cover
Contact Name
Agus Aan Adriansyah
Contact Email
aan.naufal87@unusa.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
mtphj@unusa.ac.id
Editorial Address
https://journal2.unusa.ac.id/index.php/MTPHJ
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Medical Technology and Public Health Journal
ISSN : 2549189X     EISSN : 25492993     DOI : https://doi.org/10.33086/mtphj
Core Subject : Health, Social,
Medical Technology and Public Health Journal with registered number ISSN 2549-189X (printed) and e-ISSN 2549-2993 (online) is a scientific open access journal published by Health Faculty, Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya, Indonesia. Our journal aims to become a media of research results dissemination and exchange of scientific work of various groups, academics, practitioners and government agencies. Since 2017, this journal in one year will be published two times in March, and September.
Arjuna Subject : -
Articles 13 Documents
Search results for , issue "Vol 4 No 2 (2020): Medical Technology and Public Health Journal September 2020" : 13 Documents clear
HUBUNGAN ANTARA FAKTOR UNSAFE ACTION DENGAN KECELAKAAN KERJA PADA PEKERJA PROYEK KONSTRUKSI DENGAN METODE HIRA (Hazard Identification and Risk Assessment) DI PT X SURABAYA Siti Khairiah; Noeroel Widajati
TEKNOLOGI MEDIS DAN JURNAL KESEHATAN UMUM Vol 4 No 2 (2020): Medical Technology and Public Health Journal September 2020
Publisher : UNUSA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33086/mtphj.v4i2.797

Abstract

Kecelakaan kerja merupakan suatu kejadian yang tidak terduga saat kapan akan terjadi dengan banyaknya penyebab yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja tersebut. Salah satu penyebab terjadinya kecelakaan kerja adalah unsafe action (tindakan kerja tidak aman). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat hubungan antara faktor unsafe action dengan terjadinya kecelakaan kerja pada pekerja proyek konstruksi. Penelitian ini bersifat deskriptif observasional dengan rancang bangun penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 179 responden, namun dilakukan metode sampel secara random sampling dengan (α=0,05) sebanyak 122 responden. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan hasil wawancara yang dilakukan. Variable independent yaitu unsafe action (membuang sampah sembarangan, tidak menggunakan APD, melewati batas aman, tidak mematuhi aturan, melewati batas berat angkat beban, duduk di area yag berbahaya, meletakkan barang sembarangan, bekerja sambil bergurau, kurang pengetahuan, emosi tidak stabil, perilaku tidak baik, posisi yang dipaksakan, kurangnya istirahat, pengoperasian alat tanpa izin). Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor duduk dan berdiri di area yang berbahaya merupakan faktor yang memiliki risiko bahaya tinggi terjadinya kecelakaan kerja dengan persentase 64,8% dan memiliki adanya hubungan antara faktor berdiri di area yang berbahaya terhadap kecelakaan kerja. Disarankan pada perusahaan untuk terus meminimalisir penyebab terjadinya kecelakaan pada kondisi lingkungan kerja.
ANALISIS PENGARUH ANGKA BEBAN KETERGANTUNGAN, KEPADATAN PENDUDUK, GARIS KEMISKINAN TERHADAP INDEKS GINI DI INDONESIA Rahayu Budi Utami
TEKNOLOGI MEDIS DAN JURNAL KESEHATAN UMUM Vol 4 No 2 (2020): Medical Technology and Public Health Journal September 2020
Publisher : UNUSA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33086/mtphj.v4i2.806

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh angka beban ketergantungan, kepadatan penduduk, dan garis kemiskinan terhadap indeks gini di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari profil kesehatan Indonesia tahun 2016 dengan metode analisis menggunakan uji statistic regresi linear berganda atau Ordinary Least square (OLS). Berdasarkan hasil uji analisis didapatkan hasil bahwa angka beban keergantungan berpengaruh terhadap indeks gini dengan nilai sign sebesar 0,038, kepadatan penduduk berpengaruh terhadap indeks gini dengan nilai sign sebesar 0,017, dan garis kemiskinan berpengaruh terhadap indeks gini dengan nilai sign sebesar 0,000.
HUBUNGAN STATUS PERKAWINAN DAN STATUS NUTRISI DENGAN FUNGSI KOGNITIF LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANUKAN KULON KOTA SURABAYA Mahstika Reina Angie Yolanda
TEKNOLOGI MEDIS DAN JURNAL KESEHATAN UMUM Vol 4 No 2 (2020): Medical Technology and Public Health Journal September 2020
Publisher : UNUSA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33086/mtphj.v4i2.816

Abstract

Perkembangan jumlah populasi penduduk berkategori lansia di Indonesia mampu membawa dampak negative maupun positif. Memiliki dampak positif jika penduduk kategori lansia masih aktif dan produktif serta dalam kondisi sehat. Lansia merupakan kelompok usia yang rentan mengalami perubahan-perubahan akibat proses penuaan. Salah satu permasalahan yang sering dijumpai pada lansia selain adalah permasalahan yang berkaitan dengan kesehatan mental atau psikologis. Pengurangan fungsi kognitif dalam tingkat ringan sampai demensia dapat ditemukan pada orang tua dengan kelompok umur lebih dari 65 tahun sebesar 10% dan kelompok umur lebih dari 85% sebesar 50%. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain penelitian cross sectional. Data yang digunakan merupakan data primer yang didapatkan dari 52 lansia yang memenuhi kriteria inklusi untuk penelitian ini. Pengumpulan data meliputi data karakteristik, pengukuran fungsi kognitif, status nutrisi dan aktivitas fisik. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengunakan perhitungan nilai Ratio Prevalance (RP) dan uji statistik menggunakan Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lansia yang mengalami penurunan fungsi kognitif sebesar 38,5%. Responden berpendidikan SD, SMP dan tidak sekolah mengalami penurunan fungsi kognitif (p=0.013) dengan nilai RP=1,84. Responden yang tidak memiliki pasangan mengalami penurunan fungsi kognitif (p=0,039). Responden dengan status nutrisi normal maupun malnutrisi tidak mengalami penurunan fungsi kognitif (p=0,194). Tingkat pendidikan dan status perkawinan berhubungan secara signifikan dengan fungsi kognitif lansia. Keluarga dan tenaga kesehatan sebaiknya memberikan dukungan agar lansia tidak mengalami penurunan fungsi kognitif.
Determinan Kejadian Balita Bawah Garis Merah (BGM) Di Wilayah Kerja Puskesmas Mumbulsari Kabupaten Jember Farida Wahyu Ningtyias; Dian Septiawati Endariadi Endariadi; Ninna Rohmawati Rohmawati
TEKNOLOGI MEDIS DAN JURNAL KESEHATAN UMUM Vol 4 No 2 (2020): Medical Technology and Public Health Journal September 2020
Publisher : UNUSA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33086/mtphj.v4i2.839

Abstract

Balita Bawah Garis Merah (BGM) merupakan hasil penimbangan berat badan balita yang dititikkan dalam kartu menuju sehat (KMS) berada di bawah garis merah. Studi pendahuluan yang telah dilakukan bahwa jumlah balita BGM di Puskesmas Mumbulsari adalah 178 balita. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi determinan kejadian balita bawah garis merah (BGM) di wilayah kerja Puskesmas Mumbulsari Kabupaten Jember. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif. Sampel pada penelitian ini menggunakan Simple random sampling (63 balita BGM). Hasil penelitian yang telah dilakukan pada ibu/pengasuh balita yang meliputi karakteristik balita adalah 41,3% (12-24 bulan), 55,6% perempuan, 71,4% tidak BBLR, karakteristik ibu meliputi pendidikan ibu 96,8% tamat SD/MI/SMP/MTS, 76,2% tidak bekerja, 79,4% pengetahuan cukup, karakteristik keluarga 98,4% ayah bekerja, pendapatan keluarga 98,4% (<UMK), jumlah anggota keluarga 68,3% (≤4 jiwa). Pola asuh meliputi pemberian kolostrum 76,2%, pemberian asi-ekslusif 61,9%, pemberian MP-ASI secara tepat 55,6%. Sanitasi dan yankes yang meliputi cuci tangan 92,1%, cuci alat makan dan minum 74,6%, akses air bersih 100% sumur, sumber air minum menggunakan sumur 93,7%, status imunisasi lengkap 77,8%, pelayanan kesehatan mengunjungi praktek bidan 79,4%, akses pelayanan mudah menjangkau 90,5%. Tingkat konsumsi makanan berada pada defisit tingkat berat dengan jumlah energi 85,7%, protein 57,1%, karbohidrat 93,7%, dan lemak 74,6%. Tidak ada infeksi 79,4%.
HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN TEKANAN DARAH SISTOLIK DAN TEKANA DARAH DIASTOLIK PADA AWAK KAPAL DI WILAYAH KERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN PALANGKARAYA Novvy Anggraenny; Santi Martini
TEKNOLOGI MEDIS DAN JURNAL KESEHATAN UMUM Vol 4 No 2 (2020): Medical Technology and Public Health Journal September 2020
Publisher : UNUSA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33086/mtphj.v4i2.845

Abstract

Hipertensi dapat disebabakan oleh perilaku merokok. Jumlah konsumsi rokok di Indonesia merupakan yang terbanyak ketiga di seluruh dunia dan sekitar 225.700 orang yang telah meninggal diakibatkan penyakit karena konsumsi tembakau di tahun 2015. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara perilaku merokok dan tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik pada awak kapal diwilayah kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Palangkaraya bulan November 2018. Penelitian ini adalah penelitian jenis observasional analitik yang menggunakan desain penelitian cross sectional. Penelitian ini menggunaka semua populasi awak kapal pada bulan November 2018 di kantor induk wilayah kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Palangkaraya. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menghitung nilai Prevalance Ratio. Hasil penelitian ini menyebutkan sebesar 77,80% subyek memiliki perilaku merokok, subyek yang mempunyai tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg adalah 20,3% dan subyek memiliki tekanan darah distolik ≥ 90 mmHg adalah 14,8 %. Hasil PR untuk perilaku merokok adalah 2,8; jumlah rokok yang dikonsumsi ≥11 batang/hari adalah 2,0; jumlah rokok 1-10 batang/hari adalah 4,0; hasil tersebut menyatakan ada hubungan antara perilaku merokok dengan tekanan darah sistolik. Hasil PR untuk perilaku merokok adalah 2,0, jumlah rokok yang dikonsumsi ≥11 batang/hari adalah 1,5; jumlah rokok 1-10 batang/hari adalah 2,6; hasil tersebut menyatakan ada hubungan antara perilaku merokok dengan tekanan darah distolik. Kesimpulan dari penelitian ini adalah perilaku merokok berhubungan dengan nilai tekanan darah sistolik dan tekanan darah distolik, perilku merokok berpotensi menigkatnya risiko memiliki tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg.
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN POLA KONSUMSI DENGAN STATUS GIZI PADA MAHASISWA KESEHATAN Permadina Kanah
TEKNOLOGI MEDIS DAN JURNAL KESEHATAN UMUM Vol 4 No 2 (2020): Medical Technology and Public Health Journal September 2020
Publisher : UNUSA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33086/mtphj.v4i2.1199

Abstract

Status gizi merupakan keadaan yang ditentukan oleh derajat kebutuhan fisik terhadap energi dan zat-zat gizi yang diperoleh dari asupan makanan yang dampak fisiknya dapat diukur. Status gizi dipengaruhi oleh faktor status kesehatan, pengetahuan, ekonomi, dan juga dapat dipengaruhi oleh pola konsumsi. Pengetahuan gizi yang rendah dapat penyebab timbulnya masalah gizi dan perubahan kebiasaan makan, serta pola konsumsi makanan bergizi pada masa remaja. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk menganalisis hubungan pengetahuan dan pola konsumsi dengan status gizi pada mahasiswa Fakultas Kesehatan UNUSA. Jenis penelitian ini adalah survey analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa semester 6 Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Prodi Gizi Fakultas Kesehatan UNUSA. Teknik pemilihan sampel dengan cara Purposive Sampling dan didapatkan jumlah sampel sebesar 79 mahasiswa. Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner pengetahuan gizi, pola konsumsi dengan Food Frequency Questionnaire (FFQ), dan status gizi menggunakan pengukuran IMT. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat menggunakan uji Chi-Square dengan tingkat kemaknaan α = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden berumur 21 tahun yaitu 46 mahasiswa (58,20%). Sebagian besar berjenis kelamin perempuan, yaitu 65 mahasiswa (82,30%). Terdapat hubungan signifikan antara pengetahuan, pola konsumsi dengan status gizi pada mahasiswa dimana p = 0,001 (p<0,05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah semakin rendah pengetahuan mahasiswa tentang gizi dan semakin kurang baik pola konsumsi mahasiswa maka akan semakin besar kemungkinan untuk memiliki status gizi kurus atau gemuk. Saran agar mahasiswa perlu memperhatikan pola konsumsi makan yang sesuai dengan gizi seimbang guna tercapai status gizi yang baik.
EVALUASI SISTEM KEWASPADAAN DINI DAN RESPONS DEMAM BERDARAH DENGUE MENGGUNAKAN MODIFIKASI MALCOLM BALRIDGE DI KABUPATEN TRENGGALEK Abdul Hakim Zakkiy Fasya; Agus Aan Adriansyah; Dwi Handayani
TEKNOLOGI MEDIS DAN JURNAL KESEHATAN UMUM Vol 4 No 2 (2020): Medical Technology and Public Health Journal September 2020
Publisher : UNUSA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33086/mtphj.v4i2.1530

Abstract

Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons (SKDR) penyakit DBD menjadi sebuah upaya dalam pencegahan dan penanggulangan kasus DBD di Kabupaten Trenggalek. Sayangnya kasus DBD di Kabupaten Trenggalek masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan SKDR DBD menggunakan modifikasi Malcolm Baldrige berupa komponen kepemimpinan, manajemen stratejik, manajemen pengetahuan, fokus sumber daya, manajemen proses dan hasil pelaksanaan SKDR DBD di Kabupaten Trenggalek pada tahun 2017. Penelitian ini merupakan penelitian evaluatif melalui pendekatan kuantitatif dan kualitatif menggunakan rancang bangun penelitian cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Trenggalek melibatkan 37 responden dari Dinas Kesehatan, Puskesmas dan Kader Jumantik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat komponen yang mendapatkan skor rendah yaitu perhatian pimpinan pada insentif petugas, pemahaman kader terhadap rencana stratejik dan target penanggulangan DBD, penggunaan teknologi yang tidak mendukung proses dan tidak dapat memberikan alert, kepuasan kader dalam pelaporan PJB dan kasus DBD serta penurunan angka kasus yang belum mencapai target. Terdapat hambatan pelaksanaan SKDR DBD sehingga pemerintah Kabupaten Trenggalek khususnya Dinas Kesehatan dapat melakukan analisis kebutuhan sistem untuk menunjang pelaporan SKDR DBD berikut dengan analisis penunjang berupa peran kader dan insentif yang diberikan kepada kader maupun petugas yang berprestasi dalam upaya pencegahan dan penanggulangan kasus dan KLB DBD.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM MEMBUANG SAMPAH RUMAH TANGGA KE SUNGAI DI DESA PAMARANGAN KANAN KABUPATEN TABALONG TAHUN 2019 Nia Astina; Akhmad Fauzan; Eddy Rahman
TEKNOLOGI MEDIS DAN JURNAL KESEHATAN UMUM Vol 4 No 2 (2020): Medical Technology and Public Health Journal September 2020
Publisher : UNUSA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33086/mtphj.v4i2.1632

Abstract

Sampah merupakan bahan buangan padat dari aktivitas manusia, sampah sudah jadi masalah nasional dan global bukan hanya lokal. Masalah sampah timbul dengan adanya peningkatan timbunan sampah sebesar 2-4% pertahun. Pencemaran air sungai diakibatkan dari adanya pembuangan sampah yang dapat membawa dampak negatif pada kesehatan, salah satunya seperti meningkatnya penyakit diare. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku masyarakat dalam membuang sampah rumah tangga ke sungai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis hubungan antara pendidikan, pengetahuan, sikap dan ketersediaan sarana dengan perilaku membuang sampah rumah tangga ke sungai. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif yang bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini semua ibu di Desa Pamarangan Kanan dengan jumlah 288 rumah tangga dan sampel sebanyak 74 responden, teknik pengampilan sampel dengan cara proportional random sampling. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner dengan cara wawancara. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku membuang sampah rumah tangga di Desa Pamarangan Kanan sebagian besar kurang (60,8%). Ada hubungan pengetahuan dengan p-value 0,010, ada hubungan sikap dengan p-value 0,021, ada hubungan ketersediaan sarana dengan p-value 0,014, dan tidak ada hubungan pendidikan dengan p-value 0,634. Diharapkan kepada instansi yang terkait agar lebih aktif mengawasi dan memberikan pelayanan kebersihan lingkungan di desa-desa terpencil serta masyarakat agar selalu melakukan kegiatan pengelolaan sampah untuk kepentingan dan kenyamanan bersama.
TINGKAT KELELAHAN KERJA PADA DRIVER DUMP TRUCK DITINJAU DARI ASPEK MASA KERJA DAN USIA DI PT HASNUR RIUNG SINERGI SITE PT BHUMI RANTAU ENERGI TAHUN 2019 Beri Setiawan; Akhmad Fauzan; Norfai
TEKNOLOGI MEDIS DAN JURNAL KESEHATAN UMUM Vol 4 No 2 (2020): Medical Technology and Public Health Journal September 2020
Publisher : UNUSA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33086/mtphj.v4i2.1633

Abstract

Berdasarkan data dari Dirjen Minerba tahun 2019 terjadi 1 kasus kecelakaan fatality di Batu Kajang Kalimantan Timur karena kelelahan, sedangkan di PT. Hasnur Riung Sinergi tahun 2018 1 kasus kecelakaan property damage karena kelelahan. Ada beberapa faktor yang memengaruhi kelelahan seperti beban kerja, faktor lingkungan, individu dan faktor pekerjaan. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat kelelahan kerja dengan masa kerja dan usia pada driver dump truck di PT. Hasnur Riung Sinergi Site PT. Bhumi Rantau Energi tahun 2019. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional menggunakan teknik purposive sample. Pengolahan data menggunakan uji chi-square. Populasi pada penelitian ini sebanyak 139 orang dari driver dump truck. Tingkat kelelahan kerja dari driver dump truck yang paling banyak yaitu lelah ringan (74,1%), ditinjau dari masa kerja yang paling banyak >3 tahun sebanyak 74 orang (53,2%), ditinjau dari usia yang paling banyak yaitu >30 tahun sebanyak 90 orang (64,7%). Ada hubungan masa kerja dengan tingkat kelelahan kerja (p-value = 0,038) dan tidak ada hubungan usia dengan tingkat kelelahan kerja (p-value = 0,938). Perusahaan sebaiknya memperhatikan terkait akumulasi kelelahan, jadwal cuti karyawan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku, peningkatan skill dan tidak memperkerjakan driver dump truck dalam keadaan lelah dan program kesehatan kerja terkait kelelahan dilakukan secara berkala.
GAMBARAN DAN PENGENDALIAN IKLIM KERJA DAN KELUHAN KESEHATAN PADA PEKERJA Merry Sunaryo; Muslikha Nourma Rhomadhoni
TEKNOLOGI MEDIS DAN JURNAL KESEHATAN UMUM Vol 4 No 2 (2020): Medical Technology and Public Health Journal September 2020
Publisher : UNUSA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33086/mtphj.v4i2.1635

Abstract

Pada Iklim kerja dengan suhu panas berawal dari timbulnya energi yang bersumber dari panas yang masuk ke lingkungan atau tempat kerja kemudian jadi tekanan yang panas, hal tersebut menjadi beban kerja tambahan untuk pekerja. Kondisi seperti itu memengaruhi kesehatan dan energi/ stamina pekerja jika dihubungkan dengan beban kerja berat yang dikerjakan. Kondisi Iklim kerja dengan suhu panas dapat memperberat kondisi kesehatan fisik dan mental pekerja. Dampak yang sering terjadi pada pekerja akibat iklim kerja panas yaitu dehidrasi dan keluhan kesehatan lain seperti heat rash. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran dan pengendalian iklim kerja dengan keluhan kesehatan pada pekerja, hasil tersebut nantinya akan dibandingkan dengan nilai ambang batas sehingga dapat dijadikan dasar dalam melakukan tindakan pengendalian dalam upaya pencegahan penyakit akibat kerja pada industri. Pengukuran Iklim kerja yang dilakukan pada bagian kerja di indutri pembuatan lilin, diketahui memiliki hasil yaitu sebagian besar memiliki nilai ISBB > 30oC. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan beban kerja pada pekerja yaitu beban kerja dengan tingkatan sedang dengan waktu kerja 75% hingga 100% dengan 25% waktu beristirahat. Berdasarkan hasil rata-rata 10 titik dari ke dua bagian kerja di industri tersebut, sebagian besar nilai ISBB hasil pengukuran lebih besar dari nilai NAB yang telah ditetapkan, dengan nilai NAB 28oC. Pada keluhan kesehatan yang sering di rasakan oleh pekerja yaitu dehidrasi banyak dirasakan oleh pekerja karena pekerja yang jarang mencukupi asupan cairan atau air. Begitu pula pada keluhan heat rash, keluhan ini dirasakan para pekerja yang jarang menjaga hieginitas diri. Oleh sebab itu, perlunya pengendalian iklim kerja baik dalam lingkungannya maupun pekerjanya. Pengendalian tersebut seperti Training (pendidikan/latihan), Pengendalian tekanan panas melalui penerapan hygiene.

Page 1 of 2 | Total Record : 13