cover
Contact Name
Suciati
Contact Email
psuciati@ecampus.ut.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jp-ut@ecampus.ut.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota tangerang selatan,
Banten
INDONESIA
Jurnal Pendidikan
Published by Universitas Terbuka
ISSN : 14111942     EISSN : 24433586     DOI : -
Core Subject : Education,
Jurnal Pendidikan diterbitkan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Terbuka. Jurnal ini memuat artikel yang ditulis berdasarkan hasil penelitian dan analisis konseptual mencakup berbagai dimensi pendidikan, seperti kurikulum, pembelajaran, evaluasi, manajemen, kualitas Pendidikan, dan pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi, dalam berbagai jenjang pendidikan dan modus penyampaian pembelajaran
Arjuna Subject : -
Articles 5 Documents
Search results for , issue " Vol 15 No 1 (2014)" : 5 Documents clear
PEMBELAJARAN INTEGRATIF DALAM MATAKULIAH MATERI DAN PEMBELAJARAN IPA SD DENGAN KONSEP DASAR IPA PADA MAHASISWA S1 PGSD UT SURABAYA Surasmi, Wuwuh Asrining; Supardiyono, Supardiyono
Jurnal Pendidikan Vol 15 No 1 (2014)
Publisher : LPPM Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

To improve the quality of science education in elementary first step is to improve the quality of teachers and prospective science teachers in primary schools, especially in teacher education institutions, one of which is in UT. This study aims to describe the first implementation model of integrative learning in the course material and tutorial activities Elementary Science Lesson with IPA Basic Concepts in the S-1 student PGSD pokjar Tuban. Secondly to describe the effectiveness of the implementation of integrative learning in the course material and tutorial activities Elementary Science Lesson with IPA Basic Concepts in improving the mastery of basic science concepts and the ability to plan student learning in the S-1 PGSD pokjar Tuban. Third to describe the influence of the implementation of integrative learning in the course material and tutorial activities Elementary Science Lesson with IPA Basic Concepts on learning achievement and course materials to students of elementary Science Lesson S-1 PGSD Pokjar Tuban. This research is the development of learning tools such as: Design Activity Tutorial (RAT), Unit Events Tutorial (SAT), Draft Evaluation (RE), and the Student Worksheet (MFI). Software development refers to the four D model proposed by Thiagarajan and Semmel (1974:6). Learning tools developed quite fit for use, can improve the ability to make lesson plans and student learning outcomes. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan IPA di SD langkah pertama yang dilakukan adalah meningkatkan kualitas guru dan calon guru IPA di SD, khususnya di lembaga pendidikan guru, salah satunya adalah di UT. Penelitian ini bertujuan untuk pertama mendeskripsikan model implementasi pembelajaran integratif dalam kegiatan tutorial matakuliah Materi dan Pembelajaran IPA SD dengan Konsep Dasar IPA pada mahasiswa S-1 PGSD pokjar Kabupaten Tuban. Kedua untuk mendeskripsikan efektifitas implementasi pembelajaran integratif dalam kegiatan tutorial matakuliah Materi dan Pembelajaran IPA SD dengan Konsep Dasar IPA dalam meningkatkan penguasaan konsep dasar IPA dan kemampuan membuat perencanaan pembelajaran pada mahasiswa S-1 PGSD pokjar Kabupaten Tuban. Ketiga untuk mendeskripsikan besar pengaruh implementasi pembelajaran integratif dalam kegiatan tutorial matakuliah Materi dan Pembelajaran IPA SD dengan Konsep Dasar IPA terhadap prestasi belajar matakuliah Materi dan Pembelajaran IPA SD pada mahasiswa S-1 PGSD Pokjar Kabupaten Tuban. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan perangkat pembelajaran yang berupa: Rancangan Aktivitas Tutorial (RAT), Satuan Acara Tutorial (SAT), Rancangan Evaluasi (RE), dan Lembar Kerja Mahasiswa (LKM). Pengembangan perangkat mengacu pada four D model yang dikemukakan oleh Thiagarajan dan Semmel (1974:6). Perangkat pembelajaran yang dikembangkan cukup layak digunakan, dapat meningkatkan kemampuan membuat RPP dan hasil belajar mahasiswa.  
PENILAIAN PERFORMA DALAM PEMBELAJARAN SAINS Purnama, R. Dicky Agus; Pribadi, Benny Agus
Jurnal Pendidikan Vol 15 No 1 (2014)
Publisher : LPPM Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This article will elaborate the use of performance assessment to measure students competencies in learning science. What type of performance assessment appropriate to assess students learning outcome of science? The answer of this question is necessary for the teachers to determine the best assessment technique in science. Basically science can be considered as the root of knowledge and technology. Learning activities in science should be designed in order to facilitate students learning. It is a constructive process which requires students to study concepts inductively. Learning activities in science should be based on constructivism learning theory which encourages students to build their own knowledge and to apply it in the real world. Learning science should involve several essentials activities such as student involvement (engagement); extracting knowledge (exploration); presenting the findings (explanation); understanding knowledge (elaboration); and achievement learning competencies (assessment). It is necessary to implement performance assessment to measure the students learning outcome in science. Penulisan artikel ini bertujuan untuk mengelaborasi implementasi penilaian performa siswa untuk mengukur kemampuan siswa dalam mempelajari isi atau mata pelajaran sains. Bentuk penilaian seperti apa yang diperlukan untuk mengetahui kompetensi siswa setelah mempelajari mata pelajaran sains? Jawaban terhadap pertanyaan ini sangat diperlukan untuk dapat merancang dan mengembangkan sistem penilaian untuk mengukur kemampuan siswa dalam mata pelajaran sains. Sains atau science pada hakekatnya merupakan akar perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek). Pembelajaran sains pada semua jenjang pendidikan perlu dirancang agar menarik dan bermakna bagi siswa. Aktivitas dalam pembelajaran sains harus memanfaatkan pendekatan dan teori belajar konstruktivistik yang mendorong siswa dapat membangun pengetahuan dan mengaplikasikannya dalam dunia nyata. Pembelajaran sains berbasis teori belajar konstruktivistik bercirikan belajar seperti: Keterlibatan siswa (engagement); penggalian pengetahuan (exploration); penjelasan (explanation); penjabaran (elaboration); dan penilaian (assessment). Dalam aktivitas pebelajaran sains berbasis teori belajar konstruktivistik penilaian hasil belajar menekankan pada performa siswa dalam mengintegrasikan pengetahuan-fenomena alam. Artikel ini akan mengupas implementasi konsep penilaian performa atau performance assessmentdalam pembelajaran sains berbasis teori belajar konstruktivistik.
PEMILIHAN BUTIR SOAL PADA RANCANGAN TES ADAPTIF BERDASARKAN EFFICIENCY BALANCED INFORMATION Santoso, Agus
Jurnal Pendidikan Vol 15 No 1 (2014)
Publisher : LPPM Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

One of the most popular item selection methods in the design of adaptive testing is Maximum Information Method. This method provides the items with the maximum information at a certain level of selecting ability. The lack of this method is rarely accurate in estimating the level of ability of the examinees at the beginning of the test and tends to select items with higher discrimination-parameter value than items with lower discrimination-parameter. It creates problem in maintaining item bank. Therefore, another method should be found. The objective of the study is to determine the performance of the application of the estimation method Balanced Efficiency Information (EBI) on the design of an adaptive test. This research was carried out through a simulation study in the setting of organizing the Open University final exams. Item bank for the purposes of simulation models based on 3 parameters Item Response Theory was contructed a total of 900 items were generated base on the ideal parameter of the item specifications. Two selection criteria items were simulated, namely Information Maximum and EBI Maximum. Those two criteria were also designed to meet the content balancing. This is to ensure that the algorithm is appropriate with the applicable UT modular learning, meaning items of each module were proportionally represented and suited the blueprint. The tests will be stopped at when the standard error of estimate ( standard error of estimation = SEE ) is 0.3.The study summarized that the algorithm of EBI was more accurate than the Maximum Information criteria in estimating performance capabilities of participants. This is indicated by the value of the bias and the standard deviation of EBI is smaller than Maximum Information criterias. Another advantage of the application of the EBI Maximum is optimally utilizing of the item bank. The items with low level of the discrimination-parameter will also be chosen at the begining of the test. The maximum information criterion is more efficient in terms of test length but less optimally of the item bank utilization. Salah satu metode pemilihan butir soal yang popular digunakan dalam rancangan tes adaptif adalah metode Informasi Maksimum. Melalui metode ini, butir soal yang memiliki informasi maksimum pada tingkat kemampuan tertentu akan dipilih dan diberikan kepada peserta tes. Namun kelemahan dari metode ini adalah kurang akurat dalam mengestimasi tingkat kemampuan peserta pada awal tes dan memiliki kecenderungan untuk memilih butir dengan nilai daya pembeda parameter butir yang tinggi dibandingkan butir dengan nilai parameter daya pembeda yang rendah, sehingga menimbulkan masalah pemeliharaan butir soal dalam bank soal. Karena itu dicari cara lain untuk mengatasi masalah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui performa hasil estimasi dari penerapan metode Efficiency Balanced Information (EBI) pada rancangan tes adaptif. Penelitian ini dilakukan melalui studi simulasi dalam setting penyelenggaraan ujian akhir semester Universitas Terbuka. Bank soal untuk keperluan simulasi dibangkitkan berdasarkan model Item Response Theory 3 parameter. Sebanyak 900 butir soal dalam bank soal bangkitan dengan spesifikasi parameter butir yang ideal. Dua kriteria pemilihan butir soal yang disimulasikan yaitu Informasi Maksimum dan EBI Maksimum yang juga dirancang agar memenuhi keseimbangan isi. Hal ini agar menjamin bahwa algoritma yang dihasilkan sesuai dengan pembelajaran moduler yang diterapkan UT, artinya butir soal setiap modul secara proporsional terwakili dan sesuai kisi-kisi. Aturan pemberhentian tes menggunakan kesalahan baku estimasi (standard error of estimation=SEE) sebesar 0,3. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa algoritma rancangan tes adaptif dengan kriteria EBI menghasilkan performa hasil estimasi kemampuan peserta yang lebih akurat dibandingkan kriteria Informasi Maksimum. Hal ini ditunjukkan oleh nilai bias dan simpangan baku pengukuran yang lebih kecil dibandingkan kriteria Informasi Maksimum. Kelebihan lain dari penerapan kriteria EBI Maksimum adalah kebermanfaatan bank soal lebih optimal karena butir-butir soal dengan tingkat daya beda rendah juga dimunculkan khususnya pada awal tes. Sedangkan kriteria Informasi Maksimum walaupun lebih efisien dari sisi panjang tes tetapi kurang optimal dalam memanfaatkan bank soal.
MODEL PENGEMBANGAN KEMAMPUAN PRA-MEMBACA-MENULIS BERBASIS KARAKTER Widuroyekti, Barokah; Sulistiyono, Sulistiyono
Jurnal Pendidikan Vol 15 No 1 (2014)
Publisher : LPPM Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The article draws on research that aims to develop a model of the development of pre-reading-writing ability of a character-based education in kindergarten. The study was used the Research and Development method involving teachers and children at three kindergartens in Jombang. The procedure consists of two phases study, the preliminary studies and model development. Data collected by observation, interviews, documentation, questioner techniques, validation testing experts, and the results are analyzed with qualitative analysis techniques. The results showed that teachers require manual and development model's to pre-reading-writing ability of a character-based, as well as scenario development activity. The model of development gives the possibility for children to develop the ability to recognize text and pre-reading-writing through story. Development model cantains character values on planning, include: objectives, materials, and activities, as well as the implementation, include: introduction, core, and closing activities. Artikel ini disusun berdasarkan penelitian yang bertujuan mengembangkan model pengembangan kemampuan pra-membaca-menulis berbasis pendidikan karakter di TK. Penelitian dilakukan menggunakan pendekatan penelitian pengembangan melibatkan guru-guru dan anak-anak di tiga TK Kabupaten Jombang. Prosedur penelitian terdiri atas dua tahap, yakni studi pendahuluan dan pengembangan model. Data dikumpulkan dengan teknik observasi, wawancara, dokumentasi, kuesioner dan uji validasi pakar, serta hasilnya dianalisis dengan teknik analisis kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru membutuhkan panduan dan model pengembangan kemampuan pra-membaca-menulis berbasis karakter, serta skenario kegiatan pengembangan. Model pengembangan yang dihasilkan memungkinkan anak mengenal tulisan dan mengembangkan kemampuan pra-membaca-menulis melalui cerita. Model pengembangan memuat nilai karakter pada komponen perencanaan, meliputi: tujuan, materi, dan kegiatan, serta pada pelaksanaan meliputi: pendahuluan, inti, dan penutup.
MODEL PENDIDIKAN KETERAMPILAN HIDUP (LIFE SKILLS) BAGI ANAK PUTUS SEKOLAH KORBAN LUMPUR LAPINDO Sutini, Sutini; Daulay, Pardamean
Jurnal Pendidikan Vol 15 No 1 (2014)
Publisher : LPPM Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This article aims to describe the development of models of educational research skills (life skills) for school dropouts Lapindo mudflow victims. Collecting data dropouts and the desired type of life skills is done through interviews and kuesinoer. While the development of life skills education model using the methods of research and development by modifying the model Plomp. Data were analyzed descriptively and the average percentage and kualitatiof analysis model of Miles and Huberman (1992). The results showed that the characteristics of school dropouts in the Lapindo mudflow victims Siring village and sub-district Renojoyo Porong, Besuki village and Pejarakan Jabon subdistrict, and village districts Sentul Tanggulangin Kedungbendo and numbered 67 people. Of these the majority of high school education or equivalent, ie 30 people or 44.78%, while 26 people or 38.80% junior high school graduates, and 11 people, or 16.41% of primary school graduates or equivalent. Mostly aged between 16 and 18 years of age, ie 39 (58.20%). Type the desired skills are service motorcycles, sewing, mobile phone service, and home industries. Memindaklanjuti desire for school dropouts Lapindo mudflow victims (APSKLL), the three modules developed life skills education, the service module motorcycles, sewing skills module, and mobile phone service modules. Writing module is made as simple as possible, the basic material content, word choice tailored to the educational level, and comes in the form of examples and illustrative pictures are clear. However, the module has not been tested because it was before used in the training of life skills education for APSKLL advisable to conduct research trials modu use. Artikel ini bertujuan mendeskripsikan hasil penelitian pengembangan model pendidikan keterampilan hidup (life skills) bagi anak putus sekolah korban lumpur Lapindo. Pengumpulan data anak putus sekolah dan jenis keterampilan hidup yang diinginkan dilakukan melalui metode wawancara dan kuesiner. Sementara pengembangan model pendidikan keterampilan hidup menggunakan metode penelitian dan pengembangan dengan memodifikasi model Plomp. Data dianalisis secara deskriptif persentase dan rata-rata serta analisis kualitatif model Miles dan Huberman (1992). Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik anak putus sekolah korban lumpur Lapindo di desa Renojoyo dan Siring kecamatan Porong, desa Besuki dan Pejarakan Kecamatan Jabon, dan desa Kedungbendo dan Sentul kecamatan Tanggulangin berjumlah 67 orang. Dari jumlah tersebut sebagian besar berpendidikan SLTA atau sederajat, yakni 30 orang atau 44,78%, sedangkan 26 orang atau 38,80% lulusan SMP atau sederajat, dan 11 orang atau 16,41% lulusan SD atau sederajat. Sebagian besar berusia antara 16 sampai usia 18 tahun, yakni 39 orang (58,20%). Jenis keterampilan yang diinginkan adalah service sepeda motor, menjahit, service handphone, dan home industri. Untuk memindaklanjuti keinginan anak putus sekolah korban lumpur Lapindo (APSKLL) tersebut, dikembangkan tiga modul pendidikan keterampilan hidup, yakni modul service sepeda motor, modul keterampilan menjahit, dan modul service handphone. Penulisan modul dibuat sesederhana mungkin, isi materi yang mendasar, pilihan kata disesuaikan dengan tingkat pendidikan, serta dilengkapi ilustrasi berupa contoh dan gambar-gambar yang jelas. Namun, modul tersebut belum diujicoba, karena itu sebelum dipergunakan dalam pelatihan pendidikan keterampilan hidup bagi APSKLL disarankan untuk melakukan penelitian uji coba penggunaan modu.

Page 1 of 1 | Total Record : 5