cover
Contact Name
Ivan Taslim
Contact Email
ivantaslim@umgo.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
geografi@umgo.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kab. gorontalo,
Gorontalo
INDONESIA
J SIG (Jurnal Sains Informasi Geografi)
ISSN : -     EISSN : 26141671     DOI : -
Jurnal ini terbit 2 (dua) kali dalam setahun yaitu pada bulan Mei dan November (2 Nomor dalam 1 Volume) yang pada setiap terbitan berisi maksimal 6 artikel/paper. Publikasi dalam jurnal ini menggunakan Bahasa Indonesia meski juga diperbolehkan dengan menggunakan Bahasa Inggris (english).
Arjuna Subject : -
Articles 66 Documents
IDENTIFIKASI PERMUKIMAN KUMUH DI KELURAHAN TALUMOLO KECAMATAN DUMBO RAYA KOTA GORONTALO (Identification of Slum Settlement in Kelurahan Talumolo Kecamatan Dumbo Raya Kota Gorontalo) Muhammad Rijal Syukri; Sri Sutarni Arifin
Jurnal Sains Informasi Geografi Vol 1, No 1 (2018): Edisi Mei
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (286.551 KB) | DOI: 10.31314/jsig.v1i1.144

Abstract

Abstract - The high number of urban residents due to a large number of migrants caused the reduction of land for settlements. This triggered the emergence of slums in various areas of the city. Dumbo Raya sub-district is a coastal area that is geographically flanked by the sea and hills. This condition causes the region to be very vulnerable to the disaster so that the growth of irregular or well-structured settlements will increase the chances of a disaster occurring. This study aims to determine the slums in Talumolo Subdistrict, Dumbo Raya District based on several indicators that have been determined and obtain data in the form of the area of slum identified. This study also aims to determine the level of a slum in the selected area. The method used in this research is through the application of Geographic Information System (GIS) and data analysis of questionnaires through mathematical calculations. Through this study obtained results in the form of: 1) Determination of locations included in the slum area based on 6 (six) variables namely non-economic vitality, economic vitality, land status, condition of infrastructure facilities, commitment of local governments and priority handling; 2) The results of identification and delineation of slum areas in Talumolo Village indicate that there is a slum area of 32,235 hectares with MEDIUM classification. Keywords: region, settlement, slum, Gorontalo, urban Abstrak – Tingginya jumlah penduduk kota akibat banyaknya pendatang menyebabkan berkurangnya lahan untuk permukiman. Hal ini memicu munculnya permukiman kumuh pada berbagai wilayah kota. Kecamatan Dumbo Raya merupakan wilayah pesisir yang secara geografis wilayahnya diapit oleh laut dan perbukitan. Kondisi ini mengakibatkan wilayah ini sangat rawan dengan bencana sehingga pertumbuhan permukiman yang tidak teratur atau tertata dengan baik akan memperbesar peluang terjadinya bencana. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kawasan kumuh yang ada di Kelurahan Talumolo Kecamatan Dumbo Raya berdasarkan beberapa indikator yang telah ditetapkan dan memperoleh data berupa luas kawasan kumuh yang diidentifikasi. Penelitian ini juga bertujuan untuk menentukan tingkat kekumuhannya kawasan yang terpilih. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah melalui aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG) dan analisis data hasil kuisioner melalui hitungan matematis. Melalui penelitian ini diperoleh hasil berupa : 1) Penentuan lokasi yang termasuk ke dalam kawasan kumuh disusun berdasarkan 6 (enam) variabel yaitu vitalitas non ekonomi, vitalitas ekonomi, status tanah, kondisi prasarana sarana, komitmen pemerintah daerah dan prioritas penanganan; 2) Hasil identifikasi dan deliniasi kawasan permukiman kumuh di Kelurahan Talumolo menunjukkan bahwa terdapat kawasan kumuh seluas 32,235 hektar dengan tingkat kekumuhan SEDANG. Kata kunci: kawasan, permukiman, kumuh, Gorontalo, perkotaan
ANALISIS SPASIAL PERUBAHAN AREA TERBANGUN KOTA GORONTALO (Spatial Analysis Of Gorontalo City Building Area Changes) Muhammad Rijal Syukri; Sri Sutarni Arifin
Jurnal Sains Informasi Geografi Vol 1, No 2 (2018): Edisi November
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (322.583 KB) | DOI: 10.31314/jsig.v1i2.181

Abstract

Abstract - Development in urban areas growth accompanied by increasing population. This increase has an impact on the increasing need for urban space. This causes the area to be built in urban areas to increase and the reduction of open space so as to encourage the use of rice fields as residential areas and offices. Therefore it is necessary to do a study or evaluation through spatial analysis to determine changes in the use of paddy fields in Gorontalo City in a certain period of time. This study is one of the references in the direction of environmentally sound development for the future. This study aims to analyze changes in land use as a built area within 5 years from 2008 to 2013. The method used in this study is spatial analysis consisting of image data and digital maps as supporting data. The analysis was carried out by overlaying the land use map technique with different periods of time from the interpretation of digital satellite images. The results showed that there were two types of changes in the built-up area in Gorontalo City within a period of 5 years, namely the change in open area to a built area and the area built into an open area. Keywords: changed, land, built area, gorontalo Abstrak – Pembangunan di wilayah perkotaan terus berkembang yang disertai dengan meningkatnya jumlah penduduk. Peningkatan ini berdampak pada semakin tingginya kebutuhan akan ruang kota. Hal ini menyebabkan kawasan terbangun di wilayah perkotaan semakin meningkat dan berkurangnya ruang terbuka sehingga mendorong penggunaan lahan sawah sebagai area permukiman dan perkantoran. Oleh karena itu perlu dilakukan kajian atau evaluasi melalui analisis spasial untuk mengetahui perubahan pemanfaatan lahan sawah yang ada di Kota Gorontalo dalam kurun waktu tertentu. Kajian ini merupakan salah satu acuan dalam arahan pembangunan yang berwawasan lingkungan untuk masa mendatang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan pemanfaatan lahan sebagai area terbangun dalam kurun waktu 5 tahun dari tahun 2008 hingga 2013 . Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis spasial terdiri dari data citra dan peta digital sebagai data pendukung. Analisis dilakukan dengan teknik overlay peta penggunaan lahan dengan kurun waktu berbeda hasil interpretasi citra satelit digital. Hasil penelitian menunjukkan terdapat dua jenis perubahan area terbangun di Kota Gorontalo dalam kurun waktu 5 tahun yaitu perubahan area terbuka menjadi area terbangun dan area terbangun menjadi area terbuka. Kata kunci: perubahan, lahan, area terbangun, gorontalo
PENGEMBANGAN SECARA SPASIAL BENTENG OTANAHA DI KAWASAN CAGAR BUDAYA GORONTALO Dwi Randayani Butulipu; Ivan Taslim; Ahmad Syamsu Rijal
Jurnal Sains Informasi Geografi Vol 1, No 1 (2018): Edisi Mei
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (825.119 KB) | DOI: 10.31314/jsig.v1i1.87

Abstract

Abstract – This study aims to analyze the development of tourist areas of Benteng Otanaha spatially by using SWOT and GIS analysis. Data obtained in the form of primary data include field observation, interviews, questionnaires, field documentation and secondary data in the form of data collection through document studies and literature study. The results of this study indicate that tourism in Benteng Otanaha in the cultural heritage area has good potential to be developed because it includes cultural preservation based on diversity, uniqueness and distinctiveness of culture and nature as well as human needs for a vacation. The development of Otanaha Fortress in the cultural heritage area requires follow up of local government and community, so it can be one of the tourist destinations in Gorontalo. Keywords: spatial development, swot analysis, gis, otanaha castle, cultural heritage, gorontalo Abstrak – Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengembangan kawasan wisata Benteng Otanaha secara spasial dengan menggunakan analisis SWOT dan SIG. Data yang diperoleh berupa data primer meliputi observasi lapangan, wawancara, kuesioner, dokumentasi lapangan dan data sekunder berupa pengambilan data melalui studi dokumen dan studi pustaka. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pariwisata di Benteng Otanaha di kawasan cagar budaya memiliki potensi yang sangat baik untuk dikembangkan karena meliputi pelestarian budaya berdasarkan keragaman, keunikan dan kekhasan budaya dan alam juga kebutuhan manusia untuk berlibur. Pengembangan Benteng Otanaha di kawasan cagar budaya memerlukan tindak lanjut dari pemerintah daerah dan masyarakat, sehingga dapat menjadi salah satu tujuan wisata di Gorontalo. Kata Kunci: pengembangan spasial, analisis swot, sig, benteng otanaha, cagar budaya, gorontalo
IDENTIFIKASI POTENSI ALAM DESA DULANGEYA SEBAGAI KAWASAN WISATA MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (Identification of the Natural Potential of Dulangeya Village as a Tourism Area Using Geographic Information Systems) Herman Saleh; Arthur Gani Koto; Ivan Taslim
Jurnal Sains Informasi Geografi Vol 1, No 2 (2018): Edisi November
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (654.041 KB) | DOI: 10.31314/jsig.v1i2.173

Abstract

Abstract - This research was conducted in Dulangeya Village, Botumoito District, Boalemo Regency. Dulangeya village is one of the villages in Botumoito Subdistrict that has natural resources (SDA) that deserve to serve as the object of natural tourist attraction. The natural potential is hot springs, mangroves and white sandy beaches based on the above objective of this research is to identify the natural potentials in Dulangeya village into tourist areas by utilizing GIS applications. Methods and data analysis used is the method of interview and field observation is a method that aims to determine the level of natural potential feasibility in Dulangeya village which will serve as a spatial analysis and scoring. The results of spatial analysis based on land cover map, slope map and geological map shows that Dulangeya village has land cover (primary mangrove forest, secondary mangrove forest, dryland farming, dryland farming mixed with shrubs / bushes), alluvium geology and granodiorite and slope which range between 2-5% and 5-15%. Meanwhile, based on scoring analysis for each criterion is attractiveness (94.44%), accessibility (70.83%), accommodation (33.33%) and facilities and infrastructure (70%). Based on the results of spatial analysis and scoring analysis shows that Dulangeya Village is one of the villages in Botumoito Subdistrict that has the potential of natural resources that deserve to be used as one of the natural attractions. Keywords: Nature Potential, Tourism, Dulangeya Village, GIS Abstrak - Penelitian ini dilakukan di Desa Dulangeya Kecamatan Botumoito Kabupaten Boalemo. Desa Dulangeya merupakan salah satu Desa di Kecamatan Botumoito yang memiliki Sumber Daya Alam (SDA) yang layak untuk dijadikan sebagai obyek daya tarik wisata alam. Potensi alam tersebut berupa sumber mata air panas, mangrove dan pesisir pantai berpasir putih berdasarkan hal tersebut maka tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi potensi alam di Desa Dulangeya menjadi kawasan wisata dengan memanfaatkan aplikasi SIG. Metode dan analisis data yang digunakan adalah metode wawancara dan observasi yaitu metode yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan potensi alam di Desa Dulangeya yang akan dijadikan sebagai kawasan wisata dan dianalisis secara spasial dan skoring. Hasil analisis spasial berdasarkan peta tutupan lahan, peta lereng dan peta geologi menunjukan bahwa Desa Dulangeya memiliki tutupan lahan (hutan mangrove primer, hutan mangrove sekunder, pertanian lahan kering, pertanian lahan kering bercampur semak/belukar), tataran geologi aluvium dan granodiorit serta kemiringan lereng yang berkisar antara 2-5% dan 5-15%. Sedangkan berdasarkan hasil analisis skoring untuk setiap kriteria penilian adalah daya tarik (94,44%), aksesibilitas (70,83%), akomodasi (33,33%) serta sarana dan prasana (70%). Berdasarkan hasil analisis spasial dan analisis skoring menunjukkan bahwa Desa Dulangeya merupakan salah satu Desa di Kecamatan Botumoito yang memiliki potensi SDA yang layak untuk dijadikan sebagai salah satu obyek wisata alam. Kata Kunci: Potensi Alam, Wisata, Desa Dulangeya, SIG
PERUBAHAN INDEX HIJAU DI KELURAHAN MOODU KECAMATAN KOTA TIMUR KOTA GORONTALO (Change Of Green Index In Kelurahan Moodu Kecamatan Kota Timur Of Gorontalo City) Sri Sutarni Arifin; Muhammad Rijal Syukri
Jurnal Sains Informasi Geografi Vol 1, No 2 (2018): Edisi November
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (305.02 KB) | DOI: 10.31314/jsig.v1i2.182

Abstract

Abstract - Increased development in urban areas has resulted in a decrease in the quality of the environment so it is necessary to study the green per capita index to find out the number of green space requirements and analyze changes in green area within 5 years. This research is quantitative by using the ArcGIS Application through the Geographic Information System to calculate the green area and calculate the green index (green index) using mathematical formulas. The results showed that the green index per capita in 2013 was 15.30 m2 which increased in 2018 by 16.22 m2. Nevertheless, this condition is not in accordance with the studies that have been carried out previously, namely the green index standard of 20 m2 per capita. Keywords: green index, green area, environment, cities Abstrak – Peningkatan pembangunan pada wilayah perkotaan mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan sehingga perlu dilakukan kajian tentang index hijau per kapita untuk mengetahui jumlah kebutuhan ruang hijau serta menganalisis perubahan luas area hijau dalam kurun waktu 5 tahun. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan menggunakan Aplikasi ArcGIS melalui Sistem Informasi Geografis untuk menghitung luas area hijau serta menghitung index hijau (green index) menggunakan rumus matematika. Hasil penelitian menunjukkan bahwa green index per kapita pada tahun 2013 adalah 15,30 m2 mengalami peningkatan pada tahun 2018 sebesar 16,22 m2. Meskipun demikian, kondisi ini belum sesuai dengan kajian yang telah dilakukan sebelumnya yaitu standar green index 20 m2 per kapita. Kata kunci: index hijau, area hijau, lingkungan, perkotaan
ANALISIS SPASIO-TEMPORAL KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KABUPATEN GORONTALO (Spatio-Temporal Analysis of Dengue Health Fever (DBD) In Gorontalo District) Masrin Melangi; Arthur Gani Koto; Ivan Taslim
Jurnal Sains Informasi Geografi Vol 1, No 1 (2018): Edisi Mei
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1823.67 KB) | DOI: 10.31314/jsig.v1i1.89

Abstract

Abstract - This research was conducted in Kabupaten Gorontalo. The purpose of this research is to analyze data and information of DHF incidence in Kabupaten Gorontalo spasiotemporal. An ArcGIS 10.1 software was applied in this research to look at descriptive epidemiology which will be presented in the form of maps, and the tables will then be described in an overlap with DHF incidence data through geographic information systems (GIS). The results of this study indicate that in the last six years, from 2010 to 2016 Gorontalo District has DHF outbreaks in Limboto sub-district, then in 2013-2016 there are 9 sub-districts that have DHF outbreak of Telaga District, Telaga Jaya, Telaga Biru, West Limboto , Tilango, Tibawa, Bilato and Tabongo marked by an increase in cases every year in the Eastern Region of Gorontalo Regency precisely located in the area of Lake Limboto Area. if it is verified using Rainfall data, DHF incidence in Gorontalo District in 2011 until 2015 is not affected by rainfall but will be different from dengue fever case in 2016 which is influenced by high rainfall amount. Keywords: spatio-temporal, gis, dengue health fever, gorontalo Abstrak – Data dan informasi secara spasial dan temporal sangat berguna dalam upaya mengurangi jumlah kejadain DBD di setiap Daerah, dan Kabupaten Gorontalo belum memiliki informasi secara spasial dan temporal mengenai kejadian DBD, Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis data dan informasi kejadian DBD di Kabupaten Gorontalo secara spasiotemporal. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Gorontalo.Sebuah perangkat lunak ArcGIS 10.1 diaplikasikan dalam penelitian ini untuk melihat secara epidemiologi deskriptif yang disajikan dalam bentuk peta, dan tabel yang kemudian digambarkan secara tumpang susun dengan data kejadian DBD melalui sistem informasi geografis (SIG). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam enam tahun terakhir, sejak Tahun 2010 hingga Tahun 2016 Kabupaten Gorontalo mengalami KLB DBD di Kecamatan Limboto, kemudian pada tahun 2013-2016 terdapat 9 Kecamatan yang mengalami KLB DBD yakni Kecamatan Telaga, Telaga Jaya, Telaga Biru, Limboto Barat, Tilango, Tibawa, Bilato dan Tabongo yang ditandai oleh peningkatan kasus pada setiap tahun di Wilayah bagian Timur Kabupaten Gorontalo tepatnya berada di area Kawasan Danau Limboto. jika diverivikasi menggunakan data Curah Hujan, Kejadian DBD di Kabupaten Gorontalo pada tahun 2011 hingga tahun 2015 tidak dipengaruhi oleh jumlah Curah Hujan akan tetapi berbeda dengan kejadian DBD pada tahun 2016 yang justru dipengaruhi oleh jumlah Curah Hujan yang tinggi. Kata kunci: spasio-temporal, sig, demam berdarah dengue, gorontalo
KLASIFIKASI TINGKAT KEKERINGAN PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) LIMBOTO (Classification Of Drought Level In Limboto Watershed) Sri Rahayu Ayuba; Munajat Nursaputra; Tisen Tisen
Jurnal Sains Informasi Geografi Vol 1, No 2 (2018): Edisi November
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (635.102 KB) | DOI: 10.31314/jsig.v1i2.174

Abstract

Abstract - Changes in land use are the socio-economic forces that most encourage changes and ecosystem degradation. Disruption of the hydrological cycle has caused "3 T" classic problems of water "too much (which causes flooding)," too little (which causes drought) and "too dirty (which causes water pollution). Based on data from BNPB in 1979-2009 there were 8 drought events in Gorontalo Province. This research was carried out in the Limboto Watershed with an area of 86412.6 ha. The method used is the SWAT Method (Soil and Water Assessment Tool) using ArcSwat software that integrates GIS. This research is included in non-experimental research that is by using direct observation in the field. Input of SWAT data include slope, land cover type, climate, and soil type. The analysis used in determining the vulnerability of the watershed to drought is to use the Soil Moisture Deficit Index (SMDI) through the Soil Water (SW) parameter. In this study the use of SWAT model output through ArcSwat, has been able to describe the condition of water supply in the Limboto watershed, which as a whole has been included in the "Vulnerable" category. By comparing the area that experienced drought before and after simulation / running land use directives, it can be concluded that the difference in the area of the watershed that experiences drought with the "Vulnerable" classification is obtained 37,513.1 ha or a decrease of 43.4% from watershed area. Keywords: Drought, Direction for Land Use, Limboto River Basin, Landing Simulation Abstrak – Perubahan penggunaan lahan merupakan kekuatan sosial ekonomi yang paling mendorong perubahan dan degradasi ekosistem. Terganggunya siklus hidrologi telah menimbulkan “3 T” masalah klasik air “too much (yang menimbulkan banjir), “too little (yang menimbulkan kekeringan) dan “too dirty (yang menimbulkan pencemaran air). Berdasarkan data BNPB tahun 1979-2009 terdapat 8 kejadian kekeringan di Provinsi Gorontalo. Penelitian ini dilaksanakan pada Daerah Aliran Sungai (DAS) Limboto dengan luas DAS 86412,6 ha. Metode yang digunakan adalah Metode SWAT (Soil and Water Assessment Tool) dengan menggunakan software ArcSwat yang terintegrasi SIG. Penelitian ini termasuk dalam penellitian non-eksperimen yakni dengan menggunakan pengamatan langsung di lapangan. Input data SWAT antara lain lereng, jenis tutupan lahan, iklim, dan jenis tanah. Analisis yang digunakan dalam menentukan kerentanan DAS terhadap kekeringan adalah dengan menggunakan Soil Moisture Deficit Index (SMDI) melalui parameter Soil Water (SW). Pada penelitian ini penggunaan output model SWAT melalui ArcSwat, telah mampu menggambarkan kondisi pasokan air pada DAS Limboto, yang secara keseluruhan telah termasuk dalam kategori “Rentan”. Dengan membandingkan luas area yang mengalami kekeringan pada sebelum dan setelah dilakukan simulasi/running arahan penggunaan lahan maka dapat disimpulkan bahwa selisih luas area DAS yang mengalami kekeringan dengan klasifikasi “Rentan” diperoleh 37.513,1 ha atau secara persentasi mengalami penurunan sebesar 43,4 % dari luas DAS. Kata Kunci: Kekeringan, Arahan Penggunaan Lahan, Daerah Aliran Sungai Limboto, Simulasi Arahan
INTERPRETASI LAHAN SAWAH DI KECAMATAN LIMBOTO BARAT MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT 8 OLI (Interpretation of Paddy Fields in West Limboto Subdistrict Using Landsat 8 OLI) Egrilianti A. Moonti; Sri Sutarni Arifin; Arthur Gani Koto
Jurnal Sains Informasi Geografi Vol 1, No 1 (2018): Edisi Mei
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (674.582 KB) | DOI: 10.31314/jsig.v1i1.100

Abstract

Abstract - One of the issues of national food security is the availability of staple food in the form of rice in a sustainability. The availability of paddy fields in West Limboto subdistrict, which is one of the rice producing areas in Gorontalo Regency needs to be interpreted to be known if there is land conversion in the future. Calculation of rice fields can be interpreted using remote sensing data. The purpose of this research is to interpreationt the extent of paddy field located in West Limboto subdistrict. Landsat 8 OLI (Operational Land Imager) acquired November 20, 2015 is the data used in this study. GPS measuring instrument is used as a tool for checking the coordinates of sample points that will be in the fiel d check. The method by digital image processing landsat 8 OLI using supervised classification algorithm maximum likelihood. Landsat 8 layer stacking process then do corrected geometric. Unsupervised classification is performed as an initial interpretation stage to classify land cover and also as sample point extraction. Total 18 sample points were taken that were used for ground data. Reclassified using supervised method processing after finished ground data. The results show that the paddy fields about 886,66 ha spread in 8 villages. Keywords: paddy fields, supervised, mapping, west limboto, gorontalo Abstrak – Salah satu isu ketahanan pangan nasional adalah ketersediaan bahan makanan pokok berupa beras secara berkelanjutan. Ketersediaan lahan sawah di Kecamatan Limboto Barat yang merupakan salah satu wilayah penghasil beras di Kabupaten Gorontalo perlu diinterpretasi agar dapat diketahui bila terjadi alih fungsi lahan pada masa mendatang. Penghitungan luas lahan sawah dapat diinterpretasi menggunakan data penginderaan jauh yaitu citra landsat 8. Tujuan penelitian ini adalah untuk menginterpretasi luasan lahan sawah yang terdapat di Kecamatan Limboto Barat. Citra landsat 8 OLI (Operational Land Imager) perekaman 20 November 2015 merupakan data yang digunakan dalam penelitian ini. Alat ukur berupa GPS digunakan sebagai alat bantu untuk pengecekan koordinat titik sampel yang akan di cek lapangan. Metode penelitian dilakukan dengan teknik pengolahan citra digital landsat 8 OLI menggunakan klasifikasi supervised algoritma maximum likelihood. Citra landsat 8 dilakukan proses layer stacking kemudian dikoreksi geometrik. Klasifikasi tak terbimbing (unsupervised) dilakukan sebagai tahap interpretasi awal untuk mengklasifikasi tutupan lahan dan juga sebagai pengambilan titik sampel. Sebanyak 18 titik sampel diambil yang digunakan untuk cek lapangan. Reklasifikasi metode terbimbing (supervised) dilakukan dari hasil data lapangan. Hasil yang diperoleh menunjukkan luas lahan sawah sekitar 886,66 ha yang tersebar di 8 desa. Kata kunci: sawah, landsat, supervised, pemetaan, limboto barat, gorontalo
ANALISIS QUALITY OF SERVICE APLIKASI VOICE OVER INTERNET PROTOCAL PADA JARINGAN MOBILE ADHOC NETWORK (Protocol Voice Over Application Quality Of Service Analysis On Adhoc Network Mobile Network) Riklan Kango; Irawan Ibrahim
Jurnal Sains Informasi Geografi Vol 1, No 2 (2018): Edisi November
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (626.484 KB) | DOI: 10.31314/jsig.v1i2.175

Abstract

Abstract – The The development trend of computer networks is currently more likely to Wireless networks because the practicality of Wireless networks and their performance is almost the same as wired networks, one of the applications of Wireless networks is the exchange of voice information by using Voice over Internet Protocol (VoIP) technology. The long-term goal of this research is as part of the realization of next-generation network communication in Indonesia based on IP which has the urgency of developing communication media between the sender and receiver of voice information by minimizing the cable network component, namely replacing it with Mobile Adhoc Network (MANET). namely the ad-hoc communication model based on wireless networks. The type of research used is experimental research, namely laboratory-based research using the Network Development Life Cycle method. The Quality of Service factors tested were delay, jitter, throughput and packet loss. This research implements VoIP technology using the MANET network where transmission media is Wireless so that duration is an influential thing. Therefore, the duration of the experiment in this study was 180 seconds. Retrieval of test data using Wireshark Software. The results showed that VoIP communication using the MANET network with a defined duration standard resulted in a relatively good performance for all tests meeting the established standards so that it was feasible to be implemented on the MANET network. The overall test results using the data flow and testing without the data flow obtained results that are relatively the same so it can be concluded that the VoIP network that has been built is quite satisfactory. Keywords: Ad-hoc, Manet, Voip, Qos Abstrak – Trend perkembangan jaringan komputer saat ini lebih cenderung kepada jaringan Wireless karena kepraktisannya jaringan Wireless dan performansinya hampir sama dengan jaringan kabel, salah satu pengaplikasian jaringan Wireless adalah pertukaran informasi suara dengan menggunakan teknologi Voice over Internet Protocol (VoIP). Tujuan jangka panjang penelitian ini adalah sebagai bagian dari realisasi komunikasi jaringan masa depan (next generation network) di Indonesia yang berbasiskan IP yang memiliki urgensi pengembangan media komunikasi antara pengirim dan penerima informasi suara dengan meminimalis komponen jaringan kabel yaitu menggantinya dengan jaringan Mobile Adhoc Network (MANET) yakni model komunikasi ad-hoc berbasiskan wireless network. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian experimental yaitu penelitian laboratory-based-research dengan menggunakan metode Network Devolopment Life Cycle. Adapun faktor-faktor Quality of Service yang diuji adalah delay, jitter, throughput dan packet loss. Penelitian ini, megimplementasikan Teknologi VoIP dengan menggunakan jaringan MANET dimana media transmisi adalah wireless sehingga durasi adalah hal yang berpengaruh. Oleh sebab itu, durasi percobaan dalam penelitian ini 180 second. Pengambilan data pengujian menggunakan Software Wireshark. Hasil penelitian menunjukkan komunikasi VoIP menggunakan jaringan MANET dengan standar durasi yang ditetapkan menghasilkan performansi yang tergolong baik untuk seluruh pengujian memenuhi standar yang ditetapkan sehingga layak untuk diimplementasikan pada jaringan MANET. Hasil pengujian secara keseluruhan pengujian menggunakan aliran data dan pengujian tanpa aliran data didapatkan hasil yang relatif sama dengan demikian dapat disimpulkan jaringan VoIP yang telah dibangun cukup memuaskan. Kata kunci: Ad-hoc, Manet, Voip, Qos
ANALISIS KESESUAIAN PENGGUNAAN LAHAN BERDASARKAN ARAHAN FUNGSI KAWASAN DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) ALO KABUPATEN GORONTALO (Analysis of The Suitability of Land Use Based on The Direction of The Function of The Area in Alo Basin in Gorontalo District) Ulfan R. Ake; Arthur Gani Koto; Ivan Taslim
Jurnal Sains Informasi Geografi Vol 1, No 1 (2018): Edisi Mei
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (976.078 KB) | DOI: 10.31314/jsig.v1i1.118

Abstract

Abstract - Determination of the function of the area is very important in order to preserve and prevent environmental damage, so as to improve the safety, prosperity, and comfort of life. The occurrence of landslide in Gorontalo regency partly from alo watershed area in pulubala subdistrict and tibawa sub-district has destroyed 221 houses, 31 houses were badly damaged and 628 people were injured. In addition, the factors causing avalanches in the alo watershed are slope, soil type, high rainfall and community land use. This study aims to: (1) map the main function of the area in alo watershed based on the decree of the minister of agriculture no. 837 / kpts / um / 11/1980 (2) analyze the suitability of land use in the alo watershed based on the main function of the region and present it in the form map. Method and analysis used in this research is scoring, overlay, and field survey. Based on the result of alo river basin analysis, there are 4 directives of the area function. The function of protected area covers 93.09 ha (0.40%), buffer area 4970.74 ha (21.13), annual cultivation area 3614.56 ha (15.37%), while the cultivation area annual crops and settlements have an area of 14,843.3 ha (63.10%). Most of the land use in the alo basin is said to be appropriate to the direction of the function of the area, where the land has an area of 18,566.6 hectares or 79.05% while the unsuitable land is 4,920.7 ha or 20.95% of the entire alo watershed. Keywords: land suitability, directed land functions, alo watershed, gorontalo Abstrak - Penetapan fungsi kawasan sangat penting guna menjaga kelestarian dan mencegah kerusakan lingkungan, sehingga dapat meningkatan keselamatan, kesejahteraan serta kenyamanan hidup. Kejadian longsor di Kabupaten Gorontalo sebagian dari wilayah DAS Alo yaitu berada di Kecamatan Pulubala dan Kecamatan Tibawa telah menghancurkan 221 buah rumah, 31 buah rumah di antaranya rusak parah, dan korban luka-luka sejumlah 628 orang. Selain itu yang menjadi faktor penyebab longsoran di DAS Alo diantaranya adalah faktor lereng, jenis tanah, curah hujan yang tinggi dan pemanfaatan lahan oleh masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Memetakan arahan fungsi utama kawasan di DAS Alo berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 837/Kpts/Um/11/1980 (2) Menganalisis kesesuaian penggunaan lahan di DAS Alo berdasarkan arahan fungsi utama kawasan dan menyajikannya dalam bentuk peta. Metode dan analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah skoring, overlay, dan survey lapangan. Berdasarkan hasil analisis DAS Alo memiliki 4 arahan fungsi kawasan yaitu Arahan fungsi kawasan lindung memilki luas 93.09 ha (0.40%), kawasan penyangga 4970.74 ha (21.13), kawasan budidaya tanaman tahunan 3614,56 ha (15,37%), sedangkan kawasan budidaya tanaman semusim dan pemukiman memilki luas sebasar 14.843,3 ha (63,10%). Sebagian besar pemanfaatan lahan di DAS Alo dikatakan sudah sesuai terhadap arahan fungsi kawasan, dimana lahan sesuai memilki luas 18.566,6 ha atau 79,05 % sedangkan lahan yang tidak sesuai 4.920,7 ha atau 20,95 % dari seluruh wilayah DAS Alo. Kata kunci: kesesuaian lahan, arahan fungsi lahan, daerah aliran sungai alo, gorontalo