cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta timur,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Penginderaan Jauh dan Pengolahan Data Citra Digital
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science,
Arjuna Subject : -
Articles 179 Documents
MODEL PERENCANAAN PENGEMBANGAN WILAYAH AGRO INDUSTRI BERDASARKAN ANALISIS PENGINDERAAN JAUH DAN SIG Samsul Arifin
Jurnal Penginderaan Jauh dan Pengolahan Data Citra Digital Vol 1, No.1 Juni (2004)
Publisher : Indonesian National Institute of Aeronautics and Space (LAPAN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (782.7 KB)

Abstract

The policy of governmenr's economical agriculture is to emphasize on agriculture supported by the industry and vice versa. This is directed to increase the welfare of Indonesian people. One of the bridges that can connect the two things (agriculture and industry) is agro industry. The model of planning development of regional space system for argo industry has the porpose of arranging and planning food plantation argo-industry zone so that the condition of establishing an industry can be supported by the continuous availability of raw material that the carrying out of argo industry can be continuously and permanently. The applied approach to the forming of the model uses GIS with room analysis. The parameter used is land physical aspect parameter (land availability) and social economy. Research on the study case is carried out in Lampung Tengah Regency. Based on analysis of Lampung Tengah Regency, there are three argo industry zones that is paddy Argo industry zone located in Padang Ratu district, corn argo industry zone located in Gunung Sugih, and cassava argo industry zone located in Rumbia district.
PERBANDINGAN KLASIFIKASI BERBASIS OBYEK DAN KLASIFIKASIBERBASIS PIKSEL PADA DATA CITRA SATELIT SYNTHETICAPERTURE RADAR UNTUK PEMETAAN LAHAN(COMPARISON OF OBJECT BASED AND PIXEL BASEDCLASSIFICATION ON SYNTHETIC APERTURE RADAR SATELLITEIMAGE DATA FOR LAND MAPPING) Ahmad Sutanto; Bambang Trisakti; Aniati Murni Arimurthy
Jurnal Penginderaan Jauh dan Pengolahan Data Citra Digital Vol. 11 No. 1 Juni 2014
Publisher : Indonesian National Institute of Aeronautics and Space (LAPAN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1671.092 KB)

Abstract

Pemanfaatan data penginderaan jauh untuk pemetaan lahan sudah lama berkembang. Di Indonesia yang beriklim tropis, awan menjadi masalah klasik dalam pemindaian permukaan bumi dengan menggunakan satelit penginderaan jauh sensor optik. Satelit dengan sensor Synthetic Aperture Radar (SAR) mempunyai kemampuan untuk menembus awan sehingga menjadi solusi permasalahan tutupan awan. Pada penelitian ini digunakan data ALOS PALSAR untuk mengkaji teknik klasifikasi berbasis obyek dan berbasis piksel. Data ALOS PALSAR dipilih karena mempunyai kemampuan pengenalan suatu obyek berdasarkan karakteristik hamburan baliknya (backscatter). Klasifikasi berbasis obyek menggunakan metode Statistical Region Merging (SRM) untuk proses segmentasi obyek, dan metode Support Vector Machine (SVM) untuk proses klasifikasi, sedangkan klasifikasi berbasis piksel menggunakan metode SVM. Pada tahap klasifikasi telah diujicobakan beberapa fitur Dekomposisi Target dan Dekomposisi Citra dari data ALOS PALSAR. Pengujian akurasi klasifikasi dilakukan dengan metode confusion matrix menggunakan data Region of Interest (ROI) dari data QuickBird. Implementasi klasifikasi berbasis obyek memberikan hasil lebih baik dari klasifikasi berbasis piksel dengan jumlah fitur optimal yakni 7 fitur, terdiri dari 3 fitur dekomposisi Freeman (Red, Green, Blue), Entropy, Alpha Angle, Anisotrophy dan Normalized Difference Polarization Index (NDPI). Akurasi keseluruhan mencapai 73,64% untuk hasil klasifikasi berbasis obyek dan 62,6% untuk klasifikasi berbasis piksel.Kata kunci : Klasifikasi berbasis obyek, SRM, SVM, Sensor SAR1
PENGARUH PENGAMBILAN TRAINING SAMPLE SUBSTRAT DASAR BERBEDA PADA KOREKSI KOLOM AIR MENGGUNAKAN DATA PENGINDERAAN JAUH (EFFECT OF TRAINING SAMPLE OF DIFFERENT BOTTOM SUBSTRATES ON WATER COLUMN CORRECTION USING REMOTE SENSING DATA) Syarif Budhiman; Gathot Winarso; Wikanti Asriningrum
Jurnal Penginderaan Jauh dan Pengolahan Data Citra Digital Vol. 10 No.2 Desember 2013
Publisher : Indonesian National Institute of Aeronautics and Space (LAPAN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1342.892 KB)

Abstract

Lyzenga (1978, 1981) membuat metode untuk mengkoreksi kolom air menggunakan rasio pantulan dari dasar perairan pada 2 (dua) kanal yang berbeda, dengan asumsi bahwa nilai rasio tersebut akan sama untuk berbagai macam substrat dasar perairan. Permasalahannya adalah terindikasinya penyederhanaan metode Lyzenga dalam proses perhitungannya, diantaranya dengan pengambilan sampel dasar perairan yang tidak homogen. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan pengaruh dari proses penyederhanaan tersebut terhadap hasil perhitungan menggunakan metode Lyzenga yang sebenarnya. Proses perhitungan koreksi kolom air mengikuti proses yang telah dijelaskan dalam panduan oleh UNESCO (1999) dan Green et al (2000). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengambilan training sample dari dua substrat dasar yang memiliki nilai radiansi yang berbeda akan membuat nilai substrat yang berada pada perairan yang lebih dalam memiliki nilai indeks yang lebih tinggi.Kata kunci: Koreksi kolom air, Substrat dasar perairan, Penginderaan jauh
PEMODELAN 3D PULAU BATU MANDI MENGGUNAKAN DIGITAL ELEVATION MODEL (DEM) TURUNAN DIGITAL SURFACE MODEL (DSM) SHUTTLE RADAR TOPHOGRAPHY MISSION (SRTM) 90 DENGAN INTERPOLASI COKRIGING Atriyon Julzarika
Jurnal Penginderaan Jauh dan Pengolahan Data Citra Digital Vol 6, (2009)
Publisher : Indonesian National Institute of Aeronautics and Space (LAPAN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2357.197 KB)

Abstract

Pulau Batu Mandi is one of the 92 small outlying islands of Indonesia. This island has a common boundary with Malaysia and it is needed a 3D model to see the topography condition of that island. In this research, that modelling uses the data input of Digital Surface Model (DSM) SRTM90 and is added by one basepoint and one reference point and also some bathymetry points. All data are merged to produce a new DSM using the CoKriging interpolation. Then the DSM2DEM operation is performed to transform the derived DSM of CoKriging interpolation to be a DEM 7 m. The spline interpolation is then performed toward the DEM 7 m to provide a smoother display. The DEM 7 m has a spatial resolution of 7 m with the vertical accuracy litlle than 5m after performing a geostatistical test globally to the reference data. This condition uses 3σ tolerance to fulfill the mapping criteria for the possibility of 1m sea level rise. This DEM 7 m can be used for engineering and non-engineering aplications Keywords: Pulau Batu Mandi, DSM, DEM, CoKriging Interpolation
OPTIMASI PARAMETER DALAM KLASIFIKASI SPASIAL PENUTUP PENGGUNAAN LAHAN MENGGUNAKAN DATA SENTINEL SAR (PARAMETERS OPTIMIZATION IN SPATIAL LAND USE LAND COVER CLASSIFICATION USING SENTINEL SAR DATA) Galdita Aruba Chulafak; Dony Kushardono; nFN Zylshal
Jurnal Penginderaan Jauh dan Pengolahan Data Citra Digital Vol. 14 No. 2 Desember 2017
Publisher : Indonesian National Institute of Aeronautics and Space (LAPAN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2591.68 KB) | DOI: 10.30536/j.pjpdcd.1017.v14.a2746

Abstract

In this study, application of Sentinel-1 Synthetic Aperture Radar (SAR) data for the land use cover classification was investigated. The classification was implemented with supervised Neural Network classifier for Dual polarization (VH and VV) Sentinel-1 data using texture information of gray level co-occurance matrix (GLCM). The purpose of this study was to obtain the optimum parameters in the extraction of texture information of pixel window size, the orientation of neighboring relationships on the texture feature extraction, and the type of texture information feature used for the classification. The classification results showed that in the study area, the best accuracy obtained is 5 × 5 pixel window size, 00 orientation angle, and the use of entropy texture information as classification input. It was also found that more features texture information used as classification input can improve the accuracy, and with careful selection of appropriate texture information as classification input will give the best accuracy. AbstrakPada penelitian ini dilakukan kajian mengenai klasifikasi penutup penggunaan lahan menggunakan data Sentinel-1 yang merupakan data Synthetic Aperture Radar (SAR). Informasi tekstur digunakan sebagai masukan dalam pembuatan klasifikasi terbimbing Neural Network dengan menggunakan Dual polarization (VH dan VV). Klasifikasi dilakukan menggunakan informasi tekstur menggunakan Gray Level Co-occurance Matrix (GLCM) dari data Sentinel-1. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan parameter optimum dalam ekstraksi informasi, yaitu ukuran jendela pemrosesan, orientasi hubungan ketetanggaan pada ekstraksi fitur tekstur, serta jenis fitur informasi tekstur yang digunakan dalam klasifikasi. Hasil klasifikasi menunjukkan bahwa pada area yang dikaji, akurasi terbaik adalah pada ukuran jendela 5×5 piksel, sudut orientasi hubungan ketetanggaan 0º, serta penggunaan informasi tekstur entropy sebagai masukan dalam klasifikasi. Serta diketahui bahwa semakin banyak fitur informasi tekstur yang digunakan sebagai masukan klasifikasi dapat meningkatkan akurasi dan pemilihan informasi tekstur yang tepat sebagai masukan klasifikasi akan menghasilkan akurasi terbaik.
PERBANDINGAN TEKNIK INTERPOLASI DEM SRTM DENGAN METODE INVERSE DISTANCE WEIGHTED (IDW), NATURAL NEIGHBOR DAN SPLINE (COMPARISON OF DEM SRTM INTERPOLATION TECHNIQUES USING INVERSE DISTANCE WEIGHTED (IDW), NATURAL NEIGHBOR AND SPLINE METHOD) Junita Monika Pasaribu; Nanik Suryo Haryani
Jurnal Penginderaan Jauh dan Pengolahan Data Citra Digital Vol. 9 No. 2 Desember 2012
Publisher : Indonesian National Institute of Aeronautics and Space (LAPAN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (925.581 KB)

Abstract

Model simulasi banjir membutuhkan input data berupa Digital Elevation Model (DEM) dengan resolusi spasial 10 meter yang lebih tinggi dibandingkan data DEM Shuttle Radar Topography Mission (SRTM) yang tersedia saat ini. Pembuatan DEM yang lebih detil dapat dilakukan dengan metode interpolasi titik ketinggian. Pada penelitian ini dilakukan penurunan DEM dengan spasial 10 meter dan kajian mengenai perbedaan hasil proses interpolasi dari DEM dengan menggunakan metode Inverse Distance Weighted (IDW), Natural Neighbor, dan Spline. Titik-titik ketinggian dari data DEM SRTM diekstrak dan dirubah menjadi data format point, yang selanjutnya digunakan sebagai input data pada proses interpolasi. Kualitas DEM hasil interpolasi dipengaruhi oleh nilai bobot yang digunakan dalam proses, sehingga dilakukan juga kajian mengenai pengaruh perbedaan bobot terhadap nilai ketinggian hasil interpolasi. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa DEM dengan resolusi spasial 10 m yang terbaik dihasilkan dengan menggunakan metode interpolasi Natural Neighbor dan tipe regularized spline. DEM yang dihasilkan mempunyai nilai error rendah, permukaan yang halus dan lebih mendekati kenampakan permukaan bumi yang diamati secara visual dari Google Earth. Faktor lain yang berpengaruh untuk meningkatkan kualitas DEM dalam proses interpolasi adalah titik-titik ketinggian sebagai input data harus terdistribusi secara merata di daerah kajian. Kata Kunci: DEM, Interpolasi, Inverse Distance Weighted, Natural Neighbor, Spline
PENINGKATAN RESPONSE DAN LOAD TIME DALAM MENAMPILKAN CITRA SATELIT PENGINDERAAN JAUH PADA APLIKASI WEB GIS SISTEM PEMANTAUAN BUMI PROVINSI Rubini Jusuf; Gusti Darma Yudha; Masnita Indriani Oktavia; Sukentyas Estuti Siwi; Destriyanti Hutapea; Syaiful Muflichin Purnama; Rahmat Rizkiyanto
Jurnal Penginderaan Jauh dan Pengolahan Data Citra Digital Vol. 15 No. 2 Desember 2018
Publisher : Indonesian National Institute of Aeronautics and Space (LAPAN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1567.094 KB) | DOI: 10.30536/j.pjpdcd.2018.v15.a3013

Abstract

Sistem Pemantauan Bumi Provinsi (SPBP) LAPAN disediakan untuk memenuhi kebutuhan pemerintah daerah terhadap pengelolaan dan pendistribusian data informasi geospasial penginderaan jauh dan data geospasial tematik. Pemetaan GIS (Geographic Information System) melalui Web atau dengan Web GIS menjadi salah satu cara untuk menampilkan dan mendistribusikan data citra satelit secara online. Web GIS ini dibangun untuk memberikan kemudahan dan kecepatan akses oleh pengguna. Kecepatan mengakses data Web Map Service (WMS) pada sistem SPBP dirasa cukup lambat seiring dengan peningkatan volume data diproses. Penelitian ini bertujuan meningkatkan performa Web GIS dalam menanggapi permintaan pengguna dan kecepatan menampilkan data (load time) mosaik Landsat 8 dan SPOT 6/7. Objek pengujian pada penelitian ini adalah citra wilayah Provinsi Kepulauan Riau. Uji performa dilakukan dengan membandingkan beberapa ukuran tile map antara metode Web Map Tile Service (WMTS) dan manual tiling sebagai solusi menggantikan sistem WMS. Hasil pengukuran respon permintaan penggunan pada sistem WMTS dan manual tiling menunjukkan perbedaan yang tidak signifikan. Tetapi tile map WMTS jauh lebih cepat dalam menampilkan data mosaik yang mencapai angka rata-rata kurang dari 3 detik. Berdasarkan hasil penelitian ini Web GIS dengan metode WMTS menjadi basis pengembangan SPBP, dalam rangka optimalisasi kecepatan akses data citra mosaik Landsat 8 dan SPOT 6/7.
MODEL INDEKS TVDI (TEMPERATURE VEGETATION DRYNESS INDEX) UNTUK MENDETEKSI KEKERINGAN LAHAN BERDASARKAN DATA MODIS-TERRA - Parwati; - Suwarsono
Jurnal Penginderaan Jauh dan Pengolahan Data Citra Digital Vol 5, (2008)
Publisher : Indonesian National Institute of Aeronautics and Space (LAPAN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1083.941 KB)

Abstract

Drought occurs when there is a lack of water in particular area and is usually caused by less amount of rainfall over that particular area. The impact of drought in Indonesia is usually noticed in the agricultural land. For that reason, agricultural drought monitoring in near-real time is very important. The TVDI (Temperature Vegetation Dryness Index) method is used in this research for agricultural drought monitoring. The TVDI is holding the information on the amount of soil moisture at the earth’s surface. The index is calculated from the surface temperature and the vegetation index. In this research, the TVDI model was developed from the enhanced vegetation index (EVI) and the land surface temperature (Ts) in Riau and Central Kalimantan Province using the Terra-MODIS in the period of June – August from 2003 to 2006. The formula are : Riau TVDI = (LST – (5.1912 * EVI + 294.72))/(-15.701 * EVI + 13.98), and Central Kalimantan TVDI = (LST – (0.498 * EVI + 296.97))/(-12.272 * EVI + 10.87). The model was then applied for detecting agricultural drought in Jambi Province and overlayed with landuse from LANDSAT ETM+ 2002/2003. The result showed that the paddy, dryland agriculture and plantation area are more sensitive to drought than shrub/bush. The mean values of TDVI are 0.40 and 0.34 for dryland agriculture/ plantation and paddy area respectively, while the shrub/bush is only 0.18. Based on the TDVI class for high drought (0.6  TVDI ≤ 1), it can be shown that from the periode of June-August 2003-2006, the large area of drought occurred in paddy area, plantation, and dryland agriculture was around 8 % in August, while the drought in the forest and shrub/bush area was narrow around 3 % in August. Further research can be done in order to know the accuracy, the verification, and the validation. Key words: MODIS, TVDI, EVI, LST (Land Surface Temperature)
ESTIMASI PRODUKTIVITAS PRIMER PERAIRAN BERDASARKAN KONSENTRASI KLOROFIL-A YANG DIEKSTRAK DARI CITRA SATELIT LANDSAT-8 DI PERAIRAN KEPULAUAN KARIMUN JAWA Mulkan Nuzapril; Setyo Budi Susilo; James Parlindungan Panjaitan
Jurnal Penginderaan Jauh dan Pengolahan Data Citra Digital Vol. 14 No. 1 Juni 2017
Publisher : Indonesian National Institute of Aeronautics and Space (LAPAN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1018.134 KB) | DOI: 10.30536/j.pjpdcd.2017.v14.a2548

Abstract

Sea primary productivity is an important factor in monitoring the quality of sea waters due to his role in the carbon cycle and the food chain for heterotrophic organisms. Estimation of sea primary productivity may be suspected through the values of chlorophyll-a concentration, but surface chlorophyll-a concentration was only able to explain 30% of the primary productivity of the sea. This research aims to build primary productivity estimation model based on chlorophyll-a concentration value of a surface layer of depth until depth compensation. Primary productivity model of relationships with chlorophyll concentration were extracted from Landsat-8 imagery then it could be used to calculated of sea primary productivity. The determination of the depth classification were done by measuring the attenuation coefficient values using the luxmeter underwater datalogger 2000 and secchi disk. The attenuation coefficient values by the luxmeter underwater, ranges between of 0.13-0.21 m-1 and secchi disk ranged, of 0.12 – 0.21 m-1. The penetration of light that through into the water column where  primary productivity is still in progress or where the depth of compensation ranged from 28.75 – 30.67 m. The simple linier regression model between average value of chlorophyll- concentration in all euphotic zone with sea primary productivity has high correlation, it greater than of surface chlorophyll-a concentration (R2 = 0.65). Model validation of sea primary productivity has high accuracy with the RMSD value of 0.09 and satellite-derived sea primary productivity were not significantly different. The satellite derived of chlorophyll-a could be calculated into sea primary productivity.Abstrak Produktivitas primer perairan merupakan faktor penting dalam pemantauan kualitas perairan laut karena berperan dalam siklus karbon dan rantai makanan bagi organisme heterotrof. Estimasi produktivitas primer perairan dapat diduga melalui nilai konsentrasi klorofil-a, namun konsentrasi klorofil-a permukaan laut hanya mampu menjelaskan 30% produktivitas primer laut. Penelitian ini bertujuan untuk membangun model estimasi produktivitas primer berdasarkan nilai konsentrasi klorofil-a dari lapisan kedalaman permukaan sampai kedalaman kompensasi. Model hubungan produktivitas primer dengan konsentrasi klorofil-a yang diekstrak dari citra satelit Landsat-8 kemudian dapat digunakan untuk mengestimasi produktivitas primer satelit. Penentuan klasifikasi kedalaman dilakukan dengan mengukur nilai koefisien atenuasi menggunakan luxmeter underwater datalogger 2000  dan secchi disk. Nilai koefisien atenuasi dengan menggunakan luxmeter underwater berkisar antara 0,13 -0,21m-1 dan secchi disk berkisar antara 0,12 – 0,21 m-1. Penetrasi cahaya yang masuk ke kolom perairan dimana produksi primer masih berlangsung atau kedalaman kompensasi berkisar antara 28,75 – 30,67 m. Model regresi linier sederhana antara konsentrasi klorofil-a rata-rata seluruh zona eufotik dengan produktivitas primer perairan memiliki korelasi yang lebih tinggi dibandingkan konsentrasi klorofil-a permukaan dengan R2= 0,65. Validasi model produktivitas primer memiliki keakuratan yang tinggi dengan RMSD sebesar 0,09 dan produktivitas primer satelit secara signifikan tidak berbeda nyata dengan produktivitas primer data insitu. Sehingga  nilai konsentrasi klorofil-a satelit dapat ditransformasi menjadi produktivitas primer satelit.
p - -
Jurnal Penginderaan Jauh dan Pengolahan Data Citra Digital Vol 5, (2008)
Publisher : Indonesian National Institute of Aeronautics and Space (LAPAN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (216.392 KB) | DOI: 10.30536/j.pjpdcd.2008.v5.a1960

Abstract

Page 1 of 18 | Total Record : 179