cover
Contact Name
hendra
Contact Email
hendra@urindo.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
yeny.sulistyowati@urindo.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta timur,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Ilmiah RESPATI
ISSN : 14117126     EISSN : 26229471     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Jurnal Ilmiah Respati (JIR) dengan e-ISSN : 2622-9471 diterbitkan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), Universitas Respati Indonesia, Jakarta, Jurnal Ilmiah Respati ini terbit dua kali setiap tahun, yakni pada bulan Juni dan bulan Desember.
Arjuna Subject : -
Articles 141 Documents
PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG TANAMAN MENIRAN (PHYLLANTHUS NIRURI, L) DALAM RANSUM TERHADAP PERTUMBUHAN AYAM BROILER Tetty Hastuti
JURNAL PERTANIAN Vol 8, No 2 (2017): Jurnal Ilmiah Respati
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (500.274 KB) | DOI: 10.52643/jir.v8i2.274

Abstract

Ayam broiler memiliki kelemahaan mudah terserang penyakit akibat virus, bakteri, kapang dan lain-lain. Tanaman obat memiliki kemampuan yang cukup baik untuk meningkatkan kekebalan tubuh, tanaman meniran (Phyllanthus niruri, L) merupakan tanaman obat yang dapat digunakan sebagai fitobiotik (aditif pakan yang berasal dari bahan tumbuhan murni) karena mengandung fitokimia (nutrient yang diturunkan dari sumber tumbuhan) yang memiliki efek antibakteri, antioksidan yang sangat efektif dalam menekan pertumbuhan bakteri pathogen sehingga dapat membantu proses pertumbuhan ayam broiler. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung tanaman meniran (Phyllanthus niruri, L) dalam ransum terhadap pertumbuhan ayam broiler.Penelitian ini menggunakan Rancangangan Acak Lengkap (RAL). Ternak yang digunakan yaitu ayam broiler umur sehari, day old chick (DOC) sebanyak 200 ekor dipelihara selama 4 (empat) minggu. Penelitian ini menggunakan 5 taraf perlakuan dengan masing-masing perlakuan 4 kali ulangan setiap ulangan terdiri dari 10 (sepuluh) ekor ayam. Perlakuan tersebut adalah: R1 ; Ransum Basal/RB (tanpa campuran antibiotik dan Tepung Meniran/TM), R2; RB + Zn Bacitracin (antibiotik), R3 ; RB + TM 0,0157 %, R4; RB + TM 0,0313 %, R5 ;RB + TM 0,0470 %. Parameter yang diukur meliputi konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, konversi ransum dan mortalitas. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penambahan tepung tanaman meniran (Phyllanthus niluri, L) dalam ransum tidak berpengaruh nyata terhadap konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, konversi ransum dan mortalitas. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penambahan tepung tanaman meniran (Phyllanthus niluri, L) dalam ransum dapat menigkatkan pertumbuhan ayam broiler. Perlu adanya analisa lanjutan kearah pemeriksaan mikroba pathogen dan proses pembuatan serta pencampuran ransum. Kata Kunci: Meniran, broiler, pertumbuhan. konsumsi, konversi
Deteksi Penyakit WSSV (White Spot Syndrome Virus) pada Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) dengan Metode PCR Konvensional dan Real Time PCR (qPCR) Menggunakan Hydrolisis Probe Heppi Maryati; Sudarto .; Reni Nurjasmi
JURNAL PERTANIAN Vol 8, No 1 (2017): Jurnal Ilmiah RESPATI
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (722.194 KB) | DOI: 10.52643/jir.v8i1.233

Abstract

Diagnosa WSSV yang menyerang udang vannamei dapat dilakukan secara dini menggunakan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) baik secara konvensional maupun real time PCR (qPCR), sehingga dapat diambil tindakan pencegahan khususnya pada benur udang yang akan ditebar. Kedua metode tersebut mampu mendeteksi virus melalui keberadaan DNA virus namun memiliki efektivitas yang berbeda, namun belum diketahui sejauh mana efektivitas kedua metode tersebut mampu mendeteksi virus khususnya penyebab WSSV. Tujuan penelitian adalah mengetahui efektivitas metode PCR konvensional dan Metode real time PCR (qPCR) menggunakan hydrolisis probe mendeteksi penyakit pada udang Vannamei (Litopnaeus vannamei).Metode penelitian menggunakan metode eksperimen bersifat kualitatif dilaksanakan di Laboratorium Biomolekuler di Balai Uji Standar Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BUSKIPM). Sampel udang vannamei diambil dari tambak udang di Kecamatan Blanakan Subang Jawa Barat yang terdiri atas masing-masing 6 ekor udang berumur 20 hari atau udang yang belum mengalami gejala klinis dan udang berumur 45 atau udang yang sudah mengalami gejala klinis, kemudian dilakukan ekstraksi DNA sampel udang. DNA udang diamplifikasi menggunakan metode konvensional PCR dan real time PCR. Data hasil amplifikasi dianalisis menggunakan metode deskriptif komparatif yaitu metode pembahasan yang memaparkan atau menggambarkan kegiatan yang dilakukan serta membandingkan dengan literatur. Analisis data sesuai dengan software real-time PCR yang digunakan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode konvensional PCR memberikan hasil negatif pada sampel udang berumur 20 hari dan positif pada udang berumur 45 hari sedangkan metode real time PCR memberikan hasil positif pada sampel udang berumur 20 hari dan 45 hari, sehingga dapat disimpulkan bahwa metode real time PCR (qPCR) lebih efektif mendeteksi penyakit WSSV pada udang vannamei dibandingkan metode PCR konvensional. Kata kunci:  udang vannamei, penyakit WSSV, PCR konvensional, real time PCR
PENGARUH JENIS ADITIF DAN LAMA FERMENTASI TERHADAP KUALITAS SILASE ISI RUMEN SAPI Ai Saroh; Maria A Wahyuningrum
JURNAL PERTANIAN Vol 6, No 2 (2015): Jurnal Ilmiah RESPATI
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (403.033 KB) | DOI: 10.52643/jir.v6i2.224

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan onggok dan dedak sebagai aditif dan Lactobacillus Plantarum terhadap kualitas silase isi rumen sapi. Metode yang digunakan adalah metode pengamatan fisik dan analisa kimia, dengan menggunakan bahan isi rumen segar + onggok,dedak + mollases 4% dan Lactobacillus Plantaraum 106 cfu dengan menggunakan plastik an aerob yang berfungsi sebagai silo dan lama fermentasi selama 4 minggu, setiap minggunya dilakukan uji kualitas yang meliputi aroma, warna, ada tidaknya jamur, kandungan bahan kering (BK), pengamatan pH, dan uji kimia (Protein kasar, serat kasar), pengamatan dan uji ini dilakukan dari minggu pertama sampai minggu ke ketiga. Uji kualitas fisik pada onggok dan dedak menunjukan warna coklat kehijauan, bau asam, tekstur remah basah dan tidak ada pertumbuhan jamur. Namun pada perlakuan penambahan dedak menunjukan kandungan protein yang lebih baik dibandingkan dengan onggok yaitu kadar protein dedak 8,42% sedangkan onggok 6,42%. Kata Kunci:  Isi Rumen Sapi, onggok, dedak, Lactobacillus Plantarum.
RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SELADA (Lactuca sa tiva L) TERHADAP MEDIA TANAM DAN VARIETAS DALAM KULTUR AIR Iyan Muldiana; Lukman Efendi
JURNAL PERTANIAN Vol 6, No 1 (2015): Jurnal Ilmiah RESPATI
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (540.772 KB) | DOI: 10.52643/jir.v6i1.215

Abstract

 Tujuan percobaan mengetahui interaksi antara media tanam dalam sistem kultur air dengan varietas selada jenis lettuce cos  t erhadap respon pertumbuhan dan hasil, mengetahui pengaruh media tanamdalamsistem kultur air dan varietas selada jenis lettuce cos terhadap pertumbuhandan hasil , mendaptkan media tnam dan varietas selada jenis lettuce cos dalam sistem kultur air yang baik. Metode percobaan menggunakan rancangan  acak lengakp (RAL) pola faktorial dengan 8 perlakuan yang diulang 4 kali sehingga ada 32 plot percobaan. Percobaan yang dilakukan menggunakan media ziolit, arang sekam, bata merah dan kerikil, sedangkan  varites selada jenis lettuce cos yang digunakan paris island dan yates, pengamatan dilakukan terhadap jumlah daun, lebar daun, tinggi tanaman dan bobot tanaman dengan interval waktu pengamatan 7 hari. Hasil percobaan ini adalah tidak terjadi interaksi antara jenis media tanam dengan varietas selada jenis lettuce cos terhadap jumlah daun , lebar daun, tinggi tanaman dan bobot tanaman; perbedaan nyata terjadi pada jenis media tanam yang digunakan terhadap lebar daun, tinggi tanaman dan bobot tanaman; media tanam dalam kultur air yang baik untuk pertumbuhan dan hasil tanaman selada  jenis lettuce cos adalah media yang menggunakan arang sekam. Kata kunci : media tanam, varietas, kultur air, interaksi
Performa Ayam Broiler yang Diberi Penambahan Level Aditif Pakan Tepung Tanaman Meniran (Phyllanthus niruri, L) Maria Aditia Wahyuningrum; Ayu Vandira; Tetty Hastuti; Maman Sukirman; Jenih Jenih
JURNAL PERTANIAN Vol 9, No 2 (2018): Jurnal Ilmiah Respati
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (296.933 KB) | DOI: 10.52643/jir.v9i2.297

Abstract

Seiring dengan tingginya tingkat kematian pada ayam broiler yang bersumber dari penyakit diakibatkan virus, bakteri, jamur atau kapang dan lain-lain maka banyak dikembangkan penelitian untuk mengatasi permasalahan tersebut salah satunya dengan memberikan aditif pakan yang sekaligus berfungsi sebagai fitobiotik. Meniran (Phyllanthus niruri, L) merupakan salah satu tanaman obat yang digunakan sebagai fitobiotik karena mengandung fitokimia dan herba meniran sudah dikembangkan juga menjadi fitofarmaka. Sehingga diharapkan dapat memberikan efek antibakteri dan antioksidan yang efektif menekan pertumbuhan bakteri pathogen yang menghambat pertumbuhan ayam broiler. Penelitian ini bertujuan mengetahui performa ayam broiler yang diberi penambahan level aditif pakan tepung tanaman meniran (Phyllanthus niruri, L.)Rancangan penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL). Materi yang digunakan antara lain ayam broiler umur 1 hari (day old chick) sebanyak 200 ekor dipelihara selama 4 (empat) minggu. Metode penelitian yang digunakan dengan 5 level penambahan perlakuan dan 4 kali ulangan masing-masing terdiri dari 10 (sepuluh) ekor ayam. Adapun 5 perlakuan tersebut adalah: R1 ; Ransum Basal/RB (tanpa campuran antibiotik dan Tepung Meniran/TM), R2; RB + Zn Bacitracin (antibiotik), R3 ; RB + TM 0,0157 %, R4; RB + TM 0,0313 %, R5 ;RB + TM 0,0470 %. Penelitian ini mengamati tentang konsumsi ransum, konversi ransum, pertambahan bobot badan dan angka kematian (mortalitas) ayam broiler.Penelitian menunjukkan bahwa penambahan tepung tanaman meniran (Phyllanthus niluri, L) dalam ransum memberikan pengaruh yang tidak nyata (P>0,05) terhadap konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, konversi ransum dan mortalitas. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penambahan level aditif tepung tanaman meniran (Phyllanthus niluri, L) dalam ransum dapat meningkatkan pertumbuhan ayam broiler. Adapun sebagai saran diperlukan adanya analisa lanjutan untuk mengetahui kandungan mikroba pathogen dan proses pembuatan serta pencampuran ransum mengingat pentingnya keseimbangan mikroflora dalam usus halus untuk pertumbuhan ternak dibutuhkan pakan tambahan yang alami menggantikan penggunaan antibiotik. Kata Kunci:  Tepung Meniran, ayam broiler, pertumbuhan, konsumsi, konversi.
PENGARUH PEMBERIAN DOSIS PUPUK ORGANIK AMPAS KELAPA TERHADAP PRODUKSI TANAMAN CABAI RAWIT (Capsicum frutescent L) Zaki Farhan; R. Notarianto HT; Marsinah Kromowartomo
JURNAL PERTANIAN Vol 9, No 1 (2018): Jurnal Ilmiah RESPATI
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (529.917 KB) | DOI: 10.52643/jir.v9i1.82

Abstract

Cabai rawit (Capsicum frutescens L.) merupakan salah satu komoditas sayuran yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat di Indonesia, namun jumlah produksinya dinilai belum mampu untuk memenuhi kebutuhan seluruh masyarakat, berdasarkan hal itu, maka peningkatan produktivitas cabai rawit harus ditingkatkan, baik dari perbaikan teknik budidaya maupun penggunaan jenis pupuk yang sesuai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian dosis pupuk organik ampas kelapa terhadap terhadap produksi tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L). Penelitian dilaksanakan bulan April 2017 sampai bulan Agustus 2017 dengan menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 6 kali ulangan, yaitu Pemberian Dosis Pupuk Organik Ampas Kelapa dengan 4 taraf yakni : K0 (tanpa perlakuan), K1 (75 gram/polibag), K2 (150 gram/polibag), dan K3 (225 gram/polibag). Variabel yang diamati adalah tinggi tanaman (cm), jumlah daun (helai), jumlah daun mati (helai), jumlah bunga (buah) dan berat buah (gram). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan dosis pupuk ampas kelapa paling tinggi, yaitu K3 (225 gram) tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun dan jumlah buah, tetapi perlakuan K2 (150 gram) memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman cabai rawit. Kata Kunci    : Pupuk organik, ampas kelapa, cabai rawit.
PENGARUH CARA PENANAMAN PADI SYSTEM of RICE INTENSIFICATION TERHADAP PERKEMBANGAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN DAN MUSUH ALAMI Hasan .; Ruswadi Muchtar
JURNAL PERTANIAN Vol 8, No 1 (2017): Jurnal Ilmiah RESPATI
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (291.085 KB) | DOI: 10.52643/jir.v8i1.238

Abstract

Tanaman padi merupakan  komoditas utama penghasil beras yang digunakan sebagai makanan pokok penduduk di Indonesia. Permasalahan pangan yang sering terjadi mengakibatkan negara mereformuladikan ketahanan pangan melalui pengaturan, pembinaan, pengendalian dan penawasan dalam pelaksanaan program intensifikasi dan ekstensifikasi maupun divesifikasi dalam perodukasi bahan pangan, guna dapat mencapai ketahanan pangan yang optimal. Sampai saat ini beras masih banyak disukai bangsa Indonesia. Kebutuhan beras di Indonesia  sesalu meningkat dari tahun ke tahun seiring peningkatan penduduk. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh cara penanaman system of rice intensification (SRI) terhadap perkembangan organisme pengganggu tanaman dan musuh  alami. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 2 (dua) perlakuan  yaitu system  of rice intensification (sri) dan konvensional yang diulang 16 kali. Hasil penelitian menunjukan bahwa perkembangan werang batang coklat tampak lebih tinggi populasinya sejak umur tanaman 14 – 35 hari setelah tanam.  Serangan kerdil rumput tampak mulai tanaman  umur 28 hari setelah tanam s/d 42 hari setelah tanam. Intensitas kerusakannya berbeda nyata. Populasi musuh alami adalah laba-laba tampak lebih tinggi  dan berbeda nyata sejak umur tanaman 7 – 49 hari setelah tanam. Kepadatan populasi Pit Fall Trap terdiri dari golongan hama dan musuh alami sejak umur 7 – 49 hari setelah tanam kepadatan populasi hama. Seperti ordo hemiptera family delphacidae menunjukkan perbedaan yang nyata lebih rendah populasinya yaitu 0.9 ekor/m2 dibandingkan dengan perlakuan konvensional  populasinya  1.8 ekor/ m2  sedangkan perkembangan populasi ordo  Aracnidae family lycosidae pada perlakuan SRI menunjukkan perbedaaan yang nyata  dengna populasi 0.9 ekor/m2   sedangkan di petak konvensional  populasinya0.4 ekor/m2  .Kata kunci: cara penanaman SRI, Wereng Baang coklat, Penyakit Kerdil,  rumput musuh alami dan Pit fall trap.
Pengaruh Jenis Pupuk Kandang Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) di Serang, Banten Mufti Hasan; Ruswadi Ruswadi
JURNAL PERTANIAN Vol 7, No 2 (2016): Jurnal Ilmiah Respati
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (750.308 KB) | DOI: 10.52643/jir.v7i2.18

Abstract

Saat ini di daerah sentra produksi bawang merah telah mengalami degradasi kesuburan tanah akibat penggunaan pupuk anorganik yang terus-menerus. Kondisi tanah seperti tersebut  maka untuk meningkatkan produksi  bawang merah dipandang perlu adanya perbaikan  sifat fisika, kimia dan biologi tanah, dengan menambahkan pupuk kandang. Pemberian pupuk kandang  apabila ditinjau dari aspek  fisika  tanah  maka akan   dapat memperbaiki struktur   dan tekstur serta aerasi tanah, sehingga akan dapat menjadi penyangga terhadap kelangsungan  hidup mikroorganisme tanah. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh jenis pupuk kandang terhadap pertumbuhan dan produksi bawang merah dan mengetahui jenis pupuk kandang terbaik untuk pertumbuhan dan produksi bawang merah. Metode penelitian  Rancangan Acak Kelompok, 4 perlakuan dan 6 ulangan sehingga secara keseluruhan terdapat 24 petak penelitian. Jenis perlakuan terdiri dar Tanpa pupuk kandang, Pupuk kandang kotoran Ayam, Pupuk kandang kotoran  kambing, dan Pupuk kandang kotoran kerbau.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman, produksi, dan diameter umbi bawang merah tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah anakan. Perlakuan P1, P2, dan P3 berbeda nyata dengan perlakuan P0 pada parameter tinggi tanaman, produksi, dan diameter umbi tetapi tidak berbeda nyata pada jumlah anakan. Perlakuan Pupuk kandang kotoran kambing memberikan hasil tertinggi dan berbeda nyata dengan perlakuan P0 dan P1 tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan P3. Dengan demikian pupuk kandang yang terbaik untuk tanaman bawang merah adalah pupuk kandang kotoran kambing. Kesimpulan  pemberian pupuk kandang kotoran kambing dapat meningkatkan produksi bawang merah. Saran perlu penelitian penggunaan kotoran kambing untuk pupuk bawang merah dengan skala yang lebih besar
PENGARUH PERBANDINGAN KOMPOSISI PESTISIDA LENGKUSEBIN TERHADAP POPULASI KEONG MAS (Pomacea canaliculata L.) PADA TANAMAN PADI SAWAH Hamdan .; Ruswadi Muchtar; Ryan Firman Syah
JURNAL PERTANIAN Vol 7, No 1 (2016): Jurnal Ilmiah RESPATI
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/jir.v7i1.229

Abstract

Padi (Oryza sativa L) merupakan bahan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Kebutuhan komoditas tersebut terus meningkat seiring meningkatnya jumlah penduduk.Salah satu kendala dalam upaya meningkatkan produksi padi adalah adanya gangguan Organisme Pengganggu tanaman (OPT). Salah satu OPT utama adalah keong mas (Pomacea canaliculata  L.). Untuk mengatasinya para petani cenderung menggunakan pestisida kimia yang tidak ramah lingkungan. Di daerah penelitian terdapat beberapa jenis tanaman yang dapat dijadikan bahan pestisida nabati antara lain lengkuas, sereh, dan bintaro. Namun para petani di wilayah tersebut belum banyak yang menggunakan bahan-bahan tersebut karena belum yakin akan manfaat tanaman tersebut dalam mengendalikan keong mas. Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh perbandingan komposisi pestisida Lengkusebin (lengkuas,sereh, dan bintaro) terhadap perkembangan populasi dan serangan keong mas pada tanaman padi sawah dan komposisi pestisida Lengkusebin yang terbaik untuk mengendalikan keong mas. Rancangan penelitian yang digunakan adalah RAK, 5 perlakuan yaitu: A (kontrol/tidak menggunakan pestisida Lengkusebin), B (komposisi  lengkuas,sereh, biji bintaro 1:1:1,5), C (komposisi lengkuas, sereh, biji  bintaro1,5:1:2), D (komposisi lengkuas, sereh, biji bintaro1:2:2,5), E (komposisi  lengkuas, sereh, biji  bintaro 2:1:3). Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 ulangan. Pengolahan data menggunakan Anova dan uji BNT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pestisida Lengkusebin tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, tetapi berpengaruh nyata terhadap jumlah anakan. Penggunaan pestisida Lengkusebin berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah keong mas yang mati, berat jerami basah, berat jerami kering, berat gabah kering panen, dan gabah kering giling. Komposisi  lengkuas, sereh dan  bijibintaro 2:1:3) merupakan perlakuan terbaik.Kata kunci: Pestisida nabati, lengkusebin, keong mas, padi sawah.
PERTUMBUHAN BENIH IKAN NILA HITAM (Oreochromis niloticus bleeker) PADA KEPADATAN PENEBARAN BERBEDA DALAM KERAMBA JARING APUNG Gunawan .; Waryat .; Ruswandi Muchtar
JURNAL PERTANIAN Vol 6, No 2 (2015): Jurnal Ilmiah RESPATI
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/jir.v6i2.220

Abstract

Perikanan budidaya  berperan mengurangi beban sumber daya laut. dan sektor penting mendukung perkembangan ekonomi pedesaan, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh padat penebaran yang berbeda terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan nila hitam dalam karamba jaring apung. Rancangan Percobaan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan faktor perlakuan padat penebaran 4 (empat) taraf perlakuan (10, 20, 30, 40 ekor/wadah), dengan 2 ulangan. Derajat kelangsungan hidup benih ikan nila adalah 8 (delapan) minggu pemeliharaan pada masing-masing perlakuan berkisar antara 95,83%-100%. Hasil analisis ragam didapatkan perlakuan padat tebar tidak memberikan pengaruh nyata terhadap derajat kelangsungan hidup. Nilai kelangsungan hidup masing-masing perlakuan memperlihatkan hasil yang cukup beragam walaupun tidak berbeda nyata pada tingkat kepercayaan 5%. Walaupun terjadi kematian pada tiga perlakuan namun nilai kelangsungan hidup selama pemeliharaan masih cukup tinggi yaitu berkisar 95,83%-100%. disebabkan oleh kondisi lingkungan yang layak bagi kehidupan ikan serta kebutuhan pakan yang tercukupi. perlakuan padat tebar 10, 20, 30 dan 40 ekor/wadah benih ikan nila mempengaruhi pertumbuhan panjang ikan, laju pertumbuhan bobot mutlak, koefisien keragaman panjang dan efisiensi pakan. Kualitas air cenderung menurun seiring meningkatnya padat penebaran terutama kelarutan oksigen. Namun secara umum kualitas air masih dalam kisaran kelayakan bagi pertumbuhan dan berkembangan benih ikan nila hitam.

Page 4 of 15 | Total Record : 141