cover
Contact Name
Dody Candra Harwanto
Contact Email
dcharwanto@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
dcharwanto@gmail.com
Editorial Address
Jalan Diponegoro 233 Ungaran, Jawa Tengah
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Abdiel: Khazanah Pemikiran Teologi, Pendidikan Agama Kristen dan Musik Gereja
ISSN : 25797565     EISSN : 26851253     DOI : 10.37368
Core Subject : Religion, Education,
Jurnal Abdiel merupakan kumpulan artikel ilmiah untuk mengembangkan ilmu pengetahuan di bidang Teologi, Pendidikan Agama Kristen, dan Musik Gereja. Jurnal ini sangat terbuka untuk menjadi wadah bagi para dosen, peneliti, dan mahasiswa dalam melatih dan mengembangkan budaya akademik sesuai dengan bidang Teologi, Pendidikan Agama Kristen, dan Musik Gereja.
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 4 No 2 (2020): Oktober 2020" : 10 Documents clear
Impresionisme Dan Ekspresionisme: Multiplisitas Spiritualitas Sebagai Tawaran Teologis Bagi Gereja Beraliran Karismatik Angga Putra Manggala Sunjaya
Jurnal Abdiel: Khazanah Pemikiran Teologi, Pendidikan Agama Kristen dan Musik Gereja Vol 4 No 2 (2020): Oktober 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Abdiel

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37368/ja.v4i2.141

Abstract

Artikel ini memberikan tawaran teologis yang bersifat imajinatif konstruktif bagi model spiritualitas gereja beraliran Karismatik. Tesis dari artikel ini adalah perlunya menjaga keseimbangan antara Kristosentrisme dan Pneumatosentrisme guna menghadirkan spiritualitas yang utuh. Hanya mengedepankan salah satu antara Kristosentrisme atau Pneumatosentrisme sebagai sumber spiritualitas akan memunculkan model spiritualitas yang timpang. Metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini adalah analisis komparatif antara model spiritualitas Richard Foster dan model spiritualitas gereja beraliran Karismatik. Hasil dari komparasi tersebut menunjukkan bahwa model spiritualitas gereja beraliran Karismatik yang didominasi oleh paham kuasa Roh menjadi sebuah leitmotif atau tema yang secara konstan muncul, yang dikhawatirkan akan gagal dalam menjaga keseimbangan antara Kristosentrisme dan Pneumatosentrisme. Hasil penelitian ini menawarkan gagasan impresionisme dan ekspresionisme sebagai pendekatan baru yang dipercaya dapat memunculkan multiplisitas spiritualitas. Multiplisitas spiritualitas dipercaya dapat menghadirkan Kristosentrisme dan Pneumatosentrisme yang seimbang. Studi komparasi ini juga menghasilkan beberapa kontribusi yang bermanfaat secara konseptual bagi teologi gereja beraliran Karismatik dalam mewujudkan spiritualitas yang utuh.
Alkitab Sebagai Sumber Pengetahuan Sejati Dalam Pendidikan Kristen Di Sekolah Kristen: Sebuah Kajian Epistemologi Evasari Kristiani Lase; Friska Juliana Purba
Jurnal Abdiel: Khazanah Pemikiran Teologi, Pendidikan Agama Kristen dan Musik Gereja Vol 4 No 2 (2020): Oktober 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Abdiel

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37368/ja.v4i2.145

Abstract

Sekolah Kristen tergeser oleh filsafat humanistik dan terjebak pada hal-hal sempit yang hanya menekankan pengetahuan akademik sebagai hal utama. Sebaliknya, sekolah pendidikan Kristen seharusnya mengajarkan pengetahuan sejati yang mengenalkan Kristus sebagai sumber segala pengetahuan. Pengetahuan sejati ini hanya didapatkan dari Allah yang telah menyatakan diri-Nya di dalam Alkitab. Tujuan penulisan ini adalah memaparkan pentingnya Alkitab sebagai sumber pengetahuan sejati dalam pendidikan Kristen. Pembahasan bahwa Allah adalah Kebenaran itu sendiri, maka Alkitab juga mengandung kebenaran karena diinspirasikan oleh pribadi Allah yang benar. Alkitab memiliki signifikansi di dalam sekolah pendidikan Kristen karena sekolah adalah sarana dalam mengenalkan Allah kepada siswa sehingga mereka mengalami pembaruan identitas diri di dalam Kristus dan memiliki karakter Kristen dewasa yang dapat bertanggung jawab kepada Allah, Gereja, negara, dan masyarakat. Oleh sebab itu, Alkitab menjadi sumber pengetahuan sejati dalam pendidikan Kristen karena fondasi pendidikannya berlandaskan Allah Tritunggal sebagai realitas tertinggi pengetahuan dan kebenaran yang ada, sebab di dalam Dialah segala yang kelihatan dan yang tidak kelihatan diciptakan (Kolose 1:16). Saran yang dapat diberikan terkait tulisan ini adalah pembahasan mengenai kurikulum sekolah Kristen yang telah ditebus melalui Tema-Tema Kontekstual Wawasan Kristen Alkitabiah (TKWKA).
Orang-Orang Farisi Dan Narsisisme Beragama: Tinjauan Mengenai Potret Orang-Orang Farisi Dalam Yohanes 9 Finki Rianto Kantohe
Jurnal Abdiel: Khazanah Pemikiran Teologi, Pendidikan Agama Kristen dan Musik Gereja Vol 4 No 2 (2020): Oktober 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Abdiel

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37368/ja.v4i2.147

Abstract

Dalam menyelami Yohanes 9, potret orang-orang Farisi merupakan suatu topik yang sering diabaikan karena para ahli kerap kali menjadikan orang buta sejak lahir sebagai fokus utama. Artikel ini merupakan sebuah tinjauan biblis yang berusaha mengkaji potret orang-orang Farisi yang ditampilkan dalam Yohanes 9. Penulis berpendapat bahwa potret orang-orang Farisi dalam Yohanes 9 dapat dikategorikan sebagai sekelompok orang yang memiliki narsisisme beragama. Gagasan tersebut diperoleh oleh penulis dengan melakukan kajian konteks sosio-historis Injil Yohanes, potret orang-orang Farisi dalam keseluruhan Injil Yohanes, konflik keagamaan antara orang-orang Farisi dengan orang buta sejak lahir yang menghasilkan pengusiran terhadap orang buta tersebut, dan kecaman Yesus terhadap orang-orang Farisi yang merasa melihat, namun sebetulnya buta. Pada bagian akhir dari tulisan ini, penulis menyimpulkan artikel ini dengan membuat suatu penilaian terhadap hasil kajian biblis ini berdasarkan perspektif psikologis mengenai narsisisme yang menunjukkan bahwa potret orang-orang Farisi dalam Yohanes 9 sangat cocok dengan ciri-ciri narsisisme, khususnya dalam konteks beragama.
Peran Pendidikan Agama Kristen Dalam Membelajarkan Kesetaraan Gender Pada Anak Usia Dini Benyamin Telnoni
Jurnal Abdiel: Khazanah Pemikiran Teologi, Pendidikan Agama Kristen dan Musik Gereja Vol 4 No 2 (2020): Oktober 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Abdiel

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37368/ja.v4i2.153

Abstract

Artikel ini merupakan upaya memasukan pendidikan agama Kristen dalam membelajarkan kesetaraan gender pada anak sejak usia dini. Kesetaraan gender adalah sebuah kondisi di mana perempuan dan laki-laki menikmati status yang sama atau setara dan memiliki suatu kondisi yang sama serta mewujudkan hak-hak asasi secara penuh dan memiliki potensinya bagi pembangunan dalam segala bidang kehidupan. Dalam lingkungan masyarakat, kesetaraan gender masih menjadi sebuah masalah yang tren. Masyarakat pada umumnya memiliki pandangan bahwa laki-laki memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari perempuan. Artinya laki-laki dianggap lebih kuat dari perempuan, sedangkan perempuan adalah kaum yang lemah dan harus tunduk penuh pada laki-laki. Konsep tersebut sudah menjadi hal yang biasa pada masyarakat, walapun kaum perempuan telah memperjuangkan keadilan ini dengan berbagai macam cara tetapi hasilnya masih jauh dari harapan. Oleh karena itu, pendidikan agama Kristen memiliki peran yang sangat penting dalam membelajarkan kesetaraan gender pada anak sejak usia dini melalui pengajaran pendidikan agama Kristen di lingkungan keluarga, gereja, dan sekolah. Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode kualitatif yaitu menggunakan kajian-kajian ilmiah dan data kepustakaan yang mengacu sesuai masalah yang akan di kaji dalam artikel ini. Tujuan peran pendidikan agama Kristen dalam membelajarkan penyeteraan gender pada anak sejak usia dini di lingkungan keluarga, gereja, dan sekolah sebagai upaya untuk mengatasi masalah penyetaraan gender yang terjadi dalam lingkungan masyarakat.
Membuang Undi Menemukan Pemimpin: Analisis Plus Minus Sistem Undi Pemilihan Pemimpin Dalam Kisah Raja Saul Jhon Marthin Elizon Damanik; Binsar Jonathan Pakpahan
Jurnal Abdiel: Khazanah Pemikiran Teologi, Pendidikan Agama Kristen dan Musik Gereja Vol 4 No 2 (2020): Oktober 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Abdiel

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37368/ja.v4i2.155

Abstract

Penelitian ini menganalisis kisah 1 Samuel 8-10 tentang pemilihan pemimpin melalui proses undi dalam kisah pemilihan raja Saul dengan menggunakan metode penelusuran historis kritis dan kritik teks. Goral adalah metode pengambilan keputusan melalui undi yang sudah umum dilakukan dalam dunia Barat Daya Kuno (BDK). Metode pelemparan undi dapat berbeda-beda, namun umumnya hasilnya dapat diterima ketika beberapa persiapan sebelum pengambilan keputusan sudah terpenuhi. Berbagai pemilihan melalui undi memerlukan berbagai persiapan yang harus dipenuhi seperti prasyarat, metode, dan siapa yang melakukannya. Dalam Perjanjian Lama, pembagian tanah di Yosua 18 dan pembagian tugas para imam di 1 Tawarikh 24 memperlihatkan keberhasilan pengambilan keputusan melalui undi berdasarkan indikator penerimaan oleh semua pihak. Artikel ini akan menerangkan makna dan proses goral dalam pemilihan Raja Saul yang memang diterima oleh sebagian besar rakyat Israel, namun kemudian tidak direstui oleh Allah. Hasil penelitian ini adalah bahwa pemilihan Saul melalui undi memang memberikan kepuasan bagi bangsa Israel yang menginginkan seorang raja, namun tidak mendapatkan dukungan sepenuhnya dari Tuhan, Samuel, atau bahkan Saul sendiri.
Perspektif Alkitab Terhadap Pernikahan Semarga Ruth Rita; Simon Simon
Jurnal Abdiel: Khazanah Pemikiran Teologi, Pendidikan Agama Kristen dan Musik Gereja Vol 4 No 2 (2020): Oktober 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Abdiel

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37368/ja.v4i2.159

Abstract

Pernikahan semarga adalah pernikahan yang dilakukan oleh kedua pasangan dengan marga yang sama. Contohnya bila si pria bermarga Siagian, maka pasangannya juga bermarga Siagian. Dalam perspektif adat-istiadat, pernikahan semarga dilarang keras walaupun pelakunya tidak dari satu ibu atau bapak. Dasar pelarangan adat-istiadat atas pernikahan semarga diantaranya adalah tidak adanya kejelasan status adat bagi mereka yang menikah semarga. Adat menentang pernikahan semarga karena mempercayai bahwa keturunan yang dilahirkan oleh pelaku berpotensi menjadi anak yang “abnormal.” Tulisan ini membahas bagaimana perspektif Alkitab tentang pernikahan semarga dan apa yang menjadi dasar sebuah pernikahan menurut Alkitab. Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan literatur dan eksposisi Alkitab. Hasil dari penelitian ini adalah pernikahan semarga bukanlah pertentangan, karena dasar pernikahan dalam Alkitab adalah kesamaan kepercayaan kepada Tuhan yang benar serta firman Allah menjadi fondasi dalam pernikahan. Walau Alkitab tidak melarang pernikahan semarga, namun bukan berarti orang percaya menjadikan itu sebagai suatu kebebesan, karena adat adalah bagian dari norma yang perlu diperhatikan di mana seseorang tinggal.
Dialog Sebagai Kesadaran Relasional Antar Agama: Respons Teologis Atas Pudarnya Semangat Toleransi Kristen-Islam Di Indonesia Samuel Cornelius Kaha
Jurnal Abdiel: Khazanah Pemikiran Teologi, Pendidikan Agama Kristen dan Musik Gereja Vol 4 No 2 (2020): Oktober 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Abdiel

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37368/ja.v4i2.165

Abstract

Isu pudarnya toleransi antarumat beragama di dalam kehidupan bangsa Indonesia yang majemuk masih menjadi isu yang penting untuk diselesaikan. Fakta membuktikan bahwa kalangan Kristen sering kali didiskreditkan dengan Islam radikal. Padahal, kemajemukan memanggil setiap warga negara untuk merayakan perbedaan. Pernyataan tesis dalam mengatasi masalah ini terlihat melalui peluang dialog yang muncul sebagai realitas praksis baru antaragama untuk hidup dalam keharmonisan. Dialog mendatangkan beragam dinamika dan relasi yang mungkin karena sifatnya yang mengubahkan dan menumbuhkan sehingga mewadahi pluralitas yang konkret. Bahkan, dialog dapat menjadi identitas sosial umat beragama di Indonesia yang majemuk ketika perhatian dialog tidak sebatas konsep ilmu kalam masing-masing agama melainkan bentuk yang lebih transformatif. Berkaitan dengan itu beberapa pemikir teori kerukunan antar umat beragama menunjukkan urgensi dan implikasi dari pendekatan dialog mengatasi intoleransi. Khususnya, dalam konteks kehadiran Kristen dan Islam di Indonesia. Makalah ini mencoba mengimplikasikan konsepsi dialog sebagai pendekatan relasional Kristen dan Islam dalam rangka membangun hubungan antar umat beragama yang harmonis di Indonesia.
Keliru-Tafsir Dunia Barat Dalam Membaca Kitab Suci: Menyingkap Selubung-Selubung Kultural Yang Dapat Menyesatkan Dalam Memahami Alkitab Martina Novalina
Jurnal Abdiel: Khazanah Pemikiran Teologi, Pendidikan Agama Kristen dan Musik Gereja Vol 4 No 2 (2020): Oktober 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Abdiel

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37368/ja.v4i2.173

Abstract

HALAMAN DEPAN VOL. 4 NO. 2 (2020) Tim Redaksi
Jurnal Abdiel: Khazanah Pemikiran Teologi, Pendidikan Agama Kristen dan Musik Gereja Vol 4 No 2 (2020): Oktober 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Abdiel

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

HALAMAN BELAKANG VOL. 4 NO. 2 (2020) Tim Redaksi
Jurnal Abdiel: Khazanah Pemikiran Teologi, Pendidikan Agama Kristen dan Musik Gereja Vol 4 No 2 (2020): Oktober 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Theologia Abdiel

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Page 1 of 1 | Total Record : 10