cover
Contact Name
Aida Ratna Wijayanti
Contact Email
hsj@umpo.ac.id
Phone
+6281233677836
Journal Mail Official
hsj@umpo.ac.id
Editorial Address
Jl. Budi Utomo No.10 Ponorogo 63471, Indonesia. Email: ijhs@umpo.ac.id
Location
Kab. ponorogo,
Jawa timur
INDONESIA
Indonesian Journal for Health Sciences (IJHS)
ISSN : 25492721     EISSN : 25492748     DOI : -
Core Subject : Health,
The Indonesia Journal for Health Sciences publishes articles that report novel findings of health in the areas of : Nursing Midwifery Public health Medicine Pharmacy Biochemistry Molecular biology related drug design.
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 2, No 1 (2018): March" : 7 Documents clear
PENGARUH SELF MANAGEMENT TERHADAP TEKANAN DARAH LANSIA YANG MENGALAMI HIPERTENSI Nur Isnaini; Inda Galuh Lestari
Indonesian Journal for Health Sciences Vol 2, No 1 (2018): March
Publisher : Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (270.718 KB) | DOI: 10.24269/ijhs.v2i1.725

Abstract

Elderly with hypertension having difficulty controlling blood pressure will worsen their health. Individuals with heart disease are advised to carry out self-management as one of the management of disease in everyday life. The purpose of this study is to determine the status of Self Management in Hypertension Elderly in Posbindu Dukuhturi-Bumiayu. This study uses descriptive analytic, crosssectional approach. Sample of 36 elderly with sampling technique nonprobabilitas sampling with type of accidental sampling. The research instrument used self management hypertension questionnaire which has been tested for validity and reliability. Data analysis using Spearman Rank test. Based on the research, it was found that most respondents had moderate self management that was 21 people (58.3%). There is a very significant positive influence between self management with blood pressure (systolic and diastolic). Spearman Rank test result from self management with systolic blood pressure got p value = 0.000 (a = 0,05) while result of self management with diastolic blood pressure got p value = 0,034 (a = 0,05).
Impact of diet on vitamin D status in a selected population of pregnant mothers in Sri Lanka Anusha Kaneshapillai; Guwani Liyanage; Usha Hettiaratchi
Indonesian Journal for Health Sciences Vol 2, No 1 (2018): March
Publisher : Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (303.146 KB) | DOI: 10.24269/ijhs.v2i1.776

Abstract

Context: Results of various studies have shown severe vitamin D deficiency in the Indian subcontinent in all age groups and insufficiency in populations of South-East and East Asia.  There are no data available in Sri Lanka on vitamin D status in pregnant mothers. Vitamin D supplements are not provided routinely in state sector clinics. Institute of Medicine of the National Academy of Sciences in the USA recommends safe upper limit of dietary vitamin D as 4000 IU.Aims: Thus, our aim of this study was to assess vitamin D status and adequacy of vitamin D intake through diet among pregnant mothers.Settings and Design: This is a secondary analysis of data of a prospective cohort study.Methods and Material: 89 pregnant mothers in their 3rd trimester were recruited. Food frequency questionnaire based on 7-day estimated food record method was used. Analysis of blood sample was done for vitamin D, parathyroid hormone (PTH), calcium, inorganic phosphorous and alkaline phophatase levels.Statistical analysis used: Spearman’s correlation and independent sample t-test were performed.Results: We found that 12.4%, 50.6% and 37.1% were vitamin D deficient, insufficient and sufficient respectively. 25(OH)D and PTH showed a significant negative correlation (r=0.296; P0.01).  Yet, serum PTH level was above the cut-off only among 4.5%. Further, only 13.5% subjects had high ALP (240 IU/L). Average daily intake of vitamin D through diet was 1289.4 ± 1225.6 IU/day (range 56 IU- 5400 IU). Significant Main source of vitamin D was fortified milk powder and small fish.Conclusions: High rate of vitamin D insufficiency/deficiency was observed and this novel finding in our cohort suggests investigating vitamin D status in pregnant mothers at a national level. Vitamin D intake through diet was not adequate in our study sample. Further, rigorous trails are needed to evaluate the requirement for supplementation to optimise the bone metabolism during pregnancy in Sri Lanka.  
ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STRATEGI KOPING PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI KOTA SUNGAI PENUH TAHUN 2017 Sarni Waty
Indonesian Journal for Health Sciences Vol 2, No 1 (2018): March
Publisher : Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (316.689 KB) | DOI: 10.24269/ijhs.v2i1.807

Abstract

Prevalensi gangguan jiwa berat seperti schizophrenia adalah 1,7 per 1.000 penduduk atau sekitar 400.000 orang. Skizofrenia merupakan salah satu diagnosa medis dari gangguan jiwa yang paling banyak ditemukan dan merupakan gangguan jiwa berat. Jumlah penderita gangguan jiwa di Kota Sungai Penuh sebanyak 199 (63,2%) orang jika dibandingkan dengan di Kabupaten Kerinci sebanyak 116 (36,8%). Faktor yang mempengaruhi strategi koping yaitu kemampuan personal, keyakinan positif, dukungan sosial dan aset materi. Tujuan penelitian ini  adalah untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan strategi koping pada pasien skizofrenia di Kota Sungai Penuh Tahun 2017. Jenis penelitian adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah acak sederhana dengan jumlah sampel sebanyak 119 responden .Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan wawancara terpimpin dari tanggal 17 september samapi dengan 17 oktober 2017 .Analisis data menggunakan uji chi-square dan Regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan personal, keyakinan positif, dan dukungan social dengan strategi koping pasien skizofrenia (p-value 0.05), namun tidak ada hubungan antara aset materi dengan strategi koping (p-value0.05). Faktor yang paling berhubungan dengan strategi koping adalah keyakinan positif (p-value= 0,022, OR= 0,686). Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan bagi Puskesmas untuk meningkatkan pelayanan keperawatan jiwa, untuk mengurangi masalah skizofrenia melalui strategi koping yang adaptif seperti kegiatan-kegitan penyuluhan untuk meningkatan percaya diri pasien dan keinginan untuk menyelesaikan masalah pada pasien. Meningkatkan keyakinan positif pasien skizofenia dapat melakukan kegiatan seperti terapi aktivitas kelompok: stimulasi persepsi
HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DENGAN TINGKAT ANSIETAS SAAT MENGHADAPI KEKAMBUHAN PASIEN GANGGUAN JIWA Livana PH; Yulia Susanti; Dimas Eka Ardika Putra
Indonesian Journal for Health Sciences Vol 2, No 1 (2018): March
Publisher : Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (399.436 KB) | DOI: 10.24269/ijhs.v2i1.664

Abstract

Clients mental disorder characterized by cycles of recurrence, which reached 60-75% of all patients. Recurrence trigger psychological conflict such as anxiety in the family. Family characteristics need to be considered in understanding the problems of family anxiety when clients have a relapse. The purpose of this study was to determine the characteristics of a family relationship with the level of anxiety when faced with a client recurrence of mental disorders in RSJD Amino Gondhohutomo Semarang. The study used a descriptive correlational design with cross sectional approach. Sample was taken by purposive sampling as many as 40 families were clients of mental disorder experience recurrence in emergency ward RSJD Amino Gondhohutomo Semarang. Research tool questionnaire characteristics and Hamilton Anxiety Rating Scale (Hars). Statistic test used Kendall's tau_b and Somers’d. The results showed no relationship between job characteristics (pvalue = 0.029), income (pvalue = 0.040), and the type of family (pvalue = 0.027) with the anxiety level families in the face of recurrence clients with mental disorders, while the educational characteristics (pvalue = 0.390), relationship status (pvalue = 0.587), stage of development of the family (pvalue = 0.482), and ethnic culture (pvalue = a) there is no relationship. Further research is expected researching family anxiety when faced with a recurrence client by using different methods and samples consisting of various ethnic cultures Abstrak Klien gangguan jiwa dicirikan dengan siklus kekambuhan yang mencapai 60-75% dari keseluruhan penderita. Kekambuhan memicu terjadinya konflik psikologi seperti ansietas pada keluarga. Karakteristik keluarga perlu dipertimbangkan dalam memahami permasalahan ansietas keluarga saat klien mengalami kekambuhan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan karakteristik keluarga dengan tingkat ansietas saat menghadapi kekambuhan klien gangguan jiwa di RSJD Amino Gondhohutomo Semarang. Penelitian menggunakan desain deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional. Sampel diambil secara purposive sampling sebanyak 40 keluarga klien gangguan jiwa yang mengalami kekambuhan di IGD RSJD Amino Gondhohutomo Semarang. Alat penelitian menggunakan kuesioner karakteristik dan Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS). Uji statistik menggunakan uji Kendall’s tau_b dan uji Somers’d. Hasil penelitian menunjukan ada hubungan antara karakteristik pekerjaan (pvalue=0,029), penghasilan (pvalue=0,040), dan tipe keluarga (pvalue=0,027) dengan dengan tingkat ansietas keluarga saat menghadapi kekambuhan klien gangguan jiwa, sedangkan karakteristik pendidikan (pvalue=0,390), status hubungan (pvalue=0,587), tahap perkembangan keluarga (pvalue=0,482), dan etnis budaya  (pvalue=a) tidak ada hubungan. Peneliti selanjutnya diharapkan meneliti ansietas keluarga saat menghadapi kekambuhan klien dengan menggunakan metode berbeda dan sampel yang terdiri dari berbagai etnis budaya.
PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI DAERAH PEDESAAN Hery Ernawati
Indonesian Journal for Health Sciences Vol 2, No 1 (2018): March
Publisher : Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (138.848 KB) | DOI: 10.24269/ijhs.v2i1.820

Abstract

Kasus seputar reproduksi remaja sekarang semakin meningkat, disebabkan ketidakpahaman remaja terhadap berbagai aspek reproduksi yang berhubungan dengan dirinya sendiri. Di daerah pedesaan masih menganggap bahwa membicarakan mengenai reproduksi dengan remaja masih di anggap tabu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan kesehatan reproduksi remaja di daerah pedesaan. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner untuk mengetahui data umum responden serta pertanyaan tentang kesehatan reproduksi remaja. Lokasi penelitian di salah satu desa di Kabupaten Ponorogo dengan jumlah sampel yang diambil yaitu sebanyak 60 responden. Responden yang di ambil secara purposive sampling, dengan kriteria sampel :1) remaja yang sekolah ditingkat SMP dan SMA,  2) tinggal satu rumah dengan orang tua. Responden yang sesuai kriteria akan dijelaskan terlebih dahulu mengenai tujuan penelitian dan jika bersedia maka mengisi lembar informed consent. Rencana analisis data dengan analisis univariat,dan  bivariat. Hasil penelitian di dapatkan pengetahuan baik sebanyak 37 responden, pengetahuan buruk 23 responden. Dengan menggunakan Chi Square didapatkan 3 faktoryang mempengaruhi pengetahuan kesehatan reproduksi remaja, yaitu jenis kelamin, jumlah sumber informasi dan pemanfaatan orang tua sebagai sumber informasi kesehatan reproduksi remaja. Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja di daerah pedesaan dari 60 responden , sebagian besar berpengetahuan baik (37 responden). Orang tua, guru maupun dinas kesehatan diharapkan mampu mengadakan kegiatan seperti penyuluhan sehingga bisa meningkatkan pengetahuan remaja di daerah pedesaan mengenai kesehatan reproduksi. Kata Kunci: Pengetahuan, kesehatan reproduksi remaja, pedesaan Abstract KNOWLEDGE OF ADOLESCENT REPRODUCTIVE HEALTH IN RURAL AREAS Cases around adolescent reproductive now increased, due to ignorance of teens on various aspects relating to the reproduction itself. In rural areas still think that talking about reproduction with adolescent still considered taboo. This study aims to determine the knowledge of adolescent reproductive healt in rural area. This study was held by descriptive approach that describe knowledge of adolescent reproductive health in rural areas. The instrument used was questionnaire to determine the general data of respondents and question about adolescent reproductive health.. The location of this study in one of the villages in Ponorogo, with 60 respondents fixed through purposive sampling. Sampling criteria were 1) the teenage sechool level was junior high and high school, 2) stay with parents in the same house. Respondents who fit the criteria will be explained in advance about the purpose of research, and if the charge sheet is willing informed consent. Data was analysed by univariat analysi.Research results from the get good knowledge as much as 37 respondents, poor knowledge of 23 respondents. By using Chi Square got three factors that influence adolescent reproductive health knowledge, namely gender, the amount of resources adolescent reproductive health.Knowledge of adolescent reproductive health in rural areas of 60 respondents, mostly good knowledge (37 respondents). Parents, teachers and health authorities are expected to conduct activities such as cou seling so as to improve knowledge of adolescents in rural areas of reproductive health.
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pengambilan Keputusan Perawat Dalam Ketepatan Triase Di Kota Padang Ilfa Khairina; Hema Malini; Emil Huriani
Indonesian Journal for Health Sciences Vol 2, No 1 (2018): March
Publisher : Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (252.803 KB) | DOI: 10.24269/ijhs.v2i1.707

Abstract

Belum adanya pedoman dan sosialisasi mengenai pengisian skala triase 5 level  menimbulkan keragu-raguan bagi perawat triase untuk menentukan skala triase pasien,  sehingga membuat penilaian triase menjadi under triage dan over triage.  Ketidaktepatan pengisian skala triase merupakan langkah awal terjadinya lamanya waktu tunggu, mempengaruhi angka kepuasan, keselamatan pasien\, dan bahkan angka kesakitan dan kematian. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui faktor dominan dalam pengambilan keputusan perawat pelaksana terhadap ketepatan pengisian skala triase di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Kota Padang. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif dan menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah perawat pelaksana yang bekerja di Instalasi Gawat Darurat, dan pengambilan sampel dilakukan dengan teknik stratified random sampling. Hasil penelitian didapatkan sebanyak 42,6 % responden adalah perempuan, 62% responden berada pada rentang usia 31-45 tahun, 70,3% responden memiliki masa kerja kurang dari 5 tahun, 81,4% responden memiliki pendidikan diploma keperawatan, dan 53,7% perawat pernah mendapatkan pelatihan gawat darurat. Faktor-faktor pengambilan keputusan membuktikan ada hubungan dengan ketepatan triase kecuali tingkat pendidikan. Faktor lama bekerja merupakan faktor dominan yang berhubungan dengan pengambilan keputusan perawat terhadap ketepatan pengisian skala triase dengan p value 0,012 dan nilai odd ratio 17,856 . Diharapkan pembuat kebijakan dapat membuat kebijakan yaitu dengan adanya kaderisasi keilmuan dari perawat yang berpengalaman kepada perawat baru.
Pengaruh Terapi Social Skills Training (SST) dan Terapi Suportif terhadap Keterampilan Sosialisasi pada Klien Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi isti harkomah
Indonesian Journal for Health Sciences Vol 2, No 1 (2018): March
Publisher : Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (203.493 KB) | DOI: 10.24269/ijhs.v2i1.818

Abstract

Skizofrenia merupakan gangguan mental yang ditandai dengan gangguan pemikiran yang mendalam, mempengaruhi bahasa, persepsi, dan rasa diri. Klien Isolasi sosial memiliki jaringan social yang kecil, sehingga klien membutuhkan support system yang mendukung terbentuknya jarningan social yang kondusif. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh terapi Social Skills Training (SST) dan Terapi Suportif terhadap Keterampilan Sosialisasi pada Klien Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi. Desain penelitian menggunakan quasi experimental pre-post with control group. Sampel dalam penelitian ini dilakukan terhadap 76 responden yaitu 38 orang kelompok intervensi dan 38 orang kelompok kontrol yang memenuhi kriteria inklusi.  Hasil penelitian menunjukkan peningkatan tidak bermakna setelah dilakukan terapi SST dan terapi suportif (p0.05) Peningkatan kemampuan sosialisasi lebih tinggi  pada kelompok yang mendapat terapi SST dan suportif dibandingkan kelompok yang tidak mendapatkan terapi. Disarankan perawat spesialis jiwa dan psikiater hendaknya melakukan kolaborasi pelaksanaan SST dan Terapi Suportif pada klien skizofrenia.  

Page 1 of 1 | Total Record : 7