cover
Contact Name
Saskiyanto Manggabarani
Contact Email
lppm@helvetia.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
duniafarmasi@helvetia.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota medan,
Sumatera utara
INDONESIA
Jurnal Dunia Farmasi
ISSN : -     EISSN : 25483560     DOI : -
Core Subject : Health, Science,
Jurnal Dunia Farmasi secara resmi yang dikelola oleh Program Studi S1 Farmasi Institut Kesehatan Helvetia (IKH) yang artikelnya dapat diakses dan unduh secara online oleh publik. Jurnal ini adalah jurnal review nasional, yang terbit 3 (tiga) kali dalam setahun pada bulan Desember, April dan Agustus dengan topik-topik keunggulan hasil penelitian di bidang pelayanan dan praktek kefarmasian, pengobatan masyarakat, teknologi kefarmasian serta disiplin ilmu kesehatan yang terkait erat. Jurnal ini memfokuskan pada tema meliputi Farmasi Klinis, Farmasi Komunitas, Farmasetika, Kimia Farmasi, Farmakognosi, Fitokimia.
Arjuna Subject : -
Articles 126 Documents
Isolasi dan Identifikasi Senyawa Flavonoid dalam Daun Kumak (Lactuca indica L.) Hepni Hepni
Jurnal Dunia Farmasi Vol 4, No 1 (2019): Edisi Desember
Publisher : Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi dan Kesehatan, Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jdf.v4i1.4557

Abstract

Pendahuluan: Secara tradisional Lactuca indica L. digunakan untuk menambah nafsu makan, memperlancar pencernaan menambah stamina, mengobati penyakit gondok, mengobati sakit lambung, menurunkan kolesterol, kadar gula darah dan risiko kanker. Hasil pemeriksaan skrining fitokimia simplisia dan ekstrak dijumpai adanya senyawa flavonoid, tanin, saponin, glikosida dan triterpenoid/ steroid. Tujuan: Untuk mengisolasi senyawa flavonoida dari ekstrak Daun Kumak lalu mengidentifikasi golongan senyawa dengan spektrofotometri UV-Vis. Metode: Ekstraksi dilakukan dengan maserasi bertingkat menggunakan pelarut etanol 80%, selanjutnya ekstrak etanol difraksinasi dengan etil asetat dan terakhir dengan n-heksana. Flavonoida diisolasi menggunakan kromatografi kertas (Kkt) dan isolat dikarakterisasi dengan spektrofotometri UV-Vis. Hasil: Isolat berfluoresensi biru lemah dibawah lampu UV 366 nm, hasil spektrofotometri Uv-Vis terdapat dua puncak pada λ maksimum 336,2 nm (pita I) dan 271,2 nm (pita II). Kesimpulan: Diduga isolat merupakan golongan flavonol, yang dapat dilihat dari rentang panjang gelombangnya yaitu antara 350-385 nm (pita I) dan 250-280 nm (pita II).
Efektivitas Sediaan Gel dari Ekstrak Etanol Daun Pegagan (Centellaasiacita L ) dan Daun Pepaya (Carica papaya L Agus Virend Siahaan; Adek Chan
Jurnal Dunia Farmasi Vol 2, No 2 (2018): Edisi April
Publisher : Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi dan Kesehatan, Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jdf.v2i2.4397

Abstract

Pendahuluan: Pengetahuan dan pengalaman nenek moyang pada zaman dahulu telah mampu mengatasi permasalahan kesehatan dengan menggunakan obat tradisional. Seperti daun pegagan (Centellaasiacita) dan daun pepaya (Caricapapaya L.) yang sebagian masyrakat telah mengetahui khasiatnya seperti anti septik, menambah nafsu makan dan juga bermamfaat dalam penyembuhan luka bakar.Tujuan: Untuk mengetahui daun pegagan (Centella asitica L.Urb.)dan daun Pepaya(Carica papaya) dapat dijadikan sebagai bahan pembuatan gel luka bakar. Metode: Penelitian ini bersifat eksperimental. Daun pegagan (Centella asiacita ) dan daun pepaya (Carica papaya L.) di ekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Tiap kelompok uji masing-masing terdiri dari 5 ekor mencit jantan. Sediaan gel dibuat kedalam 3 sediaan dengan konsentrasi (1%, 3%, 5%). Selanjutnya gel dan control positif (neomicinsulfat) di ujikan pada tiap-tiap kelompok percobaan, kemudian dibandingkan kemampuan penyembuhan lukanya. Hasil: penelitian menunjukkan pada perlakuan pengobatan menggunakan ekstrak etanol daun pegagan dan daun papaya perubahan luka menurun secara perlahan-lahan. Pada konsentrasi 1%, 3% perubahan luka bakar mengecil, 5,0 mm dan 3,2 mm, sedangkan pada konsentrasi 5% perubahan luka bakar mengecil jadi 2,4 mm, sedangkan control positif mengecil menjadi 1 mm setelah pengujian selama 12 hari. Kesimpulan: Penelitian ini adalah gel ekstrak etanol kombinasi daun pegagan dan daun papaya dapat berkhasiat dalam penyembuhan luka bakar. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak efek penyembuhan lukanya semakin cepat, tetapi masih lebih bagus dengan control positif (Neomicinsulfat).
Gambaran Persepsi Masyarakat Tentang Obat Generik dan Obat Merek Dagang di Daerah Pasar Lam Ateuk Aceh Besar Mutawatir Mutawatir; Adek Chan; Darwin Syamsul
Jurnal Dunia Farmasi Vol 3, No 2 (2019): Edisi April
Publisher : Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi dan Kesehatan, Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jdf.v3i2.4478

Abstract

Pendahuluan;Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.02/I/2010 obat generik adalah obat dengan nama resmi International Non Propietary Names (INN) yang ditetapkan dalamFarmakope Indonesia atau buku standar lainnya untuk zat khasiat yang dikandungnya. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.02/068/I/2010 obat bermerek dagang adalah obat generik dengan nama dagang yang menggunakan nama milik produsen obat yang bersangkutan. Dari satu nama generik dapat di produksi berbagai macam sediaan obat dengan nama dagang yang berbeda. Tujuan; Untuk untuk mengetahui gambaran persepsi masyarakat tentang obat generik dan obat merek dagang  di Daerah Pasar Lam Ateuk Kabupaten Aceh Besar yang meliputi defenisi, harga, mutu, dan peraturan pemerintah.Metode; Penelitian ini menggunakan metode Deskriptif dengan menggunakan metode pengumpulan data berupa kuesioner yaitu menggambarkan persepsi  masyarakat tentang obat generik dan obat merek dagang  di Daerah Pasar Lam Ateuk Kabupaten Aceh Besar yang meliputi defenisi, harga, mutu, dan peraturan pemerintah. Hasil;Hasil penelitian dapat diketahui bahwa dari 69 orang responden hanya 1 responden memiliki persepsi baik terhadap pengertian obat generik dan obat merk dagang di Daerah Pasar Lam Ateuk Aceh Besar dengan presentase 1,4%, dan sebanyak 43 responden yang memiliki persepsi cukup dengan presentase 62,3%, sedangkan sebanyak 25 responden yang memiliki pengetahuan kurang dengan persentase 36,2%. Kesimpulan; Dapat disimpulan bahwa persepsi masyarakat tentang obat generik dan obat merek dagang di di daerah Pasar Lam Ateuk Aceh Besar dapat dikatagorikan cukup.
Formulasi Sediaan Gel Ekstrak Etanol Daun Salam (Syzygium Polyanthum (Wight) Walp) sebagai Antiseptik Tangan Mutia Rimala; Adek Chan
Jurnal Dunia Farmasi Vol 3, No 1 (2018): Edisi Desember
Publisher : Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi dan Kesehatan, Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jdf.v3i1.4417

Abstract

Pendahuluan: Daun Salam (Syzygium polyanthum (Wight) Walp) merupakan salah satu tanaman yang digunakan oleh masyarakat sebagai bumbu dapur. Selain digunakan sebagai bumbu dapur daun salam juga digunakan oleh masyarakat untuk pengobatan. Kandungan kimia yang terdapat dalam daun salam adalah minyak atsiri (0,05%) yang mengandung sitral dan eugenol, tanin dan flavonoid yang mempunyai aktivitas antibakteri. Penelitian ini Tujuan: untuk mengetahui formulasi sediaan gel dengan penggunaan ekstrak daun salam (Syzygium polyanthum (Wight) Walp) sebagai antiseptik tangan. Metode: Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimental yang menggunakan ekstrak daun salam (Syzygium polyanthum (Wight) Walp) dengan konsentrasi 0% (blanko), 10%, 12% dan 15%. Evaluasi sediaan gel meliputi uji organoleptis, homogenitas, pH, viskositas dan uji iritasi. Hasil: Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan. Hasil dari pengujian yang dilakukan terhadap keempat formulasi diantaranya uji organoleptis (setengah padat dan semakin tinggi konsentrasi, warna yang dihasilkan semakin pekat dan aroma khas ekstrak daun salam). Uji pH berkisar 6,3-6,5, homogen, uji viskositas menunjukkan semakin tinggi konsentrasi ekstrak daun salam maka viskositas sediaan semakin meningkat. Uji iritasi yang memberikan hasil negatif terhadap reaksi iritasi yang diamati. Kesimpulan: dari penelitian ini bahwa ekstrak daun salam (Syzygium polyanthum (Wight) Walp) dapat diformulasikan kedalam sediaan gel antiseptik tangan. Disarankan pada peneliti selanjutnya Perlu dilakukan uji antibakteri untuk mengetahui apakah gel ekstrak daun salam (Syzygium polyanthum (Wight) Walp) aktif menghambat bakteri yang ada ditangan terutama bakteri Staphylococcus aureus.
Formulasi Sediaan Krim Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) sebagai Obat Luka Bakar pada Tikus Putih Jantan Tetty Noverita Khairani; Ruth Mayana Rumanti; Afri Manao
Jurnal Dunia Farmasi Vol 4, No 2 (2020): Edisi April
Publisher : Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi dan Kesehatan, Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jdf.v4i2.4628

Abstract

Pendahuluan: Kulit manggis (Garcinia mangostana L.) memiliki kandungan flavonoid berupa xanton yang memiliki efek anti inflamasi dengan memicu pembentukan kolagen yang berperan penting dalam pemeliharaan struktur dan penyembuhan luka. Adanya senyawa saponin, fenol dan tanin juga mampu mempercepat proses luka bakar pada tikus putih jantan. Tujuan: Untuk mengetahui efek daya sembuh formulasi sediaan krim kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) Sebagai obat luka bakar pada tikus putih jantan. Metode: Merupakan penelitian eksperimental dengan melihat tingkat penyembuhan luka bakar hingga hari ke 21. Hasil: Hasil penelitian ini menunjukan bahwa F0 (kontrol negatif) memiliki rerata persentase penyembuhan luka bakar 27%, F1 (krim ekstrak 5%) memiliki rerata persentase penyembuhan luka bakar 55%, F2 (krim ekstrak 10%) memiliki rerata persentase penyembuhan luka bakar 67%, F3 (krim ekstrak 15%) memiliki rerata persentase penyembuhan luka bakar 83%. Kesimpulan: Proses percepatan penyembuhan luka bakar pada hari ke 21 dihasilkan oleh krim ekstrak etanol F3 dimana hasil analisis data pengukuran diameter luka bakar dengan uji one way ANOVA menunjukan nilai signifikan p0,05 yaitu sebesar p=0,000 yang berarti bahwa terdapat perbedaan bermakna pada tiap kelompok perlakuan.
Persepsi Konsumen terhadap Pelayanan Kefarmasian Apotik di Jemadi Natural Bustami Bustami; Khairani Fitri
Jurnal Dunia Farmasi Vol 2, No 2 (2018): Edisi April
Publisher : Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi dan Kesehatan, Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jdf.v2i2.4402

Abstract

Pendahuluan: Masyarakat Indonesia saat ini membutuhkan pelayanan kesehatan yang bermutu berdasarkan lima dimensi yaitu tingable (bukti nyata), reliability (kehandalan), responsiveness (ketanggapan), assurance (jaminan) dan empathy (perhatian). Tujuan: untuk mengetahui bagaimana persepsi konsumen terhadap pelayanan kefarmasian yang diterapkan di Apotek Jemadi Natural Tahun 2017. Metode: Penelitian ini dilakukan menggunakan penelitian deskriptif. Jumlah sampel 172orang. Hasil penelitian dianalisis menggunakan analsis univariat. Hasil: penelitian pelayanan kefarmasian adalah Tingible (bukti nyata) konsumen yang mengatakan tidak baik sebanyak 24 orang (14%), cukup baik sebanyak 18 orang (10,5%), baik sebanyak 97 (56,3%), dan sangat baik 33 (19,2%).Reliability (kehandalan)konsumen yang mengatakan tidak baik tidak ada, cukup baik sebanyak 11 orang (6,4%), baik 61 orang (35,5%), dan sangat baik 100 orang (58,1%).Responsiveness (Ketanggapan)konsumen yang mengatakan tidak baik tidak ada, cukup baik sebanyak 16 orang (9,3%), baik 99 orang (57,6%), dan sangat baik 57 orang (33,1%).Assurance (Jaminan) konsumen yang mengatakan tidak baik tidak ada, cukup baik sebanyak 14 orang (8,1%), baik 60 orang (34,9%), dan sangat baik 98 orang (57%).Empathy (Perhatian) konsumen yang mengatakan tidak baik sebanyak 1 orang (0,6%), cukup baik sebanyak 9 orang (5,2%), baik 95 orang (55,2%), dan sangat baik 97 orang (39%). Kesimpulan: penelitian ini yaitu persepsi konsumen pelayanan kefarmasian di apotekJemadi Natural lebih banyak mengatakan baik dalam arti pelayanan kefarmasian sudah lebih memperhatikan kekurangan fasilitas salah satunya parkir,  ruang tunggu, pelayanan, buktinyata, kehandalan, ketanggapan, jaminan, danperhatiandi apotekJemadi Natural.
Kesesuaian Pemilihan Obat ISPA pada Balita Di RSUD Kuala Kurun Rita Septiana; Risma Sakti Pambudi; Meiga Susana
Jurnal Dunia Farmasi Vol 5, No 2 (2021): Edisi April
Publisher : Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi dan Kesehatan, Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jdf.v5i2.4792

Abstract

Pendahuluan: Saat ini Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) masih menjadi masalah kesehatan utama di Indonesia dimana selalu menempati urutan pertama penyebab kematian bayi. Provinsi Kalimantan Tengah merupakan adalah salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki jumlah titik api terbanyak akibat seringnya terjadi kebakaran hutan. Hal tersebut menyebabkan turunnya tingkat kesehatan masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung, terutama pada anak balita (bawah lima tahun). Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penggunaan serta kesesuaian jenis terapi antibiotik dan suportif yang diberikan pada pasien rawat inap balita di RSUD Kuala Kurun periode Juli-Desember 2019. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dianalisis secara deskriptif. Analisa kesesuaian terapi menggunakan pedoman Model Formulary For Children 2010 dan Pharmacetical Care untuk Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan akut 2005. Hasil: Antibiotik yang paling sering diberikan pada pasien ISPA balita adalah sefotaksim sebanyak 45,9%, sedangkan obat untuk terapi suportif yang banyak digunakan adalah parasetamol sebesar 37,9%. Kesimpulan: Kesesuaian penggunaan obat ISPA berdasarkan Model Formulary for Children 2010 dan Pharmaceutical Care untuk penyakit infeksi saluran pernafasan tahun 2005 menunjukkan 83 (78,3%)  pasien mendapatkan obat yang sesuai.
Pengaruh Penambahan Fruktosa dan Waktu Fermentasi terhadap Kualitas Nata de Citrullus Khairani Fitri
Jurnal Dunia Farmasi Vol 5, No 3 (2021): Edisi Agustus
Publisher : Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi dan Kesehatan, Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jdf.v5i3.5014

Abstract

Nata adalah produk kaya serat yang dibuat dari berbagai media dengan persyaratan cukup sumber karbon (5-10%), nitrogen (0,4-0,6%), pH (4,0-5,0) dan suhu (28-31oC). Fruktosa dapat ditambahkan sebagai sumber karbon. Lama fermentasi dapat menyebabkan selulosa hasil sekresi Acetobacter xylinum akan berikatan kuat satu dengan yang lainnya membentuk lapisan-lapisan yang terus menebal. Urea adalah salah satu sumber nitrogen pada pembuatan nata dan tauge juga bisa dijadikan sumber karbon pada pembuatan nata. Karbohidrat pada semangka bisa dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan nata. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan fruktosa dan waktu fermentasi dengan tauge sebagai sumber nitrogen terhadap kualitas nata de citrullus dan pada konsentrasi berapakah dan waktu fermentasi yang menghasilkan nata de citrullus paling baik. Konsentrasi fruktosa yang digunakan pada penelitian ini yaitu 2%, 4% dan 6% dengan waktu fermentasi 11 hari 13 hari dan 15 hari dengan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL). Hasil penelitian diperoleh bahwa pembuatan nata dapat dilakukan dengan menggunakan bahan baku sari buah semangka dengan cara penambahan Acetobacter xylinum, asam cuka, tauge, fruktosa pada media sari buah semangka melalui proses fermentasi. Penambahan fruktosa yang paling optimal yaitu konsentrasi 6% dengan waktu fermentasi 15 hari menghasilkan kadar air, kadar serat, rendemen, ketebalan dan organoleptik warna, aroma, tekstur serta rasa yang paling baik. Penggunaan tauge sebagai sumber nitrogen pada pembuatan nata de citrullus lebih baik dibandingkan dengan penggunaan urea.
Faktor yang Memengaruhi Biaya Riil pada Pasien JKN Pneumonia Komuniti Pediatrik Rawat Inap di RSUD Dr. Moewardi Ratna Mildawati Wati
Jurnal Dunia Farmasi Vol 5, No 3 (2021): Edisi Agustus
Publisher : Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi dan Kesehatan, Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jdf.v5i3.4970

Abstract

Pendahuluan :Pneumonia komuniti merupakan radang paru-paru yang disebabkan oleh mikroorganisme dan terjadi akibat infeksi di luar rumah sakit. Pneumonia komuniti pediatrik merupakan salah satu penyakit yang pembiayaannya diatur dalam tarif INA-CBG’s.Tujuan:penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yangmemengaruhi biaya riil pengobatan pada pasien pneumonia komuniti pediatrik rawat inap di RSUD Dr. Moewardi. Metode Penelitian ini adalah observasi analitik  secara retrospektif dengan menggunakan pendekatan penelitian cross sectional menurut prespektif rumah sakit... Analisis faktor-faktor yang memengaruhi biaya riil menggunakan analisis korelasi Spearman’s rho.Hasil :Total biaya terapi pneumonia pediatrik kelas 3 sebesar Rp 258.276.675 dengan rata-rata keparahan ringan sebesar Rp 2.869.055, rata-rata keparahan sedang sebesar Rp 4.582.153, rata-rata keparahan berat sebesar Rp 9.641.972. Analisis faktor yang memengaruhi biaya riil pengobatan pneumonia komuniti pediatrik menunjukkan Umur (p=0,482) LOS (p= 0,000) dan prosedur (p= 0,003). Kesimpulan :faktor yang memengaruhi biaya riil pengobatan pneumonia komuniti pediatrik adalah LOS dan prosedur
Uji Aktivitas Senyawa Dibutiltimah (IV) N-Benzilmetilditiokarbamat Terhadap Bakteri Escherichia coli dan Bakteri Staphylococcus aureus Tri Hadijah
Jurnal Dunia Farmasi Vol 5, No 3 (2021): Edisi Agustus
Publisher : Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi dan Kesehatan, Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jdf.v5i3.5000

Abstract

Pendahuluan: Salah satu penyebab timbulnya penyakit yang paling sering terjadi adalah lingkungan yang tidak sehat akibat terpapar oleh bakteri. Di Indonesia, masalah kerusakan yang diakibatkan oleh bakteri sangat banyak termasuk bakteri yang menyebabkan penyakit seperti bakteri Escherichia Coli dan Staphylococcus aureus. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menghambat paparan bakteri pada makhluk hidup adalah dengan membuat suatu bahan atau zat antibakteri. Tujuan: Uji aktivitas senyawa dibutiltimah (iv) n-benzilmetilditiokarbamat dilakukan untuk mencari gambaran struktur dan aktivitas antibakteri terhadap bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureusMenjelaskan tujuan utama penelitian. Metode: Senyawa ini disintesis dengan penambahan N-benzilmetilamina + karbon disulfida + logam dibutiltimah (IV) diklorida dan menghasilkan serbuk sebanyak 1.2 g. Dilakukan identifikasi menggunakan FTIR, NMR dan pengujian antibakteri dengan metode kertas cakram menggunakan media MHA (Mueller Hinton Agar). Hasil: Hasil analisa FTIR senyawa kompleks diperoleh gugus (C-C), (C=N), (C-H), (C-S), (C-N), (N-H) dan(Sn-C). Hasil analisa 1H NMR dan 13C NMR diperoleh CH3, CH2, dan C aromatik dan hasil pengujian aktivitas antibakteri dengan bobot 0.050 g dapat dikategorikan kuat dalam aktivitas antibakteri. Kesimpulan: Kesimpulan senyawa ini berhasil disintesis dan dikarakterisasi dengan gambaran struktur dan senyawa ini mempunyai aktivitas sebagai agen antibakteri dengan kategori kuat

Page 7 of 13 | Total Record : 126