cover
Contact Name
Trias Mahmudiono, SKM., MPH (Nutr), GCAS., PhD
Contact Email
amertanutr@fkm.unair.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
amertanutr@fkm.unair.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Amerta Nutrition
Published by Universitas Airlangga
ISSN : 25801163     EISSN : 25809776     DOI : -
Core Subject : Health, Education,
Amerta Nutrition (p-ISSN:2580-1163; e-ISSN: 2580-9776) is a peer reviewed open access scientific journal published by Universitas Airlangga. The scope for Amerta Nutrition include: public health nutrition, community nutrition, clinical nutrition, dietetics, food science and food service management. Each volume of Amerta Nutrition is counted in each calendar year that consist of 4 issues. Amerta Nutrition is published four times per year every March, June, September, and December.
Arjuna Subject : -
Articles 579 Documents
Hubungan Pengeluaran Rumah Tangga, Asupan Protein, Dan Asupan Zat Besi Dengan Kadar Hemoglobin Pada Pekerja Tambang Pasir Tradisional Syahid Kinayung Widyaji; Trias Mahmudiono
Amerta Nutrition Vol. 1 No. 3 (2017): AMERTA NUTRITION
Publisher : Universitas Airlangga, Kampus C, Mulyorejo, Surabaya-60115, East Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (733.625 KB) | DOI: 10.20473/amnt.v1i3.2017.220-226

Abstract

Background: Anemia is one of the nutritional problem in society with low socioeconomic status. Low socioeconomic associated with lower nutritional intake do to limited access to a variety of foods.Objective: the aim of this study was to analyze the relationship netween household expenditure and intake protein with hemoglobin level among sand miner.Method: this was a cross sectional study with 51 sample sand miner was selected by simple random sampling. The data were collected through interview using questionnaire, 2x24 hours food recall, and hemoglobin level measured by Easy Touch GCHb. Data were analyzed using Pearson correlation.Result: The result showed that there were associations between household expenditure (p = 0.016) and intake protein (p = 0.037) to hemoglobin level. Conversely, there was no association between intakes of iron to hemoglobin level.Conclusion: Household expenditure and intake protein related to the hemoglobin level among sand miner.Conclusion : Patient satisfaction of food by outsourcing system was no difference from the patient satisfaction of food by self operated system.ABSTRAK Latar Belakang: Anemia merupakan salah satu masalah gizi pada masyarakat dengan status sosial ekonomi yang rendah. Pada sosial ekonomi yang rendah cenderung asupan zat gizinya rendah karena terbatasnya akses ke pangan yang beragam.Tujuan: Untuk menganalisis hubungan antara pengeluaran rumah tangga, asupan protein, dan asupan zat besi dengan kadar hemoglobin pada pekerja tambang pasir tradisional.Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan besar sampel 58 pekerja tambang pasir tradisional yang dipilih menggunakan simple random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner, 2x24 hours food recall, dan kadar hemoglobin diukur dengan alat Easy Touch GCHb. Uji statistik yang digunakan adalah korelasi pearson.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan pengeluaran rumah tangga (p = 0,016) dan asupan protein (p = 0,037) dengan kadar hemoglobin. Sebaliknya tidak terdapat hubungan  asupan zat besi (p = 0,258) dengan kadar hemoglobin.Kesimpulan: Pengeluaran rumah tangga dan asupan protein berhubungan dengan kadar hemoglobin pada pekerja tambang pasir tradisional.
Pengaruh Pendidikan Gizi Berbasis Theory of Planned Behavior untuk Mempromosikan Pembatasan Konsumsi Fast Food pada Siswi Wuri Rizki Handarbeny; Trias Mahmudiono
Amerta Nutrition Vol. 1 No. 4 (2017): AMERTA NUTRITION
Publisher : Universitas Airlangga, Kampus C, Mulyorejo, Surabaya-60115, East Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (760.371 KB) | DOI: 10.20473/amnt.v1i4.2017.351-360

Abstract

 Background: The incessant promotion of fast food make a perception that fast food is a trend among teenager.  Fast food consumption habits that have high calorie but low nutrients will causes nutritional problems in adolescents. Objectives: The purpose of this study aimed to determine effect of nutritional education based on theory of planned behavior to change knowledge, attitude, subjective norms, perceived behavioral control, intention, and limited fast food consumption among female students in Sidoarjo. Methods: This study was interventional quasi-experimental research. 32 female students (each 16 female students for interventional group and 16 female students for control group), were selected by simple random sampling. The education was provided based on theory of planned behavior in four sessions. The researcher-made questionnaire based on theory of planned behavior used for data collection.The questionnaire was completed by the students twice, before and three weeks after the implementation of nutritional education. Data were analyze using descriptive statistics, Mann-Whitney, and Wilcoxon Signed Ranks. Result: The results of this study show nutrition education based on theory of planned behavior influence knowledge (p<0.001), attitude (p<0.001), subjective norms (p=0.002), perceived behavioral control (p<0.001),intention (p<0.001), but doesn’t influence limited fast food consumption (p=0.570). Conclusion: Nutritional education based on the theory of planned behavior influence knowledge, attitude, subjective norms, perceived behavioral control, and intention, but not effect to limited fast food consumption. So, nutrition education designed based on TPB effective to be implementation of health promotion.ABSTRAK Latarbelakang: Gencarnya promosi fast food  menimbulkan persepsi bahwa makanan cepat saji merupakan tren dikalangan remaja. Kebiasaan konsumsi makanan cepat saji yang mempunyai tinggi kalori namun rendah zat gizi menimbulkan masalah gizi lebih dan defisiensi zat gizi mikro pada remaja.Tujuan: Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pendidikan gizi berbasis Theory of Planned Behavior terhadap perubahan pengetahuan, sikap, norma subyektif, perceived behavioral control, intensi, dan konsumsi membatasi fast food pada siswi di SMA Negeri 2 Sidoarjo.  Metode: Penelitian ini dilaksanakan dengan metode quasy experimental pada 32 siswi (16 siswi kelompok kontrol dan 16 siswi kelompok perlakuan) dipilih menggunakan simple random sampling. Pendidikan gizi berbasis TPB dilakukan selama 4 sesi yiatu sesi sikap, norma subyektif, PBC, dan intensi. Kuesioner penelitian yang digunakan untuk meneliti berbasis TPB. Penilaian dilakukan dua kali, yaitu sebelum dan 3 minggu setelah edukasi. Data dianalisis secara deskriptif, uji Mann Whitney dan Wilcoxon Signed Ranks.Hasil: Berdasarkan hasil penelitian bahwa pendidikan gizi berbasis theory of planned behavior mempengaruhi pengetahuan (p<0,001), sikap (p<0,001), norma subyektif (p<0,002),  perceived behavioral control (p<0,001), dan intensi (p<0,001) tetapi tidak mempengaruhi perilaku siswi untuk membatasi fast food (p=0,570).Kesimpulan: Pendidikan gizi berbasis TPB dapat mempengaruhi sikap, norma subyektif, PBC, dan intensi tetapi tidak merubah perilaku membatasi fast food. Dengan demikian maka diperlukan pendidikan gizi yang berkelanjutan agar dapat merubah suatu perilaku pembatasan fast food.
Kaldu Ayam Instan dengan Substitusi Tepung Hati Ayam sebagai Alternatif Bumbu untuk Mencegah Anemia Annisa Rizky Malichati; Annis Catur Adi
Amerta Nutrition Vol. 2 No. 1 (2018): AMERTA NUTRITION
Publisher : Universitas Airlangga, Kampus C, Mulyorejo, Surabaya-60115, East Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (740.333 KB) | DOI: 10.20473/amnt.v2i1.2018.74-82

Abstract

Background: Instant chicken broth with chicken liver powder substitution had a potential to become a non-MSG alternative seasoning with health value, especially to prevent anemia. Innovation of processing chicken liver into the product could increase its value as a by-product.Objective: This research was aimed to determine product’s organoleptic quality and nutritional values (protein, fat, water and iron).Methods: This research was true experimental design with Complete Randomized Design (CRD) with four levels. Level of chicken liver powder substitution to 300 g flours as broth’s filling were 0%, 10%, 30% and 40%. Organoleptic test to determine product’s acceptance was statistically analyzed by descriptive and inferential analysis, with Kruskal Wallis and Mann Whitney test. Analysis of nutritional values only for the chosen formula from organoleptic test’s result.Results: The chosen formula which had the highest organoleptic quality score was F1 with 10% chicken liver powder substitution. The texture (p=0.000) and taste (p=0.007) of instant chicken broth was significantly affected by chicken liver powder substitution. Nutritional value of product had met the requirement of instant broth standart with 10.24% protein, 2.87% fat, 3.67% water, and 20.42 ppm iron in 100 g serving. Conclusion: It could be concluded that instant chicken broth with 10% chicken liver powder substitution had a good organoleptic quality and had a potential to be non-MSG alternative seasoning to prevent anemia. The product contained higher protein and iron compared to commercial instant chicken broth.ABSTRAKLatar Belakang: Kaldu ayam instan dengan substitusi tepung hati ayam berpotensi untuk menjadi penyedap non-MSG yang memiliki manfaat kesehatan terutama sebagai alternatif pencegahan anemia. Inovasi pengolahan hati ayam pada produk sekaligus dapat meningkatkan nilai guna jerohan sebagai by-product.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mutu organoleptik dan kandungan protein, lemak, kadar air, dan zat besi pada produk kaldu ayam instan dengan substitusi tepung hati ayam.Metode: Penelitian ini menggunakan desain eksperimental murni dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 (empat) taraf perlakuan. Tepung hati ayam disubstitusikan pada 300 g bahan pengisi tepung terigu dengan persentase 0%, 10%, 30%, dan 40%, kemudian dilakukan uji organoleptik yang dianalisis secara deskriptif dan inferensial menggunakan uji Kruskal Wallis dengan uji lanjutan Mann Whitney. Analisis kandungan gizi dilakukan hanya pada formula terpilih dari hasil analisis deskriptif uji organoleptik.Hasil: Hasil uji organoleptik menunjukkan produk dengan mutu organoleptik tertinggi adalah F1 dengan substitusi tepung hati ayam sebesar 10%. Substitusi tepung hati ayam memberikan pengaruh secara signifikan terhadap tekstur (p=0,000) dan rasa (p=0,007) dari produk kaldu ayam instan. Kandungan gizi kaldu ayam instan F1 sudah memenuhi standar kaldu bubuk dengan 10,24% protein, 2,87% lemak, 3,67% air, dan 20,42 ppm zat besi dalam 100 g sajian.Kesimpulan: Dapat disimpulkan kaldu ayam instan dengan substitusi 10% tepung hati ayam memiliki mutu organoleptik yang baik dan berpotensi menjadi alternatif bumbu non-MSG tambahan untuk mencegah anemia, karena memiliki kandungan protein dan zat besi yang lebih tinggi dibandingkan kaldu ayam instan komersial.
Front Matter Vol 1 No 1 Front Matter
Amerta Nutrition Vol. 1 No. 1 (2017): AMERTA NUTRITION
Publisher : Universitas Airlangga, Kampus C, Mulyorejo, Surabaya-60115, East Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (723.905 KB)

Abstract

Front Matter Vol 1 No 3 Front Matter Vol 1 No 3
Amerta Nutrition Vol. 1 No. 3 (2017): AMERTA NUTRITION
Publisher : Universitas Airlangga, Kampus C, Mulyorejo, Surabaya-60115, East Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (585.362 KB) | DOI: 10.20473/amnt.v1i3.2017.%p

Abstract

Pektin Dalam Tepung Kesemek Mempengaruhi Kadar Trigliserida Pada Tikus Wistar Jantan Yang Diberi Diet Aterogenik Stefania Widya Setyaningtyas; Nur Permatasari; Annasari Mustafa
Amerta Nutrition Vol. 1 No. 1 (2017): AMERTA NUTRITION
Publisher : Universitas Airlangga, Kampus C, Mulyorejo, Surabaya-60115, East Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (742.652 KB) | DOI: 10.20473/amnt.v1i1.2017.38-45

Abstract

Background: Moderate hypertriglyceridemia is almost certainly an independent risk factor for cardiovascular disease. Pectin is a kind of soluble fiber that can be used to decrease triglyceride level and it  can be found in fruits such as persimmon. Objective: This research intens to prove the effect of soluble fiber of persimmon flour to decrease triglyceride level. Methods: The search used Post Only Control Group design. Normal diet, atherogenic diet, and atherogenic diet with various amount of dried persimmons were given to 30 subjects, male wistar rats, for 12 weeks. 1.2 g, 2.4 g, and 3.6 g persimmon flour were used as the given amount for every groups. Results: There were significant differences between atherogenic diet group and the other groups of research (p-value<0.001). Compared to normal diet group, atherogenic diet with 1.2 g and 2.4 g persimmon flour resulted unsignificant differences of triglycerides level. But, atherogenic diet with 3,6 g dried persimmon group was different significantly to normal diet groups (p-value=0.036). Both dose of persimmon flour and fat intake affect elevation of tryglyceride level up to 62.5%. Conclusion: The contribution of persimmon flour (Diospyros Kaki L. var Junggo) in inhibitation of the increase of triglyceride serum level on male wistar rats.  The most effective dose is 1.2 g, because the result of the trigliceride level was closest to normal and energy intake was not affected. ABSTRAK Latar belakang : Hipertrigliseridemia kadar sedang hampir pasti merupakan faktor risiko tersendiri untuk penyakit kardiovaskular. Pektin merupakan jenis serat larut air memiliki efek menurunkan trigliserida dan banyak terdapat dalam buah-buahan, salah satunya buah kesemek.Tujuan : Penelitian ini bertujuan menguji efek serat larut air pada tepung kesemek dalam menurunkan kadar trigliserida.Metode : Penelitian dilakukan dengan metode Post Test Only Control Group. Diet normal, diet aterogenik, diet aterogenik + kesemek dengan berbagai jumlah diberikan kepada 30 subyek penelitian, yaitu tikus wistar jantan selama 12 minggu. 1,2 g, 2,4 g, dan 3,6 g tepung kesemek digunakan sebagai intervensi untuk kelompok perlakuan.Hasil : terdapat perbedaan kadar trigliserida yang signifikan antara kelompok diet aterogenik dengan kelompok perlakuan lainnya (p=0,000). Bila dibandingkan dengan kelompok diet normal, perlakuan dengan pemberian tepung kesemek 1,2 g dan 2,4 g menghasilkan kadar trigliserida yang tidak berbeda signifikan, namun jumlah pemberian tepung kesemek 3,6 g berbeda nyata dengan diet normal (p=0,036). Pemberian tepung kesemek dan asupan lemak bersama-sama mempengaruhi pembentukan trigliserida dengan kontribusi sebesar 62,5%.Kesimpulan : Tepung kesemek (Diospyros Kaki L. Var. Junggo) terbukti dapat menghambat peningkatan kadar trigliserida serum pada tikus wistar jantan yang diberi diet aterogenik. Jumlah yang dinilai paling efektif menurunkan trigliserida adalah sebesar 1,2 g, karena pada jumlah tersebut, kadar trigliserida yang dihasilkan paling mendekati normal dan tidak mempengaruhi asupan energi.
Keragaman Pangan dan Tingkat Kecukupan Energi serta Protein Pada Balita Dwi Putri Pangesti Suryo Andadari; Trias Mahmudiono
Amerta Nutrition Vol. 1 No. 3 (2017): AMERTA NUTRITION
Publisher : Universitas Airlangga, Kampus C, Mulyorejo, Surabaya-60115, East Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (774.989 KB) | DOI: 10.20473/amnt.v1i3.2017.172-179

Abstract

Background: Childrens needs adequacy nutrients to support the growth process. Nutritional needs in children period can be fullfiled by consuming a variety of foods. Agricultural and pond dominated area can to provide adequate food availability. Objectives: The purpose of this study is to analyze the differences of dietary diversity and the level of energy and protein adequacy in children in agricultural and pond dominated areas. Method: This cross sectional study design and samples are 55 children under five years with the mothers/babysitters as respondents. Samples are taken using proportional random sampling. Dietary diversity are assessed using Individual Dietary Diversity Score (IDDS) with the criteria considered to consume if the amount minimum 10 grams. Adequacy energy and protein is assessed using food recall 2×24 hours and continued by compared with AKG. The differences of dietary diversity, energy ad protein adequacy rates are analyzed using Mann Whitney Test. Results: The results shows that  children in agricultural area classified low dietary diversity and middle dietary diversity in children pond dominated area (p=0.024). Children in agricultural and pond dominated areo classified less energy adequate (0.588) and more protein adequacy (0.459). Conclusion: There is difference of dietary diversity at children in agricultural and pond dominated area and ther is no difference of energy and protein adequacy in children in agricultural and pond dominated area.ABSTRAK Latar Belakang: Pada masa balita membutuhkan asupan gizi yang mencukupi untuk menunjang proses tumbuh kembang tersebut. Kebutuhan gizi pada balita dapat dipenuhi dengan mengonsumsi makanan yang beragam. Pemenuhan pangan yang cukup tercermin dari ketersediaan pangan yang cukup. Sumber daya pertanian dan perikanan seperti tambak memiliki potensi untuk menyediakan sumber pangan.Tujuan: Tujuan penelitian ini untuk menganalisis perbedaan keragaman pangan dan tingkat kecukupan energi dan protein pada balita di wilayah pertanian dan tambak.Metode: Penelitian cross sectional ini menggunakan sampel sebanyak 55 balita dengan ibu/pengasuh sebagai responden. Sampel diambil menggunakan proportional random sampling. Keragaman pangan dinilai menggunakan Individual Dietary Diversity Score (IDDS) dan dinilai dengan kriteria minimum konsumsi 10 gram. Data konsumsi pangan dikumpulkan menggunakan food recall 2×24 jam kemudian dikonversi dibandingan dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG) untuk mendapatkan Tingkat Kecukupan Energi dan Tingkat Kecukupan Protein. Data dianalisis menggunakan Mann Whitney Test.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa balita di wilayah pertanian tergolong keragaman pangan rendah dan balita di wilayah tambak tergolong keragaman pangan sedang (p=0,024). Balita di wilayah pertanian maupun tambak tergolong tingkat kecukupan energi kurang (p=0,588) dan tingkat kecukupan protein (p=0,459).Kesimpulan: Terdapat perbedaan keragaman pangan minimum konsumsi 10 gram diterapkan pada balita di wilayah pertanian dan tambak dan tidak terdapat perbedaan kecukupan energi serta protein pada balita di wilayah pertanian dan tambak. 
Efektivitas Buku Edukatif Berbasis Games Terhadap Perubahan Pengetahuan Serta Sikap Tentang Sayur Dan Buah Anja Farahyani Ferwanda; Lailatul Muniroh
Amerta Nutrition Vol. 1 No. 4 (2017): AMERTA NUTRITION
Publisher : Universitas Airlangga, Kampus C, Mulyorejo, Surabaya-60115, East Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (840.994 KB) | DOI: 10.20473/amnt.v1i4.2017.389-397

Abstract

 Background: school-age children is a child’s growth and development period so that the optimal nutrient intake is needed both in quality and quantity. Low intake of vegetables and fruits as a source of micronutrients is one of the dietary deviation problems in school-age children. Objective: The purpose of this research was to analyze the effect of nutrition education by a game-based educational book to the changes of knowledge and attitude of fruit and vegetable consumption in the fifth-grade student. Methods: this research was a quantitative used pre-experiment research design of one group pre-post test. The samples were 34 students of fifth grade from the Elementary School of Suko 1 Sidoarjo, selected by simple random sampling. This research conducted for a month, consisted of 4 sessions of the lesson, each session hold for about 60 minutes. Data were collected by questionnaires and game-based educational book media. The bivariate data were analyzed by paired t-test. Result: the result showed that there was a significant different of knowledge (p=0.000) and attitude (p = 0.038) after nutrition education by game-based educational book about vegetables and fruit consumption. Conclusion: the conclusion of this study is nutrition education by a game-based educational book can improve the knowledge and changes in attitude of consumption of vegetables and fruit in elementary school students.ABSTRAK Latar Belakang: Usia anak sekolah merupakan masa tumbuh kembang anak sehingga dibutuhkan asupan zat gizi secara optimal baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Rendahnya asupan sayur dan buah sebagai sumber zat gizi mikro merupakan salah satu kesalahan pola makan pada anak usia sekolah adalah.Tujuan: penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan pengetahuan serta sikap konsumsi sayur dan buah siswa kelas 5 SDN Suko1 Sidoarjo setelah diberi pendidikan gizi melalui media buku edukatif berbasis games.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian pra-experiment with one group pre-post test. Sampel penelitian sebesar 34 siswa kelas 5 SDN Suko 1 Sidoarjo yang dipilih secara simple random sampling. Penelitian ini dilakukan selama satu bulan dengan penyampaian materi sebanyak 4 kali selama kurang lebih 60 menit untuk tiap pertemuan.  Instrumen penelitian yang digunakan dalam proses pengumpulan data meliputi kuesioner dan buku edukatif berbasis games. Analisis data bivariat yang digunakan pada penelitian ini adalah uji paired t-test.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pengetahuan (p=0,000) dan sikap (p=0,038) yang signifikan antara sebelum dan setelah diberi pendidikan gizi.Kesimpulan: pendidikan gizi melalui media buku edukatif berbasis games mampu meningkatkan pengetahuan dan sikap siswa tentang sayur dan buah. 
Perbedaan Dan Pengaruh Indikator Ketahanan Pangan Terhadap Proporsi BBLR Pada Wilayah Pesisir Pulau Jawa (Kabupaten Bangkalan dan Kabupaten Tulungagung) Qurrota A’yun Febrina Triwindiyanti; Edy Purwanto Tertius; Trias Mahmudiono
Amerta Nutrition Vol. 2 No. 1 (2018): AMERTA NUTRITION
Publisher : Universitas Airlangga, Kampus C, Mulyorejo, Surabaya-60115, East Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (719.759 KB) | DOI: 10.20473/amnt.v2i1.2018.37-43

Abstract

Background: Food and food production is closely related to food security and nutritional status of a region. There are 9 indicators of food security: stall ratios, store ratios, non-prosperous household ratios, household no-electric ratio, four-wheel access ratios, non-school-age ratio, net open water ratio, ratio of health personnel, and facility ratio sanitation. In addition to availability, the annual poverty rate declines, but is different from that of coastal households. Households in coastal areas have low levels of welfare, this is due to the small share of fish catches to fishermen. Based on Food Security Vulnerability Atlas (FSVA) in 2016, Kabupaten Bangkalan and Tulungagung are categorized as food insecurity areas.Objective: To analyze the difference between food security indicator with nutritional status (proportion of LBW) in west coastal and south coastal area of East Java Province.Method: This research is by analyzing secondary data obtained from Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jawa Timur and Dinas Kesehatan of Kabupaten Bangkalan and Tulungagung. Analysis of influence using linear regression test and difference test using independent t-test.Result: The test result of independent t-test were found on store ratio variable (0.994), non-school ratio (0.084), ratio of nakes (0.137), and ratio of sanitation facility (0.959).Conclusion: From the result of the influence test, there is no effect from food security indicator which include the ratio of shop, store ratio, non-prosperous ratio, non electric rt ratio, 4 wheel access ratio, and ratio of sanitation facilities with LBW in Bangkalan and Tulungagung districts. Independent t-test have differences in store ratios, non-school variables, number of nakes and sanitation facilities.ABSTRAKLatar Belakang: Pangan dan produksi pangan berkaitan dengan ketahanan pangan dan status gizi suatu wilayah. Terdapat 9 indikator ketahanan pangan yaitu rasio warung, rasio toko, rasio rumah tangga tidak sejahtera, rasio rumah tangga tanpa arus listrik, rasio akses roda 4, rasio anak tidak sekolah, rasio rumah tangga tanpa air bersih, rasio jumlah tenaga kesehatan, dan rasio fasilitas sanitasi. Ketahanan pangan dipengaruhi beberapa aspek, selain aspek ketersediaan, angka kemiskinan tiap tahun juga mempengaruhi status ketahanan pangan. Rumah tangga di wilayah pesisir memiliki tingkat kesejahteraan rendah, hal ini disebabkan adanya pembagian hasil tangkap yang kecil pada nelayan. Berdasarkan Food Security Vulnerability Atlas (FSVA) tahun 2016 wilayah Kabupaten Bangkalan dan Kabupaten Tulungagung termasuk dalam kategori wilayah rawan pangan, serta masih ditemukan adanya BBLR kedua Kabupaten.Tujuan: Untuk menganalisis perbedaan serta pengaruh antara indikator ketahanan pangan pada aspek ketersediaan dengan proporsi BBLR pada wilayah pesisir laut utara dan laut selatan provinsi Jawa Timur.Metode: Penelitian ini menganalisis data sekunder yang diperoleh dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur serta Dinas Kesehatan Kabupaten Bangkalan dan Kabupaten Tulungagung. Analisis pengaruh menggunakan Uji Regresi liner dan uji perbedaan menggunakan uji-t independent.Hasil: Analisis uji beda didapatkan hasil yaitu pada variabel rasio toko (0,994), rasio anak tidak sekolah (0,084), rasio jumlah tenaga kesehatan (0,137), dan rasio fasilitas sanitasi (0,959).Kesimpulan: Dari hasil uji pengaruh tidak terdapat pengaruh dari indikator ketahanan pangan yang meliputi rasio warung, rasio toko, rasio rumah tangga tidak sejahtera, rasio rumah tangga tanpa arus listrik, rasio akses roda 4, rasio anak tidak sekolah, rasio rumah tangga tanpa air bersih, rasio jumlah tenaga kesehatan, dan rasio fasilitas sanitasi dengan proporsi BBLR di Kabupaten Bangkalan dan Tulungagung. Hasil uji beda dari Kabupaten Bangkalan dan Kabupaten Tulungagung terdapat perbedaan pada variabel rasio toko, anak tidak sekolah, jumlah nakes dan fasilitas sanitasi.
Hubungan Status Gizi dengan Gangguan Menstruasi pada Remaja Putri di SMA Al-Azhar Surabaya Riris Novita
Amerta Nutrition Vol. 2 No. 2 (2018): AMERTA NUTRITION
Publisher : Universitas Airlangga, Kampus C, Mulyorejo, Surabaya-60115, East Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (548.285 KB) | DOI: 10.20473/amnt.v2i2.2018.172-181

Abstract

Background: The period of puberty is an imprtant period in growth and development, especially the reproductive function. Menstrual disorders can be a sign of disease or the presence of abnormal hormonal system. This implies an impaired reproductive function that can affect the reproductive period in adulthood. The causes of abnormality hormonal system in the body can be affected by intake of nutritions in adolescents that can measured by looking at nutritional status.Objectives: The purpose of this research is to analyze correlation between nutritional status and menstrual disorders of female adolescent in SMA Al-Azhar Surabaya.Methods: This reasearch belong analytic observational reasearch with cross sectional design. The populationin this study is high school students in Al-Azhar Surabaya. From calculation by using simple random sampling, obtained 98 students as sample. The process of colecting data is done by interviewing on the assessment of menstrual disorders. Nutritional status was assessed by neasuring height and weight of young women. The classification is based on value of BMI/ age z-score table for 5-19 years old child from WHO. Data analysis was performed by using chi-square test (α=0.05).Results: From the research can be seen that 60.20% of respondents experienced in menstrual disorders. Most of the respondents experienced of menstrual disorders of Premenstrual Syndrome (PMS) and dysmenorrhoea, respectively 30%. In nutritional status, young women with less nutritional status amount 27.55% and more nutritional status is 16,33%. Based on statistical tests conducted, the results obtained that there is significant relation between nutritional status and incidence of menstrual disorders (p=0.035).Conclusion: There is corelation between nutritonal status with menstrual disorders of female adolescent in senior high school Al-Azhar Surabaya.ABSTRAKLatar Belakang: Masa pubertas merupakan masa yang penting dalam pertumbuhan dan perkembangan terutama fungsi reproduksi. Gangguan mentruasi dapat menjadi pertanda adanya penyakit ataupun adanya sistem hormon yang tidak normal. Hal ini berarti fungsi reproduksi terganggu yang dapat berpengaruh terhadap masa reproduksi pada saat dewasa. Penyebab dari ketidaknormalan hormon dalam tubuh dapat dipengaruhi oleh asupan makanan dari remaja yang dapat diukur dengan melihat status gizi.Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisi hubungan status gizi dengan gangguan menstruasi pada siswi SMA Al-Azhar SurabayaMetode: Penelitian ini termasuk penelitian observasional analitik dengan rancang bangun potong lintang. Populasi pada penelitian ini adalah siswi SMA Al-Azhar Surabaya. Hasil dari perhitungan simple random sampling didapat 98 siswi sebagai sampel. Pengambilan data dilakukan dengan cara wawancara pada pengkajian gangguan menstruasi. Status gizi dinilai dengan mengukur tinggi badan dan berat badan dari remaja putri. Klasifikasi didasarkan pada nilai tabel z-score IMT/U untuk anak perempuasn usia 5-19 tahun dari WHO. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji chi-square (α=0,05)Hasil: Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa 60,20% responden mengalami gangguan menstruasi. Sebagian besar responden mengalami gangguan menstruasi berupa Premenstrual Syndrom (PMS) dan dismenorea, masing-masing sebesar 30%. Untuk status gizi, masih ada remaja putri yang mempunyai status gizi kurang yaitu 27,55% dan status gizi lebih sebesar 16,33%. Berdasarkan uji statistik yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa ada hubungan yang bermakna antara status gizi dengan kejadian gangguan menstruasi (p=0,035).Kesimpulan: Terdapat hubungan antara status gizi dengan gangguan menstruasi pada remaja putri SMA Al-Azhar Surabaya

Page 4 of 58 | Total Record : 579


Filter by Year

2017 2024


Filter By Issues
All Issue Vol. 8 No. 1 (2024): AMERTA NUTRITION (Bilingual Edition) Vol. 7 No. 2SP (2023): AMERTA NUTRITION SUPPLEMENTARY EDITION Special 3rd Amerta Nutrition Conferenc Vol. 7 No. 4 (2023): AMERTA NUTRITION (Bilingual Edition) Vol. 7 No. 3SP (2023): AMERTA NUTRITION SUPPLEMENTARY EDITION Vol. 7 No. 3 (2023): AMERTA NUTRITION (Bilingual Edition) Vol. 7 No. 2 (2023): AMERTA NUTRITION (Bilingual Edition) Vol. 7 No. 1 (2023): AMERTA NUTRITION (Bilingual Edition) Vol. 7 No. 1SP (2023): AMERTA NUTRITION SUPPLEMENTARY EDITION Big Data Seminar Vol. 6 No. 1SP (2022): AMERTA NUTRITION SUPPLEMENTARY EDITION Special 2nd Amerta Nutrition Conferenc Vol. 6 No. 4 (2022): AMERTA NUTRITION Vol. 6 No. 3 (2022): AMERTA NUTRITION Vol. 6 No. 2 (2022): AMERTA NUTRITION Vol. 6 No. 1 (2022): AMERTA NUTRITION Vol. 5 No. 4 (2021): AMERTA NUTRITION Vol. 5 No. 3 (2021): AMERTA NUTRITION Vol. 5 No. 2 (2021): AMERTA NUTRITION Vol. 5 No. 2SP (2021): AMERTA NUTRITION SUPPLEMENTARY EDITION Vol. 5 No. 1SP (2021): AMERTA NUTRITION SUPPLEMENTARY EDITION Vol. 5 No. 1 (2021): AMERTA NUTRITION Vol. 4 No. 4 (2020): AMERTA NUTRITION Vol. 4 No. 3 (2020): AMERTA NUTRITION Vol. 4 No. 2 (2020): AMERTA NUTRITION Vol. 4 No. 1SP (2020): AMERTA NUTRITION SUPPLEMENTARY EDITION Vol. 4 No. 1 (2020): AMERTA NUTRITION Vol. 3 No. 4 (2019): AMERTA NUTRITION Vol. 3 No. 3 (2019): AMERTA NUTRITION Vol. 3 No. 2 (2019): AMERTA NUTRITION Vol. 3 No. 1 (2019): AMERTA NUTRITION Vol. 2 No. 4 (2018): AMERTA NUTRITION Vol. 2 No. 3 (2018): AMERTA NUTRITION Vol. 2 No. 2 (2018): AMERTA NUTRITION Vol. 2 No. 1 (2018): AMERTA NUTRITION Vol. 1 No. 4 (2017): AMERTA NUTRITION Vol. 1 No. 3 (2017): AMERTA NUTRITION Vol. 1 No. 2 (2017): AMERTA NUTRITION Vol. 1 No. 1 (2017): AMERTA NUTRITION More Issue