cover
Contact Name
Amal Zainun Na'im
Contact Email
blueswatprime84@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
legitimas.tribakti@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota kediri,
Jawa timur
INDONESIA
Legitima: Jurnal Hukum Keluarga Islam
ISSN : 26554909     EISSN : 2656565X     DOI : -
Core Subject : Education, Social,
Jurnal Legitima: Jurnal hukum keluarga islam diterbitkan oleh Program Studi Al Ahwal Al syakhsiyah Islam Institut Agama Islam Tribakti Kediri. Jurnal ini terbit secara berkala dua kali dalam satu tahun yakni bulan Agustus dan bulan Pebruari. Fokus dari Jurnal ini mengkaji penelitian dibidang pemikiran hukum Islam dan hukum keluarga Islam, baik penelitian literasi atau pun penelitian lapangan. Cakupan Kajian jurnal ini dalam bidang pemikiran islam dan pemikiran hukum islam yang berkaitan dengan pernikahan, talak cerai, waris, wasiat, zakat dan shodaqoh.
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol. 5 No. 01 (2022): Emansipatoris" : 6 Documents clear
Tanggung Jawab Suami Dalam Membayar Zakat Fitrah Istri Dan Anak Dalam Tinjauan Hukum Islam suriadish; Eka Suriansyah; Muhammad Norhadi
Legitima : Jurnal Hukum Keluarga Islam Vol. 5 No. 01 (2022): Emansipatoris
Publisher : Universitas Islam Tribakti Lirboyo Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33367/legitima.v5i01.2937

Abstract

Penelitian dilatarbelakangi adanya kasus pembayaran zakat fitrah yang dibayarkan oleh istri untuk diri dan anaknya dari harta pribadi. Tujuan dari penelitian untuk mengetahui mengapa istri membayar zakat fitrah untuk diri dan anaknya dan mengetahui bagaimana tinjauan zakat fitrah yang dibayar oleh istri untuk diri dan anaknya menurut hukum Islam. Penelitian ini menggunakan pendekatan socio legal. Hasil penelitian: (1) faktor yang melatarbelakangi pengabaian tanggung jawab zakat fitrah oleh suami dalam rumah tangga, di antaranya: Faktor kurangnya rasa tanggung jawab suami dalam pemenuhan nafkah dalam rumah tangga, faktor kurang baiknya komunikasi dalam rumah tangga, faktor kecemburuan sosial dalam rumah tangga, faktor kurangnya pemahaman agama suami dalam rumah tangga. (2) Tinjauan hukum Islam terhadap suami yang mengabaikan tanggung jawab pembayaran zakat fitrah istri dan anak, semua faktor yang menjadi alasan suami mengabaikan zakat fitrah keluarga dalam rumah tangga tidak dapat dibenarkan. Perihal tidak mampunya suami untuk memberikan biaya zakat fitrah karena faktor ekonomi menjadi sebuah pengecualian, karena tidak dibebankan kepada seseorang sebuah kewajiban melainkan atas kesanggupannya. Dalam hal istri membayar sendiri zakat fitrah untuk diri dan anak jika dilaksanakan dengan ikhlas maka hal tersebut merupakan sebuah kebaikan bagi diri dan anaknya.
Analisis Hukum Islam Tentang Istri Petani Yang Bekerja Membantu Mencari Nafkah Keluarga Arip Setiawan; Ramadhanita Mustika Sari
Legitima : Jurnal Hukum Keluarga Islam Vol. 5 No. 01 (2022): Emansipatoris
Publisher : Universitas Islam Tribakti Lirboyo Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33367/legitima.v5i01.3171

Abstract

Keluarga adalah inti dari masyarakat, dengan kata lain keluarga adalah masyarakat yang terkecil yang terdiri dari Suami, Istri dan Anak. Keluarga yang baik akan menentukan bagaimana bangunan dari masyarakatnya. Keluarga yang baik tentunya dibangun oleh perempuan-perempuan yang baik, kuat, tangguh, sabar dan adanya kerjasama yang harmonis antara Suami, Istri dan anak-anak. Perkawinan merupakan ikatan yang sangat kuat dengan perjanjian yang teguh yang diterapkan di atas landasan niat untuk menjalani hidup bersama sebagai suami istri termasuk hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh keduanya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif selanjutnya dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa: 1) Pelaksanaan hak dan kewajiban suami istri dalam kasus istri petani sama sekali tidak terganggu, dalam artian keduanya tetap bisa menjalankan hak dan kewajibannya dengan baik serta saling membantu satu sama lainnya, apalagi hal itu didasari asas kesukarelaan antara kedua belah pihak. 2) Pelaksanaan hak dan kewajiban antara suami istri dalam kasus istri petani diperbolehkan berdasarkan firman Allah Swt. surat At-Tahrim ayat 6 dan pasal 77 ayat 2 Kompilasi Hukum Islam tentang kebolehan suami istri untuk saling membantu satu sama lain serta memenuhi asas kesukarelaan.
Urgensitas Tindakan Resiprokal dalam Pemahaman “Love Language” Pasangan; Upaya Menjaga Keharmonisan Rumah Tangga (Perspektif Hukum Islam) Dwi Arini Zubaidah
Legitima : Jurnal Hukum Keluarga Islam Vol. 5 No. 01 (2022): Emansipatoris
Publisher : Universitas Islam Tribakti Lirboyo Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33367/legitima.v5i01.3578

Abstract

Abstract The purpose an essential point of view, domestic life should be decorated with happiness and love that are sought and felt by husband and wife. However, according to the reality, the rift in the household is a signal that disharmony has taken root in it, so there needs to be a solution that is representative and solutionable. The type of research used by the author is normative legal research with a conceptual approach that collects library data in the form of research sector data on family disharmony, theories about the love language of couples and theories in the realm of Islamic law. The results of this study are love language is an act or expression of a husband and wife towards their partner which can grow their love. There are five love languages, namely affirmation words (sentences from partners), quality time (providing time by partners), receiving gifts (gifts by partners associated with certain moments), acts of service (service needs). from a partner) and physical touch (any physical expression of affection). Preventive efforts against household disharmony by applying the principle of reciprocal relations between husband and wife in Islamic law, namely mu'asyarah bil ma'ruf (doing good to each other) and taradhin minhuma (mutually willing to each other). Key Words: Household Harmony, Reciprocal Action, Love Language Abstrak Pada sudut pandang yang hakiki, kehidupan rumah tangga harus dihiasi dengan kebahagiaan dan kasih sayang yang diusahakan dan dirasakan oleh pasangan suami istri. Namun sesuai kenyataan yang terjadi, keretakan rumah tangga menjadi sinyal bahwa disharmoni sudah mengakar didalamnya sehingga perlu ada perbaikan yang solutif dan representatif. Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian hukum normatif dengan pendekatan konseptual (conceptual approach) yang mengumpulkan data-data kepustakaan berupa data sektor penelitian terhadap disharmoni keluarga, teori tentang love language pasangan dan teori pada ranah hukum Islam. Hasil penelitian ini adalah bahasa kasih (love language) merupakan tindakan atau ekspresi dari suami dan istri terhadap pasanganya yang dapat menumbuhkan cinta kasih keduanya. Ada lima love language yaitu waktu (penyediaan waktu oleh pasangan), layanan (kebutuhan layanan dari pasangan), pernyataan (kalimat afirmasi dari pasangan), sentuhan fisik (segala ekspresi kasih sayang yang berbentuk fisik) dan hadiah (pemberian hadiah oleh pasangan dikaitkan dengan momen-momen tertentu). Upaya preventif terhadap disharmoni rumah tangga dengan menerapan prinsip resiprokal relasi pasutri dalam hukum Islam yaitu mu’asyarah bil ma’ruf (saling berbuat baik) dan taradhin minhuma (saling rela satu sama lain). Kata Kunci: Keharmonisan Rumah Tangga, Tindakan Resiprokal, Love Language
Peran Keluarga yang Terpapar Covid-19 dalam Menguatkan Ketahanan Keluarga Perspektif Maqasid al-Shari’ah Nur Lailatul Musyafaah; Hammis Syafaq; Suqiyah Musafa'ah
Legitima : Jurnal Hukum Keluarga Islam Vol. 5 No. 01 (2022): Emansipatoris
Publisher : Universitas Islam Tribakti Lirboyo Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33367/legitima.v5i01.3613

Abstract

During the Covid-19 pandemic, the family cluster was among the clusters that caused the spread of this virus. For families exposed to this virus, their family's resilience has been tested. This article discusses the resilience of families exposed to Covid-19 to be analyzed in maqasid al-shari’ah. The method used in this research is qualitative and field research. Data were collected through observation, interviews, and documentation. The collected data were analyzed as normative-descriptive. This study concluded that families exposed to Covid-19 work together to fight this virus by adjusting their respective conditions. For the mild, they self-isolate at home, and those with severe illnesses are hospitalized. If a family dies from Covid-19, the family left behind is isolated. What the family exposed to Covid does is maintain family resilience and maintain the physical and psychic health of the family. From the perspective of maqasid al-shari'ah, the effort corresponds to the concepts of hifz al-din (guarding religion), hifz al-nasl (guarding offspring), hifz al-nafs (guarding the soul), and hifz al-'aql (guarding reason).
Undang-Undang Peradilan Agama 1989 dalam Tinjauan Pemikiran Mark Cammack Ichwan Ahnaz Alamudi Ichwan Ahnaz Alamudi
Legitima : Jurnal Hukum Keluarga Islam Vol. 5 No. 01 (2022): Emansipatoris
Publisher : Universitas Islam Tribakti Lirboyo Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33367/legitima.v5i01.3694

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh sahnya Undang-Undang Nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama oleh Presiden Soeharto. Sebelum berlakunya UU tersebut, kompetensi substantif pengadilan Islam di pulau-pulau padat penduduk di Jawa dan Madura hanya mencakup masalah perkawinan dan perceraian dengan adanya undang-undang ini menambah yurisdiksi pengadilan Islam untuk memasukkan warisan di seluruh negeri. Penelitian ini merupakan penelitian normatif yang bertujuan untuk mengetahui pemikiran dan pembahasan terkait lahirnya Undang-Undang Peradilan Agama tahun 1989. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa Peradilan Agama telah hadir dalam bagian hukum di Indonesia sejak masuknya Agama Islam ke Indonesia, hal tersebut dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat muslim akan penegakkan keadilan, pemerintah mewujudkan dan menegaskan kedudukan peradilan agama di Indonesia. Pengesahan Undang-Undang Peradilan Agama 1989 menjadikan Peradilan Agama memiliki kedudukan yang sejajar dengan peradilan-peradilan lainnya.
Tinjauan Sosiologis Terhadap Pembatalan Perkawinan Disebabkan Cacat Badan Atau Penyakit Ach. Khiarul Waro Wardani wardani; Elisa Hadi Nur’aini; Ukyc Peby Febrian
Legitima : Jurnal Hukum Keluarga Islam Vol. 5 No. 01 (2022): Emansipatoris
Publisher : Universitas Islam Tribakti Lirboyo Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33367/legitima.v5i01.3698

Abstract

Salah satu impian manusia salah satunya terjalinnya perkawinan yang sah. Akan tetapi, ada resiko yang harus dihadapi oleh pasangan tersebut, terfatal adalah terjadi perceraian. Menurut hukum, perceraian bahkan sebab cacat badan atau penyakit adalah hal yang wajar mengingat ada hak pasangan yang hilang karena kewajiban yang tidak dapat dilakukan. Akan tetapi, pandangan sosiologis (masyarakat) perceraian adalah sesuatu yang tidak normal yang terjadi di dalam perkawinan. Metode penelitian menggunakan penelitian hukum normatif. Pendekatan penelitian menggunakan pendekatan konseptual. Dan, menggunakan dua sumber penelitian primer dan skunder. Selanjutnya pengolahan data dengan cara diskriptif, yaitu menjelaskan antara aspek hukum secara teoritis dan aspek hukum secara normatif yang berkembang di masyarakat (sosiologis). Tinjauan sosiologis terhadap pembatalan perkawinan disebabkan cacat badan atau penyakit dijadikan penelitian untuk mendapatkan jawaban atas penilaian sosiologis untuk mengsinergikan antara sudut pandang yang berbeda antara hukum dan sosiologi guna menwujudkan hubungan masyarakat yang harmonis dan menghindari statemen liar (fitnah) yang berakibat teganggunya psikologi pasangan yang bercerai, yang bagi pasangan tersebut itu adalah putusan yang final demi kebaikan bersama dengan segala resiko yang diterima

Page 1 of 1 | Total Record : 6