cover
Contact Name
Suciati
Contact Email
psuciati@ecampus.ut.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jp-ut@ecampus.ut.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota tangerang selatan,
Banten
INDONESIA
Jurnal Pendidikan
Published by Universitas Terbuka
ISSN : 14111942     EISSN : 24433586     DOI : -
Core Subject : Education,
Jurnal Pendidikan diterbitkan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Terbuka. Jurnal ini memuat artikel yang ditulis berdasarkan hasil penelitian dan analisis konseptual mencakup berbagai dimensi pendidikan, seperti kurikulum, pembelajaran, evaluasi, manajemen, kualitas Pendidikan, dan pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi, dalam berbagai jenjang pendidikan dan modus penyampaian pembelajaran
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol. 13 No. 1 (2012)" : 6 Documents clear
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KIMIA RINTISAN SMA BERTARAF INTERNASIONAL KELAS XI MATERI LAJU REAKSI Inova Putri Carera; I Wayan Dasna
Jurnal Pendidikan Vol. 13 No. 1 (2012)
Publisher : LPPM Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (517.234 KB) | DOI: 10.33830/jp.v13i1.349.2012

Abstract

This study was aimed to develop teaching materials about chemical reaction rate which covered materials adapted to A-Level High School students of grade XI in Pioneer International Standard High School (RSMA-BI). The developmental research was adopting the instructional development model 4D which include four stages of development, namely define, design, develop, and disseminate. Instructional materials were written in English consist of seven topics titled: Reaction Rate Concept, The Exchange's Expressions, Rate Law and Reaction Order, Experimental Determination of a Rate Law, Reaction Mechanism, Theories of Reaction Rate, Factors Affecting Reaction Rate. Results of content validation from content experts obtained the average score of 3. 56 of 14 range of scores which means valid / good / decent. Test limited to high school students of RSBI obtained an average score of 3.35 (valid / good / decent). The results of the use of teaching materials obtained a score of 77.8 which is above the minimal passing grade (75). Therefore it can be concluded that the materials were feasible to be used in the classroom.Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar laju reaksi dengan cakupan materi yang disesuaikan dengan A-Level untuk siswa kelas XI Rintisan Sekolah Menengah Atas Bertaraf Internasional (RSMA-BI. Rancangan penelitian pengembangan mengadaptasi model pengembangan bahan ajar Model 4D yang meliputi empat tahap pengembangan, yaitu define, design, develop dan disseminate. Produk pengembangan adalah bahan ajar kimia RSMA-BI kelas XI materi laju reaksi yang ditulis dalam bahasa Inggris menggunakan pendekatan kontekstual. Bahan ajar terdiri atas empat bagian utama yaitu pendahuluan, materi, evaluasi dan penutup. Materi tersusun atas tujuh sub materi yaitu Reaction Rate Concept, The Rates Expressions, Rate Law and Reaction Order, Experimental Determination of a Rate Law, Reaction Mechanism, Theories of Reaction Rate, Factors Affecting Reaction Rate. Hasil validasi isi dari ahli materi diperoleh nilai rata-rata 3,56 dari rentang skor 1-4 dengan kriteria valid/baik/layak. Hasil uji terbatas pada siswa SMA RSBI diperoleh nilai rata-rata 3,35 dari rentang skor 1-4 dengan kriteria valid/baik/layak. Hasil uji penggunaan bahan ajar diperoleh skor sebesar 77,8. Skor ini diatas SKM (Skor Kelulusan Minimal) yaitu 75 sehingga dapat disimpulkan bahwa bahan ajar telah layak dan dapat digunakan dalam pembelajaran di kelas.
PERBANDINGAN PENGGUNAAN MULTIMEDIA SECARA TUTORIAL DAN PRESENTASI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA KONSEP SISTEM PERTAHANAN TUBUH Eni Nuraeni; Dadang Machmudin; Tenten Hermansyah
Jurnal Pendidikan Vol. 13 No. 1 (2012)
Publisher : LPPM Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (458.251 KB) | DOI: 10.33830/jp.v13i1.351.2012

Abstract

The purpose of this study was to compare the use of multimedia in the presentation and tutorial of mastery of the concept and process skills in science concerning the immune system. The experimental study was designed with Quasy pre-test post-test, multiple nonequivalent group design. Two treatments for each tutorials and presentations class were employed. Instruments consist of basic concept mastery test, the concept and process skills, questionnaires, and interviews. The result showed that there were differences among the two classes. However, there was no significant difference students process skill in science. Communication skills measured showed no significant difference, while the predictive ability measured showed a significant difference. Tujuan penelitian ini adalah membandingkan penggunaan multimedia secara presentasi terhadap penguasaan konsep dan KPS pada konsep sistem pertahanan tubuh melalui penggunaan multimedia secara tutorial dan presentasi. Penelitian ini merupakan Quasy eksperiment dengan desain pre-test post-test, nonequivalent multiple group design. Digunakan dua kelas perlakuan masing-masing untuk kelas tutorial dan presentasi. Instrumen yang digunakan meliputi pokok uji penguasaan konsep, pokok uji KPS, angket dan wawancara. Hasi menunjukan adanya perbedaan penguasaan konsep pada kedua kelas perlakuan. Akan tetapi perlakuan yang diberikan tidak menunjukan adanya perbedaan terhadap KPS siswa. Kemampuan komunikasi yang diukur menunjukan tidak adanya, sedangkan kemampuan prediksi yang diukur menunjukan adanya perbedaan yang signifikan.
EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN JIGSAW PADA POKOK BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR Idha Novianti
Jurnal Pendidikan Vol. 13 No. 1 (2012)
Publisher : LPPM Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (174.935 KB) | DOI: 10.33830/jp.v13i1.354.2012

Abstract

The objectives of the research are to investigate: (1) Whether the students taught with cooperative learning model STAD type has a better mathematics achievement than students taught with cooperative learning model Jigsaw type and conventional learning model and whether students taught with cooperative learning model Jigsaw type has the mathematics achievement better than students taught with conventional learning model on the subject of Two Variables System of Linear Equations, (2) Among the cooperative learning models STAD type, Jigsaw type and convensional learning model which produces better learning achievement when viewed from the students learning motivation, that is, low, medium and high. The research used a quasi-experimental research method. Its population was all of the students in Grade VIII of The State Junior High School in Surakarta city in the academic year of 2010/2011. The samples of the research were 283 students and were taken by stratified cluster random sampling technique. The data of the research were gathered through documentation, questionnaire, and test. The data of the research were analyzed by using a two-way analysis of variance with unequal cells, the pre-requisite of the analyzed using Lilieforss test for normality test, the homogeneity test used Bartletts test, at the significance level of (?) = 5%. The conclusion of this study are: (1) Students taught by STAD learning model has a better mathematics achievement than students taught by Jigsaw and the conventional learning model and students taught by Jigsaw learning model has the same mathematics achievement than students taught by the conventional learning model on the subject of Two Variables System of Linear Equations, (2) In each category of learning motivations, that is, high, low and medium, students taught by cooperative learning model STAD type has a better mathematics achievement than students taught by cooperative learning model Jigsaw type and the conventional learning model and students taught by cooperative learning model Jigsaw type has the same mathematics achievement than students taught by the conventional learning model. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki: (1) Apakah para siswa diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD memiliki prestasi matematika lebih baik daripada siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran tipe Jigsaw kooperatif dan model pembelajaran konvensional dan apakah siswa diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pencapaian matematika lebih baik daripada siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran konvensional pada subjek Dua Variabel Sistem Persamaan Linear, (2) Di antara model pembelajaran kooperatif jenis STAD, jenis Jigsaw dan model pembelajaran konvensional yang menghasilkan prestasi yang lebih baik belajar bila dilihat dari motivasi belajar siswa, yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuasi-eksperimental. Populasi adalah semua siswa kelas VIII dari Sekolah SMP Negeri di Kota Surakarta pada tahun akademik 2010/2011. Sampel penelitian ini adalah 283 siswa dan diambil dengan teknik cluster sampling stratified random. Data penelitian dikumpulkan melalui dokumentasi, angket, dan tes. Data penelitian dianalisis dengan menggunakan analisis dua arah berbeda dengan sel tak sama, pra-syarat yang dianalisis menggunakan uji Liliefors untuk uji normalitas, uji homogenitas menggunakan uji Bartlett, pada tingkat signifikansi (?) = 5%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah: (1) Siswa diajarkan dengan model pembelajaran STAD memiliki prestasi matematika yang lebih baik daripada siswa yang diajarkan oleh Jigsaw dan model pembelajaran konvensional dan siswa diajarkan dengan model Jigsaw pencapaian matematika yang sama dari siswa diajarkan dengan pembelajaran konvensional model pada subjek Dua Variabel Sistem Persamaan Linear, (2) Dalam setiap kategori motivasi belajar, yaitu, tinggi, rendah dan menengah, siswa diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD memiliki prestasi matematika yang lebih baik daripada siswa yang diajarkan dengan pembelajaran kooperatif model Jigsaw dan model pembelajaran konvensional, dan siswa diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw memiliki prestasi matematika yang sama dari siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran konvensional.
MENGEMBANGKAN PROFESIONALISME PENDIDIK GURU (Kajian Konseptual Dan Operasional) I G. A. K. Wardani
Jurnal Pendidikan Vol. 13 No. 1 (2012)
Publisher : LPPM Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (99.01 KB) | DOI: 10.33830/jp.v13i1.357.2012

Abstract

The role of teacher educators is becoming more and more important in fulfilling the need of profesional teachers as stated in the Indonesian Republic Law #14/2005 on Teacher and Lecturer. In order to be able to educate profesional teachers and teacher candidates, the teacher educators alone should be profesional, and have willingness to continuously develop profesionalism. Developing profesionalism is a must for teacher educators, due to four reasons: (1) the nature of profesionalism, (2) the rapid development of science, technology and arts, (3) the life-long learning paradigm, and (4) the demand of Law # 14/2005 on Teacher and Lecturer. But the data on teacher educators from several Teacher Education Institutions indicate that not all of teacher educators show willingness to develop profesionalism. Therefore, profesionalism development should be encouraged by all parties related to teachers and teacher educators. There are many activities that can be undergone by teacher educators in order to develop profesionalism, some of which are: taking further study, taking relevant courses, regular self reflection, joining academic activities (seminar, workshop, training,etc.), school familiarization, conducting research, and publishing scientific article. Peran pendidik guru menjadi lebih dan lebih penting dalam memenuhi kebutuhan guru profesional sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia # 14/2005 tentang Guru dan Dosen. Agar dapat mendidik guru profesional dan calon guru, pendidik guru sendiri harus profesional, dan memiliki kemauan untuk terus mengembangkan profesionalisme. Mengembangkan profesionalisme adalah suatu keharusan bagi pendidik guru, karena empat alasan: (1) sifat profesionalisme, (2) perkembangan pesat ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, (3) paradigma pembelajaran seumur hidup, dan (4) permintaan Hukum # 14/2005 tentang Guru dan Dosen. Namun data pada pendidik guru dari Lembaga Pendidikan Guru beberapa menunjukkan bahwa tidak semua pendidik guru menunjukkan kesediaan untuk mengembangkan profesionalisme. Oleh karena itu, pengembangan profesionalisme harus didorong oleh semua pihak yang terkait dengan guru dan pendidik guru. Ada banyak kegiatan yang dapat dialami oleh pendidik guru dalam rangka mengembangkan profesionalisme, beberapa diantaranya adalah: mengambil studi lebih lanjut, mengambil kursus yang relevan, refleksi diri secara teratur, bergabung dengan kegiatan akademik (seminar, lokakarya, pelatihan, dll), pengenalan sekolah , melakukan penelitian, dan penerbitan artikel ilmiah.
PENGGUNAAN METODE ANALISIS KORELASI KANONIK DALAM MENGKAJI KONTRIBUSI BUDAYA MASYARAKAT DAN PERGAULAN TEMAN SEBAYA TERHADAP PERILAKU SOSIAL SISWA Sondang Purnamasari Pakpahan
Jurnal Pendidikan Vol. 13 No. 1 (2012)
Publisher : LPPM Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (82.998 KB) | DOI: 10.33830/jp.v13i1.359.2012

Abstract

This article was written based on research to look more deeply into the influence of each of the indicator variables, both independent and dependent variables by means of canonical correlation in analyzing the data. The independent variables of this study were culture which consisted of local traditions (X1) and social habits (X2) as well as well as peer interaction which consisted of social interaction in the school environment (X3) and the home environment (X4). Dependent variables were social behavior of students who were represented by three variables consisted of rational behavior (Y1), irrational behavior (Y2) and traditional behavior (Y3). Population in this study was senior high school students of SMA2 Plus, Sipirok, South Tapanuli of 600 students. Samples were 240 students, acquired by using the Slovin formula. Data were collected by means of observation, interviews, and documentary studies. Data were analyzed using canonical correlation. The findings obtained was that partially only (1) social habits (X2) and social interaction in the school environment (X3), has a significant influence on the rational behavior (Y1), (2) only local traditions (X1) and social interactions in the home environment (X4) which has a significant influence on the irrational behavior (Y2), (3) only social interaction in the school environment (X3), which has a significant influence on the traditional behavior (Y3). Simultaneously, local traditions, social habits, social interaction in the school environment and social interaction in the home environment, all together have a significant influence on rational behavior (Y1), irrational behavior (Y2), and traditional behavior (Y3) Artikel ini ditulis berdasarkan hasil penelitian untuk melihat lebih dalam pengaruh masing-masing indikator dari variabel yang ada, baik itu variabel bebas maupun variabel terikat menggunakan korelasi kanonik (Cannonical Correlation) sebagai alat dalam menganalisa data. Variabel bebas penelitian ini adalah budaya masyarakat yang terdiri dari 2 variabel antara lain tradisi adat (X1) dan kebiasaan kemasyarakatan (X2) serta pergaulan teman sebaya yang terdiri dari dua variabel antara lain pergaulan di Lingkungan sekolah (X3) dan lingkungan rumah (X4). Variabel terikat adalah perilaku sosial siswa yang diwakili oleh 3 variabel terdiri dari variabel perilaku rasional (Y1), variabel perilaku irrasional (Y2) dan perilaku tradisional (Y3). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 2 Plus Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan sebanyak 600 siswa. Sampel penelitian adalah 240 siswa, menggunakan rumus Slovin. Pengumpulan data digunakan metode pengumpulan menggunakan teknik observasi, wawancara, dan studi dokumenter. Data dianalisis dengan menggunakan kanonik korelasi (cannonical correlation). Temuan yang diperoleh adalah bahwa secara parsial: (1) hanya kebiasaan kemasyarakatan (X2) dan pergaulan di lingkungan sekolah (X3) yang memiliki pengaruh secara signifikan terhadap perilaku rasional (Y1), (2) hanya tradisi adat (X1) dan pergaulan di lingkungan sekolah (X4) yang memiliki pengaruh signifikan terhadap perilaku irrasional (Y2), (3) hanya pergaulan di lingkungan sekolah (X3) yang memiliki pengaruh signifikan terhadap perilaku tradisional (Y3). Secara simultan, tradisi adat, kebiasaan kemasyarakatan, pergaulan di lingkungan sekolah dan pergaulan di lingkungan rumah secara bersama-sama memiliki pengaruh signifikan terhadap perilaku rasional (Y1), perilaku irrasional (Y2), dan perilaku tradisional (Y3).
MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR MELALUI LESSON STUDY Tatang Herman
Jurnal Pendidikan Vol. 13 No. 1 (2012)
Publisher : LPPM Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (63.631 KB) | DOI: 10.33830/jp.v13i1.362.2012

Abstract

In order to improve the quality of primary mathematics teaching and learning, many efforts had be done by researchers. Otherwise, it is difficult to implement research findings in the schools setting to improve teaching outcomes. This action research attempts to explore the implementation of lesson study in order to improve the quality of teaching and learning mathematics in primary schools. The study was conducted in some private and public primary schools arround Bandung. The study found that lesson study becomes one of the most effective ways to improve the quality of primary mathematics teaching and learning through teachers professional development program. Dalam rangka meningkatkan kualitas matematika dasar pengajaran dan pembelajaran, berbagai upaya telah dilakukan oleh peneliti. Jika tidak, sulit untuk menerapkan hasil penelitian di sekolah pengaturan untuk meningkatkan hasil pengajaran. Penelitian ini mencoba untuk mengeksplorasi pelaksanaan lesson study dalam rangka meningkatkan kualitas pengajaran dan pembelajaran matematika di sekolah dasar. Penelitian ini dilakukan di beberapa SD di seluruh sekolah swasta dan negeri Bandung. Studi ini menemukan bahwa lesson study menjadi salah satu cara yang paling efektif untuk meningkatkan kualitas matematika dasar pengajaran dan pembelajaran melalui program pengembangan profesi guru.

Page 1 of 1 | Total Record : 6