cover
Contact Name
Tajerin
Contact Email
marina.sosek@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
marina.sosek@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
Buletin Ilmiah Marina : Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan
ISSN : 25020803     EISSN : 25412930     DOI : -
Core Subject : Agriculture, Social,
Buletin Ilmiah Marina Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan merupakan Buletin Ilmiah yang diterbitkan oleh Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan, dengan tujuan menyebarluaskan hasil karya tulis ilmiah di bidang Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan. Artikel-artikel yang dimuat diharapkan dapat memberikan masukan bagi para pelaku usaha dan pengambil kebijakan di sektor kelautan dan perikanan terutama dari sisi sosial ekonomi.
Arjuna Subject : -
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 5, No 1 (2019): JUNI 2019" : 5 Documents clear
KONTRIBUSI SEKTOR PERIKANAN DALAM PEMBANGUNAN WILAYAH KABUPATEN ROTE NDAO: PENDEKATAN LOCATION QUOTIENT (LQ) DAN SHIFT SHARE (SS) Estu Sri Luhur; Siti Hajar Suryawati; Tikkyrino Kurniawan
Buletin Ilmiah Marina Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 5, No 1 (2019): JUNI 2019
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (395.669 KB) | DOI: 10.15578/marina.v5i1.7712

Abstract

Kabupaten Rote Ndao terletak di Pulau Rote yang merupakan salah satu kawasan pulau-pulau terluar yang memiliki nilai strategis kedaulatan negara dan memiliki potensi sumberdaya kelautan dan perikanan besar yang harus dikelola secara optimal untuk kesejahteraan masyarakat. Studi ini bertujuan untuk menganalisis kontribusi sektor perikanan sebagai sektor unggulan dalam pembangunan wilayah Kabupaten Rote Ndao. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Rote Ndao Tahun 2013-2016. Alat analisis yang digunakan adalah Location Quotient (LQ) dan Shift Share (SS). Hasil analisis LQ menunjukkan bahwa sektor perikanan merupakan sektor basis dan unggulan bagi Kabupaten Rote Ndao dengan tingkat spesialisasi yang tinggi (2,16). Hasil analisis SS menunjukkan bahwa sektor perikanan di Kabupaten Rote Ndao masih memberikan kontribusi yang cukup besar bagi perekonomian Provinsi Nusa Tenggara Timur, tetapi memiliki keunggulan kompetitif yang rendah (Rp - 269.889 juta) terhadap sektor perikanan di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Rekomendasi kebijakan yang disarankan adalah: 1) peningkatan produk domestik regional bruto (PDRB) dengan mengembangkan sektor perikanan yang berorientasi pada pasar luar daerah atau luar negeri; dan 2) sektor perikanan perlu ditingkatkan daya saing atau keunggulan kompetitifnya melalui pembangunan industri perikanan (hulu – hilir) yang berkelanjutan.  Title: Contribution of Fisheries Sector in Regional Development of Rote Ndao Regency: Location Quotient (LQ) and Shift Share (SS) ApproachRote Ndao District is located on Rote Island, which is one of the outermost islands that has a strategic value of state sovereignty and has a potential resources of marine and fisheries that must be managed optimally for the welfare of society. This study aims to analyze the fishery sector as a leading sector in regional development of Rote Ndao District. The method used is secondary data from Gross Regional Domestic Product (GRDP) of Rote Ndao District in 2013-2016. The analysis tool used is the analysis of Location Quotient (LQ) and Shift Share (SS). The result of LQ analysis shows that the fisheries sector is a base and superior sector with a high level of specialization (2,16). The result of SS analysis shows that fisheries sector still contributes quite significantly to Nusa Tenggara Timur Province, but it had low competitive advantage (Rp - 269.889 billion) over the same sector at the economic level of Nusa Tenggara Timur Province. Policy recommendations from this study are: 1) increasing the regional economic growth by developing the fisheries sector with outside or foreign market oriented; and 2) increasing the fisheries competitiveness and advantageous through the development of a sustainable fisheries industry.
ANALISIS TEKNIS DAN FINANSIAL USAHA PENANGKAPAN JARING RAMPUS (GILL NET) DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN (PPI) CITUIS, KABUPATEN TANGERANG Lusy Maulia Juliani; Abdul Kohar Mudzakir; Dian Wijayanto
Buletin Ilmiah Marina Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 5, No 1 (2019): JUNI 2019
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (822.9 KB) | DOI: 10.15578/marina.v5i1.7670

Abstract

Kabupaten Tangerang memiliki potensi perikanan laut yang melimpah. Alat tangkap yang banyak digunakan di Kabupaten Tangerang adalah cantrang, arad, payang, pancing ulur, bubu dan gill net. Jaring rampus merupakan alat tangkap jaring insang hanyut yang biasa digunakan nelayan untuk menangkap ikan-ikan pelagis kecil seperti ikan Kembung (Rastrelliger spp) dan ikan Layur (Trichiurus lepturus). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui teknis penangkapan jaring rampus dan mengkaji kelayakan usaha penangkapan jaring rampus di PPI Cituis. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2018 - Januari 2019. Metode penelitian ini adalah survei. Metode analisis aspek teknis yang digunakan yaitu hanging ratio, shortening, tinggi jaring dan luas jaring dari alat tangkap jaring rampus. Metode analisis finansial usaha yang digunakan yaitu NPV, IRR, R/C ratio, ROI, BEP, PP dan Analisis Sensitivitas. Hasil penelitian menunjukan bahwa kapal jaring rampus berukuran 5-6 GT dan memiliki mesin penggerak berkekuatan 16-30 PK. Hasil dari analisis teknis alat tangkap jaring rampus yang diperoleh nilai hanging ratio sebesar 0,6; shortening sebesar 0,4; tinggi jaring sebesar 3,672 m dan luas jaring sebesar 144,7 m² dalam satu helai. Hasil analisis kelayakan usaha yang diperoleh nilai R/C ratio sebesar 1,17; BEP harga sebesar Rp68.208,-; BEP produksi sebesar 2.266 kg; ROI sebesar 17%; NPV sebesar Rp196.664.224,-; IRR sebesar 64,93%; PP sebesar 3,625 tahun dan Analisis sensitifitas < 1. Kesimpulannya bahwa usaha penangkapan Jaring rampus di pangkalan pendaratan ikan (PPI) Cituis, Kabupaten Tangerang layak untuk diusahakan atau dilanjutkan.  Title: Technical and Financial Analysis of Gill Net at Cituis Fishing Port, Tangerang RegencyTangerang Regency has abundant fishery resource potential. The fishing gears in Tangerang Regency are danish seine, mini trawl, line, trap and gill net. Fishermen are using gill net to that is widely used catch small pelagic fish such as Mackerel and Fish Belt. This research aims to analyse the technical operation and business feasibility of gill net at Cituis fishing port. The survey was conducted in December 2018 to January 2019. The research method that has been used is the survey. Hanging ratio, shortening, net height and net broad were used to analyse the technical aspect of gill net. Meanwile, NPV, IRR, R/C ratio, ROI, BEP, Payback Periods and sensitivity analysis were used to analyse the financial feasibility of gill net business. The results showed that gill net fishing boats are <5 GT and have 16-30 PK propulsion engines. The research finds that hanging ratio of gill net in Cituis fishing port is 0.6; shortening of 0.4; net height of 3.672 m and net broad of 144.7 m2 in one peace. Financial analysis resulted in R/C ratio 1.17; BEP price Rp68,208,-; BEP production 2,266 kg; ROI 17%; NPV Rp196,664,224,-; IRR 64.93%; PP 3.625 years and sensitivity analysis < 1. Therefore, this study suggests that gill net fishery at Cituis fishing port is reasonable to be developed.
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP USAHA BUDI DAYA KARAMBA JARING APUNG (KJA) IKAN KERAPU DI KABUPATEN BULELENG, PROPINSI BALI Lathifatul Rosyidah; Achmad Zamroni; Subhechanis Saptanto
Buletin Ilmiah Marina Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 5, No 1 (2019): JUNI 2019
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (230.166 KB) | DOI: 10.15578/marina.v5i1.7642

Abstract

Persepsi masyarakat mengenai usaha budi daya  perikanan sangat penting dalam pengembangan usaha budi daya. Hal ini dikarenakan pengembangan budi daya  perikanan membutuhkan partisipasi masyarakat sebagai aktor utama keberhasilan budi daya  perikanan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi pembudidaya  terhadap aktivitas budi daya  KJA di Kabupaten Buleleng. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Buleleng, Propinsi Bali pada Tahun 2017 dengan menggunakan metode survey melalui pendekatan kualitatif dan kuantitatif (mix method). Pengumpulan data primer dilakukan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi, sedangkan data sekunder dikumpulkan melalui studi literatur dan publikasi ilmiah, maupun hasil penelitian terdahulu baik berupa laporan tahunan, data kecamatan dalam angka, kabupaten dalam angka dan publikasi lainnya. Wawancara dilakukan secara purposive kepada informan dengan menggunakan kuesioner. Data yang dikumpulkan meliputi persepsi masyarakat yang dianalisis menggunakan statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat pesisir di Kabupaten Buleleng bekerja sebagai nelayan dan atau pembudidaya KJA yaitu budi daya ikan kerapu dan menjadi alternatif mata pencaharian masyarakat yang menjanjikan keuntungan. Persepsi masyarakat mengenai aktivitas budi daya  yang dijalankan secara umum cukup baik dan memberikan keuntungan. Pemerintah diharapkan memberikan perhatian kepada pelaku usaha perikanan budi daya  dengan memberikan pendampingan dan pelatihan yang diperlukan oleh pembudi daya  yaitu pelatihan mengenai pengendalian hama dan penyakit, teknis pembesaran di KJA sesuai standar, cara budi daya  yang baik, pelatihan seleksi benih, dan pelatihan pemasaran. Title: Community Perception to Marine Culture Activity in Buleleng Regency, Bali ProvinceCommunity perceptions about the cultivation of fisheries are very important in the development of aquaculture business. This is due to the development of aquaculture requires community participation as the main factor to successful cultivation of fisheries. The purpose of this study was to determine the perceptions of aquaculture farmers on floating net cage cultivation activities in Buleleng Regency. This research was conducted in Buleleng Regency, Bali Province during 2017 using survey methods with qualitative and quantitative approaches (mix method). Primary data was collected through interviews, observation, and documentation. While secondary data was collected from literature studies and scientific publications, annual reports, statistical data of Buleleng Regency such as regency in figures and other publications. Interviews were conducted purposively to informants using a structure questionnaire including community perceptions. Data analysis used descriptive statistics. The results of this study shows that the cultivation of floating net cages in Buleleng Regency, namely cultivation of grouper aquaculture and an alternative livelihood that promises benefits. Public perceptions of cultural activities in general, which are carried out in a fairly good manner and provide benefits. The government is expected to pay attention to aquaculture fisheries entrepreneurs by providing assistance and training needed by farmers, namely training on pest and disease control, technical enlargement in floating net cages according to standards, good cultivation practices, seed selection training, and marketing training.
PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DENGAN PENDEKATAN INSTRUMEN EKONOMI Cornelia Mirwantini Witomo
Buletin Ilmiah Marina Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 5, No 1 (2019): JUNI 2019
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (127.116 KB) | DOI: 10.15578/marina.v5i1.7638

Abstract

Tujuan dari kajian ini adalah (1). Menganalisis bentuk pengelolaaan wilayah pesisir yang sudah dilakukan dalam 30 tahun terakhir di Indonesia, (2). Menganalisis peluang pendekatan instrument ekonomi dalam pengelolaan wilayah pesisir. Rezim pengelolaan wilayah pesisir terbagi menjadi 2 rezim yaitu rezim sebelum reformasi dan rezim setelah reformasi. Rezim sebelum reformasi pengelolaan wilayah pesisir dilakukan secara terpusat sedangkan sejak reformasi muncul ditambah dengan terbitnya UU No 32 Tahun 2004 pemerintah daerah diberi otonomi dalam porsi yang lebih besar. Pada rezim reformasi banyak terbentuk daerah perlindungan laut (DPL) yang berbasis masyarakat. Hal ini sebagai bentuk pengembangan suatu bentuk pengelolaan pesisir terpadu dimana masyarakat menjadi pelaku utama (subyek) dalam pemanfaatan jasa ekosistem. Jika melihat perkembangan pemanfaatan wilayah pesisir memberikan peluang untuk memasukkan instrument ekonomi sebagai bagian untuk peningkatan efisiensi ekonomi dan efektivitas lingkungan. Namun perlu kajian lebih lanjut terkait dengan karateristik desain dari komitmen pembayaran jasa ekosistem meliputi kinerja pembayaran, target ruang dan target biaya manfaat serta faktor-faktor yang mempengaruhi skema pembayaran jasa ekosistem dapat diterima dan secara umum peluang untuk mengaplikasikan pendekatan instrument ekonomi dalam pengelolaan wilayah pesisir cukup besar karena saat ini sudah banyak daerah perlindungan laut yang terbentuk dan target pembentukan daerah perlindungan laut sebesar 30 juta hektar hingga tahun 2030.Title: COASTAL MANAGEMENT USING ECONOMICS INSTRUMENTS APPROACHThe objective of this study are (1) analyzed coastal management form for 30 years in Indonesia and analyzed economic instrument opportunity for coastal management  Coastal management regime divide to be regime before reformation and after the transformation. Coastal management carried out by the central government when before transformation while carried out by the local government after transformation. This condition support by law number 32/2004 about autonomy. There are many marine protected areas with community-based that develop when regime transformation. This matter is integrated management where the community as the main actor/subject on ecosystem services utilization. Based on coastal development give an opportunity to internalize the economics instrument as a part of efficiency and effectiveness. However, need a further study about the characteristic of the design of payment ecosystem services commitment consists of payment performance, spatial target and cost-benefit target and factor which is influence scheme of payment and applicable on coastal management generally. Wherefore there are many marine protected areas developed, and there is a target until 2030 to establish new marine protected areas as large as 30 hectares.
ANALISIS RANTAI PASOK IKAN TUNA MENGGUNAKAN MODEL SCOR DAN SWOT DI PPI BINUANGEUN Afni Khadijah; Tauny Akbari; Muhammad Syamsul Maarif
Buletin Ilmiah Marina Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 5, No 1 (2019): JUNI 2019
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (216.092 KB) | DOI: 10.15578/marina.v5i1.7690

Abstract

ABSTRAKNelayan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Binuangeun, Lebak melayani permintaan terhadap hasil tangkapan ikan tuna segar yang setiap tahun terus mengalami peningkatan permintaan sehingga diperlukan pengelolaan kinerja pelaku rantai pasok yang baik agar kesegaran dan persediaan terjaga sepanjang tahun. Tujuan dari peneliatian ini yaitu untuk menganalisis sistem rantai pasok ikan tuna, menganalisa nilai kinerja pelaku rantai pasok ikan tuna dengan menggunakan metode Pembobotan SCOR dan SWOT, dan merekomendasikan strategi peningkatan kinerja pelaku rantai pasok di PPI Binuangeun. Berdasarkan hasil pengelolaan data dihasilkan bahwa sistem rantai pasok pada PPI Binuangeun termasuk kedalam rantai pasok tunggal dan pull system karena permintaan harus menyesuaikan hasil tangkapan ikan, pembagian hasil pelelangan yaitu 80 % untuk nelayan dan 20% untuk koperasi, dan tidak melayani distribusi karena distribusi dilakukan oleh pihak pemenang lelang. Nilai kinerja pelaku rantai pasok berdasarkan faktor kekuatan yaitu 1,89, skor faktor kelemahan yaitu 0,84, skor faktor peluang yaitu 2,45, skor faktor ancaman 0,5. Strategi peningkatan kinerja pelaku rantai pasok ikan tuna yaitu Penyediaan  pengelolaan hasil tangkap ikan tuna, Penertiban armada kapal ketika pendaratan ikan, Peningkatan pengawasan baik darat maupun laut, dan Peningkatan fasilitas armada kapal.Abstract Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Binuangeun, Lebak, serves the demand for fresh tuna catches which continue to increase demand every year so that management of the performance of supply chain actors is good so that freshness and supply are maintained throughout the year. The aim of this research is to analyze the tuna supply chain system, analyze the performance value of tuna supply chain actors using the SCOR and SWOT Weighting method, and recommend strategies for improving the performance of supply chain actors at Binuangeun PPI. Based on the results of data management, the supply chain system in Binuangeun PPI is included in the single supply chain and pull system because demand must adjust the fish catch, the distribution of auction results is 80% for fishermen and 20% for cooperatives, and does not serve distribution because the distribution is done by auction winner. The value of the performance of supply chain actors is based on the strength factor of 1.89, the weakness factor score is 0.84, the opportunity factor score is 2.45, the threat factor score is 0.5. The strategy for improving the performance of tuna supply chain actors is the provision of tuna fishing, managing the fleet when landing fish, increasing supervision of both land and sea, and improving fleet facilities.

Page 1 of 1 | Total Record : 5