cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Zuriat
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 15, No 1 (2004)" : 8 Documents clear
Pewarisan Karakter Jumlah Biji Per Polong dan Warna Kulit Biji Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogea L.) Zahratul Millah; R. Setiamihardja; A. Baihaki; Juliaty Satria Darsa
Zuriat Vol 15, No 1 (2004)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v15i1.6877

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mempelajari pewarisan karakter jumlah biji per polong dan warna kulit biji pada tanaman kacang tanah dari populasi P1, P2. F1, F1 resiprokal, F2.1 (keturunan F1) dari F2.2 (keturunan F1 resiprokal) yang berasal dari persilangan kacang tanah genotip 1CG10068 × AH29Si. Percobaan dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian UNPAD Jatinangor dari bulan Mei 2001 sampai Oktober 2001, dengan penataan populasi disebar pada tiga blok percobaan, untuk mengurangi bias akibat lingkungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh tetua betina pada karakter jumlah biji per polong tetapi tidak pada karakter warna kulit biji. Karakter jumlah biji per polong dan warna kulit biji dikendalikan secara kualitatif, ditunjukkan oleh distribusi frekuensi fenotipnya pada populasi F2 yang diskontinyu. Pola pewarisan karakter jumlah biji per polong pada persilangan ICGIOO68 × AH29Si memperlihatkan rasio 9:7, sedangkan pada hasil persilangan resiprokalnya memperlihatkan adanya interaksi gen inti-sitoplasmik mengikuti rasio 13:3. Pola pewarisan karakter warna kulit biji memperlihatkan rasio 7:4:3:2. 
Diteksi Tingkat Heterosigositas dan Variasi Alil 73 Genotip Jagung Melalui Marka SSRs (Simple Sequence Repeats) M. B. Pabendon; Murdaningsih H. K.; A. Baihaki; G. Suryatmana
Zuriat Vol 15, No 1 (2004)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v15i1.6814

Abstract

Identifikasi 73 genotipe jagung untuk mengetahui tingkat heterosigositas dan variasi alil dengan menggunakan marka 30 SSRs telah dilakukan. Persentase heterosigositas menunjukkan 36 genotip, sebagian besar genotip yang dibuat di Indonesia, kemurniannya kurang dari 80% yang ditunjukkan oleh munculnya 2 sampai 4 alil per genotip. Ada 37 genotip dan 6 genotip standard dari CIMMYT yang dianalisis lebih lanjut. Skoring alil dilakukan berdasarkan sequencered-based, alil standard (yang diperoleh dari laboratorium service AMBIONET). Dari total 43 genotip tersebut, diperoleh 145 alil dengan kisaran 2 sampai 8 alil per lokus dengan rata-rata 4.8 alil. Ditemukan juga 10 alil unik yaitu alil yang tidak ditemukan pada genotip-genotip yang telah dideteksi di AMBIONET. Nilai polimorfisme berkisar dari 0.21 (umc1161) sampai 0.97 (umc1196), dengan ratarata 0.62. Marka SSRs dapat bermanfaat dalam menentukan tingkat heterosigositas dan variasi alil yang bermanfaat dalam program pengembangan hibrida.
Estimates of Parental Best Linear Unbiased Predicted (BLUP) Additive Genetic Values for Oil Yield in an Indonesian Oil Palm Breeding Programme A. R. Purba; A. Flori; L. Baudouin; P. Amblard; S. Hamon
Zuriat Vol 15, No 1 (2004)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v15i1.6819

Abstract

The additive genetic value for oil yield of 135 parents from several African populations tested in the first cycle of Indonesian Oil Palm Research Institute (IOPRI) breeding programme were estimated by best linear unbiased prediction (BLUP) using an unbalanced data set. These values were used to evaluate the possibility of reduction in generation selection time in an oil palm breeding programme. The ranks of parental additive genetic values obtained with early yield period and whole cycle was found to be consistent. These make that highly potential parents could be selected and recombined at a more precocious time in order to reduce the period between cycle. Since oil yield trait is mainly controlled under additive gene effect, the recombination should be done carefully for retaining as highly as possible this character in a parent to be improved.
Pola Pewarisan Karakter Jumlah Berkas Pembuluh Kedelai Yulia Alia; A. Baihaki; Nani Hermiati; Yuyun Yuwariah
Zuriat Vol 15, No 1 (2004)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v15i1.6820

Abstract

Jaringan pembuluh yang tersusun dalam berkas-berkas pembuluh mempunyai peranan penting terhadap peningkatan hasil kedelai. Dalam pemuliaan tanaman, heritabilitas, dan pola pewarisan suatu karakter merupakan parameter genetik yang perlu diketahui dalam hubungannya dengan proses seleksi dan penggabungan karakter-karakter penting ke dalam suatu genotipe. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai duga heritabilitas karakter jumlah berkas pembuluh, dan pola pewarisannya. Percobaan lapangan dilakukan di Sanggar Penelitian, Latihan, dan Pengembangan Pertanian (SPLPP) Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Arjasari, Kabupaten Bandung dengan ketinggian tempat 960 m dpl, jenis tanah Ultisol dengan pH rata-rata 5.7, tipe curah hujan B menurut klasifikasi Schmidt dan Fergusson, dari bulan April 2003–Agustus 2003). Hasil percobaan menunjukkan bahwa nilai duga heritabilitas arti luas karakter jumlah berkas pembuluh untuk populasi bersegregasi adalah 0.40 pada populasi I dan 0.48 pada populasi II. Nilai duga heritabilitas arti sempit adalah 0.32 pada populasi I dan 0.46 pada populasi II. Pola pewarisan karakter jumlah berkas pembuluh mengikuti pola segregasi Mendel dengan rasio 3:1, menunjukkan bahwa karakter ini dikendalikan minimal oleh sepasang gen dengan aksi gen aditif dominan.
The Production of Tetraploid Swainsona formosa by Colchicine Mutagenesis , Zulkarnain
Zuriat Vol 15, No 1 (2004)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v15i1.6879

Abstract

Swainsona formosa, a legume native to Australia, is a spectacular flowering plant that is used as a hanging basket, container or cut flower plant. Its breeding programme had been emphasized on the production of better flower quality through ploidy modification to produce tetraploid plants. Colchicine, an antimitotic chemical, had been sucessfully used to induce tetraploidyzation in S. formosa. Up to 50% of plants with double chromosome number (2n = 4x = 32) were produced by seedling application of colchicine at 0.01%–0.1%. Concentrations below 0.01% or above 0.1% were found not effective in inducing chromosome doubling. Tetraploid S. formosa were charaterized by larger leaflets, bigger size but lower density of stomata, larger flowers with longer peduncles and larger pollen grains with lower viability. In general, colchicine can be used effectively to induce polyploidyzation in S. formosa and this method should find application in breeding programme.
Variabilitas dan Heritabilitas Aktivitas Nitrat Reduktase, Kadar N Total, dan Karakter Penting Lainnya pada Kedelai dalam Keadaan Tergenang Ai Komariah; A. Baihaki; R. Setiamihardja; Sulya Djakasutami
Zuriat Vol 15, No 1 (2004)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v15i1.6875

Abstract

Penelitian untuk mempelajari variabilitas dan heritabilitas aktivitas nitrat reduktase, kadar N total, dan karakter penting lainnya pada tanaman kedelai dalam kondisi tergenang telah dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Winaya Mukti, Tanjungsari, Sumedang dari bulan Juli 2000 sampai Desember 2000. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok dengan 50 genotip kedelai sebagai perlakuan dan diulang dua kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabilitas fenotip dan variabilitas genetik untuk karakter kandungan klorofil, jumlah bintil akar efektif, ANR daun, ANR akar, dan kadar N total tanaman termasuk luas, sedangkan untuk karakter diameter pangkal batang dan stress tolerance index (STI) variabilitasnya sempit. Heritabilitas dalam arti luas untuk karakter jumlah bintil akar efektif dan kadar N total tanaman termasuk tinggi. Kandungan klorofil, ANR daun, dan ANR akar heritabilitasnya sedang. Diameter pangkal batang dan STI heritabilitasnya rendah.
Analisis Koefisien Lintas Beberapa Sifat pada Plasma Nutfah Gandum (Triticum aestivum L.) Koleksi Baitbiogen Sri Gajatri Budiarti; Yuniar Risdiyanto Rizki; Yudiwanti W.E. Kusumo
Zuriat Vol 15, No 1 (2004)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v15i1.6821

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mempelajari korelasi genetik diantara karakter dengan menggunakan analisis koefisien lintas. Penelitian lapang ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Kuningan Balai Penelitian Padi, Jawa Barat pada bulan Juni sampai Oktober 2002, dengan menggunakan rancangan kelompok lengkap teracak, 3 ulangan. Sejumlah 27 genotipe, masing-masing ditanam dengan luas petak 1.0 m × 3.0 m (jarak tanam 25 cm × 10 cm, panjang baris 3 m, dan jumlah baris 4). Sifat –sifat agronomi yang diamati adalah: umur berbunga, umur panen, tinggi tanaman, jumlah anakan produktif per tanaman, panjang malai, jumlah butir per malai, bobot 100 butir, bobot malai basah, bobot malai kering, dan hasil biji per tanaman. Koefisien korelasi dihitung menurut Goulden (1959), dan analisis koefisien lintas mengikuti metode dari Dewey dan Lu. (1959). Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur berbunga, tinggi tanaman, panjang malai, jumlah butir per malai dan bobot 100 butir tidak berkorelasi dengan hasil biji per tanaman. Umur panen, jumlah anakan produktif per tanaman, bobot malai basah dan bobot malai kering mempunyai korelasi positif dan nyata dengan hasil biji per tanaman. Jumlah anakan produktif per tanaman, jumlah butir per malai dan bobot 100 butir, masing-masing mempunyai pengaruh langsung dan positif terhadap hasil biji per tanaman. Hubungan tidak langsung terhadap bobot biji per tanaman melalui jumlah anakan produktif merupakan salah satu sifat yang baik dan dapat digunakan ke arah perbaikan hasil gandum.
Korelasi Beberapa Karakter Morfologi dengan Ketahanan Tanaman Kedelai Terhadap Penyakit Karat Endeh Masnenah; Murdaningsih H. K.; R. Setiamihardja; Wenten Astika; A. Baihaki
Zuriat Vol 15, No 1 (2004)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v15i1.6822

Abstract

Penelitian untuk mengetahui korelasi antara karakter morfologi dengan ketahanan kedelai terhadap penyakit karat di lakukan di SPLPP Arjasari Faperta UNPAD dari bulan Januari sampai Juni 1995. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 92 genotipe sebagai perlakuan dan diulang dua kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakter jumlah stomata, jumlah bulu daun, dan luas daun rata-rata korelasinya tidak nyata dengan intensitas penyakit karat kedelai. Semakin tinggi intensitas penyakit karat kedelai akan menurunkan jumlah polong pertanaman, bobot biji per tanaman dan jumlah biji bernas per polong serta meningkatkan jumlah biji tidak bernas per polong.

Page 1 of 1 | Total Record : 8