cover
Contact Name
Saskiyanto Manggabarani
Contact Email
lppm@helvetia.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
duniafarmasi@helvetia.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota medan,
Sumatera utara
INDONESIA
Jurnal Dunia Farmasi
ISSN : -     EISSN : 25483560     DOI : -
Core Subject : Health, Science,
Jurnal Dunia Farmasi secara resmi yang dikelola oleh Program Studi S1 Farmasi Institut Kesehatan Helvetia (IKH) yang artikelnya dapat diakses dan unduh secara online oleh publik. Jurnal ini adalah jurnal review nasional, yang terbit 3 (tiga) kali dalam setahun pada bulan Desember, April dan Agustus dengan topik-topik keunggulan hasil penelitian di bidang pelayanan dan praktek kefarmasian, pengobatan masyarakat, teknologi kefarmasian serta disiplin ilmu kesehatan yang terkait erat. Jurnal ini memfokuskan pada tema meliputi Farmasi Klinis, Farmasi Komunitas, Farmasetika, Kimia Farmasi, Farmakognosi, Fitokimia.
Arjuna Subject : -
Articles 126 Documents
Formulasi Sediaan Cair Rimpang Kunyit (Curcuma domestica V.) Sebagai Pewarna Kuku Lathi Furrahmi; Hafizhatul Abadi
Jurnal Dunia Farmasi Vol 1, No 2 (2017): Edisi April
Publisher : Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi dan Kesehatan, Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jdf.v1i2.4354

Abstract

Pendahuluan; Tujuan awal penggunaan kosmetika adalah mempercantik diri yaitu usaha untuk menambahkan daya tarik agar lebih disukai orang lain. Pewarna kuku adalah pernis yang digunakan pada tangan atau kuku kali manusia untuk merias, memperindah kuku.Cat kuku terbuat dari polimer organik dengan campuran berbagai zat aditif. Tujuan; penelitian untuk mengetahui rimpang kunyit dapat diformulasiakan dalam sediaan cair pewarna kuku.Metode; Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimental laboratorium. Sediaan cair pewarna kuku yang dibuat dalam formula I, II, III dimana konsentrasi masing-masing terdiri dari polivinil pirolidon 15%, resin keruh 7%, minyak jarak 7%, alkohol 70% pewarnaan dilakukan dengan cara membandingkan antar formula. Pengujian yang dilakukan adalah uji homogenitas, uji iritasi, uji hedonik. Hasil; Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa formula I, II, III dapat mengubah warna kuku menjadi kuning sampai kuning orange. Dari hasil uji hedonik terdapat perbedaan tiap formula dimana formula yang disukai adalah formula II. Pemeriksaan uji homogenitas menunjukkan bahwa seluruh sediaan rimpang kunyit tidak memperlihatkan adanya butiran-butiran kasar pada saat sediaan dioles pada kaca transparan atau objek glass. Uji iritasi dilakukan untuk meyakinkan bahwa formulasi sediaan pewarna kuku yang digunakan tidak terjadi reaksi iritasi, alergi, pada kulit.Kesimpulan; sediaan seluruh sediaan yang dibuat stabil tidak menunjukkan adanya perubahan warna, aroma dalam penyimpanan 10 hari pada suhu kamar. Disarankan pada peneliti selanjutnya untuk formulasi rimpang kunyit dalam bentuk sediaan kosmetik lainnya, seperti pewarna rambut dan lipstik.
Evaluasi Kepatuhan Penulisan Resep Obat Generik Pada Pasien BPJS Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Haji Medan Putra Manik; Jacub Tarigan
Jurnal Dunia Farmasi Vol 1, No 2 (2017): Edisi April
Publisher : Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi dan Kesehatan, Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jdf.v1i2.4363

Abstract

Pendahuluan: Kesehatan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi manusia, bukan lah barang murah yang dapat dibeli dan nikmati oleh seluruh lapisan masyarakat.  Kesehatan merupakan salah satu modal bagi pelaksanaan pembangunan nasional menuju terciptanya kesejahteraan masyarakat. BPJS kesehatan adalah adalah badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan kesehatan. Pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan PerMenKes RI No. HK.02.02/MENKES/068/I/2010 yang mewajibkan penulisan   resep dengan nama generik di fasilitas Kesehatan Pemerintah untuk mengantisipasi tingginya harga obat. Tujuan: Untuk mengevaluasi kepatuhan penulisan resep obat generik untuk pasien BPJS rawat jalan pada pelayanan kesehatan  di Rumah Sakit Umum Haji. Metode: Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif non eksperimental dengan pengambilan data secara retrospektif dengan analisis deskriptif univariat dengan pengambilan  366 lembar resep sebagai sampel. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan telah dilaksanakan penulisan resep obat generik. Persentase penulisan resep dengan nama generik periode januari sampai dengan juni 2016 adalah Januari 67,2%, Februari 72,1%, Maret 77,0%, April 78,7%, Mei 82,0%, dan bulan Juni 85,2% dengan rata-rata 77,03%. Kesimpulan: Penelitian menunjukkan terjadi peningkatan persentase setiap bulan walaupun belum optimal. 
Formulasi Sediaan Bedak Kompak Pati Bengkoang (Pachyrizhus Erosus L) Sebagai Pencerah Kulit Wajah Gita Novitri; Afriadi Afriadi
Jurnal Dunia Farmasi Vol 1, No 1 (2016): Edisi Desember
Publisher : Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi dan Kesehatan, Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jdf.v1i1.4347

Abstract

Pendahuluan: Bengkoang (Pachyrhizus erosus) mengandung vitamin C, saponin, flavonoid, pachyrhizon, rotenon, vitamin B1, dan vitamin. Zat fenolida pada bengkuang cukup efektif menghambat pembentukan melanin, sehingga pigmentasi akibat sinar matahari, hormon, dan bekas jerawat dapat dikurangi, memutihkan kulit, sesuai untuk kulit yang berada di daerah tropis seperti di Indonesia. Tujuan: untuk mengetahui apakah pati bengkoang (Pachyrhizus erosus) dapat diformulasikan dalam sediaan bedak kompak sebagai pencerah kulit wajah. Metode: Penelitian ini menggunakan metode penelitian Eksperimental Laboratorium. Bengkoang (Pachyrhizus erosus) diambil pati dengan cara diparut dan dibiarkan mengendap. Pati yang sudah jadi kemudian dikeringkan dan diformulasikan dalam sediaan bedak kompak. Selanjutnya akan dilakukan pengujian mutu sediaan meliputi uji homogenitas, uji poles, uji daya sebar dan uji iritasi pada kulit sukarelawan. Hasil:  Berdasarkan pengujian mutu fisik sediaan masing – masing konsentrasi formula sediaan bedak kompak menunjukkan hasil sediaan yang homogen dan tidak menyebabkan iritasi pada kulit. Kesimpulan: Hasil dari penelitian menyimpulkan bahwa pati bengkoang dapat diformulasikan sebagai pencerah kulit wajah dalam sediaan bedak kompak. Disarankan pada penelitian selanjutya untuk melakukan uji stabilitas bedak, uji keretakan, dan uji kekerasan.   
Tingkat Kepuasan Pasien terhadap Pelayanan Kefarmasian di Apotek Global Medan Fitri Mayang Sari; Uprianto Suprianto
Jurnal Dunia Farmasi Vol 1, No 3 (2017): Edisi Agustus
Publisher : Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi dan Kesehatan, Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jdf.v1i3.4371

Abstract

Pendahuluan; Apotek merupakan tempat di lakukan pekerjaan dan pelayanan sediaan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat dan juga tempat yang di jadikan transaksi jual dan beli atau pelayanan produk dari farmasi, didalam apotek juga telah disediakan tenaga kefarmasian yang di sebut dengan apoteker. Tujuan; Untuk mengetahui persentase pelayanan kefarmasian yaitu dengan melakukan sebuah penelitian. Metode; penelitian ini adalah bersifat korelatif. Jenis penelitan yang digunakan adalah surve dengan metode deskriptif. Penelitian ini dilakukan di Apotek Global Medan pada bulan April – Mei 2016. Hasil; penelitian tahap awal dengan mewawancarai 15 pasien yang berkunjung ke apotek Global, Hasil wawancara dari lima belas pasien diperoleh, tujuh pasien mengatakan pelayanan yang diberikan asisten apoteker kurang baik kerena terlalu lama menunggu, lima pasien mengatakan asisten apoteker tidak menjelaskan cara pemakaian obat bagi pasien yang belum mengerti cara pemakaian obat, dan tiga pasien mengatakan asisten apoteker tidak ramah dengan wajah yang kurang menyenangkan. Kesimpulan; Secara keseluruhan, tingkat kepuasan pelayanan yang diberikan oleh apoteker di apotek global masih kurang memuaskan.
Evaluasi Penggunaan Dosis Pada Anak Demam di Klinik Dina Karya Medan Wahyuni Yuni; Adek Chan
Jurnal Dunia Farmasi Vol 1, No 2 (2017): Edisi April
Publisher : Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi dan Kesehatan, Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jdf.v1i2.4358

Abstract

Pendahuluan; Demam adalah kondisi ketika suhu tubuh berada di atas 37.50C. Infeksi ringan hingga parah bisa menyebabkan demam. Demam merupakan bagian dari proses kekebalan tubuh yang sedang melawan infeksi akibat virus, bakteri atau parasit. Tujuan;  Untuk mengevaluasi penggunaan dosis  obat anak demam di klinik dina karya medan pada periode januari-juni 2016. Metode; yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriftif yaitu mendeskripsikan dan menganalisa pennggunaan dosis dan pemilihan obat yang tepat pada pasien anak demam dengan berpedoman pada refrensi yang baku. Hasil;  penelitian menunjukkan bahwa penggunaan dosis obat dan pemeilihan jenis obat sudah tepat dan rasional, terutama penggunaan obat narkotika diazepam untuk anak. Dari 8 pasien anak yang datang berobat ke Klinik Dina Karya, semua penggunaan dosis dan pemilihan obat tidak ditemukan adanya penggunaan dosis dan pemelihan obat yang tidak sesuai. Kesimpulan; Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan dosis obat dan pemilihan obat pada anak demam di klinik Dina Karya sudah tepat. Adapun saran yang diberikan kepada pihak klinik yaitu membuat data rekam medik pasien secara lengkap dan dibuat perorang atau perpasien. Sehingga bisa menjadi pedoman dalam menangani kasus yang sama untuk kedepannya.
Formulasi Sediaan Lipstik Ekstrak Etanol Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus) Sebagai Pewarna Anggi Kartika Sitorus; Vivi Eulis Diana
Jurnal Dunia Farmasi Vol 2, No 1 (2017): Edisi Desember
Publisher : Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi dan Kesehatan, Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jdf.v2i1.4391

Abstract

Pendahuluan: Buah naga merah atau Hylocereus polyrhizus mempunyai potensi untuk dikembangkan menjadi pewarna alami karena mempunyai kandungan antosianin yang tinggi. Didalam kosmetik pewarna merupakan salah satu penyebab iritasi dan alergi dikulit, sehingga peneliti membuat formulasi sediaan lipstik dengan menggunakan pewarna alami dari buah naga merah. Tujuan: Untuk membuat formula lipstick menggunakan zat warna yang diekstraksi dari buah naga merah dan mengetahui sediaan lipstick menggunakan pewarna dari esktrak buah naga merah tidak menyebabkan iritasi. Metode: penelitian ini menggunakan metode eksperimental, formulasi sediaan lipstik yang terdiri dari beberapa komponen diantaranya cera alba, lanolin, vaselin alba, setil alkohol, oleum ricini, nipagin, oleum rosae serta penambahan ekstrak buah naga merah dengan konsentrasi 10%, 20%, 30% dan 40%. Pengujian terhadap sediaan yang dibuat meliputi pemeriksaan homogenitas, pemeriksaan pH, uji oles, uji stabilitas terhadap perubahan bentuk, warna dan bau selama penyimpanan 30 hari pada suhu kamar serta uji iritasi. Hasil: Formulasi sediaan lipstik menggunakan ekstrak buah naga merah sebagai pewarna yang dibuat cukup stabil, didapatkan hasil yang tidak homogen karena ekstrak buah naga merah tidak dapat terdispersi dalam komponen lipstik lainnya dan pada konsentrasi 20% stick membentuk lubang dimana penyebab utamanya adalah jumlah minyak lubrikasi (Oleum ricini) yang terlalu sedikit. pH berkisar 4,9-6,1 (kurang mendekati pH fisiologis bibir yaitu ± 4), tidak memiliki daya oles yang baik karena warna kurang merata, serta tidak menyebabkan iritasi.Kesimpulan: Formulasi lipstik dengan penambahan konsentrasi ekstrak buah naga merah tidak banyak memberikan pengaruh secara visual, hasil uji menunjukkan bahwa keempat sediaan lipstik yang dibuat tidak homogen. Perlu dilakukan penyempurnaan formulasi lipstik, dilakukan formulasi lipstik dengan ekstrak buah naga merah dengan penambahan emulsifier.
Formulasi Sediaan Gel Hand Sanitizer Kombinasi Ekstrak Etanol Daun Kemangi (Ocimum basilicum L.) dan Biji Pepaya (Carica papaya L.) Bellina Elizabeth Dolok Saribu; Khairani Fitri
Jurnal Dunia Farmasi Vol 2, No 1 (2017): Edisi Desember
Publisher : Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi dan Kesehatan, Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jdf.v2i1.4396

Abstract

Pendahuluan: Daun kemangi dan biji pepaya memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai antiseptik tangan. Kandungan kimia yang terdapat didalam daun kemangi dan biji pepaya adalah saponin, flavonid, fenol, alkaloid dan minyak atsiri. Ekstrak daun kemangi (Ocimum basilicum L.) dan biji papaya (Carica papaya L.) telah terbukti memiliki aktivitas antibakteri. Tujuan: Untuk mengetahui daun kemangi (ocium Basilicum L) dan biji papaya  (Carica Papaya L)dapat diformulasikan kedalam sediaan gel hand sanitizer.  Metode: Penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorium, dibuat dengan menggunakan ekstrak etanol daun kemangi dan biji pepaya yang diformulasikan kedalam bentuk sediaan gel hand sanitizer. Formulasi sediaan gel hand sanitizer dibuat  dengan  variasi konsentrasi ekstrak yaitu  10%, 15%, dan 20%. Pengujian karakteristik sediaan gel hand sanitizer meliputi: uji organoleptis, uji homogenitas, uji pH dan uji hedonik. Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sediaan gel hand sanitizer ekstrak daun kemangi dan biji pepaya memenuhi persyaratan karakteristik sediaan gel. Sediaan gel yang dihasilkan memiliki tekstur kental setengah padat dan sediaan terlihat homogen saat dioleskan pada kaca transparan. Warna yang dihasilkan adalah coklat dan aroma khas ekstrak. pH yang dihasilkan dari sediaan gel hand sanitizer ini berkisar antara 6,3- 6,5.  Kesimpulan: Ekstrak daun kemangi dan biji pepaya dapat diformulasikan kedalam bentuk sediaan gel hand sanitizer. Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan uji efektivitas antibakteri pada sediaan gel hand sanitizer ekstrak daun kemangi dan biji pepaya.
Analisis Kualitatif Rhodamin B pada Kerupuk Berwarna Merah yang Beredar di Kota Medan Annas Reza; Suprianto Suprianto
Jurnal Dunia Farmasi Vol 2, No 1 (2017): Edisi Desember
Publisher : Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi dan Kesehatan, Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jdf.v2i1.4392

Abstract

Pendahuluan: Rhodamin B merupakan suatu pewarna sintetik yang digunakan untuk mewarnai tekstil, sering kali digunakan untuk mewarnai suatu produk makanan, salah satunya adalah Kerupuk. Rhodamin B menyebabkan pembesaran hati dan ginjal. Tujuan:  Untuk mengetahui adanya penggunaan Rhodamin B dalam Kerupuk yang beredar di pasar Kota Medan. Methode: Sampel Kerupuk diambil dari 3 pasar yang ada di Kota Medan yaitu Pasar Helvetia, Pasar Pancing, dan Pasar Sikambing. Sampel di ekstraksi menggunakan metode ekstraksi penyerapan benang wol, dilanjutkan dengan identifikasi menggunakan kromatografi lapis tipis (KLT) kemudian dideteksi dengan lampu UV 254 nm serta  pereaksi Semprot HCl, NaOH 10%, dan NH4OH 12%. Hasil: Data yang diperoleh dianalisis dengan metode deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sampel yang diperiksa menunjukkan hasil negatif. Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian ini, beberapa Kerupuk yang beredar di pasar Kota Medan aman untuk dikonsumsi, tetapi harus dilakukan penelitian lebih lanjut.
Formulasi Sabun Cair Antiseptik Ekstrak Etanol Daun Seledri (Apium graveolens L.) Ardina Ardina; Suprianto Suprianto
Jurnal Dunia Farmasi Vol 2, No 1 (2017): Edisi Desember
Publisher : Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi dan Kesehatan, Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jdf.v2i1.4393

Abstract

Pendahuluan: Tangan merupakan media yang sangat mudah untuk penyebaran penyakit dan infeksi pada manusia karena tangan sering melakukan kontak dengan lingkungan, terutama pada bagian kulit tangan yang paling sering digunakan sehingga rawan terhadap kontaminasi, sebab itu dibutuhkannya sabun pencuci tangan cair yang diyakini dapat membersihkan tangan dari microorganisme. Berawal dari hal tersebut, maka penelitian terkait inovasi sabun cuci tangan cair dengan penambahan bahan alam dilakukan. Bahan alam yang dipilih adalah daun seledri yang mengandung saponin, flavonoid. Tujuan: Untuk mengetahui formulasi menggunakan ekstrak  daun saledri (Apium graveolens L. ) sebagai antiseptik sabun cair. Metode: Penelitian ini menggunakan eksperimental untuk meneliti sedian sabun cair dengan konsentrasi 0%, 2,5%, 5%, 7,5% . Berdasarkan hasil yang di uji pH dan organoleptis terdapat pengaruh perbedaan warna dan uji pH pada sedian sabun cair menunjukkan semakin besar konsentrasi dalam sedian sabun cair semakin rendah pH kulit yang didapatkan. Hasil: Hasil pemeriksaan penampilan masing-masing formula sediaan sabun cair yang paling bagus konsentrasi 2,5% .Tidak terjadi perubahan bau, warna, pH kulit berkisar antara 5,0-6,5 dan tidak terjadinya iritasi pada kulit sukarelawan.  Kesimpulan: Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa daun seledri dapat diformulasikan sebagai sabun cair antiseptik bentuk sediaan cair untuk pemakaian tangan.
Formulasi Ekstrak Daun Pegagan (Centella asiatica) sebagai Sediaan Sabun Cair Beby Harus Sari; Vivi Eulis Diana
Jurnal Dunia Farmasi Vol 2, No 1 (2017): Edisi Desember
Publisher : Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi dan Kesehatan, Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jdf.v2i1.4395

Abstract

Pendahuluan: Kekeringan kulit merupakan masalah bagi jutaan orang dan sering kali menyebabkan rasa tidak nyaman bahkan stres psikologis. Gejala klinis kulit kering di antaranya permukaan kulit terasa kencang dan kaku, kasar, kusam, bersisik, gatal, kemerahan bahkan nyeri oleh sebab itu sangat dibutuhkannya sabun untuk perawatan kulit kering. Sabun cair merupakan sediaan pembersih kulit berbentuk cair yang terbuat dari bahan sabun dengan penambahan bahan-bahan yang diinginkan. Tujuan:  Untuk memelihara kulit, salah satu bahan yang di percaya dapat melembabkan kulit wajah adalah ekstrak daun Pegagan (Centella asiatica [Linn] urb.)   Metode: Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian eksperimental laboratorium, meliputi, penyiapan bahan uji, identifikasi/determinasi bahan uji, pengambilan ekstrak daun pegagan, uji daya hambat ekstrak dari daun pegagan, uji daya hambat ekstrak daun pegagan (Centella asiatica [Linn] urb.)  sebagai sabun wajah cair.  Hasil: Hasil dari penelitiaan terhadap pemeriksaan pH sediaan masih memenuhi syarat untuk pH kulit yang berkisar antara 4,5-6,5. Hasil pemeriksaan organoleptis pada sediaan F1 berbentuk cair, warna putih dan berbau mawar,pada sediaan F2 berbentuk cair, warna hijau muda dan berbau khas ekstrak, sediaan F3 berbentuk cair, warna hijau tua dan berbau khas ekstrak dan pada sediaan F4 berbentuk cair, warna hijau pekat dan berbau khas ekstak. Hasil dari uji iritasi menunjukan tidak terjadi reaksi iritasi. Hasil uji homogenitas diketahui semua formula homogen.  Kesimpulan:  berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa ekstrak daun Pegagan (Centella asiatica [Linn] urb.) dapat diformulasikan sebagai sediaan sabun cair untuk melembabkan wajah. Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan pengujian kelembapan pada sediaan sabun wajah cair.

Page 2 of 13 | Total Record : 126