cover
Contact Name
Ahmad Ihwanul Muttaqin
Contact Email
ihwanmuttaqin@gmail.com
Phone
+6285258606162
Journal Mail Official
tarbiyatunaiais@gmail.com
Editorial Address
Institut Agama Islam Syarifuddin Lumajang Jl. Pondok Pesantren Kiai Syarifuddin Kedungjajang
Location
Kab. lumajang,
Jawa timur
INDONESIA
TARBIYATUNA
ISSN : 20856539     EISSN : 24424579     DOI : DOI: 10.36835/tarbiyatuna
Core Subject : Education,
Tarbiyatuna adalah jurnal ilmiah yang memuat artikel-artikel tentang pendidikan Islam, pendidikan Agama Islam dan bahkan manajemen Pendidikan Islam. Dimaksudkan sebagai wahana pemikiran kritis dan terbuka bagi semua kalangan baik akademisi, agamawan, intelektual, mahasiswa dengan spesifikasi kajian dan penelitian di bidang Pendidikan Islam.
Arjuna Subject : -
Articles 127 Documents
Perubahan Pesantren antara Efektifitas dan Inefektifitas Aminatuz Zahro
Tarbiyatuna: Jurnal Pendidikan Islam Vol 13 No 2 (2020): AGUSTUS
Publisher : Lembaga Penelitian, Penerbitan dan Pengabdian Masyarakat Institut Agama Islam Syarifuddin Lumajang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36835/tarbiyatuna.v13i2.639

Abstract

Sejarah berujar bahwa pesantren dengan segala tipologinya selalu konsisten dengan tri dharmanya yaitu: peningkatan keimanan dan ketaqwaan terhadap Allah SWT, pengembangan keilmuan yang bermanfaat dan pengabdian terhadap agama masyarakat dan negara. Untuk melaksanakan tri dharmanya dengan baik pesantren melakukan perubahan di berbagai bidang yang dikelolanya. Seperti dalam kurikulum, kepemimpinan, sumberdaya manusia dan budayanya. Perubahan tersebut mutlak perlu dilakukan oleh pesantren, karena pesantren merupakan lembaga pendidikan kedua setelah keluarga dan sebagai lembaga yang mempersiapkan anak ketika pulang kemasyarakat. Perubahan ini mempertimbangkan aspek-aspek lokalitas kepesantrenan dan keindonesiaan. Perbincangan tentang perubahan dalam rajutan pesantren tidak akan terlepas dari bagaimana sisi terang dan gelap perubahan pesantren, problem pesantren dalam menghadapinya, langkah-langkah efektif dan inefektif yang selama ini sudah banyak dilakukan oleh pesantren serta tawaran solutif perubahan pesantren. Tulisan ini berusaha menawarkan jalan keluar (Way Out) dari permasalahan tersebut.
Mempertemukan Tradisi dan Modernitas dalam Pendidikan Pesantren di Era Globalisasi Muhammad Masyhuri
Tarbiyatuna: Jurnal Pendidikan Islam Vol 8 No 1 (2015): FEBRUARI
Publisher : Lembaga Penelitian, Penerbitan dan Pengabdian Masyarakat Institut Agama Islam Syarifuddin Lumajang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di era globalisasi yang serba modern, kehidupan berlangsung dalam suatu kondisi dan sistuasi yang terasa sangat berbeda dengan era sebelumnya yang tradisional. Perbedaan tersebut dialami oleh tiap orang yang merasakan kehidupannya secara lokal, memaksa tiap tubuh menjadi individualis, meski tiap momen secara kontekstual berlangsung dalam waktu dan ruang tertentu secara cepat. Transformasi lokasi, keterbatasan aktitifitas yang besifat lokalitas, serta muculnya berbagai bentuk pengalaman yang sentralistik telah merubah dunia saat ini secara radikal. Perubahan-perubahan ini tidak saja menjadi fenomena dunia yang bersifat individualis namun juga secara umum menggambarkan aktivitas sosial yang saling terjalin dengan kehidupan sosial lainnya. Meski setiap orang hidup dalam kontek lokal, namun fenomena dunia yang terjadi sesungguhnya berlangsung secara cepat dan global. Dilematika modernitas bagi tiap orang ini juga menjadi problem bagi kalangan Sufi di Pesantren. Pesantren sebagai sebuah institusi pedidikan Islam memiliki peran strategis dalam pembentukan masa depan masyarakat Islam di Indoensia, meskipun demikian, seringkali Pesantren terjebak kepada dikotomi antara tradisonal dan modern, sehingga seringkali lulusan Pesantrenmenjadi asing dengan realitas sosial dan kebutuhannya.Tulisan ini berupaya mengkaji ulang tentang pendidkan di Pesantren yang menjadi dilematik bagi para sufi, agar dapat dirumuskan strategi pencapaian pendidikan multi-dimensional secara fenomenologis, sehingga, dari kajian ini dapat dirumuskan pembacaan awal tentang bagaimana alumni Pesantren nantinya bisa mengikuti perubahan sitsuasi dan kondisi dimasa mendatang.
Peranan Keluarga Samawa dalam Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam Dede Husni Mubarrak
Tarbiyatuna: Jurnal Pendidikan Islam Vol 9 No 2 (2016): AGUSTUS
Publisher : Lembaga Penelitian, Penerbitan dan Pengabdian Masyarakat Institut Agama Islam Syarifuddin Lumajang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The writer argues that ini Islam which is based on the Holy al-Qur’an and al-Sunnah ideal (sakinah) family is designated by a composure, peaceful. And happiness life which is simplified in a fully love and affection relationship between husband and wife. Such a family needs a commitmen to: (1) goal, (2) intention, (3) exertion, and (4) the quality of the family. In practice, sakinah family will not be achieved without a well practice of religion.
Kepemimpinan Pesantren dan Perubahan Sosial Aminatuz Zahroh
Tarbiyatuna: Jurnal Pendidikan Islam Vol 12 No 2 (2019): AGUSTUS
Publisher : Lembaga Penelitian, Penerbitan dan Pengabdian Masyarakat Institut Agama Islam Syarifuddin Lumajang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36835/tarbiyatuna.v12i2.399

Abstract

Tulisan ini akan melihat pesantren sebagai lembaga pendidikan indegenious dari sudut pandang kepemimpinan. Sejatinya, penelitian tentang hal tersebut sudah lazim dilakukan. Tetapi koneksi antara kepemimpinan dengan perubahan sosial di dalam pesantren tidak banyak dilakukan, karena sejak awal pesantren selalu melakukan perubahan dengan sangat selektif dan adaptif. Selain itu, acapkali perubahan kepemimpinan di pesantren menyebabkan disparitas baru antara pesantren dengan pemangku kepentingan yang lain. Kesimpulan dari penelitian ini menyebutkan bahwa seorang pemimpin di pesantren harus menerapkan the spiritual leadership yang secara garis besar adalah berkenaan dengan upaya konsolidasi dengan niat yang suci yaitu dengan memulai dari niat diri sendiri, membangun niat secara bersama, mempertahankan niat, budaya organisasi, membangun persaudaraan dan kolaborasi serta membangun integritas yaitu dengan cara membangun integritas budaya organisasi yang sehat.
PENDIDIKAN BERBASIS MUTU: Reorientasi Manajemen Pendidikan di Negara Berkembang Yeni Trinur Rahmawati
Tarbiyatuna: Jurnal Pendidikan Islam Vol 7 No 1 (2014): FEBRUARI (Terbit secara daring sejak Februari, 2015)
Publisher : Lembaga Penelitian, Penerbitan dan Pengabdian Masyarakat Institut Agama Islam Syarifuddin Lumajang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

In order to address the challenge of globalization era, the world of education should rectify its quality. In order to attain the good quality for developing countries. The education caretaker or school has to own an internal and external client. Standard quality education ought to run simultananesously thorugh some steps such as: non quality assurance, and integrated quality management. However, the principals of quality are focused on the client, total involvement, measurement, commitment, and continuous restoration. The step of the implementation of the principals of quality, as the theory developed by management countries developing are creating the purpose consistency, adopt the total quality management philosopy, diminish the testing need, appraise school business with new procedure, repair the quality, life long learning for all people. By doing step, the implementation quality management in developing countries can be achieved and it is suited with the purpose desired, as what has been done in developing countries.
Pendidikan Orang Tua Terhadap Anak dalam Kitab Al-Jami’ Li Ahkam Al-Qur’an Karya Al-Qurtubi Moh. Muafi bin Thohir
Tarbiyatuna: Jurnal Pendidikan Islam Vol 9 No 1 (2016): FEBRUARI
Publisher : Lembaga Penelitian, Penerbitan dan Pengabdian Masyarakat Institut Agama Islam Syarifuddin Lumajang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hak dan Kewajiban orang tua terhadap anak dalam tafsir al-Jami’ li Ahkam al-Qur’an karya al-Qurtubiy terdapat pada tiga surat, di antaranya pada surat Luqman ayat 14, surat al-Ahqaf ayat 15 dan surat al-'Ankabut ayat 8, yang di pilih mempunyai keterkaitan antara satu dengan yang lain, seperti menginformasikan kepada para orang tua rentetan sikap yang harus dilakukan dalam mendidik anak-anaknya. Manfaatnya menambah wawasan dalam khazanah keilmuan dan pengembangan kemampuan diri, bagi para pembaca tentang pendidikan orang tua terhadap anak, khususnya dalam kajian kitab tafsir al-Jami’ li Ahkam al-Qur’an karya al-Qurtubiy dan mengharapkan umat Islam nantinya mampu menerapkan nilai-nilai keislaman dalam kehidupannya sehari-hari, sehingga umat Islam menjadi umat yang mempunyai karakteristik yang baik berlandaskan al-Qur’an dan hadis. Tafsir al-Jami’ li Ahkam al-Qur’an karya al-Qurtubiy menjelaskan tentang beberapa hak dan kewajiban orang tua terhadap anak yaitu: 1). Mendapatkan perlakuan yang baik dari anak-anaknya; 2). Seorang anak mentaati perintah orang tuanya; 3). Berbuat baik. Adapun Kewajiban orang tua terhadap anak. Di antaranya: 1). Memberikan pengetahuan akidah dan moral (akhlaq) yang baik agar senantiasa bersyukur, tidak menyekutukan Allah Swt. dan berbakti kepada orang tua. 2). Memberikan nafkah; 3). Bersabar dalam mendidik anak, menghargai pilihan anak dan mendoakan anak-anak serta keturunannya agar menjadi hamba-hamba-Nya yang baik.
Pandangan Mufassir Tentang Konsep Belajar Mengajar Adnan Syarif; Haidar Idris
Tarbiyatuna: Jurnal Pendidikan Islam Vol 11 No 2 (2018): AGUSTUS
Publisher : Lembaga Penelitian, Penerbitan dan Pengabdian Masyarakat Institut Agama Islam Syarifuddin Lumajang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36835/tarbiyatuna.v11i2.339

Abstract

Tulisan ini ingin menunjukkan konsepsi para Ahli Tafsir dan bahkan Mufassir tentang belajar dalam Islam. Karena menggunakan sudut pandang mufassir, penelitian ini akan melihat pandangan para mufassir tentang konsep belajar secara spesifik di Alqur’an. Bagaimana cara mereka menafsiri dan seterusnya. Konsepsi belajar dalam al-Qur'a>n berbeda dengan konsepsi belajar yang biasa ditemukan dalam dunia pendidikan selama ini. Hal ini bisa dilihat pada ayat pertama yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad saw ketika bertahanus di Gua Hira'. Ayat yang pertama kali turun memerintahkan kepada beliau untuk membaca dengan menyebut nama Tuhannya yang menciptakan, Jibril berkata “iqra' bismi rabbika” (bacalah dengan nama Tuhanmu). Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa Al-Maraghi, Ibnu Kathir, ‘Ali al-Shabuni dan Muhammad Qurais Shihab memiliki perbedaa pendapat dalam memaknai ayat-ayat tentang konsep belajar. Perbedaan lebih terlihat dalam penentuan perintah belajar dan mengajar. Mana yang didahulukan dan apakah perintah untuk nabi secara pribadi atau untuk umatnya, termasuk konsepsi tentang belajar dan mengajar, adakah belajar lebih dulu dari pada mengajar.
Defending Radicalism And Islamic-Transnational Movement; Renewal Approaches From Structural To Cultural Dimension Ana Aniati
Tarbiyatuna: Jurnal Pendidikan Islam Vol 11 No 1 (2018): FEBRUARI
Publisher : Lembaga Penelitian, Penerbitan dan Pengabdian Masyarakat Institut Agama Islam Syarifuddin Lumajang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36835/tarbiyatuna.v11i1.265

Abstract

This article will describe complete approaches to understand what trans-nationalism is, how to anticipate its negative effects trough Islamic authentic feature which is lived in and attached by Indonesian-Moslems societies, and strategy to build a tolerance and multicultural society beyond rising Islamism and nationalism contestation, at least in few months ago. To construct this complex idea, this article will be formulated using sociological and anthropological design-approaches in every sub-theme. Yet this article was constructed using some researches reports which were have done. In the end, this article will conclude that; first trans-nationalism was not a dangerous theme, if Indonesian people belonging to their identities as attached feature. Second, Indonesian people had a strong institution (Pesantren) to build tolerance and multicultural Moslems societies. Third, Moslems scholars, such as Kyais and Moslem Intellectual ought to usually preach what Indonesia is based on cultural and nationalism values. The last, we have to recognize that uncertain political interest will arose all of Indonesia moderate world view.
Konstruksi Sosiologis sebagai Sumber Pengetahuan dan Nilai yang Dikembangkan dalam Tradisi Pesantren Irfan Musadat
Tarbiyatuna: Jurnal Pendidikan Islam Vol 13 No 2 (2020): AGUSTUS
Publisher : Lembaga Penelitian, Penerbitan dan Pengabdian Masyarakat Institut Agama Islam Syarifuddin Lumajang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36835/tarbiyatuna.v13i2.619

Abstract

Hubungan antara Kiai-Ulama dengan santrinya, atau pesantren dengan masyarakatnya, sering diungkapkan dalam pola hubungan patron-klien dan, dengan demikian, relasi yang timbul bersifat paternalistik. Dalam proses kehidupan social, Kiai-Ulama justru terlihat sebagai figure yang santun dan gemar mendengar pendapat orang lain, mengemukakan kompromi-kompromi dalam menyelesaikan masalah, atau mendamaikan silang pendapat. Figure demikian tentulah bukan figure otoriter. Dalam pergaulan Kiai-Ulama di pesantren dengan lingkungan masyarakat yang lebih luas, kita mendapati bahwa perilaku demokratis itu justru penting untuk dikembangkan. Dalam tulisan ini penulis mencoba untuk memaparkan fakta social yang dibangun dalam tradisi pesantren dengan teori konstruksi social melalui pendekatan kepustakaan library research dengan pengumpulan data melalui berbagai macam literature dan dokumen baik berupa catatan pribadi, buku, jurnal dan lainnya yang berkaitan dengan pembahasan tantang konstruksi sosiologis yang dibangun di dalam pesantren yang kemudian dijadikan sebagai sumber pengetahuan dan nilai yang dikembangkan dalam tradisi pesantren, hal ini dikarenakan pesantren dan Kiai-Ulama memang tak dapat mengelakkan diri dari pergumulan dengan lingkungan sosialnya. Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk meningkatkan peran pesantren dalam membangun interaksi social dengan lingkungan masyarakat di sekitarnya mengingat fungsi pesantren yang bukan hanya sekedar tarbiyah wat ta’lim (mendidik dan mengajar ) tetapi juga sebagai pusat perubahan khususnya dalam hal sosial keagamaan.
Problem Solving Berbasis Pesantren Ali Wafa
Tarbiyatuna: Jurnal Pendidikan Islam Vol 8 No 2 (2015): AGUSTUS
Publisher : Lembaga Penelitian, Penerbitan dan Pengabdian Masyarakat Institut Agama Islam Syarifuddin Lumajang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Riset ini membahas teknik problem solving di Lembaga Pendidikan Islam (Madrasah Tsanawiyah), yaitu bagaimana problema diselesaikan dan memiliki dampak positif terhadap secara kelembagaan dalam mencapai tujuannya. Teknik pemecahan masalah menggunakan teori SWOT dan Supervisi.1 Penelitian dilakukan di MTs Walisongo 1 Maron Probolinggo dan MTs Nurul Jadid Paiton Probolinggo dengan menggunakan wawancara. Organisasi identik dengan masalah. Masalah menjadi bagian integral organisasi. Meskipun paling dihindari, organisasi tidak bisa lepas dari masalah. Masalah harus dihadapi dan diselesaikan, sehingga mencapai tujuan yang ditetapkan. Upaya menyelesaikan masalah organisatoris disebut problem solving. Dalam kerangka ini, teknik problem solving menjadi penting. Adanya permasalahan menunjukkan organisasi masih hidup. Masalah memiliki dampak positif dan negatif,tergantung sejauh mana kemampuan organisasi mengelolanya. Organisasi yang dapat mengelolanya dengan baik, menjadi maju. Sebaliknya, organisasi yang gagal menghadapi masalah, jurang kehancuran menjadi kuburannya.

Page 2 of 13 | Total Record : 127