cover
Contact Name
Reni Oktaviani
Contact Email
aksis@unj.ac.id
Phone
+6285920169388
Journal Mail Official
aksis@unj.ac.id
Editorial Address
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Jakarta Jalan Rawamangun Muka, Jakarta Timur, Indonesia
Location
Kota adm. jakarta timur,
Dki jakarta
INDONESIA
Aksis : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
ISSN : -     EISSN : 25809040     DOI : https://doi.org/10.21009
Aksis: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia is a high-qualified open access Journal which is managed by Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Indonesian Literature and Language Education), Faculty of Languages and Arts, Universitas Negeri Jakarta and published by Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (Institute of Research and Community Service) of the Universitas Negeri Jakarta. The journal is published biannually in June and December. The journal welcomes contributions from research on field or literature studies as well as on theoretical and critical studies, which includes the scope of Indonesian language education, Indonesian literary education, Indonesian language, and Indonesian literature.
Articles 175 Documents
STRUKTUR KALIMAT TUNGGAL BAHASA SINDANG DI KOTA LUBUKLINGGAU DAN PENGARUHNYA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA Noermanzah Noermanzah
Aksis : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 1 No 1 (2017): AKSIS: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Volume 1 Nomor 1, Juni 2017
Publisher : LPPM State University of Jakarta (Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan LPPM Universitas Negeri Jakarta)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (393.9 KB) | DOI: 10.21009/AKSIS.010101

Abstract

The objective of this research is to give the understanding about the simple sentence structure Sindang Language ini Lubuklinggau and describe the effect in Indonesian language learning process. This research used descriptive qualitative method. The result of this research shows that the simple sentence structure of Bahasa Sindang in Lubuklinggau in the form of verbal-verbed simple sentence which consists of intransitive sentence and single-transitive sentence; adjectival-verbed simple sentence, nominal-verbed simple sentence, numeral-verbed simple sentence, preposisional-verbed simple sentence, and adverbial-verbed simple sentence. Majority of the data finding is the verbal-verbed simple sentence on Sindang language and it is more used by the people who use Sindang language. Intransitive sentence has 62 sentences or 79.5%. Sentence of Sindang Language seen from the aspect of function for the type of intransitive sentence has the function structure: 1) S,P; 2) K,S,P; 3) S,P,Vokatif; 4) S,P,K; 5) P,K; 6) P,S; 7) P; 8) S,P,S, and 9) S,P,Pel. The type of single-transitive sentence has the structure function: 1) K,S,P,O,K; 2) S,P,O,Vokatif; 3) P,O,K; 4) P,O; 5) P,O,K,S; 6) S,P,O; dan 7) P,O,S. Adjectival-verbed sentence has the structure function of structure K,S,P and P,S. Nominal-verbed simple sentence has the function structure S,P. Numeral-verbed simple sentence has the function structure P,S and S,P. Prepositional Frase-verbed simple sentence has the function structure S,P,Vocative. Then, adverbial-verbed simple sentence has the function structure S,P. The single sentence structure of the Sindang language positively influences the learning of the native speakers of the language. Keywords: simple sentence structure, Sindang language, Lubuklinggau Abstrak Penelitian ini bertujuan memberikan pemahaman tentang struktur kalimat tunggal bahasa Sindang di Kota Lubuklinggau dan mendeskripsikan pengaruhnya dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kota tersebut. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur kalimat tunggal bahasa Sindang di Kota Lubuklinggau berbentuk kalimat tunggal berpredikat verbal yang terdiri atas kalimat intransitif dan kalimat tungggal ekatransitif; kalimat tunggal berpredikat adjektival, kalimat tunggal berpredikat nominal, kalimat tunggal berpredikat numeral, kalimat tunggal berpredikat preposisional, dan kalimat tunggal berpredikat adverbial. Sebagian besar kalimat tunggal berpredikat verbal pada bahasa Sindang lebih banyak digunakan oleh masyarakat penuturnya yaitu kalimat intransitif dengan 62 kalimat atau 79,5%. Kalimat bahasa Sindang ditinjau dari segi fungsi untuk jenis kalimat intransitif memiliki struktur fungsi: 1) S,P; 2) K,S,P; 3) S,P,Vokatif; 4) S,P,K; 5) P,K; 6) P,S; 7) P; 8) S,P,S, dan 9) S,P,Pel. Jenis kalimat ekatransitif memiliki struktur fungsi: 1) K,S,P,O,K; 2) S,P,O,Vokatif; 3) P,O,K; 4) P,O; 5) P,O,K,S; 6) S,P,O; dan 7) P,O,S. Kalimat tunggal berpredikat adjektival memiliki struktur fungsi yaitu berstruktur K,S,P dan P,S. Kalimat tunggal berpredikat nominal memiliki struktur fungsi S,P. Kalimat tunggal berpredikat numeral memiliki struktur fungsi P,S dan S,P. Kalimat tunggal berpredikat frase preposisional memiliki struktur fungsi S,P,Vokatif. Kemudian, kalimat tunggal berpredikat adverbia memiliki struktur fungsi S,P. Struktur kalimat tunggal bahasa Sindang memberikan pengaruh positif terhadap pembelajaran bahasa Indonesia penutur asli bahasa tersebut. Kata kunci: struktur kalimat tunggal, bahasa Sindang, Lubuklinggau
PENGGUNAAN STRUKTUR FRASE EKSOSENTRIS DIREKTIF DAN FUNGSINYA DALAM NOVEL NEGERI 5 MENARA (A. FUADI) DAN IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA Bayu Ardianto
Aksis : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 1 No 1 (2017): AKSIS: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Volume 1 Nomor 1, Juni 2017
Publisher : LPPM State University of Jakarta (Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan LPPM Universitas Negeri Jakarta)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (183.408 KB) | DOI: 10.21009/10.21009/AKSIS.010102

Abstract

This study focused on the use of exocentric directive phrase structure and its function in the discourse of Negeri 5 Menara novel. The instrument of this research is the researcher himself assisted with the analysis table. The results of this study indicate there are 1280 directive exocentric phrases studied based on the structure pattern and its meaning in Negeri 5 Menara novel. The most common place meaning is the positional place in the most common pattern of Prep. Basic (di) + N. This is due to the meaning of the exocentric directive phrase determined from the preposition it uses. The results of this study can be implied in basic competence learning that directs senior high school students to have the competence of analyzing phrase in Curriculum 2013. Keywords: exocentric directive phrase, Negeri 5 Menara, language learning Abstrak Penelitian ini difokuskan penggunaan struktur frase eksosentris direktif dan fungsinya dalam wacana novel Negeri 5 Menara. Instrumen penelitian ini yaitu peneliti sendiri dibantu dengan tabel analisis. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat 1280 frase eksosentris direktif yang dikaji berdasarkan pola struktur dan maknanya dalam novel Negeri 5 Menara. Makna tempat yang paling sering muncul adalah makna tempat posisional dalam pola yang paling sering muncul yaitu Prep. Dasar (di) + N. Hal ini disebabkan makna frase eksosentris direktif ditentukan dari preposisi yang digunakannya. Hasil penelitian ini dapat diimplikasikan dalam pembelajaran kompetensi dasar yang mengarahkan siswa SMA untuk memiliki kompetensi menganalisis frase novel dalam Kurikulum 2013. Kata kunci: frase eksosentris direktif, Negeri 5 Menara, pembelajaran bahasa
ABSURDITAS DALAM NASKAH DRAMA JALAN LURUS KARANGAN WISRAN HADI DAN IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA Rais Rais
Aksis : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 1 No 1 (2017): AKSIS: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Volume 1 Nomor 1, Juni 2017
Publisher : LPPM State University of Jakarta (Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan LPPM Universitas Negeri Jakarta)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (257.322 KB) | DOI: 10.21009/10.21009/AKSIS.010103

Abstract

This research aims to find out the absurdity in Jalan Lurus drama script by Wisran Hadi. This study uses qualitative descriptive method. The absurdity theory used in this study is based on Albert Camus's opinion on the themes of absurdity. The result of this research shows Jalan Lurus by Wisran Hadi is a form of absurd drama. The absurdity is the meaning of life, alienation, suicide, hope, and rebellion. The theme of life is most often presented in this drama. Meanwhile, the theme of suicide and rebellion in this drama became the least talked theme. Implications in literary learning in high school, teachers can use this drama as an alternative teaching material. However, it needs to be accomodated to the student's development. In learning, the discussion includes unconventional literary works, absurd drama types, absurd drama characteristic, and absurdity aspects. Keywords: absurdity, drama, Jalan Lurus, Albert Camus, literature learning Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui absurditas dalam naskah drama Jalan Lurus karangan Wisran Hadi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teori absurditas yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan pendapat Albert Camus tentang tema-tema dalam absurditas. Hasil penelitian ini menunjukkan drama Jalan Lurus karangan Wisran Hadi merupakan bentuk drama absurd. Absurditas tersebut ialah makna hidup, keterasingan, bunuh diri, harapan, dan pemberontakan. Tema makna hidup paling sering disampaikan dalam naskah drama Jalan Lurus. Sementara itu, tema bunuh diri dan pemberontakan dalam naskah drama Jalan Lurus menjadi tema yang paling sedikit disampaikan. Implikasinya dalam pembelajaran sastra di SMA, guru dapat menggunakan drama ini sebagai alternatif bahan ajar. Namun, hal tersebut perlu disesuaikan dengan perkembangan siswa. Dalam pembelajaran, pembahasan meliputi karya sastra inkonvensional, jenis drama absurd, ciri-ciri drama absurd, dan aspek absurditas. Kata kunci: absurditas, drama, Jalan Lurus, Albert Camus, pembelajaran sastra
UNSUR CERITA PANJI DALAM PANJI KUDA NARAWANGSA Dwi Yuliyanti
Aksis : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 1 No 1 (2017): AKSIS: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Volume 1 Nomor 1, Juni 2017
Publisher : LPPM State University of Jakarta (Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan LPPM Universitas Negeri Jakarta)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (254.146 KB) | DOI: 10.21009/10.21009/AKSIS.010108

Abstract

This research aims to know the intrinsic and extrinsic elements of the panji story contained in the script Panji Kuda Narawangsa which is translated by Moelyono Sastronaryatmo and R. Aj. Indri Nitrani and its implications for literature learning in high school. The method used in this research is descriptive qualitative with content analysis technique. The focus of this research is the element of the banner story in the script Panji Kuda Narawangsa. The conclusions of this study are: (1) the most dominant theme in this story is the theme of romance, the other themes are the theme of incarnation and war, (2) there are main figures, supporting figures, and supporting figures, (3) setting of place and time dominated the story, (4) extrinsic elements of the panji story are religious values, cultural values, social values, and moral values. Keywords: Panji Kuda Narawangsa, story elements, hermeneutics Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui unsur intrinsik dan ekstrinsik cerita Panji yang terdapat dalam naskah Panji Kuda Narawangsa yang dialihbahasakan oleh Moelyono Sastronaryatmo dan R. Aj. Indri Nitrani dan implikasinya terhadap pembelajaran sastra di SMA. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan teknik analisis isi. Kesimpulan penelitian ini yaitu: (1) tema yang paling dominan dalam cerita Panji ini adalah tema percintaan, tema-tema yang lain adalah tema penjelmaan dan peperangan, (2) terdapat tokoh utama, tokoh pembantu, dan tokoh pendukung, (3) latar tempat dan latar waktu mendominasi cerita ini, (4) unsur ekstrinsik cerita panji berupa nilai agama, nilai budaya, nilai sosial, dan nilai moral. Kata kunci: Panji Kuda Narawangsa, unsur cerita, hermeneutika
SISTEM PENGENDALIAN TOPIK DALAM WACANA PEDAGOGI DI SEKOLAH DASAR N Lia Marliana
Aksis : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 1 No 1 (2017): AKSIS: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Volume 1 Nomor 1, Juni 2017
Publisher : LPPM State University of Jakarta (Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan LPPM Universitas Negeri Jakarta)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (394.538 KB) | DOI: 10.21009/10.21009/AKSIS.010105

Abstract

The purpose of this research is to obtain information about the topics control system as part of textual characteristics in pedagogic discourse in elementary school in Bogor. This research uses qualitative descriptive method with content analysis technique. Data were obtained through recording technique of learning process in three schools in Bogor. The focus of this research is on the control system of teacher topics through teacher inquiries, use of greetings, use of word markers, ignoring student responses, and strengthening student responses. The structure of pedagogical discourse in the classroom consists of new lessons, transactions, exchanges, movements, and new movements. The lesson consists of transactions that are composed again on several exchanges. The movement is composed of several exchanges. Movement consists of several types of behavior: starters, responses, questions, and answers/follow-up. This research has resulted that teachers are always in control of the topic of conversation. This can be seen from the topics raised in the form of questions or statements of teachers and neglect student responses or answers by teachers. Thus, it can be concluded that students seem to obey the teacher-student discourse structure in the classroom. Whereas what happens is the dominance of teachers to students in the classroom. Research on the text dimension of pedagogical discourse is useful for teachers to improve teaching methods that are still centered on teachers and use alternative learning strategies that enable students in the classroom. Keywords: pedagogic discourse structure, topics control system, elementary school Abstrak Tujuan penelitian ini untuk memperoleh informasi mengenai sistem pengendalian topik sebagai ciri tekstual dalam wacana pedagogi di sekolah dasar di Bogor. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik analisis isi. Data diperoleh melalui teknik rekam catat proses pembelajaran di tiga sekolah di Bogor. Fokus penelitian ini ialah pada sistem pengendalian topik guru melalui pertanyaan guru, penggunaan kata sapaan, penggunaan kata penanda/pemarkah, pengabaian respons siswa, dan penguatan respons siswa. Struktur wacana pedagogi di dalam kelas terdiri atas pelajaran, transaksi, pertukaran, gerakan, dan gerakan baru. Pelajaran terdiri atas transaksi yang tersusun lagi atas beberapa pertukaran. Gerakan tersusun dari beberapa pertukaran. Gerakan terdiri atas beberapa jenis tingkah laku, yaitu pemulai, respons, pertanyaan, dan jawaban/tindak lanjut. Penelitian ini menghasilkan bahwa guru selalu mengendalikan topik pembicaraan. Hal ini terlihat dari topik yang dikemukakan berupa pertanyaan atau pernyataan guru dan pengabaian respons siswa atau jawaban siswa oleh guru. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa siswa seolah-olah mematuhi struktur wacana guru-siswa di dalam kelas. Padahal yang terjadi ialah adanya dominasi guru terhadap siswa di dalam kelas. Penelitian mengenai dimensi teks wacana pedagogi ini bermanfaat bagi guru agar dapat memperbaiki metode pembelajaran yang masih berpusat pada guru dan menggunakan alternatif strategi pembelajaran yang mengaktifkan siswa di kelas. Kata kunci: struktur wacana pedagogi, sistem pengendalian topik, sekolah dasar
PENGARUH PEMBERIAN MUSIK KLASIK TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS BERITA SISWA SMAN 37 JAKARTA Siti Ansoriyah
Aksis : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 1 No 1 (2017): AKSIS: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Volume 1 Nomor 1, Juni 2017
Publisher : LPPM State University of Jakarta (Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan LPPM Universitas Negeri Jakarta)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (323.659 KB) | DOI: 10.21009/10.21009/AKSIS.010106

Abstract

The objective of this research is to identify whether classic music gives impact to students ability in writing news. The subject of this research is the XII grade students of senior high school. This is an experimental research and involved 60 students. The students were divided into experiment group and control group which consists of 30 students. The experiment group was given classic music while they writing news, while the control group was given no treatment during writing news. The scoring of the news writing covered 5W+1H. The result of the research shows that classical music gives positive impact in students ability in writing news. Keywords: students ability, writing news, classic music Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pemberian musik klasik terhadap kemampuan siswa dalam menulis berita. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII SMA. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dan melibatkan 60 siswa yang dibagi dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol masing-masing 30 siswa. Kelompok eksperimen akan diberikan musik klasik selama menulis berita dan kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan apapun selama menulis berita. Penilaian penulisan berita meliputi 5W+1H. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa musik klasik dapat mempengaruhi kemampuan menulis berita dengan baik. Kata kunci: kemampuan siswa, menulis berita, musik klasik
INTERAKSI SOSIAL PADA KUMPULAN CERPEN POTONGAN CERITA DI KARTU POS KARANGAN AGUS NOOR DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA Rahmah Purwahida
Aksis : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 1 No 1 (2017): AKSIS: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Volume 1 Nomor 1, Juni 2017
Publisher : LPPM State University of Jakarta (Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan LPPM Universitas Negeri Jakarta)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (365.429 KB) | DOI: 10.21009/10.21009/AKSIS.010107

Abstract

This research aims to describe the form and function of social interaction in six short stories called Potongan Cerita di Kartu Pos by Agus Noor. The qualitative descriptive method is used by using content analysis technique. The results show that: (1) the social interactions in short stories are associative social and dissociative social interactions, the dissociative social interaction is dominant in social interaction; and (2) the embodiment of this social interaction serves as the presence of social life in the society in short story as one of fictions form. Keywords: form, function, social interaction, Potongan Cerita di Kartu Pos Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan wujud dan fungsi interaksi sosial dalam keenam cerpen pada kumpulan cerpen Potongan Cerita di Kartu Pos karangan Agus Noor. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dengan teknik analisis isi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) wujud interaksi sosial dalam cerpen-cerpen pada kumpulan cerpen ini berupa interaksi sosial asosiatif dan disosiatif, interaksi sosial yang dominan yaitu interaksi sosial disosiatif; dan (2) perwujudan interaksi sosial ini berfungsi sebagai penghadiran kehidupan sosial di masyarakat dalam cerpen sebagai salah satu bentuk fiksi. Kata kunci: wujud, fungsi, interaksi sosial, Potongan Cerita di Kartu Pos
PERSEPSI GURU BAHASA INDONESIA TERHADAP PUISI LAMA GURINDAM Sri Suhita
Aksis : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 1 No 2 (2017): AKSIS: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Volume 1 Nomor 2, Desember
Publisher : LPPM State University of Jakarta (Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan LPPM Universitas Negeri Jakarta)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (433.332 KB) | DOI: 10.21009/AKSIS.010201

Abstract

The purpose of this research is to obtain a description of the perception of secondary school teachers to gurindam as the old Indonesian literary genre. In addition, also to know the implication of learning it on school. This research use descriptive qualitative method which type expost facto. Data were obtained through questionnaries distributed Indonesian language teachers in secondary school in Jakarta. The focus of this research is the perception of teachers reflected by categories of knowledge, appreciation, and practical. This research data showing that teachers perception of gurindam are positive, based on the high gurindam and willingness of teachers to keep teaching gurindam eventhough in the Curriculum 2013 no longer explicitly written as well as pantun and syair. Research on teacher perception of gurindam is useful for learning and education both formal and nonformal especially in secondary education in Indonesia. Keywords: teachers perception, old literary, gurindam, Gurindam Dua Belas Abstrak Tujuan penelitian ini untuk memperoleh gambaran tentang persepsi guru sekolah menengah terhadap gurindam sebagai sastra lama Indonesia bergenre puisi. Selain itu, juga untuk mengetahui implikasi pembelajarannya di sekolah. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif berjenis expost facto. Data diperoleh melalui kuesioner yang disebarkan kepada guru pengajar Bahasa Indonesia di sekolah menengah di wilayah Jakarta. Fokus penelitian ini ialah persepsi guru yang terefleksi berdasarkan kategori pengetahuan, apresiasi, dan praktikal. Penelitian ini menghasilkan data yang menunjukkan bahwa persepsi guru terhadap gurindam ternilai positif, didasari dengan tingginya pengetahuan dan kesediaan guru untuk tetap mengajarkan gurindam meskipun dalam Kurikulum 2103 tidak lagi secara eksplisit dituliskan seperti halnya pantun dan syair. Penelitian mengenai persepsi guru terhadap gurindam ini bermanfaat bagi pembelajaran dan pendidikan baik formal maupun nonformal, khususnya pada jenjang pendidikan menengah di Indonesia. Kata kunci: persepsi guru, sastra lama, gurindam, Gurindam Dua Belas
PERSEPSI GURU BAHASA INDONESIA TERHADAP MATERI SASTRA PADA KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DAN KURIKULUM 2013 Suhertuti Suhertuti
Aksis : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 1 No 2 (2017): AKSIS: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Volume 1 Nomor 2, Desember
Publisher : LPPM State University of Jakarta (Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan LPPM Universitas Negeri Jakarta)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (434.211 KB) | DOI: 10.21009/AKSIS.010202

Abstract

This study aims to obtain information about Indonesian teachers' perceptions of literary learning on KTSP and Curriculum 2013. This study focuses on Indonesian teachers who are directly involved in the use of the curriculum. This research was conducted in East Jakarta. Population and sample of research is Indonesian teacher who teach in junior high school equivalent in East Jakarta Region. This research uses survey method, because this research collects data or information from large population but uses small sample. In addition, this study also uses questionnaire method to obtain information from respondents about personal reports or known things. The results showed that most respondents already know and understand the curriculum KTSP and Curriculum 2013 and no difficulty in applying the curriculum. Most respondents generally enjoy teaching literary materials and literary materials have also varied. Most respondents also have been able to develop materials that fit the needs of students, create media and conduct assessment of knowledge and skills. By having experience from the previous curriculum, it is expected that teachers can develop literary learning to be more creative, innovative and fun. Keywords: teachers' perceptions, literary learning, KTSP, Curriculum 2013 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang persepsi guru Bahasa Indonesia terhadap pembelajaran sastra pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Kurikulum 2013. Penelitian ini difokuskan pada guru Bahasa Indonesia yang terlibat langsung dalam penggunaan kurikulum. Penelitian ini dilakukan di Jakarta Timur. Populasi dan sampel penelitian adalah guru Bahasa Indonesia yang mengajar di jenjang SMP sederajat di Wilayah Jakarta Timur. Penelitian ini menggunakan metode survei, karena penelitian ini mengumpulkan data atau informasi dari populasi yang besar namun menggunakan sampel yang kecil. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan metode angket untuk memperoleh informasi dari responden tentang laporan pribadi atau hal yang diketahui. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar responden sudah mengenal dan memahami kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013 dan tidak mengalami kesulitan dalam menerapkan kurikulum tersebut. Sebagian besar responden pada umumnya senang mengajar materi sastra dan materi sastra juga sudah bervariasi. Sebagian besar responden juga sudah dapat mengembangkan materi yang sesuai dengan kebutuhan siswa, membuat media dan melakukan penilaian pengetahuan dan keterampilan. Dengan memiliki pengalaman dari kurikulum sebelumnya diharapkan para guru dapat mengembangkan pembelajaran sastra menjadi lebih kreatif, inovatif dan menyenangkan. Kata kunci: persepsi guru, pembelajaran sastra, KTSP, Kurikulum 2013
PEMBELAJARAN ASPEK TATA BAHASA DALAM BUKU PELAJARAN BAHASA INDONESIA Sintowati Rini Utami
Aksis : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 1 No 2 (2017): AKSIS: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Volume 1 Nomor 2, Desember
Publisher : LPPM State University of Jakarta (Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan LPPM Universitas Negeri Jakarta)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (596.217 KB) | DOI: 10.21009/AKSIS.010203

Abstract

Some time ago language teaching was faced with the choice of whether to focus on teaching the use of language (language use) or focusing on 'language form teaching. That means there are two opinions on how language teaching should be done to improve language skills. Some approaches in language teaching in favor of language skills concepts that lead to 'communicative proficiency' recommend the importance of understanding the form and grammar words to facilitate student communication skills. Grammar dimensions are linked to functions as a means of good language use. The rules or rules contained in the language will guide people to the use of language that is not only good but also true. Various perspectives that have been mentioned previously reinforce the conclusion that the learning of the word form and the rules or the rules of language contribute to the functioning of Bahasa Indonesia lessons. For that reason, in the development of Indonesian language teaching materials, we also incorporate the aspects of linguistic form and language rules. To formulate the grammatical concept we must take into account and place it appropriately both in the language structure and in the use of communication. The grammar formulas in the language used include three levels of subscript, syntactic (sentential), and suprasentential level. Subsentential is how a word is formed and functioned in a sentence. Sentential is how the position of the words in the sentence, and the patterns of the words are in the form of sentences. Suprasentential is how to display the word form in an appropriate discourse. Keywords: communicative proficiency, grammatical aspects, language thinking tools, subsentential, sentential, and suprasentential Abstrak Beberapa waktu silam pengajaran bahasa dihadapkan pada pilihan apakah akan fokus mengajarkan penggunaan bahasa (language use) atau akan berfokus pada`pengajaran bentuk bahasa. Artinya ada dua pendapat tentang bagaimana pengajaran bahasa harus dilakukan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa. Beberapa pendekatan dalam pengajaran bahasa berpihak pada konsep keterampilan berbahasa yang mengarah pada ‘communicative proficiency’ merekomendasi pentingnya pemahaman bentuk kata dan tatabahasa untuk memperlancar kemampuan berkomunikasi siswa. Dimensi tata bahasa dihubungkan dengan fungsi sebagai sarana pemakaian bahasa yang baik. Aturan atau kaidah yang terdapat dalam bahasa akan menuntun orang menghasilkan pemakaian bahasa yang tidak saja baik tetapi juga benar. Berbagai sudut pandang yang telah dikemukakan sebelumnya memperkuat kesimpulan bahwa pembelajaran bentuk kata dan aturan atau kaidah bahasa menyumbang dalam memfungsikan pelajaran Bahasa Indonesia. Untuk alasan itulah dalam pengembangan bahan ajar bahasa Indonesia juga memasukkan aspek kebahasaan berupa bentuk kata dan aturan/kaidah bahasa.Untuk merumuskan konsep tata bahasa kita harus memperhitungkan dan menempatkan secara tepat baik dalam struktur bahasa maupun dalam penggunaan komunikasi. Rumusan tata bahasa dalam bahasa yang digunakan mencakup tiga tataran yaitu tataran morfologi (subsentential), tataran sintaksis (sentential), dan tataran wacana (suprasentential). Subsentential adalah bagaimana sebuah kata dibentuk dan difungsikan dalam kalimat. Sentential adalah bagaimana kedudukan kata kata dalam kalimat, dan pola-pola pengguanannya dalam bentuk kalimat. Suprasentential adalah bagaimana menampilkan bentuk kata dalam sebuah wacana yang sesuai. Kata kunci: communicative proficiency, aspek tata bahasa, bahasa alat berpikir, subsentential, sentential, suprasentential

Page 1 of 18 | Total Record : 175