cover
Contact Name
Saskiyanto Manggabarani
Contact Email
lppm@helvetia.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
duniafarmasi@helvetia.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota medan,
Sumatera utara
INDONESIA
Jurnal Dunia Farmasi
ISSN : -     EISSN : 25483560     DOI : -
Core Subject : Health, Science,
Jurnal Dunia Farmasi secara resmi yang dikelola oleh Program Studi S1 Farmasi Institut Kesehatan Helvetia (IKH) yang artikelnya dapat diakses dan unduh secara online oleh publik. Jurnal ini adalah jurnal review nasional, yang terbit 3 (tiga) kali dalam setahun pada bulan Desember, April dan Agustus dengan topik-topik keunggulan hasil penelitian di bidang pelayanan dan praktek kefarmasian, pengobatan masyarakat, teknologi kefarmasian serta disiplin ilmu kesehatan yang terkait erat. Jurnal ini memfokuskan pada tema meliputi Farmasi Klinis, Farmasi Komunitas, Farmasetika, Kimia Farmasi, Farmakognosi, Fitokimia.
Arjuna Subject : -
Articles 126 Documents
Penggunaan Obat Antiinflamasi Pada Penyakit Rheumatoid Arthritis Pada Pasien Rawat Jalan di RSUD Kotapinang Siti Netti Ritonga; Hafizhatul Abadi; Ruth Mayana Rumanti
Jurnal Dunia Farmasi Vol 3, No 3 (2019): Edisi Agustus
Publisher : Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi dan Kesehatan, Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jdf.v3i3.4485

Abstract

Pendahuluan;  Rheumatoid Artritis merupakan penyakit autoimun, penyakit ini ditandai dengan inflamasi sendi dan dapat berlangsung secara kronik. Penderita Rheumatoid Artritisakan mengalami gejala seperti nyeri, inflamasi, kekakuan sendi di pagi hari dan kesulitan bergerak. Penderita stadium lanjut akan mengalami gangguan aktivitas sehari-hari.Tujuan;untuk mengetahui bagaimana penggunaan obat anti inflamasi pada penyakit rheumatoid artritis pasien rawat jalan di Rumah Sakit Umum Daerah KotapinangMetode;Desain deskriptif dengan menggunakan metode retrospektif dan mengambil data melalui isntalasi rekam medik.Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel dan persentase, dengan kriteria inklusi semua obat antiinflamasi pada Rheumatoid Artritis dan kriteria eksklusi seluruh data rekam medik pasien Rheumatoid Artritis yang tidak lengkap.Hasil;Pasien yang paling banyak terkena penyakit Rheumatoid Artritis berjenis kelamin perempuan 23 orang (69,69%), berkisar pada usia 15-49 tahun (33,3%). Jenis obat yang paling banyak digunakan adalah obat generik, yaitu 35 obat (94,28%). Lama pemberian obat selama 14 hari yaitu pada obat meloxicam (22,85%). Dosis obat AINS yang paling banyak digunakan yaitu meloxicam pada dosis 2x7,5mg (25,71%). Sediaan obat yang digunakan yaitu tablet (100%) dengan penggunaan melalui oral.Kesimpulan;penggunaan obat anti inflamasi pada penyakit Rheumatoid Artritis pasien rawat jalan Rumah Sakit Umum Daerah Kotapinang tahun 2017 paling banyak terdapat pada pasien perempuan, usia 15-49 tahun, golongan obat yang paling banyak digunakan adalah golongan AINS yaitu meloxicam
Tingkat Self Care dan Kapatuhan Pasien Rawat Jalan Diabetes Mellitus Tipe II di Puskesmas Sentosa Baru Kota Medan Arisma Rini; Afriadi Afriadi; Dwi Setio Purnomo
Jurnal Dunia Farmasi Vol 3, No 2 (2019): Edisi April
Publisher : Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi dan Kesehatan, Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jdf.v3i2.4499

Abstract

Pendahuluan; Diabetes Melitus merupakan penyakit kelainan metabolik dikarakteristikkan dengan hiperglikemia serta kelainan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein diakibatkan oleh kelainan sekresi insulin. Tujuan; Untuk mengetahui hubungan antara penerapan diet, akitivitas fisik dan terapi obat terhadap status kadar gula darah pada penderita diabetes melitus tipe II dan mengetahui tingkat self care dan kepatuhan pasien rawat jalan diabetes mellitus tipe II. Metode; Penelitian ini adalah penelitian survei bersifat deskriptif dengan analisa univariat dan bivariat. Hasil; Berdasarkan hasil analisis data jawaban kuisoner dan data status KGD responden pada medical record PRB yang diamati selama 3 bulan (Februari, Maret dan April) diperoleh bahwa sebanyak 95,66% pasien DM Tipe II patuh untuk mendapatkan obat 1 bulan dalam pelayanan PRB, dengan 54,35% pasien DM Tipe II memiliki status KGD sedang dan rata-rata tingkat self care pasien DM Tipe II di Puskesmas Sentosa Baru sebanyak 52,89% yang termasuk dalam kategori sedang.Kesimpulan; Kesimpulan penelitian ini ada hubungan antara penerapan jumlah makanan, jenis makanan, jadwal makan (diet), aktivitas fisik dan patuhnya pasien dalam meminum obat sesuai dosis terapi yang dianjurkan dokter terhadap status KGD pasien. Sebanyak 68 % pasien dengan status KGD Buruk sebelum penelitian pada bulan Januari menurun menjadi 33 % pasien dengan status KGD Buruk setelah 3 bulan dilaksankan penelitian pada bulan April.
Efektifitas Sediaan Lotion Ekstrak Kulit Jeruk Lemon (Citrus limon) sebagai Anti Nyamuk Aedes Aegypti Venny Anggriany; Jacub Tarigan
Jurnal Dunia Farmasi Vol 2, No 3 (2018): Edisi Agustus
Publisher : Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi dan Kesehatan, Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jdf.v2i3.4412

Abstract

Pendahuluan: Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk penular (vektor) yaitu nyamuk Aedes sp. Sampai saat ini DBD masih menjadi suatu masalah kesehatan yang belum dapat diberantas khususnya di Indonesia. Tujuan: penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas sediaan lotion ekstrak kulit jeruk lemon (citrus limon) sebagai anti nyamuk  aedes aegypti. Metode: Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian eksperimen atau percobaan (Experiment Research) adalah kegiatan percobaan yang bertujuan untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh yang timbul. Objek penelitian ini yaitu kulit jeruk lemon. Analisa data yang diperoleh akan dilakukan secara deskriptif.  Hasil: penelitian menunjukkan bahwa lotion memiliki wujud cair berminyak, memiliki warna kuning, bau khas jeruk, sediaan yang dibuat mempunyai susunan yang homogen, seluruh sediaan lotion masih dalam kategori aman bagi kulit, ekstrak kulit jeruk lemon dengan konsentrasi 5% memiliki waktu lekat yang paling besar, memberikan daya proteksi tehadap nyamuk aedes aegypti bagi kulit dan lotion memberikan kemudahan pengguna. Kesimpulan: dalam penelitian ini menunjukkan bahwa hasil pemeriksaan uji ekstrak kulit jeruk lemon memiliki daya tolak tehadap nyamuk aedes aegypti. Disarankan bagi masyarakat penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan informasi dan bahan masukan bagi masyarakat untuk mengetahui efektifitas kulit jeruk lemon sebagai salah satu cara untuk mencegah nyamuk aedes aegypti.
Pengaruh Daun Pepaya (Carica papaya L.) terhadap Peningkatan Trombosit pada Pasien Demam Berdarah Dengue Anniza Agustina
Jurnal Dunia Farmasi Vol 4, No 1 (2019): Edisi Desember
Publisher : Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi dan Kesehatan, Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jdf.v4i1.4573

Abstract

Demam berdarah dengue merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dan dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini menyebabkan peningkatan hematokrit, penurunan hemoglobin, leukosit normal atau menurun, dan penurunan trombosit (trombositopenia). Trombositopenia merupakan salah satu faktor risiko terjadinya perdarahan. Salah satu tanaman yang mampu meningkatkan trombosit pada pasien demam berdarah adalah daun pepaya. Kandungan enzim proteinolitik seperti papain dan chymopapain dapat membantu meningkatkan jumlah trombosit, fraksi alkaloid (carpaine) terbukti bertanggung jawab atas aktivitas anti-trombositopenia, serta flavonol dan flavonoid menstimulan  produksi sel darah, menghambat NS2B-NS3 protease dan mencegah perakitan virus DEN-2. Daun pepaya juga mempengaruhi produksi Gen ALOX-12 dan PTAFR yang berperan dalam produksi trombosit. Pada review ini, pencarian data primer dilakukan dengan secara online, berupa jurnal nasional maupun jurnal internasional 10 tahun terakhir (2009-2017). Hasil diperoleh dari beberapa jurnal dan sumber lainnya dapat diketahui mekanisme pengaruh daun pepaya dalam meningkatkan trombosit.
Formulasi Sediaan Lipstik Ekstrak Etanol Bunga Krisan (Chrysantemum sP) sebagai Pewarna Aisyah Aisyah; Vivi Eulis Diana
Jurnal Dunia Farmasi Vol 2, No 2 (2018): Edisi April
Publisher : Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi dan Kesehatan, Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jdf.v2i2.4399

Abstract

Pendahuluan: Bunga krisan atau Crysantemum sp yang termasuk ke dalam keluarga asteraceae, tanaman ini dipergunakan oleh masyarakat sebagai tanaman hias. Bunga krisan (Chrysantemum sp) memiliki potensi untuk dimanfaatkan sebagai pewarna alami karena memiliki warna yang menarik yang disebabkan adanya pigmen polifenol suatu turunan flavonoid. Didalam kosmetik, pewarna merupakan salah satu penyebab iritasi dan alergi dikulit, sehingga peneliti membuat formulasi sediaan lipstik dengan menggunakan pewarna alami dari bunga krisan. Tujuan: untuk membuat formulasi lipstik  menggunakan zat warna dari ekstrak bunga krisan. Metode: penelitian ini adalah eksperimental, menggunakan sediaan lipstik yang terdiri dari beberapa komponen diantaranya cera alba, lanolin, vaselin alba, setil alcohol, oleum ricini, nipagin, oleum rosae serta penambahan ekstrak bunga krisan dengan konsentrasi 15%, 20%, 30%, dan 40%. Pengujian terhadap sediaan yang dibuat meliputi pemeriksaan homogenitas, pemeriksaan pH, uji oles, uji stabilitas terhadap perubahan bentuk, warna dan bau selama penyimpanan 30 hari pada suhu kamar serta uji iritasi. Hasil: formulasi sediaan lipstik menggunakan ekstrak bunga krisan sebagai pewarna yang dibuat cukup stabil, yang didapatkan hasil sediaan yang tidak homogen, pH berkisar 4,9- 5,8 (kurang mendekati  pH kulit bibir) tidak memiliki daya oles yang baik karena warna yang tidak merata, serta tidak menyebkan  iritasi. Kesimpulan: Formulasi sediaan lipstik dengan konsentrasi menggunakan ekstrak bunga krisan tidak banyak memberikan pengaruh. Hasil uji menunjukan bahwa keempat sediaan lipstik yang dibuat tidak homogen dan ketiga sediaan retak dan patah. Berdasarkan hasil uji iritasi yang dilakukan menunjukan bahwa sediaan lipstik yang dibuat tidak menyebabkan iritasi dan aman untuk digunakan. Disarankan untuk melakukan preformulasi agar mendapatkan tekstur lipstik yang ideal dengan penambahan emulsifier/emulgator.
Evaluasi Peresepan Antibiotik Pada Pasien Rawat Jalan di Puskesmas Dabun Gelang Kabupaten Gayo Lues Jamiati Jamiati; Hafizhatul Abadi; Mayang Sari
Jurnal Dunia Farmasi Vol 3, No 3 (2019): Edisi Agustus
Publisher : Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi dan Kesehatan, Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jdf.v3i3.4482

Abstract

Pendahuluan; Peresepanan antibiotik bertujuan mengatasi penyakit infeksi (terapi) dan mencegah infeksi pada pasien yang berisiko tinggi untuk mengalami infeksi bakteri pada tindakan pembedahan (profilaksis bedah) dan beberapa kondisi medis tertentu  profilaksis medik). Antibiotik tidak di berikan pada penyakit non-infeksi dan penyaki tinfeksi yang dapat sembuh sendiri (self-limited) seperti infeksi virus. Tujuan; Penelitian ini adalah mengetahui pola peresepan antibiotik pada pasien rawat jalan di puskesmas Dabun Gelang  Kabupaten Gayo Lues. Metode; Penelitian deskriptif kualitatif dengan pengambilan data secara retrospektif. populasi adalah pasien yang datanya tertulis dalam data resep dengan jumlah populasi 1.244 pasien. Pasien yang menggunakan antibiotik berjumlah 86 pasien. Hasil; Penelitian menunjukan antibiotik yang sering diresepkan adalah antibiotik generik golongan beta lactam yaitu amoksisilin ( 32,6% ). Bentuk sediaan yang banyak digunakan adalah tablet ( 54,7 % ) . Gambaran kesesuaian pemberian antibiotik di Puskesmas Dabun Gelang Kabupaten Gayo Lues dengan pedoman pengobatan dasar puskesmas adalah tepat indikasi 54,6 %, tepat dosis 60,5 % , tepat frekwensi 87,7 % dan tepat durasi 26,7 %. Kesimpulan; Dari penelitian ini Sesuai peresepan antibiotik belum sepenuhnya sesuai dengan pedoman pengobatan dasar di puskesmas dan diharapkan kepada dokter untuk memperhatikan pesesepan antibiotik sehingga di dapatkan terapi antibiotik yang rasional. 
Perbandingan Formulasi Sediaan Gel Sari Lidah Buaya (Aloe vera) dengan Betadine Cair Untuk Luka Dewi Kurniawati; Darwin Syamsul
Jurnal Dunia Farmasi Vol 1, No 3 (2017): Edisi Agustus
Publisher : Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi dan Kesehatan, Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jdf.v1i3.4370

Abstract

Pendahuluan; Luka adalah terputusnya kontinuitas atau hubungan anatomis jaringan sebagai akibat dari rudapaksa. Luka dapat merupakan luka yang sengaja dibuat,  seperti luka insisi pada operasi atau luka akibat  trauma  seperti luka akibat kecelakaan. Tujuan; Adapun tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui antara Betadine Cairdan Sari Lidah Buaya yang lebih cepat menyembuhkan Luka. Metode; Penelitian ini bersifat Eksperimen yang di lakukan di Laboratorium Farmasi institute Kesehatan Helvetia Medan. Dengan menggunakan Lidah buaya yang di kumpulkan, di cuci dari pengotorannya kemudian ditiriskan. Hasil; penelitian menunjukan pada perlakuan Kontrol Penyembuhkan luka secara perlahan-lahan kelompok I dengan rata-rata halil hari keenam, 0,6 cm. kelompok II perubahan luka mengecil dengan rata-rata akhir halil hari keenam,  0,4 cm. sedangakan pada kelompok III luka mengalami perubahan yang paling kecil dengan rata-rata akhir halil hari keenam, 0,3 cm. Kesimpulan; penelitian ini adalah gel sari lidah buaya lebih efektif menyembuhkan luka di bandingkan dengan betadine cair. Saran Di harapkan buat peneliti selanjutnya supaya membuat dalam sediaan Krim dari Sari lidahbuaya
Formulasi Sediaan Selai Kulit Ari Pisang Kepok (Musa paradisiaca L.,) Rasa Cokelat Nur Laily; Vivi Eulis Diana
Jurnal Dunia Farmasi Vol 3, No 1 (2018): Edisi Desember
Publisher : Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi dan Kesehatan, Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jdf.v3i1.4419

Abstract

ABSTRAKPendahuluan: Pisang merupakan buah yang sering dikonsumsi dibandingkan dengan buah yang lain dan dikonsumsi tanpa memperhatikan tingkat sosial. Pisang diketahui mengandung gizi tinggi dan sebagai sumber vitamin, mineral dan juga karbohidrat. Kulit pisang mengandung senyawa pektin yang cukup besar kandungan pektin pada kulit pisang berkisar antara 0,9% dari berat kering. Tujuan: penelitian ini bertujuan untuk mengetahui formulasi Selai kulit  ari pisang kepok (Musa paradisisaca L.,) rasa cokelat. Metode: Penelitian ini menggunakan metode eksperimental variabel bebas dan variabel terikat di laboratorium. Sediaan selai kulit ari pisang kepok dibuat dalam 4 formula, dengan gula, bubur kulit ari pisang kepok dan bubuk cokelat. Menggunakan Uji kesukaan, uji hedonik dan uji daya oles. Hasil: penelitian menunjukan bahwa Uji organoleptis, uji hedonik dan uji daya oles diperoleh hasil bahwa selai yang paling disukai adalah Formula selai keduaatau F II dan Formula selai pertama  atau F I. Kesimpulan: penelitian ini menunjukkan bahwa semua formula dapat menjadi selai yang baik meskipun terdapat perbedaan disetiap formula, dimana formula yang baik adalah formula II dan selai yang kurang baik terdapat pada formula IV karena terjadi konsentrsiBubuk Cokelat maka kekentalan selai kulit ari pisang kepok semakin besar.
Formulasi dan Uji Efektifitas Anti-Aging dari Masker Clay Ekstrak Etanol Kentang Kuning (Solanum tuberosum L.) Mandike Ginting; Khairani Fitri; Leny Leny; Betari Khairani Lubis
Jurnal Dunia Farmasi Vol 4, No 2 (2020): Edisi April
Publisher : Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi dan Kesehatan, Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jdf.v4i2.4541

Abstract

Pendahuluan: Kentang kuning (Solanum tuberosum L.) diketahui mengandung vitamin C dan flavonoid antosianin sebagai sumber antioksidan alami. Kandungan senyawa ini dalam masker clay  dapat mencegah paparan sinar UV sebagai penyebab terbentuknya radikal bebas yang ditandai dengan kulit kerut/keriput, kering, kasar dan bercak hitam. Tujuan: Penelitian bertujuan untuk mengetahui apakah masker clay ekstrak etanol kentang kuning (Solanum tuberosum L.) efektif sebagai anti-aging untuk mencegah penuaan dini pada kulit Metode: Penelitian eksperimental laboratorium  dengan melihat persentase perubahan peningkatan kadar air, pengecilan ukuran pori-pori, peningkatan kehalusan, berkurangnya noda dan berkurangnya keriput. Hasil: Penggunaan masker clay dengan ekstrak kentang 10% selama 4 minggu menunjukkan perubahan kondisi kulit menjadi lebih baik  dengan peningkatan kadar air (45,2%), pori-pori semakin mengecil (8%), peningkatan kehalusan (31,9%),  pengurangan jumlah noda (57,37%) serta keriput yang semakin berkurang (41,8%). Kesimpulan: Ekstrak etanol kentang kuning (Solanum tuberosum L.) dalam masker clay efektif sebagai pencegah penuaan dini pada kulit.
Formulasi Sediaan Krim Masker dari Sari Buah Jambu Biji Merah (Psdium guajava L.) Elis Rahmayanti Damanik; Adek Chan
Jurnal Dunia Farmasi Vol 2, No 3 (2018): Edisi Agustus
Publisher : Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi dan Kesehatan, Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jdf.v2i3.4407

Abstract

Pendahuluan: Krim merupakan bentuk sediaan yang sering dipilih pada kosmetik karena penggunaannya yang cukup mudah. Krim yang stabil harus menggunakan emulgator yang tepat agar dapat menurunkan tegangan antar muka antara minyak dan air dan membentuk lapisan yang mengelilingi tetesan terdispersi sehingga mencegah koalesensi dan terpisahnya fase terdispersi.. pada krim biasanya terdapat suatu zat pengental dan emulgator untuk membentuk suatu masa krim yaitu setil alcohol dan asam stearat. Jambu biji merah biasa digunakan untuk obat demam berdarah. Masker merupakan salah satu perawatan kulit wajah yang yang biasa digunakan sehingga kulit terlihat segar dan bersih. Tujuan: Untuk mengetahui bahwa jambu biji merah (Psidium Guajava L.) dapat diformulasikan dalam bentuk sediaan krim masker dan tidak mengiritasi kulit. Metode: Penelitian ini menggunakan metode eksperimen laboratorium, dengan konsentrasi Jambu biji merah yang digunakan adalah 2%, 3%, 4% dan blanko. Beberapa pengujian telah dilakukan terhadap sediaan antara lain: uji homogenitas, penentuan pH, penentuan tipe emulsi, dan uji iritasi terhadap kulit sukarelawan. Kesimpulan: penelitian adalah bahwa sari buah Jambu biji merah (Psidium Guajava L.) dapat diformulasikan sebagai krim masker dan tidak mengiritasi kulit.

Page 4 of 13 | Total Record : 126