cover
Contact Name
Agung Suharyanto
Contact Email
agungsuharyanto@staff.uma.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
doktrina@uma.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota medan,
Sumatera utara
INDONESIA
DOKTRINA: JOURNAL OF LAW
Published by Universitas Medan Area
ISSN : 26207141     EISSN : 2620715X     DOI : -
Core Subject : Social,
Doktrina : Journal Of Law is a Journal of Law for information and communication resources for academics, and observers of Business Law, International law, Criminal law, and Civil law. The published paper is the result of research, reflection, and criticism with respect to the themes of Business Law, International law, Criminal law, and Civil law.
Arjuna Subject : -
Articles 98 Documents
Analisis Yuridis Penolakan Notaris dalam Pembuatan Akta Autentik (Studi di Kota Medan) Rizka Azizah Siregar; Keizerina Devi Azwar; Suprayitno Suprayitno
DOKTRINA: JOURNAL OF LAW Vol 5, No 1 (2022): Doktrina:Juornal of Law April 2022
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/doktrina.v5i1.6354

Abstract

Article 1 point (1) of Law No. 2 of 2014 on Amendments to Law No. 30 of 2004 concerning Notary Positions, Notaries are general officials who are authorized to make authentic deeds and other authorities as referred to in this Law. Notaries are obliged to provide services in accordance with the provisions of this Act, unless there is a reason to refuse them. So this study intends to know and analyze the legal arrangements of Notaries in rejecting the creation of authentic deeds, the reason notaries for rejection in the creation of authentic deeds in the city of Medan, and the legal consequences for Notaries who refuse the creation of authentic deeds. This type of research uses empirical juridical research that is descriptive analytical. From the results of the research it is known that the notary legal arrangement to reject the creation of authentic deeds, namely Article 16 paragraph (1) letter e UUJN, The Reason notaries in Medan city for rejection in the creation of authentic deeds both for reasons as explained.
Bantuan Hukum Sebagai Sarana dalam Mewujudkan Keadilan Budi Sastra Panjaitan
DOKTRINA: JOURNAL OF LAW Vol 2, No 1 (2019): Doktrina:Journal of Law April 2019
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/doktrina.v2i1.2384

Abstract

Bantuan hukum merupakan keharusan yang wajib diwujudkan negara sebagai kehendak dari Indonesia sebagai negara hukum. Tujuan dari penelitian ini adalah kedudukan dan persamaan hak masyarakat dihadapan hukum sebagai cerminan keadilan dan bukti perwujudan pemberian bantuan hukum bagi masyarakat sebagai sarana untuk mencari keadilan. Metode penelitian yang digunakan penelitian ini yaitu jenis yuridis normatif yang bersumber dari data sekunder dengan menelaah bahan hukum pustaka dan undang-undang. Hasil penelitian konsep negara hukum tidak ada perbedaan bagi masyarakat karena ketidakmampuannya secara ekonomi lalu seseorang harus kehilangan haknya untuk memperoleh keadilan. Kehadiran dan pengaturan pemberian bantuan hukum yang telah ada bukan sekedar untuk meramaikan profesi hukum di tanah air, tetapi lebih dari itu salah satu langkah untuk mewujudkan keadilan khususnya bagi masarakat yang dikategorikan sebagai orang-orang yang tidak mampu secara ekonomi.
Politik Hukum Perlindungan Usaha Mikro Kecil Menengah (Umkm) dalam Masyarakat Ekonomi Asean Andi Putra Sitorus
DOKTRINA: JOURNAL OF LAW Vol 1, No 2 (2018): Doktrina:Journal of Law Oktober 2018
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/doktrina.v1i2.1920

Abstract

Pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dapat mengancam keberlangsungan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia.  Pemerintah telah melakukan beberapa kebijakan di bidang hukum ekonomi dengan menyempurnakan peraturan perundang-undangan dan kegiatan-kegiatan yang terkait dengan perlindungan kepada UMKM dalam pelaksanaan MEA. Ada beberapa hambatan baik internal maupun eksternal yang dihadapi, dan pemerintah diharapkan mampu memberikan solusi sehingga pelaksanaan MEA dapat mensejahterakan masayarakat Indonesia.
Perlindungan Hukum Para Pihak dalam Suatu Kredit Perbankan Akibat Penyebaran Covid-19 Dikategorikan Sebagai Keadaan Memaksa Achmad Akbar Santosa Mulyadi; Sabir Alwy; Nurfaidah Said
DOKTRINA: JOURNAL OF LAW Vol 5, No 1 (2022): Doktrina:Juornal of Law April 2022
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/doktrina.v5i1.6116

Abstract

The purpose of this study is to interpret legal protection for parties in a banking credit as a result of the COVID-19 pandemic which is categorized as force majeure or overmacht. The research that the author uses is a normative research type, normative research is a type or type of research that focuses on written studies that use secondary data such as legislation, court decisions, legal theory, legal principles, legal principles and can be in the form of scientific works. by law scholars, so this research is closely related to library research. The approach in this research is to use a statutory approach and a conceptual approach. The results of the research on legal protection for banking credit during the COVID-19 pandemic initially by assessing its scope, that it can be categorized as an unnatural situation or condition, special circumstances that are immediate and short-lived and from the conditions experienced now give birth to policies or regulations government to contain the spread of COVID-19. Apart from that, it also includes types of conditions that are subjective or relative, the main impact of which is on health and economic conditions, which are subjective conditions that cause difficulties in carrying out obligations for debtors.
Akibat Hukum Perceraian Terhadap Harta Benda Perkawinan Sugih Ayu Pratitis
DOKTRINA: JOURNAL OF LAW Vol 2, No 2 (2019): Doktrina:Journal of Law Oktober 2019
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/doktrina.v2i2.2703

Abstract

The emergence of the problem of joint property in a marriage is usually when there is a divorce between husband and wife, or when the divorce process is taking place in the Religious Court. The purpose of the study is to examine the position of joint property in marriage according to Islamic law and the provisions of the legislation and the legal consequences of divorce on marital property. The research method used is a type of normative research where research is carried out by first researching the materials that are in accordance with the problem to be studied. The result of this research is that the position of husband and wife property obtained in marriage is shared property except personal property which is under the marriage will be the personal rights of each husband or wife. While due to divorce between husband and wife, the assets obtained during marriage are divided in half for the husband and half for the wife. The method for resolving cases of sharing of shared assets at the Religious Court is if the divorce has been approved by a judge, then a husband and wife can submit a request for sharing of shared assets in accordance with applicable law. And if a divorced husband and wife do not want to carry out the distribution of shared assets, then one of the parties can submit a request for execution in the Religious Court to force those who do not want to carry out the decision in accordance with what was decided by the Religious Court.
Analisis Terhadap Masalah Perumusan Pidana dalam Hukum Pidana Rajin Sitepu
DOKTRINA: JOURNAL OF LAW Vol 2, No 1 (2019): Doktrina:Journal of Law April 2019
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/doktrina.v2i1.1997

Abstract

Hukum Pidana selama ini telah luput dari perhatian sehingga mendorong dibahasnya masalah ini. Tujuan dari penelitian ini adalah membahas menyangkut masalah perumusan pidana pokok mati-penjara-kurungan-denda dan pola perumusannya tunggal-alternatif-kumulatif-gabungan alternatif kumulatif dan minimum-maksimum dan mengenai asas keselarasan antara berat-ringannya pidana dengan berat-ringannya kejahatan atau pelanggaran. Metode penelitian yang digunakan penelitian yuridis normatif yang bersumber dari data sekunder dengan melakukan menganalisi hanya dari bahan pustaka saja. Hasil dan pembahasan diketahui bahwa pada dasarnya pidana pokok mati-penjara-kurungan-denda yang dirumuskan dalam hukum pidana itu telah selaras dan serasi dengan berat dan ringannya kejahatan atau pelanggarannya. Meskipun demikian, masih ada ditemukan dalam KUHP masalah pidana ringan, yakni pidana denda diancamkan sebagai pidana utama bagi tindak pidana yang dikategorikan sebagai tindak pidana berat kejahatan. Selain itu, penerapan pidana denda yang besaran nilai denda yang dirumuskan saat sekarang ini sudah usang, sudah tidak sesuai, dan sudah tidak realistis untuk dijatuhkan.
Hukum Adat Sumatera Utara dalam Yurisprudensi di Indonesia Mahalia Nola Pohan
DOKTRINA: JOURNAL OF LAW Vol 1, No 1 (2018): Doktrina:Journal of Law April 2018
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/doktrina.v1i1.1607

Abstract

Walaupun dalam sistem hukum Indonesia tidak menganut sistem precedent, namun dalam kenyataannya, hakim juga dapat terlibat dalam pembentukan hukum melalui putusan-putusannya yang dibuat dan dipedomani oleh hakim lain di masa mendatang sebagai yurisprudensi. Salah satu hal yang memengaruhi isi dari putusan hakim tersebut adalah hukum adat yang berlaku di berbagai daerah. Tulisan ini mencoba menelusuri beberapa putusan hakim yang sudah menjadi yurisprudensi yang mengakomodir keberadaan hukum adat dari Sumatera Utara dalam putusannya. Berdasarkan penelusuran ditemukan ada beberapa ketentuan-ketentuan hukum adat dari Sumatera Utara yang menjadi yurisprudensi yang dimuat dalam beberapa putusan Mahkamah Agung yang berkaitan dengan hukum keluarga, hukum waris, hukum tanah, dan sebagainya. Hal ini tentu harus menjadi perhatian bagi hakim lain di masa mendatang, apabila menemukan kasus yang serupa, dapat menerapkan ketentuan yang sudah ada dalam yurisprudensi tersebut. Dengan harapan, agar tercipta sinkronisasi antara putusan yang satu dengan putusan yang lain dengan tipe kasus yang sama.
Tinjauan Yuridis Terhadap Perlindungan Anak Dari Hasil Perkawinan Siri Yang Ditelantarkan Menurut Hukum Islam Dan Undang-Undang Perlindungan Anak Anjani Sipahutar
DOKTRINA: JOURNAL OF LAW Vol 2, No 1 (2019): Doktrina:Journal of Law April 2019
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/doktrina.v2i1.2383

Abstract

Perilaku perkawinan siri masih sering terjadi masyarakat, sehingga harus diberikan perlindungan terhadap anak yang terlahir dari hasil perkawinan siri. Tulisan ini akan membahas konsep hukum Islam dan Undang-Undang Perlindungan Anak dalam memberi perlindungan hukum terhadap anak dari hasil perkawinan siri dan tanggung jawab orang tua terhadap anak yang ditelantarkan dari hasil perkawinan siri serta bentuk perlindungan hukum terhadaphak anak dari hasil perkawinan  siri menurut hukum Islam dan undang-undang perlindungan anak. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian yuridis normatif yang bersumber dari data sekunder, yaitu dari bahan pustaka. Berdasarkan hasil penelitian, hukum Islam ini sendiri mengajarkan tentang memberikan perlindungan terhadap anak, dimana pemerintah, masyarakat dan orang tua mempunyai peranan yang sangat penting dalam menetapkan kebijakan yang menguntungkan dan berpihak pada penegak Hak Asasi Manusia terhadap anak. Tanggung jawab orang tua diberi Allah SWT kedudukan yang paling terhormat terhadap anak-anaknya berupa tanggung jawab untuk memimpin, memberikan nafkah yang halal dan juga berkewajiban untuk mendidik. Maka setiap orang tua berkewajiban untuk menunaikan ataupun menjalankan kewajiban dan tanggung jawab atas anak tersebut. Bentuk perlindungan hukum diberikan terhadap anak yang diatur dalam undang-undang karena setiap anak yang dilahirkan kedunia telah mempunyai hak dan ditetapkan dalam hukum negara dan hukum Islam, hak anak juga diatur agar si anak mendapatkan pengakuan dan diberikan perlindungan dan untuk memudahkan ketentuan atas kedudukan si anak tersebut.
Kedudukan Saksi Non Muslim Dalam Pandangan Islam Dan Kitab Undang-undang Hukum Acara Perdata Sebagai Alat Bukti Berperkara Di Pengadilan Agama Anto Mutriady Lubis
DOKTRINA: JOURNAL OF LAW Vol 1, No 2 (2018): Doktrina:Journal of Law Oktober 2018
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/doktrina.v1i2.1921

Abstract

Peradilan agama memiliki peran penting khususnya bagi penyelesaian perkara perdata islam bagi orang-orang islam. Di dalam pembuktian di peradilan agama khususnya saksi perlu ada kejelasan tentang kedudukan saksi  non muslim yang sama dengan saksi muslim yaitu sebagai salah satu alat bukti dalam pembuktian  di persidangan perkara peradilan agama, guna untuk menguatkan dalil-dalil para pihak yang berpekara. Kekuatan pembuktian saksi non muslim di pengadilan agama harus secara jelas aturan yang mengatur tentang kedudukan saksi non muslim dalam berperkara di pengadilan. hal ini menimbang adanya pembauran antara masyarakat muslim dengan penganut masyarakat non muslim. Sehingga tidak menutup kemungkinan penganut non muslim menjadi saksi di muka pengadilan Agama yang dapat membantu menyelesaikan suatu perkara di pengadilan agama.
Dilematika Posisi Perempuan Sebagai Ibu dalam Tindak Pidana Pembuangan dan Pembunuhan Bayi Tinjauan Viktimologi Kritis Laili Nur Anisah; Bella Setia Ningrum Amin
DOKTRINA: JOURNAL OF LAW Vol 5, No 1 (2022): Doktrina:Juornal of Law April 2022
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/doktrina.v5i1.6180

Abstract

The issue of the disposal and infanticide by their biological mothers is not one of the reasons for the abolition of the crime. Mothers can still be prosecuted as criminals. Nevertheless, that is not the only problem. The reason for fear of the birth of their baby is known by many people needs to be re-examined. This paper attempts to look at the role of mothers as perpetrators of the crime of disposal and infanticide through the perspective of critical victimology. The study was conducted with a comparative study of 5 district court rulings on infanticide and infant discharge. The results of this study indicate that the intense pressure comes from the mother's fear of growing and developing values in society about unwanted pregnancies. This fear encourages mothers to have independent births that can kill themselves and their babies. Another result of the study is that the mother's partner has never been charged with participating in or assisting in infanticide.

Page 6 of 10 | Total Record : 98