan kerja pekerja.Kesimpulan:. Semakin kurang asupan energi dan semakin tinggi IMT maka akan semakin tinggi tingkat kelelahan kerja pada pekerja.
Studi Deskriptif Program Suplementasi Tablet Besi Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Kalijudan Kota Surabaya Nadia Kenyo Peni Dewantoro; Lailatul Muniroh
Amerta Nutrition Vol. 1 No. 4 (2017): AMERTA NUTRITION
Publisher : Universitas Airlangga, Kampus C, Mulyorejo, Surabaya-60115, East Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (743.378 KB) | DOI: 10.20473/amnt.v1i4.2017.308-317

Abstract

Background: Supplementation of iron tablet is one of the government program that aims to decrease prevalence of-anemia on pregnant-women. The average corevage of iron tablet program on pregnant women in the work area of-Distric-Health-Government of Surabaya over past three years has decrease. If coverage value is reviewed by each public-health-center, there are some public-health-center whose coverage is increased one of-them is Kalijudan Public-Health-Center but is not followed by a-decrease number of anemia in pregnant women. Objectives: This research aims was to describe the implementation of-iron tablet program in Kalijudan-Public Health-Center and used system approach. Methods: The type of- this research was qualitative and involved 8-health workers and 15 pregnant-women as informants. Determination of informant involvement used purposive sampling and accidental sampling technic. Results: Health workers that involved came from various profession and were sufficient in terms quantity and qualification. The funds used for iron tablet purchases came from National-Health-Insurance. The hemoglobin examination tool was hematology analyzer and operated by laboratory worker. The availability of-iron tablets was deficience. The process stage, iron tablets planning was done once per year and its procurement followed schedule from Distric-Health-Government. The number of tablets was given to pregnant-women in a-single visit followed a-control schedule or 15-tablets. The monitoring of iron tablet consumption compliance was done with simple interview. Special organizing of-health workers for program did not yet exist. The output stage, recording coverage percentages were performed at the end of each year. The outcome stage, prevalence of-anemia in pregnant-women could not be known.Conclusion: The implementation of-program can be said not run well, because there are still some obstacles.ABSTRAK Latar belakang: Suplementai Tablet Besi merupakan salah satu program pemerintah dalam upaya menurunkan prevalensi anemia pada ibu hamil. Nilai rata-rata cakupan pemberian tablet besi pada ibu hamil di wilayah kerja Dinas-Kesehatan-Kota Surabaya selama tiga tahun terakhir mengalami penurunan. Bila nilai cakupan ditinjau pada tiap puskesmas, maka terdapat beberapa puskesmas yang cakupannya mengalami peningkatan salah satunya yakni Puskesmas Kalijudan tetapi belum diikuti dengan penurunan prevalensi anemia ibu hamil.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan program suplementasi tablet besi di Puskesmas Kalijudan dengan menggunakan pendekatan sistem.Metode: Jenis penelitian ini ialah kualitatif yang melibatkan 8 orang tenaga kesehatan dan 15 orang ibu hamil sebagai informan. Penentuan keterlibatan informan menggunakan teknik purposive sampling dan accidental sampling.Hasil: Tahap input, tenaga kesehatan dalam program berasal dari berbagai profesi dan sudah cukup dari segi jumlah dan kualifikasi. Dana pembelian tablet berasal dari Jaminan Kesehatan Nasional. Alat periksa hemoglobin adalah hematology analyzer dan dioperasikan oleh petugas laboratorium. Ketersediaan tablet besi mengalami kekurangan. Segi tahap proses, perencanaan tablet besi dilakukan satu tahun sekali dan pengadaan mengikuti jadwal Dinas-Kesehatan-Kota-Surabaya. Banyaknya tablet yang diberi pada ibu hamil dalam satu kali kunjungan mengikuti jadwal kontrol atau 15 tablet. Monitoring kepatuhan konsumsi tablet dilakukan dengan wawancara sederhana. Pengorganisasian tenaga kesehatan khusus pelaksana program tablet besi belum ada. Segi tahap output, pencatatan persentase cakupan hanya dilakukan setiap akhir tahun. Segi tahap outcome, prevalensi anemia ibu hamil tidak dapat diketahui.Kesimpulan: Pelaksanaan program suplementasi tablet besi dapat dikatakan belum berjalan dengan baik, dikarenakan masih terdapat kendala di beberapa tahapan. 
Gambaran Tingkat Pengetahuan Penyakit Ginjal Dan Terapi Diet Ginjal Dan Kualitas Hidup Pasien Hemodialisis Di Rumkital Dr. Ramelan Surabaya Aniek Kurniawati; Adhiyanti Asikin
Amerta Nutrition Vol. 2 No. 2 (2018): AMERTA NUTRITION
Publisher : Universitas Airlangga, Kampus C, Mulyorejo, Surabaya-60115, East Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (623.136 KB) | DOI: 10.20473/amnt.v2i2.2018.125-135

Abstract

Background: Patients condition during haemodialysis therapy program would trigger multiple problems regarding physical and psychological condition, life style disruption, and spontaneous social changes which afflict quality of life. However, a knowledge of chronic kidney disease patients would influence healthy lifestyle attitude and behaviour in haemodialysis and diet therapies.Objectives: The objective of this research was to analyze the relationship between knowledge and quality of life in chronic renal failure (CRF) patients with haemodialysis (HD) therapy.Method: This research utilized analytical observational type with cross sectional approach. There were 53 patients as random samples. The data consisted of the characteristic, knowledge and quality of life score of CRF patients with HD therapy. Furthermore, the datas were analyzed through Spearman Correlation statistical test with CI approximately 95% (α = 0,05).Results: As many as 62.3% of respondents were categorized as having a good quality. The entire of information source were obtained from medical workers. In addition. There was a positive relation between knowledges and quality of life (p=0.023). However, based on quality of domain, only psychological health had significant relation with knowledges (p=0.014). Meanwhile, significant relations cannot be shown between knowledges and physical health (p=0.125) or social relation (p=0.277) with it.Conclusion: The quality of life of CRF with HD patients can be influenced by the level of knowledges, especially quality of life related to psychological health. There is And the role of health workers as a source of information, for it needs an effort to improve science such as attending seminars, workshops and training related profession, so it is expected to provide information according to the latest developments in scienceABSTRAKLatar Belakang: Kondisi pasien yang menjalani terapi hemodialisis akan memicu berbagai masalah seperti masalah fisik, psikologis, gaya hidup, dan perubahan sosial yang akan berdampak pada kualitas hidup pasien. Namun, dengan pengetahuan tentang penyakit ginjal dan terapi diet ginjal, yang dimiliki oleh seorang pasien gagal ginjal kronik akan mempengaruhi sikap dan perilaku hidup sehat dalam melaksanakan terapi hemodialisis dan terapi diet dengan benar.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan tingkat pengetahuan dengan kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik (GGK) yang menjalani terapi hemodialysis (HD).Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian sebanyak 53 orang, diambil secara acak. Pengumpulan data melalui wawancara meliputi karakteristik pasien, tingkat pengetahuan dan skor kualitas hidup pasien GGK dengan HD. Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji statistik Spearman Correlation dengan CI sebesar 95% (α = 0.05).Hasil: Tingkat pengetahuan responden 62.3% termasuk dalam kategori baik. Sumber informasi yang diperoleh responden 100% berasal dari petugas kesehatan. Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kualitas hidup responden (p=0.023). Berdasarkan domain kualitas hidup, kesehatan psikologis mempunyai hubungan dengan tingkat pengetahuan (p=0.014), sedangkan kesehatan fisik (p=0.125) dan hubungan sosial (p=0.277) tidak ada hubungan dengan tingkat pengetahuan.Kesimpulan: Kualitas hidup pasien GGK dengan HD dapat dipengaruhi dari tingkat pengetahuan, terutama kualitas hidup terkait kesehatan psikologis. Peran tenaga kesehatan sebagai sumber informasi, untuk itu perlu adanya usaha untuk meningkatkan ilmu pengetahuan seperti mengikuti seminar, workshop dan pelatihan terkait profesinya, sehingga diharapkan dapat memberikan informasi sesuai perkembangan ilmu yang terbaru.
Pengetahuan Nutrition Facts dan Pemilihan Makanan Kemasan Mahasiswa Obesitas antara Metode Edukasi Personal dan Ceramah Ismi Ningtyas; Dian Handayani; Inggita Kusumastuty
Amerta Nutrition Vol. 2 No. 3 (2018): AMERTA NUTRITION
Publisher : Universitas Airlangga, Kampus C, Mulyorejo, Surabaya-60115, East Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2065.406 KB) | DOI: 10.20473/amnt.v2i3.2018.271-282

Abstract

 Background: The incidence of obesity increases regardless of age. It may happen because these students like to consume snacks/ packaged foods and rarely pay attention to the contents of Nutrition Facts label. Personal education method is a method of education conducted on individuals, while lecture method conducted in groups, each methods has their advantages and disadvantages.Objectives: Knowing the difference of knowledge level about Nutrition Facts label and packaged food choice between personal education method and lecture method on obese students. Methods: This study was a quasy experiment with pre-test and post-test group design. Forty four samples from undergraduate student of Brawijaya University were recruited by using purposive sampling. The variables of this study were knowledge level about Nutrition Facts label and food packaging choice through questionnaires in both groups based on pre-test and post-test measurements. Results: There was a significant difference of knowledge level based on pre-test and post-test result in both of the group (p=0,000) and packaged food choice in personal education group (p=0,000). Nevertheless, there was no significant difference in packaged food choice based on pre-test and post-test of lecture group (p=0,317). There was a significant difference of knowledge level (p=0,038) and packaged food choice (p=0,000) based on post-test result in both of the group after nutritional education was given. Conclusions: Based on study finding, it was concluded that in college student with obesity, personal education and lecture method improve knowledge level about Nutrition Facts label and packaged food choice albeit personal education method gives a bigger effect.ABSTRAKLatar Belakang: Kejadian obesitas meningkat tanpa memandang usia. Obesitas.dapat disebabkan karena kegemaran.mengonsumsi snack/makanan kemasan dan jarang memperhatikan kandungan.dalam label informasi.nilai gizinya. Metode edukasi personal merupakan.pemberian edukasi yang dilakukan.pada perorangan, sedangkan metode ceramah dilakukan.pada sasaran kelompok dan masing-masing metode memiliki.kelebihan dan kekurangan.  Tujuan: Mengetahui perbedaan tingkat pengetahuan tentang label.informasi nilai gizi dan pemilihan makanan kemasan antara metode edukasi gizi personal dan metode ceramah pada mahasiswa obesitas.  Metode: Desain penelitian ini.adalah quasi eksperimen dengan pre-test post-test group design. Teknik sampling.menggunakan purposive sampling dengan jumlah.sampel sebanyak.44 orang mahasiswa obesitas di Universitas Brawijaya. Variabel yang.diteliti adalah tingkat pengetahuan.terkait label informasi nilai gizi dan pemilihan makanan kemasan melalui kuesioner pada kelompok metode edukasi personal dan ceramah menggunakan.pengukuran pre-test-post-test. Hasil: Terdapat perbedaan yang.signifikan antara hasil pre-test.dan post-test tingkat.pengetahuan pada kedua kelompok (p=0,000) dan pemilihan.makanan kemasan pada kelompok edukasi personal (p=0,000). Namun, tidak terdapat perbedaan.pemilihan makanan.kemasan yang signifikan antara.hasil pre-test dan.post-test pada kelompok ceramah (p=0,317). Terdapat perbedaan.yang signifikan pada hasil.post-test tingkat.pengetahuan (p=0,038) dan pemilihan makanan kemasan (p=0,000) antara kedua.kelompok setelah diberi.edukasi gizi.Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan.bahwa dengan sasaran mahasiswa obesitas, metode edukasi personal dan ceramah dapat meningkatkan pengetahuan terkait label informasi nilai gizi dan pemilihan makanan kemasan walaupun edukasi personal memberikan efek yang lebih besar.
Hubungan Aktifitas Fisik dengan Kadar Gula Darah Puasa Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Laila Nurayati; Merryana Adriani
Amerta Nutrition Vol. 1 No. 2 (2017): AMERTA NUTRITION
Publisher : Universitas Airlangga, Kampus C, Mulyorejo, Surabaya-60115, East Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (726.687 KB) | DOI: 10.20473/amnt.v1i2.2017.80-87

Abstract

 Background: Diabetes Mellitus is one of the degenerative diseases which is the highest morbidity by increasing 30,2 % from 2012 to 2013 in Surabaya. Low physical activity is suspected to be one factor of uncontrolled fasting blood sugar level of Diabetes Melitus patients. Objectives: Based on the problem, this study was conducted to analyze the relationship of physical activity with fasting blood sugar level of type 2 Diabetes Mellitus patient in MulyorejoPublic Health Center Surabaya. Methods: This research used cross sectional design with a sample of 62 people. Data were collected using structured interview guide and IPAQ. Blood sampling using spectrophotometer method performed by medical analyst of laboratory of Mulyorejo Public Health Center. Analysis used was Spearman's Rho statistical test. Results: The results showed as many as 62.9% of respondents had low physical activity and as much as 58.0% of respondents had fasting blood sugar levels in the high category. The results showed there was a correlation between physical activity with fasting blood sugar level of type 2 Diabetes Mellitus patient. Conclusion: Theconclusion of this research there was relationship between physical activity with fasting blood glucose level of type 2 Diabetes Mellitus patient. We recommend that people with type 2 Diabetes Mellitus apply good physical activity such as cycling  or walking routinely 3-4 days a week for 20 minutes each day and reduce sitting activity so that fasting blood sugar levels can be controlled.ABSTRAK Latar belakang: Diabetes Mellitus merupakan salah satu penyakit degeneratif yang masih tinggi di kota Surabaya dengan peningkatan kasus dari tahun 2012 ke tahun 2013 sebesar 30,2 %. Aktivitas fisik rendah merupakan salah satu faktor resiko tidak terkontrolnya kadar gula darah penderita Diabetes Melitus. Tujuan: Berdasarkan masalah tersebut, dilakukan penelitian untuk menganalisis ada tidaknya hubungan antara aktivitas fisik dengan kadar gula darah puasa penderita Diabetes Melitus tipe 2 di Puskesmas Mulyorejo Surabaya. Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan sampel penelitian sebanyak 62 orang. Pengumpulan data dengan panduan wawancara terstruktur dan IPAQ. Pengambilan sampel darah dengan metode spektrofotometer yang dilakukan oleh analis medis laboratorium Puskesmas Mulyorejo. Analisis dilakukan dengan uji statistik Spearman’s Rho. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 62,9 % responden memiliki aktivitas fisik rendah dan sebanyak 58,0 % responden memiliki kadar gula darah puasa dalam kategori tinggi. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara aktivitas fisik dengan kadar gula darah puasa penderita Diabetes Melitus tipe 2 (p=0,000). Kesimpulan: Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan antara aktivitas fisik dengan kadar gula darah puasa penderita Diabetes Melitus tipe 2. Sebaiknya bagi penderita Diabetes Melitus tipe 2 dapat menerapkan aktivitas fisik yang baik seperti rutin bersepeda atau jalan kaki 3-4 hari dalam seminggu selama 20 menit setiap harinya dan mengurangi aktivitas duduk supaya kadar gula darah puasa terkontrol.
Hubungan Kebiasaan Sarapan dan Asupan Zat Gizi dengan Status Gizi Siswi SMAN 3 Surabaya Whenny Irdiana; Triska Susila Nindya
Amerta Nutrition Vol. 1 No. 3 (2017): AMERTA NUTRITION
Publisher : Universitas Airlangga, Kampus C, Mulyorejo, Surabaya-60115, East Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (739.583 KB) | DOI: 10.20473/amnt.v1i3.2017.227-235

Abstract

Background: Eating habit in adolescence will give an impact on health, especially nutritional problems in the next phase of life that is in adulthood and old age. Many teenagers are still skipping meals and eating imbalance foods. Objectives: This study is aimed to determine the relationship between breakfast habit and nutrient intake with nutritional status of female students in SMAN 3 Surabaya. Method: Research design used was cross sectional. Population of this research is all female students of class X and XI SMAN 3 Surabaya as many as 444 people. Eighty students was choosen using simple random sampling method. The data that had been collected included breakfast habits which gained by direct interview using questionnaire, nutrient intake that was obtained by 2x24 hours food recall method, and nutritional status was determined based on BMI for Age measurement. Results: It is known that most of the respondents do not have daily breakfast habit and macronutrient intake on the average of respondent still not in accordance with the suggestion. In addition, there were respondents with overweight dan underweight, although most of them had normal nutritional status. Results of Spearman correlation test showed no significant relationship between breakfast habit and nutritional status (p=0.402), but female students who skipped breakfast tend to be overweight. The result of this research showed that no correlation between nutrient intake of energy (p=0.811), carbohydrates (p=0.696), protein (p=0.970) and fat (p=0.816) with nutritional status. Conclusion: The unsignificant results between breakfast habit and macronutrient intake with nutritional status could be caused by several factors, such as the number of family members, income and health issue.ABSTRAK Latar Belakang: Kebiasaan makan pada masa remaja dapat berdampak pada kesehatan terutama masalah gizi pada fase kehidupan yang akan datang yaitu saat dewasa dan berusia lanjut. Banyak remaja masih melewatkan waktu makan dan mengkonsumsi makanan yang tidak seimbang.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan sarapan dan asupan zat gizi dengan status gizi pada siswi SMAN 3 Surabaya.Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswi kelas X dan XI SMAN 3 Surabaya yang berjumlah 444 orang. Sebanyak 80 siswi dipilih menjadi sampel dengan menggunakan Simple random sampling. Data yang dikumpulkan meliputi kebiasaan sarapan dengan wawancara langsung menggunakan kuisioner, asupan zat gizi diperoleh dengan metode food recall 2x24 jam, dan status gizi ditentukan berdasarkan pengukuran IMT/U.Hasil: berdasarkan hasil penelitian diketahui sebagian besar dari responden belum memiliki kebiasaan sarapan setiap hari dan asupan gizi makro pada responden rata-rata masih belum sesuai dengan anjuran. Selain itu, terdapat responden dengan gizi lebih dan gizi kurang meskipun sebagai besar dari mereka memiliki status gizi normal. Hasil dari uji korelasi Spearman, menunjukan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara kebiasaan sarapan dengan status gizi (p=0,402), namun siswi yang tidak sarapan cenderung memiliki gizi lebih. Hasil pada penelitian ini juga menunjukan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara asupan zat gizi energi (p=0,811), karbohidrat (p=0,696), protein (p=0,970) dan lemak (p=0,816) dengan status gizi.Kesimpulan: Tidak adanya hubungan antara kebiasaan sarapan dan asupan zat gizi dengan status gizi dapat disebabkan oleh faktor lain seperti jumlah anggota keluarga, pendapatan keluarga dan penyakit.  
Asupan Energi, Protein dan Lemak dengan Kejadian Gizi Kurang pada Balita Usia 24-59 Bulan di Desa Suci, Gresik Shafira Roshmita Diniyyah; Triska Susila Nindya
Amerta Nutrition Vol. 1 No. 4 (2017): AMERTA NUTRITION
Publisher : Universitas Airlangga, Kampus C, Mulyorejo, Surabaya-60115, East Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (746.727 KB) | DOI: 10.20473/amnt.v1i4.2017.341-350

Abstract

 Background: Undernutrition is still the major of nutritional problem in Indonesia. Toddlers are one of age group that are susceptible to nutritional problems.  One of the direct cause of malnutrition  is nutrient intake.  Low intake of energy, protein and fat causes the utilization of nutrient intake become not optimal and susceptible to infectious diseases. Objectives: The purpose of this study was to analyze the correlation between energy, protein and fat intake with underweight toddlers aged 24-59 months. Methods: This research used a cross sectional study design with a sample size of 62  toddlers that living in the Suci Village Gresik. Data were collected by interview with questionnaires that related to the characteristic of toddlers and parents, form food recall 2x24 hours and measurement of weight toddlers based on WAZ index.  Data were analyzed using fisher exact test. Results: Underweight toddlers have lower intake of energy, protein and fat intake than non underweight toddlers. The results showed that there are 79.0% non underweight toddlers and 21.0% underweight, most of toddlers have adequate levels of energy, protein and fat intake. There was a correlation between energy (p=0.007), protein(p=0.039) and fat intake(p=0.010) with nutritional status of toddlers based on WAZ index.  Conclusions: It was suggested to increase the varied  and  food sources of  high energy, protein and fat, so the malnutrition can’t getting worse.ABSTRAK Latar Belakang:  Gizi kurang masih menjadi masalah gizi utama di Indonesia. Balita merupakan salah satu kelompok usia yang rentan mengalami masalah gizi. Penyebab langsung terjadinya gizi kurang salah satunya dipengaruhi oleh asupan zat gizi. Asupan energi, protein dan lemak yang rendah menyebabkan pemanfaatan zat gizi tidak optimal dan rentan mengalami penyakit infeksi.         Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis hubungan asupan energi, protein dan lemak dengan kejadian gizi kurang balita usia 24-59 bulan. Metode: Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional  dengan jumlah sampel 62 balita yang tinggal di wilayah Desa Suci Gresik. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dengan kuesioner terk1q`3aq15b`6aait karakteristik balita dan orangtua, form food recall 2x24 jam dan pengukuran berat badan balita menggunakan indikator BB/U. Data dianalisis menggunakan uji fisher exact.Hasil:  Hasil dari penelitian ini menunjukkan balita dengan status gizi baik 79,0% dan balita gizi kurang 21,0%. Sebagian besar balita memiliki tingkat asupan energi, lemak dan protein dalam kategori cukup. Terdapat  hubungan antara asupan energi (p=0,007), protein (p=0,039) dan lemak (p=0,010) dengan status gizi balita berdasarkan indeks BB/U. Kesimpulan: Balita gizi kurang memiliki tingkat asupan energi, protein dan lemak lebih rendah dibandingkan dengan balita gizi baik. Perlu meningkatkan asupan bahan makanan sumber energi, protein dan lemak yang tinggi serta bervariasi agar kondisi gizi kurang tidak semakin memburuk.
Hubungan Antara Kadar Hemoglobin dan Status Gizi dengan Produktivitas Pekerja Wanita di Bagian Percetakan dan Pengemasan di UD X Sidoarjo Uswatun Khasanah; Triska Susila Nindya
Amerta Nutrition Vol. 2 No. 1 (2018): AMERTA NUTRITION
Publisher : Universitas Airlangga, Kampus C, Mulyorejo, Surabaya-60115, East Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (783.586 KB) | DOI: 10.20473/amnt.v2i1.2018.83-89

Abstract

Background : Work produvtivity is the top priority demanded of every workforce to produce the product. Many factors can affect work produktivity such as nutritional status and anemia. Anemia is a nutritional problem that can cause fatigue, weakness, loss of work capacity and produktivity.Objective: The purpose of this research was to analyze the relation between hemoglobin levels and nutritional status with women employee’s produktivity in stamping and packaging section at UD X Sidoarjo.Methods: This reserch was an observational analytic study designed with cross sectional. The population was all women employees in production of 130 people and the sample of 54 respondents selected by random sampling. Data collection used height and weight measurement, measurement of hemoglobin levels, and questionnaires. Data were analyzed using chi square test.Results: The result showed that there was a correlation between the nutritional status and productivity (p=0.014), but there was no correlation between Hb concentration and productivity (p=0.836).Conclusion: The better the nutritional status were, the higher the productivity would be. It is recommended that the women employees of this company to aware on their nutritional status.ABSTRAKLatar Belakang: Produktivitas kerja menjadi hal utama yang harus dimiliki setiap tenaga kerja untuk menghasilkan produk. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja seperti status gizi dan anemia. Anemia merupakan masalah gizi yang dapat menyebabkan kelelahan dan penurunan kapasitas kerja serta produktifitas pada tenaga kerja.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara status gizi dan kadar hemoglobin dengan produktivitas pekerja wanita bagian percetakan dan pengemasan di UD X Sidoarjo.Metode: Jenis penelitian yang dilakukan merupakan observasional analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini merupakan semua pekerja wanita di bagian produksi sebanyak 130 orang dan didapatkan besar sampel sebanyak 54 responden yang dipilih secara random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan pengukuran tinggi dan berat badan, pengukuran kadar hemoglobin, dan kuesioner. Analisis data menggunakan uji chi square.Hasil: Penelitian menunjukkan bahwa responden cenderung memiliki produktivitas diatas rata-rata. Terdapat hubungan antara status gizi dengan produktivitas (p=0,014), namun tidak terdapat hubungan antara kadar hemoglobin dengan produktivitas (p=0,836).Kesimpulan: Semakin baik status gizi semakin meningkat produktivitasnya. Tidak ada hubungan antara kadar Hb dengan produktivitas. Dianjurkan agar pegawai wanita perusahaan menyadari status gizi mereka.

Page 5 of 58 | Total Record : 579


Filter by Year

2017 2024


Filter By Issues
All Issue Vol. 8 No. 1 (2024): AMERTA NUTRITION (Bilingual Edition) Vol. 7 No. 2SP (2023): AMERTA NUTRITION SUPPLEMENTARY EDITION Special 3rd Amerta Nutrition Conferenc Vol. 7 No. 4 (2023): AMERTA NUTRITION (Bilingual Edition) Vol. 7 No. 3SP (2023): AMERTA NUTRITION SUPPLEMENTARY EDITION Vol. 7 No. 3 (2023): AMERTA NUTRITION (Bilingual Edition) Vol. 7 No. 2 (2023): AMERTA NUTRITION (Bilingual Edition) Vol. 7 No. 1SP (2023): AMERTA NUTRITION SUPPLEMENTARY EDITION Big Data Seminar Vol. 7 No. 1 (2023): AMERTA NUTRITION (Bilingual Edition) Vol. 6 No. 1SP (2022): AMERTA NUTRITION SUPPLEMENTARY EDITION Special 2nd Amerta Nutrition Conferenc Vol. 6 No. 4 (2022): AMERTA NUTRITION Vol. 6 No. 3 (2022): AMERTA NUTRITION Vol. 6 No. 2 (2022): AMERTA NUTRITION Vol. 6 No. 1 (2022): AMERTA NUTRITION Vol. 5 No. 4 (2021): AMERTA NUTRITION Vol. 5 No. 3 (2021): AMERTA NUTRITION Vol. 5 No. 2 (2021): AMERTA NUTRITION Vol. 5 No. 2SP (2021): AMERTA NUTRITION SUPPLEMENTARY EDITION Vol. 5 No. 1 (2021): AMERTA NUTRITION Vol. 5 No. 1SP (2021): AMERTA NUTRITION SUPPLEMENTARY EDITION Vol. 4 No. 4 (2020): AMERTA NUTRITION Vol. 4 No. 3 (2020): AMERTA NUTRITION Vol. 4 No. 2 (2020): AMERTA NUTRITION Vol. 4 No. 1 (2020): AMERTA NUTRITION Vol. 4 No. 1SP (2020): AMERTA NUTRITION SUPPLEMENTARY EDITION Vol. 3 No. 4 (2019): AMERTA NUTRITION Vol. 3 No. 3 (2019): AMERTA NUTRITION Vol. 3 No. 2 (2019): AMERTA NUTRITION Vol. 3 No. 1 (2019): AMERTA NUTRITION Vol. 2 No. 4 (2018): AMERTA NUTRITION Vol. 2 No. 3 (2018): AMERTA NUTRITION Vol. 2 No. 2 (2018): AMERTA NUTRITION Vol. 2 No. 1 (2018): AMERTA NUTRITION Vol. 1 No. 4 (2017): AMERTA NUTRITION Vol. 1 No. 3 (2017): AMERTA NUTRITION Vol. 1 No. 2 (2017): AMERTA NUTRITION Vol. 1 No. 1 (2017): AMERTA NUTRITION More Issue