cover
Contact Name
Majalah Kedokteran Andalas
Contact Email
mka.fk.unand@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
mka.fk.unand@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota padang,
Sumatera barat
INDONESIA
Majalah Kedokteran Andalas
Published by Universitas Andalas
ISSN : 01262092     EISSN : 24425230     DOI : -
Core Subject : Health,
Majalah Kedokteran Andalas (MKA) (p-ISSN: 0126-2092, e-ISSN: 2442-5230) is a peer-reviewed, open access national journal published by Faculty of Medicine, Universitas Andalas and is dedicated to publish and disseminate research articles, literature reviews, and case reports, in the field of medicine and health, and other related disciplines.
Arjuna Subject : -
Articles 11 Documents
Search results for , issue "Vol 36, No 2 (2012): Published in August 2012" : 11 Documents clear
EFEK HIDROTERAPI PADA PENURUNAN KADAR GULA DARAH SESAAT (KGDS) TERHADAP PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 Elmatris Sy; Esy Afrianti; Nelwati Bahri; Yuniarti Yuniarti
Majalah Kedokteran Andalas Vol 36, No 2 (2012): Published in August 2012
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (235.139 KB) | DOI: 10.22338/mka.v36.i2.p202-214.2012

Abstract

AbstrakHidroterapi atau terapi air putih merupakan metode perawatan danpenyembuhan dengan menggunakan air putih untuk mendapatkan manfaat terapisdalam penanganan penyakit. Diabetes Mellitus adalah salah satu penyakitdegeneratif, yang mana perlu suatu upaya untuk menekan terjadinya peningkataninsiden penyakit tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efekhidroterapi terhadap penurunan kadar gula darah sesaat pada penderita DM tipe 2.Metode penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan pendekatan control groupdesign with pretest and posttest. dengan teknik pengambilan sampel yangdigunakan adalah non probability sampling dengan pendekatan purposivesampling. Total responden adalah 27 orang, 15 responden untuk kelompok kontroldan 12 orang kelompok intervensi. Hasil penelitian menunjukan bahwa kurangdari separoh (40%) responden yang mengalami penurunan kadar gula darah sesaat(KGDS) setelah pemberian terapi oral, dan didapatkan semua responden (100%)mengalami penurunan KGDS setelah diberikan terapi oral dan hidroterapi. Dapatdisimpulkan bahwa Terdapat pengaruh hidroterapi pada penderita diabetes melitustipe 2 yang diberi terapi oral, ini terlihat terdapatnya perbedaan yang signifikandengan p = 0,00 (p<0,05) dari rata-rata kadar gula darah sesaat (KGDS) antarakelompok intervensi (pemberian terapi oral dan hidfroterapi) dan kelompokkontrol (hanya pemberian terapi oral).Kata kunci: Hidroterapi, kadar gula darah sesaat, dan diabetes mellitusAbstractHydrotherapy or water therapy is a method of treatment and healing withwater for get the profit therapeutic in the treatment of disease. Diabetes Mellitus isa degenerative disease, which need an effort to suppress the increased incidenceof the disease. This the aims of the research to determine the effect ofhydrotherapy to decrease blood sugar random diabetes mellitus type 2 patients.The method of this research is a quasi experimental control group design approachwith pretest and posttest. the sampling techniques used is non probabilitysampling with purposive sampling approach. Total respondent are 27 peoples, 15respondents for the control group and 12 intervention group. The results ofresearch is less than half (40%) of respondents have a decrease in content bloodsugar random (CBSR) after giving oral therapy, and all the respondents (100%)have a decrease in content blood sugar random (CBSR) after be given oral therapy202ARTIKEL PENELITIANand hydrotherapy. There is an influence of hydrotherapy to patients diabetesmellitus type 2 who was given oral therapy, it can seen have of a significantdifference with p = 0,00 (p < 0,05) in the average content blood sugar random(CBSR) between the intervention group (given hidfroterapi therapy and oraltherapy) and control group (only therapy oral).Key word : Hydrotherapy, instantaneous blood sugar levels, and diabetes mellitus203
PERAN REKAM MEDIK GIGI SEBAGAI SARANA IDENTIFIKASI Murniwati Murniwati
Majalah Kedokteran Andalas Vol 36, No 2 (2012): Published in August 2012
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (429.944 KB) | DOI: 10.22338/mka.v36.i2.p163-172.2012

Abstract

AbstrakIndonesia merupakan salah satu negara yang rawan terjadi bencana. Metode identifikasi korban akibat bencana salah satunya melalui pencocokan dental record. Dental record yang dapat digunakan dalam proses identifikasi adalah yang sesuai dengan Standar Nasional Rekam Medik Kedokteran Gigi yaitu harus memuat data identitas pasien, keadaan umum pasien, odontogram, data perawatan kedokteran gigi serta nama dan tanda tangan dokter gigi dan harus diisi secara lengkap.Kata Kunci : Dental Record, Standar Nasional Rekam Medik Kedokteran Gigi, Identifikasi Korban, OdontogramAbstract Indonesia is one of the disaster-prone countries. One method of identification of victims of the disaster is through matching dental records. Dental records that can be used in the identification process must comply with National Standard of Dentistry, Dental Record must contain data that identity of the patient, patient's general condition, odontogram, dental care data and the name and signature of the dentist and dental records are more important filled completely.Key word : Dental Record, National Standard Medical Record Dentistry, Victim Identification, Odontogram
PENGARUH KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT DENGAN STATUS GINGIVITIS PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ANDALAS KECAMATAN PADANG TIMUR KOTA PADANG TAHUN 2012 Hidayati Hidayati; Kuswardani Kuswardani; Gustria Rahayu
Majalah Kedokteran Andalas Vol 36, No 2 (2012): Published in August 2012
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (273.271 KB) | DOI: 10.22338/mka.v36.i2.p215-224.2012

Abstract

AbstrakGingivitis kehamilan adalah gingivitis yang terjadi pada wanita hamil. Gingivitisdisebabkan oleh iritasi bakteri yang ada dalam plak dan kalkulus. Plak dan kalkulus merupakanindikator kebersihan mulut yang buruk. Selama kehamilan, hormon estrogen dan progesteroneakan mengalami peningkatan yang menyebabkan jaringan gingiva merespon secara berlebihanterhadap iritasi lokal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kebersihan rongga mulutdan status gingivitis ibu hamil serta hubungan antara tingkat kebersihan rongga mulut denganstatus gingivitis pada ibu hamil. Jenis penelitian ini adalah anayitic correlation denganpendekatan cross sectional, sampel diambil menggunakanteknik accidental sampling dengan ujistatistik Kolmogorov-Smirnov. Subjek adalah 70 wanita hamil di Puskesmas wilayah kerjaAndalas Padang Timur. Hasil penelitian menunjukkan tingkat kebersihan mulut ibu hamil diwilayah kerja Puskesmas Andalas Kecamatan Padang Timur sebagian besar adalah sedang(57,1%) dan sebagian besar ibu hamil yang diperiksa mengalami gingivitis sedang (70%). Semuaibu yang diperiksa mengalami gingivitis, baik itu ibu dengan tingkat kebersihan mulut yang baik,sedang maupun buruk. Disarankan kepada ibu hamil untuk selalu menjaga kebersihan dankesehatan rongga mulutnya.Kata Kunci : gingivitis kehamilan, estrogen, progesteron, tingkat kebersihan rongga mulut,gingivitisAbstractPregnancy gingivitis is gingivitis that occurs in pregnant women. Gingivitis caused by theirritation of bacteria in plaque and calculus. Plaque and calculus is indicator of poor oral hygiene.During pregnancy, estrogen and progesterone will increase that causes excessive gingival tissueresponse to local irritation. This study aims to determine oral hygiene level and gingivitis statusin pregnant women and relationship between oral hygiene level with gingivitis status in pregnantwomen. The kind of this research is analyitic correlation with cross sectional study, sampleswere taken with accidental sampling technique with statistical test Kolmogorov-Smirnov.Subject were 70 pregnant women at the work area Puskesmas Andalas Padang Timur. Theresults showed oral hygiene level in pregnant women at the work area Puskesmas AndalasPadang Timur are mostly moderate (57.1%) and majority of them had moderate gingivitis (70%).215ARTIKEL PENELITIANAll of the pregnant women were examined had gingivitis, both pregnant women with good oralhygiene, medium and bad. It is recommended to pregnant women to always maintain the hygieneand health of the oral cavity.Key word : pregnancy gingivtis, estrogene, progesterone, oral hygiene and gingivitis.216
PENYAKIT PERLEMAKAN HATI NON ALKOHOLIK PADA ANAK Yusri Dianne Jurnalis; Delfican Delfican; Yorva Sayoeti
Majalah Kedokteran Andalas Vol 36, No 2 (2012): Published in August 2012
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (551.082 KB) | DOI: 10.22338/mka.v36.i2.p121-131.2012

Abstract

AbstrakPenyakit perlemakan hati nonalkoholik (NAFLD) ditandai dengan penumpukan lemak di hati pada penderita yang tidak mengkonsumsi alkohol sebelumnya, meliputi steatosis sederhana dan steatohepatitis nonalkoholik (NASH). NAFLD/NASH merupakan manifestasi hepatik dari sindrom metabolik. Prevalensi NAFLD pada anak mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya prevalensi obesitas pada anak. Kelainan ini berhubungan dengan umur, jenis kelamin dan ras. Patogenesisnya diterangkan melalui hipotesis “dua pukulan”. Selain manifestasi klinis, laboratorium dan pencitraan, biopsi hati merupakan baku emas dalam menegakkan diagnosis. Melalui biopsi hati dapat dinilai derajat nekroinflamatori yang terjadi serta fibrosis pada NASH. Terdapat 2 jenis steatohepatitis dengan tipe 2 ditemukan pada 51% penderita NAFLD anak. Walaupun telah dilakukan uji klinis terhadap beberapa obat, namun modifikasi gaya hidup, pola makan dan kebiasaan berolahraga merupakan tatalaksana yang banyak diterapkan saat ini.Kata kunci : penyakit perlemakan hati nonalkoholik, steatohepatits nonalkoholik, obesitasAbstractNonalcoholic fatty liver disease (NAFLD) is a disease in which excessive fat accumulates in the liver without a history of alcohol abuse. This disease includes simple steatosis and nonalcoholic steatohepatitis (NASH). NAFLD/NASH is recognized as a hepatic manifestation of metabolic syndrome. In recent years, pediatric NAFLD has increased in line with the increased prevalence of pediatric obesity. It is associated with sex, age and ethnicity. The “two-hit” hypothesis is widely accepted as the pathogenesis. Although clinical symptoms, laboratory data and imaging findings are important, liver biopsy is regarded as the gold standard of the diagnosis. It is essential for assessing the degree of necro-inflammatory change and fibrosis in NASH. Two different types of steatohepatitis have been reported, with type 2 NASH being present in as many as 51% of pediatric NAFLD patients. Although pharmacotherapy has been studied in clinical trials, lifestyle modification by diet and exercise remains the mainstay of treatment for NAFLD/NASH.Key word : nonalcoholic fatty liver disease, nonalcoholic steatohepatitis, obesity
MALARIA PADA MASA KEHAMILAN Selfi Renita Rusjdi
Majalah Kedokteran Andalas Vol 36, No 2 (2012): Published in August 2012
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (349.641 KB) | DOI: 10.22338/mka.v36.i2.p173-178.2012

Abstract

AbstrakMalaria merupakan penyakit tropis yang disebabkan oleh parasit Plasmodium dan disebarkan melalui gigitan nyamuk. Diperkirakan 219 juta penduduk dunia terinfeksi malaria dan sebanyak 660.000 diantaranya meninggal setiap tahun. Penyakit ini dapat menyerang semua individu tanpa membedakan umur dan jenis kelamin dan tidak terkecuali wanita hamil. Wanita hamil termasuk golongan yang rentan untuk terkena malaria sehubungan dengan penurunan imunitas di masa kehamilan. Malaria pada kehamilan dapat menimbulkan berbagai keadaan patologi pada ibu hamil dan janin yang dikandungnya. Pada ibu hamil, malaria dapat mengakibatkan timbulnya demam, anemia, hipoglikemia, udema paru akut, gagal ginjal bahkan dapat menyebabkan kematian. Pada janin yang dikandung oleh ibu penderita malaria dapat terjadi abortus, lahir mati, persalinan prematur, berat badan lahir rendah, dan kematian janin. Keadaan patologi yang ditimbulkan ini sangat tergantung pada status imunitas, jumlah paritas dan umur ibu hamil.Kata Kunci :malaria, kehamilan, patologi, imunitasAbstractMalaria is one of topical diseases caused by parasite called Plasmodium and transmitted by mosquito bite. In 2010 an estimated 219 million cases of malaria occurred worldwide and 660,000 people died every year. Malaria can occur in most population and it is not depended on age and sex even pregnant women would be suffer from this disease. Pregnant women are particularly vulnerable to malaria as pregnancy reduces a woman’s immunity to malaria. It can cause fever, maternal anaemia, hypoglicemia, acute pulmonary udema and even death. For the unborn child, maternal malaria increases the risk of spontaneous abortion, stillbirth, premature delivery and low birth weight, a leading cause of child mortality. The pathology is depended on imunity, number of pariety dan age of pregnant women.key word : malaria, pregnancy, pathology, immunityTINJAUAN PUSTAKA
GANGGUAN PANIK DENGAN AGORAFOBIA Yaslinda Yaunin
Majalah Kedokteran Andalas Vol 36, No 2 (2012): Published in August 2012
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (385.517 KB) | DOI: 10.22338/mka.v36.i2.p234-243.2012

Abstract

AbstrakSerangan Panik ditandai dengan gejala anxietas yang berat seperti: berdebar-debar, nyeri dada, sesak nafas, tremor, pusing, merasa dingin atau panas, ada depersonalisasi atau derealisasi, gejala mencapai puncaknya dalam 10 menit. Gangguan Panik merupakan serangan panik yang berulang-ulang dengan onset cepat dan durasi sangat singkat. Karena adanya keluhan fisik berat pada waktu serangan, pasien menjadi ketakutan mereka akan mendapat serangan jantung, stroke dan lain-lain. Kadang pasien berfikir mereka akan kehilangan kontrol atau menjadi gila. Lama-lama pasien akan menghindari tempat-tempat atau situasi serangan paniknya pernah terjadi terutama tempat kegiatan sosial atau tempat yang susah untuk menyelamatkan diri, hal ini dianggap sebagai penyebab terjadinya Agorafobia. Gangguan Panik bisa disebabkan faktor biologik,genetik atau psikososial. Penatalaksanaan sebaiknya kombinasi Psikofarmaka dan Psikoterapi. Pada kasus ini seorang wanita 26 tahun datang dengan keluhan seperti serangan panik berulang sejak 6 bulan sebelumnya, yang tidak mendapat pengobatan adekuat sehingga jatuh menjadi Gangguan Panik dengan Agorafobia. Kalau dilihat etilogi sesuai teori psikososial: pasien ini mengalami cukup banyak trauma pada masa anak yaitu dengan perceraian orangtua, hidup penuh stresor bersama tante serta ibu tiri pada masa-masa sekolah. Ketika tinggal bersama ibu kandung pasien sering menyaksikan pertengkaran ibu dan bapak tirinya. Dengan pemberian Psikofarmaka yang dikombinasi dengan Psikoterapi memberi hasil yang cukup baik.Kata kunci: Serangan Panik,Gangguan Panik, AgorafobiaAbstractPanic Attack is characterized by severe anxiety symptoms: palpitation, chest pain, dyspnoe, tremor, dizziness, chills or hot, depersonalization or derealization, the symptoms reached a peak within 10 minutes. Panic Disorder is several time got Panic Att.ack with rapid onset and short very duration. Because of the physical symptoms during the attack, patient become afraid that they will have heart attack, become stroke etc.Sometimes patient think they will loss control or be crazy. By the time patient will avoid the place and situation their panic attack have occured, especially social activities or the place which escape would be formidable is thought to cause the Agoraphobia. Etilogy of Panic Disorder can be biological factors, genetic or psychosocial factors. The most effective treatments are combine pharmacotherapy and psychoterapy.In this case report a 26 years woman come with chief complain like panic attack many time since 6 moths before, cause of not get adequate treatment patient become PanicLAPORAN KASUS235Disorder with Agoraphobia. From etiology we consider psychosocial factors: patient had many psychosocial trauma since she was a child that is divorced of her parent, live with her auntie and step mother full with stressor during her schooltime, When she live with her mother, she often face the disharmony of her mother and her step father. With the combination of pharmacotherapy and psychotearpy give good result.Key word : Panic Attack, Panic Disorder. Agoraphobia.
DETEKSI DAN MANAJEMEN REFEEDING SYNDROME Darmadi Darmadi; Riska Habriel Ruslie
Majalah Kedokteran Andalas Vol 36, No 2 (2012): Published in August 2012
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (435.584 KB) | DOI: 10.22338/mka.v36.i2.p132-144.2012

Abstract

AbstrakRefeeding syndrome (RFS) dideskripsikan sebagai perubahan biokimiawi, manifestasi klinis dan komplikasi sebagai konsekuensi pemberian nutrisi pada pasien kurang gizi. Refeeding syndrome ini menyebabkan dampak buruk dan kematian. Sindroma ini lebih sering terjadi pada kelompok risiko. Refeeding syndrome merupakan suatu sindroma yang sering tak terdiagnosis oleh karena itu perlu peningkatan pengetahuan dan kesadaran dari tenaga medis untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas dari RFS. Karena alasan tersebut ditulis tinjauan pustaka ini yang akan membahas mengenai patofisiologi, faktor risiko, manifestasi klinis, dan manajemennya.Kata kunci : refeeding syndrome, kurang gizi, hipofosfatemia, dukungan nutrisiAbstractRefeeding syndrome (RFS) describel as biochemical changes, clinical manifestations, and complications that can occur as a consequence of feeding a malnourished individual. RFS can result in serious harm and death. RFS more commonly occurs in at-risk populations. Increased awareness amongst healthcare professionals is likely to reduce morbidity and mortality. This review examines the pathophysiology, risk factors, clinical manifestations, and management of RFS.Key word : refeeding syndrome, malnourished, hypophosphatemia, nutritional support
PENGARUH TIMBAL ASETAT TERHADAP AKTIVITAS ENZIM KATALASE HATI TIKUS PUTIH JANTAN Asterina Asterina; Endrinaldi Endrinaldi
Majalah Kedokteran Andalas Vol 36, No 2 (2012): Published in August 2012
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (238.499 KB) | DOI: 10.22338/mka.v36.i2.p179-187.2012

Abstract

AbstrakTimbal (Pb) dapat ditemukan di berbagai media lingkungan seperti udara, air, debu dan tanah. Logam Pb atau bentuk persenyawaannya berasal dari pembakaran bahan bakar kendaraan bermotor, emisi industri dan dari penggunaan cat bangunan yang mengandung Pb. Toksisitas Pb menghambat sebahagian besar enzim yang terlibat dalam biosintesis heme dan merusak sel hatiTujuan studi ini adalah untuk melihat pengaruh timbal (Pb) terhadap aktivitas enzim katalase hati tikus putih jantan. Desain penelitian ini adalah eksperimental menggunakan 25 ekor tikus putih jantan yang dibagi menjadi lima kelompok, yaitu kelompok kontrol, dan kelompok perlakuan dengan pemberian Pb asetat dengan dosis konsentrasi 5 mg, 10 mg , 20 mg, dan 40 mg/kg BB selama 26 hari.Hasil penelitian menunjukkan terjadinya penurunan rerata aktivitas katalase hati dan serum secara bermakna (p < 0,05), setelah pemberian Pb asetat selama 26 hari. Penurunan aktivitas katalase hati dan serum tikus secara bermakna (p < 0,05) terjadi antara kelompok kontrol dibandingkan dengan kelompok tikus yang diberi dosis 40 mg/kg BB.Kesimpulan yang dapat diambil dari studi ini ialah bahwa pemberian Pb asetat dapat menurunkan aktivitas katalase hati dan juga mempengaruhi aktivitas katalase serum tikus.Kata kunci : Pb asetat, katalaseAbstractLead (Pb) can be found in various environmental media such as air, water, dust and dirt. Pb in the form of compounds derived from burning motor vehicle fuel, industrial emissions and from the use of paints containing Pb buildings. Pb toxicity partly inhibit the enzymes involved in the biosynthesis of heme and damage the liver cells.The purpose of this study was to observe the effect of lead (Pb) on the enzyme activity of rat liver catalase white male. Experimental research design was used 25 white male rats were divided into five groups, namely the control group and theARTIKEL PENELITIAN180group treated with the administration of Pb acetate at a dose concentration of 5 mg, 10 mg, 20 mg, and 40 mg / kg body weight for 26 days.The results showed an average decrease in liver catalase activity, after administration of Pb acetate for 26 days were significantly (p <0.05). Decrease in catalase activity of rat liver and serum were significantly (p <0.05) occurred between the control group compared with the group of mice given a dose of 40 mg / kg.The conclusion from this study is that the administration of Pb acetate can decrease the liver catalase activity and also affects the activity of serum catalase mice.Key word : Pb Acetate, Catalase
PARADIGMA BARU PERAN DOKTER DALAM PELAYANAN KEDOKTERAN FORENSIK Rika Susanti
Majalah Kedokteran Andalas Vol 36, No 2 (2012): Published in August 2012
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (321.809 KB) | DOI: 10.22338/mka.v36.i2.p145-154.2012

Abstract

AbstrakPelayanan kedokteran forensik semakin hari semakin luas, pada masa dahulu hanya sebatas pemeriksaan korban tindak pidana yang meninggal, sekarang sudah berkembng diantaranya pemeriksaan korban tindak pidana hidup, kekerasan dalam rumah tangga, child abuse and neglect, perselisihan pada perceraian, ragu ayah (dispute paternity) hingga ke pelanggaran hak asasi manusia. Bentuk ekspertise dari dokter forensik saat ini, tidak hanya terbatas pada hasil visum et repertum, akan tetapi juga pengeluaran surat keterangan kematian dan pengisian asuransi. Pelayanan kedokteran forensik sebagian besar dilakukan oleh dokter umum karena terbatasnya jumlah spesialis forensik. Peran dokter umum dalam pelayanan kedokteran forensik antara lain pemeriksaan korban tindak pidana hidup, pemeriksaan korban tindak pidana meninggal, sebagai saksi ahli, mengeluarkan surat keterangan kematian, penanganan kasus death on arrival, pengisian asuransi. Supaya tidak terjadi permasalahan terkait dengan pelayanan kedokteran forensik, diharapkan dokter menambah pengetahuan tentang kedokteran forensik dan aspek medikolegalnya.Kata kunci : pelayanan kedokteran forensik-peran dokter umum-aspek medikolegalAbstractForensic medicine service develop extensively from the dead victim examination to the various medical examination in the living victim, marriage violence,child abuse and neglect,divorce conflict,dispute paternity and violence in human rights. The expertise from forensic medicine specialist not only to publish visum et repertum but also to sign certificate of death and to admiss life insurance. Most of forensic medicine services performed by general practitioner because the lack of quantity of the forensic medicine specialist. The role of general practitioner in forensic medicine services are including the examination of the living and dead victims,expert witness in the court, publishing the certificate of the death,handling death on arrival patient, and admissing the insurance form. To avoid the problem, general practitioners should to improve their knowledge in forensic medicine services and its medicolegal aspect.Keywords: forensic medical services-physician role-medicolegal aspects
HUBUNGAN OBESITAS DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA MASYARAKAT ETNIK MINANGKABAU DI KOTA PADANG Delmi Sulastri; Elmatris Elmatris; Rahmi Ramadhani
Majalah Kedokteran Andalas Vol 36, No 2 (2012): Published in August 2012
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (251.916 KB) | DOI: 10.22338/mka.v36.i2.p188-201.2012

Abstract

AbstrakHipertensi merupakan masalah kesehatan yang sering ditemukan di tengahmasyarakat dan mengakibatkan angka kesakitan yang tinggi. Banyak faktor yangdapat memicu terjadinya hipertensi, salah satunya adalah obesitas.Penelitian dengan tujuan untuk melihat hubungan antara kejadian obesitas denganhipertensi ilakukan pada masyarakat etnik Minangkabau di 8 kelurahan di kotaPadang. Penelitian ini merupakan studi komparatif menggunakan desain crosssectional study, dengan jumlah sampel 204 orang. Pengumpulan data karakteritikdilakukan melalui wawancara dan pengukuran tekanan darah, berat badan, tinggibadan, dan lingkar perut dilakukan dengan cara yang direkomendasikan WHO.Analisis statistik yang digunakan adalah uji chi square dan uji Independentsample T-test.Hasil penelitian menemukan bahwa lebih dari separuh penderita hipertensimengalami obesitas (56,6%) dan obesitas sentral (54,9%) terdapat hubunganbermakna antara obesitas dengan kejadian hipertensi (p<0,05; OR=1,82) danobesitas sentral dengan kejadian hipertensi (p<0,05; OR= 2,72). Uji Independentsample T-test menunjukkan hasil yang signifikan (p<0,05) dimana ada perbedaanrata-rata IMT (p= 0,025) antara responden hipertensi dan tidak hipertensi dan adaperbedaan rata-rata LP (p= 0,002) antara responden hipertensi dan tidakhipertensi.Hasil penelitian menyimpulkan bahwa terdapat hubngan antara kejadian obesitasdan obesitas sentral dengan hipertensi pada masyarakat etnik Minangkabau dikota Padang.Kata kunci : Hipertensi, obesitas, obesitas sentralAbstractHypertension is a common health problem in the community and lead tohigh morbidity. Many factors can lead to hypertension, one of which is obesity.The Aim of this study was investigated the relationship of obesity with theincidence of hypertension, was conducted at the Minangkabau ethnic communitiesin 8 districts in the city of Padang. This research is a comparative study using across sectional study, with a sample of 204 people. Data collection was done withthe interview respondent characteristics. Measurement of blood pressure, weight,188ARTIKEL PENELITIANheight, waist and carried out by the WHO recommended. The statistical analysisused was chi square test and independent sample t-test.Results of the study found that more than half of obese patients with hypertension(56,6%) and central obesity (54,9%). Chi-square statistical test showed there wasa significant association between obesity and the incidence of hypertension (p<0,05; OR = 1,82). Likewise with central obesity, showed a significantassociation with the incidence of hypertension (p <0,05; OR = 2,72). Independentsample t-test showed there was a significant mean difference BMI (Body MassIndex) between hypertension respondent and normotension respondent (p= 0,025)and there was a significant mean difference WC (waist circumference) betweenhypertension respondent and normotension respondent (p= 0,002).The conclution of the study suggest association between obesity withhypertension in Minangkabau ethnic communities in the Padang city.Key word : Hypertension, Obesity, central obesity189

Page 1 of 2 | Total Record : 11


Filter by Year

2012 2012


Filter By Issues
All Issue Vol 46, No 5 (2023): Supplementary July 2023 Vol 46, No 4 (2023): Online Juli 2023 Vol 46, No 3 (2023): Supplementary May 2023 Vol 46, No 2 (2023): Online April 2023 Vol 46, No 1 (2023): Online Januari 2023 Vol 46, No 6 (2023): Online Oktober Vol 45, No 4 (2022): Online October 2022 Vol 45, No 3 (2022): Online July 2022 Vol 45, No 2 (2022): Online April 2022 Vol 45, No 1 (2022): Online Januari 2022 Vol 44, No 7 (2021): Online Desember 2021 Vol 44, No 6 (2021): Online November 2021 Vol 44, No 5 (2021): Online Oktober 2021 Vol 44, No 4 (2021): Online September 2021 Vol 44, No 3 (2021): Online August 2021 Vol 44, No 2 (2021): Online July 2021 Vol 44, No 1 (2021) Vol 43, No 2 (2020): Online Mei 2020 Vol 43, No 1 (2020): Published in January 2020 Vol 42, No 3 (2019): Published in September 2019 Vol 42, No 3S (2019): Published in November 2019 Vol 42, No 2 (2019): Published in May 2019 Vol 42, No 1 (2019): Published in January 2019 Vol 41, No 3 (2018): Published in September 2018 Vol 41, No 2 (2018): Published in May 2018 Vol 41, No 1 (2018): Published in January 2018 Vol 40, No 2 (2017): Published in September 2017 Vol 40, No 1 (2017): Published in May 2017 Vol 39, No 2 (2016): Published in August 2016 Vol 39, No 1 (2016): Published in April 2016 Vol 38, No 3 (2015): Published in December 2015 Vol 38, No 2 (2015): Published in September 2015 Vol 38 (2015): Supplement 1 | Published in September 2015 Vol 38, No 1 (2015): Published in May 2015 Vol 37, No 3 (2014): Published in December 2014 Vol 37, No 2 (2014): Published in September 2014 Vol 37 (2014): Supplement 2 | Published in December 2014 Vol 37 (2014): Supplement 1 | Published in March 2014 Vol 37, No 1 (2014): Published in May 2014 Vol 36, No 2 (2012): Published in August 2012 Vol 36, No 1 (2012): Published in April 2012 Vol 35, No 2 (2011): Published in August 2011 Vol 35, No 1 (2011): Published in April 2011 Vol 34, No 2 (2010): Published in August 2010 Vol 34, No 1 (2010): Published in April 2010 Vol 33, No 2: Agustus 2009 Vol 33, No 1: April 2009 Vol 32, No 2: Agustus 2008 Vol 32, No 1: April 2008 More Issue