cover
Contact Name
Annik Megawati
Contact Email
annikmegawati33@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jurnal.farmasi.cendekiautama@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kab. kudus,
Jawa tengah
INDONESIA
Cendekia Journal of Pharmacy
ISSN : 25992163     EISSN : 25992155     DOI : -
Core Subject : Health,
Cendekia Journal of Pharmacy published by the Program Studi Farmasi STIKES Cendekia Utama Kudus with registered number ISSN 2599-2163 (Print) and for ISSN (Online) is 2599-2155. This journal is published twice a year, in November and May.
Arjuna Subject : -
Articles 12 Documents
Search results for , issue "Vol 4, No 1 (2020): Cendekia Journal of Pharmacy" : 12 Documents clear
Pengaruh Suplementasi Ekstrak Propolis Terhadap Ketebalan Otot Polos Bronkiolus pada Mencit Asma Dian Arsanti Palupi; Nadhifah Luqyana
Cendekia Journal of Pharmacy Vol 4, No 1 (2020): Cendekia Journal of Pharmacy
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/cjp.v4i1.55

Abstract

Asma bronkial ditandai dengan peradangan saluran nafas kronis, dan timbul secara klinis penyempitan jalan nafas (mengi dan dyspnea) dan batuk. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak propolis sebagai terapi asma terhadap ketebalan otot polos bronkiolus pada mencit asma. Mencit betina Balb/C  25 ekor yang memenuhi kriteria inklusi dibagi menjadi 5 kelompok. Kontrol normal (K1), kontrol negatif (K2), teofilin (K3), ekstrak propolis (K4), kombinasi teofilin + ekstrak propolis (K5). Pada hari ke-0 mencit disensitisasi dengan  10µg  OVA+ 1 mg Alhidrogel dalam 0,5 mL NaCl steril  0,9% secara intraperitoneal. Pada hari ke-14  20µg  OVA+ 2 mg Alhidrogel dalam 0,5 mL NaCl steril  0,9% secara intraperitoneal Pada hari ke-21, ke-23, ke-25 mencit diinhalasi OVA1%. Pada hari ke-26 sampai ke-39 kelompok  K3 diberi teofilin 0,338 mg/hari, kelompok K4 diberi ekstrak propolis dosis 4 mg/ hari dan kelompok K5 diberi kombinasi teofilin + ekstrak propolis. Pada hari ke-40 mencit diterminasi untuk dianalisis ketebalan otot polos bronkiolus. Perbandingan antara kelompok negatif rata-rata rata-rata 5,35± 0,06 µm dapat diturunkan dengan ekstrak propolis (K4) rata-rata 3,73± 0,2 µm, nilai p=0,01 artinya antara kelompok kontrol negatif dan kelompok ekstrak propolis ada perbedaan yang bermakna secara statistik. Ekstrak propolis  terbukti dapat menurunkan ketebalan otot polos bronkiolus mencit asma
Back Matter Cendekia Journal of Pharmacy Vol. 4 No. 1 Tahun 2020 Annik Megawati
Cendekia Journal of Pharmacy Vol 4, No 1 (2020): Cendekia Journal of Pharmacy
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/cjp.v4i1.87

Abstract

Gambaran Pemanfaatan Rimpang Kunyit (Curcuma Domestica Val.) Terhadap Penurunan Cemaran Bakteri Coliform pada Tahu Segar Rokhana Rokhana; Deatri Anugrahini
Cendekia Journal of Pharmacy Vol 4, No 1 (2020): Cendekia Journal of Pharmacy
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/cjp.v4i1.75

Abstract

Tahu merupakan makanan olahan kedelai yang memiliki kandungan protein tinggi serta harganya relatif terjangkau oleh masyarakat. Cemaran bakteri pada tahu biasanya berasal dari bahan baku dan proses pengolahan tahu. Bakteri golongan coliform merupakan salah satu cemaran bakteri yang  terdapat dalam tahu segar. Rimpang kunyit mengandung minyak atsiri dan kurkumin yang berfungsi sebagai antibakteri, antioksidan, antiinflamasi serta antikanker. Tujuan penelitian ini utuk mengetahui kemampuan rimpang kunyit terhadap  penurunan  cemaran bakteri coliform pada tahu segar. Jenis penelitian adalah eksperimental laboratorium sampel yang di gunakan tahu  segar yang direndam dalam larutan kunyit dengan konsentrasi: 25%, 50%, 75%, 100%. Metode yang di gunakan Most Probable Number (MPN) Coliform yang terdiri dari presumtive, confirmed dan complete test. Hasil penelitian menunjukkan cemaran bakteri Coliform tahu segar yang direndam dalam larutan kunyit 25% ( APM 1100/g) 50% (APM 460/g), 75% ( APM 210/g ) 100% (APM 93/g ) sebagai kontrol negatif tahu segar tanpa perendaman dalam larutan kunyit APM ? 24000/gr sampel. Terjadi Penurunan cemaran bakteri Coliform pada tahu segar yang direndam dalam larutan kunyit 25%, 50%, 75%, 100%.
Analisis Kadar Nilai Sun Protection Factor (SPF) pada Kosmetik Krim Tabir Surya yang Beredar di Kota Pati Secara In Vitro Dessy Erliani Mugita Sari; Siti Fitrianingsih
Cendekia Journal of Pharmacy Vol 4, No 1 (2020): Cendekia Journal of Pharmacy
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/cjp.v4i1.81

Abstract

Sediaan krim tabir surya keefektifitasannya dapat dilihat pada nilai Sun Protection factor (SPF) yang tertera pada label produknya. , dimana nilai SPF diartikan sebagai hasil bagi dari jumlah energi UV yang dibutuhkan untuk mencapai minimal erythema dose (MED) pada kulit yang dilindungi oleh suatu tabir surya dengan jumlah energi UV yang dibutuhkan untuk mencapai MED pada kulit yang tidak diberikan perlindungan. Oleh karena itu, penentuan efikasi sediaan yang mengandung tabir surya sangat penting untuk melihat kepatuhan produsen kosmetik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian kadar nilai SPF pada kosmetik krim yang beredar di Kota Pati. Sampel A, B, C, D, E diuji denganspektrofotometer secara in vitro dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis dari panjang gelombang 290-320 nm tiap 5 nm dan diukur absorbansinya, dilakukan replikasi tiga kali berturut-turut, selanjutnya dihitung dengan persamaan Mansur. Diikuti dengan uji stabilitas fisik krim yaitu organoleptis, homogenitas, pH, daya sebar dan daya lekat.Uji sifat fisik krim pada pada uji organoleptis dan uji homogenitas memenuhi syarat yang uji yang ditetapkan.  Hasil  uji daya sebar krim, sediaan krim yang memiliki daya sebar paling besar berturut-turut krim B, krim A, krim D, krim E, terakhir krim C. Hasil uji daya lekat krim, sediaan krim yang memiliki daya lekat paling besar berturut-turut krim D, C, B, E dan A. Pada uji SPF didapatkan produk A pelarut  etanol dan etil asetat mendekati nilai SPF label, pada pelarut kloroform melebihi SPF label. Sedangkan pada krim B, C, D dan E hasil percobaan dibawah nilai label SPF sediaan.Krim tabir surya yang beredar di Kota Pati  mempunyai hasil nilai SPF yang berbeda dengan yang tertera  pada kemasan saat dilakukan uji nilai SPF dengan spektrofotometri UV-Vis.
Uji Aktivitas Antibakteri Kombinasi Ekstrak Etanol Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa blimbi Linn.) dan Ekstrak Etanol Daun Blimbing Manis (Averrhoacarambola Linn.) Terhadap Daya Hambat Staphylococcus Aureus Wulan Agustin Ningrum; Miftahurohmah Ramadanti; Ainun Muthoharoh
Cendekia Journal of Pharmacy Vol 4, No 1 (2020): Cendekia Journal of Pharmacy
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/cjp.v4i1.84

Abstract

Pencernaan dalam tubuh yang bertugas memproses suatu makanan maupun minuman yang masuk ke dalam tubuh untuk kemudian diolah menjadi sebuah energi dibantu oleh bakteri baik. Staphylococcus aureus merupakan salah satu flora normal dalam tubuh manusia bila dalam jumlah yang berlebih dapat mengakibatkan patogen terhadap inangnya sehingga dapat membahayakan manusia. Salah satu penyebab bakteri pathogen adalah inflamasi lapisan mukosa dari struktur pada mulut seperti pipi, gusi, lidah, bibir dan atap atau dasar mulut atau dengan nama lain stomatitis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri kombinasi ekstrak etanol daun belimbing wuluh (Averrhoa blimbi Linn.) dan daun belimbing manis (Averrhoa carambola Linn.) terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus. Metode penelitian yang dilakukan dengan cara ekstraksi menggunakan etanol 96% secara maserasi. Skrining fitokimia dilakukan dengan menggunakan metode uji tabung. Uji aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi sumuran dengan konsentrasi 60%, 75% dan 90%. Kontrol positif yang digunakan adalah disk ampicilin 10 ?g dan kontrol negatif menggunakan DMSO. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi ekstrak etanol daun belimbing wuluh (Averrhoa blimbi Linn.) dan daun belimbing manis (Averrhoa carambola Linn.) dengan perbandingan1:3, 2:2 dan 3:1memiliki kandungan fenol, saponin, tanin dan flavonoid yang dapat menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus. Perlu dilakukan pengembangan penelitian selanjutnya terhadap aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun belimbing wuluh.
Identifikasi Kalsium dan Magnesium dalam Obat Menggunakan LIPS (Laser-Induced Plasma Spectroscopy) Heri Sugito; Ali Khumaeni; Wahyu Setia Budi; Asep Yoyo Wardaya
Cendekia Journal of Pharmacy Vol 4, No 1 (2020): Cendekia Journal of Pharmacy
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/cjp.v4i1.78

Abstract

Identifikasi kandungan zat makro pada obat-obatan kimia sangat diperlukan untuk tujuan perlindungan kesehatan masyarakat. Dalam penelitian ini, identifikasi magnesium (Mg) dalam produk farmasi dilakukan menggunakan LIPS (Laser-Induced Plasma Spectroscopy). Laser yang digunakan pada penelitian adalah laser Nd: YAG dan laser CO2. sampel yang digunakan adalah tablet suplemen. Sinar laser diarahkan dan difokuskan oleh lensa cembung pada sampel. Berkas plasma diinduksikan pada permukaan sampel. Spectrum emisi yang tajam dan berintensitas tinggi yang terdeteksi menggunakan laser Nd:YAG menunjukkan adanya kandungan Kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg) pada sampel. Hasil yang diperoleh kemudian dibandingan dengan pengujian sampel menggunakan laser CO2. Diperoleh hasil intensitas spectrum Mg jauh lebih tinggi menggunakan laser CO2.
Pengaruh Penambahan Ekstrak Lidah Buaya (Aloe Barbadensis-Miller) Terhadap Bilangan Peroksida pada Minyak Jelantah Eny Hastuti; Silvi Prastisa Sari
Cendekia Journal of Pharmacy Vol 4, No 1 (2020): Cendekia Journal of Pharmacy
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/cjp.v4i1.72

Abstract

Minyak goreng  merupakan salah satu bahan makanan yang dibutuhkan masyarakat untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Penggunaan berulang minyak goreng kelapa sawit  atau disebut minyak jelantah mengalami kerusakan karena mengalami pemanasan berulang, kontak dengan air, udara dan logam. Kerusakan minyak karena mengalami oksidasi dapat dicegah dengan menambahkan antioksidan.  Lidah buaya mengandung unsur vitamin dan mineral yang dapat berfungsi sebagai  antioksidan alami.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan ekstrak lidah buaya terhadap bilangan peroksida pada minyak jelantah. Minyak   jelantah yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari penjual gorengan, diuji kualitatif dan positif mengandung bilangan perosida. Minyak jelantah M1,M2 dan M3 ditambahkan ekstrak lidah buaya dengan konsentrasi 10 % b/v, 30 % b/v , 50 % b/v dan 70 % b/v yang direndam selama 5 jam. Penetapan bilangan peroksida pada minyak  jelantah dilakukan dengan metode Iodometri.  Hasil penelitian diperoleh kadar bilangan peroksida pada minyak jelantah tanpa penambahan ekstrak lidah buaya M1, M2 dan M3 adalah 7,60 mek O2/kg, 12,53 mek O2/kg  dan 12,30 mek O2/kg. Bilangan peroksida minyak jelantah dengan penambahan ekstrak lidah buaya konsentrasi 10 % b/v, 30 % b/v, 50 % b/v dan 70 % b/v pada M1, M2 dan M3 adalah M1 6,48 mek O2/kg, 3,62 mek O2/kg, 1,95 mek O2/kg, 0,91 mek O2/kg, M2 9,89 mek O2/kg , 4,24 mek O2/kg, 3,07 mek O2/kg, 1,90 mek O2/kg dan pada M3 6,18 mek O2/kg, 2,64 mek O2/kg, 1,18 mek O2/kg, 0,96 mek O2/kg. Berdasarkan hasil penelitian membuktikan bahwa terdapat pengaruh penambahan ekstrak lidah buaya terhadap penurunan bilangan peroksida minyak  jelantah.
Formulasi dan Karakteristik Fisik Soothing Gel Kombinasi Lidah Buaya dan Buah Naga Dyah Aryantini; Lia Agustina; Ida Kristianingsih; Evi Kurniawati; Ilham Khawarizmy
Cendekia Journal of Pharmacy Vol 4, No 1 (2020): Cendekia Journal of Pharmacy
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/cjp.v4i1.51

Abstract

Sediaan yang sedang digemari oleh masyarakat dalam mengembalikan hidrasi kulit adalah soothing gel. Soothing merupakan sediaan yang lazim disebut hydrogel dibuat dengan bahan aktif berkonsentrasi tinggi yang  diharapkan dapat bekerja maksimal dalam mengembalikan kelembapan kulit. Lidah buaya telah banyak dimanfaatkan untuk melembabkan kulit. Kombinasi lidah buaya dan buah naga diharapkan bahwa kandungan kimia dari golongan flavonoid dalam buah naga dapat memberikan kontribusi sebagai antioksidan alami. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data sifat fisik Formula I (FI) dan Formula II (FII) soothing gel dengan bahan aktif kombinasi lidah buaya dan buah naga konsentrasi 85% dan 95% yang meliputi  organoleptik, homogenitas, pH, daya sebar, dan daya lekat. Penelitian ini juga diujikan terhadap panelis untuk mengetahui responnya terhadap formula yang disukai. Metode yang dilakukan untuk mendapatkan data yakni dengan penapisan fitokimia untuk mengetahui kandungan kimia masing-masing zat aktif, evaluasi sifat fisik untuk mengetahui bahwa sediaan yang dibuat memenuhi syarat sediaan setengah padat. Selanjutnya data dianalisa secara kualitatif  dan kuantitatif secara statistik melalui uji T. Uji kesukaan terhadap sediaan oleh panelis dilakukan terhadap 10 orang panelis berusia 18-25 tahun. Hasil dari penapisan kimia menunjukkan bahwa lidah buaya positif mengandung flavonoid dan saponin, sedangkan buah naga positif mengandung flavonoid, alkaloid, terpenoid, saponin. Evaluasi sifat fisik terhadap organoleptik, homogenitas, daya sebar, daya lekat, dan pH menunjukkan bahwa FI dan FII memiliki sifat yang memenuhi persyaratan sediaan setengah padat. Berdasarkan kesukaan panelis  menunjukkan bahwa FI lebih disukai yakni oleh 80% responden  dan FII sebanyak 20%.
Hubungan Drug Related Problems (DRPs) Kategori Interaksi Obat pada Penggunaan Obat Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Annis Rahmawaty; Putri Hadianti Hidayah
Cendekia Journal of Pharmacy Vol 4, No 1 (2020): Cendekia Journal of Pharmacy
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/cjp.v4i1.76

Abstract

Diabetes Melitus (DM) terjadi karena sebagian besar disebabkan oleh resisten insulin di dalam tubuh. Penggunaan obat baik kombinasi dan tunggal dapat menyebabkan terjadinya interaksi obat. Interaksi obat merupakan bagian dari Drug Related Problems (DRPs). Interaksi obat terjadi jika obat yang dikonsumsi mengubah efek dari obat lain yang dapat menaikkan maupun menurunkan efek suatu obat. Pengambilan data melalui rekam medik pasien Diabetes Melitus Tipe 2 yang dilakukan secara prospektif dengan teknik pengambilan data secara total sampling sebanyak 31 pasien sesuai kriteria inklusi. Data dianalisa secara deskriptif dengan menggunakan literatur Medscape, Stockley’s Drug Interaction 8th edition, Drug Interaction Fact dan kejadian interaksi obat dinilai menggunakan Drug Interaction Probability Scale (DIPS). Analisa data menggunakan SPSS univariat dan bivariat menggunakan Mann-whitney. Dari 31 pasien DM tipe 2 didapatkan penggunaan obat antidiabetik kombinasi sebanyak 93,5% dan yang berpotensi mengalami interaksi obat sebesar 90,3%, Analisa data menggunakan Mann-whitney didapatkan nilai P = 0,050 yang berarti terdapat hubungan antara penggunaan obat oral kombinasi dan tunggal dengan DRPs kategori interaksi obat dengan obat. Pada penelitian ini didapatkan nilai P = 0,050 yang berarti terdapat hubungan antara profil penggunaan obat dengan DRPs kategori interaksi obat dengan obat.
Evaluasi Farmakovigilans Obat Antidiabetes Oral pada Pasien Rawat Jalan Diabetes Mellitus Tipe II di RSUD Bendan Kota Pekalongan Ekanita Desiani; Metha Anung Anindhita; M. Rusli Effendi
Cendekia Journal of Pharmacy Vol 4, No 1 (2020): Cendekia Journal of Pharmacy
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/cjp.v4i1.65

Abstract

Diabetes melitus (DM) tipe II adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh resistensi insulin dan merupakan diabetes melitus yang paling banyak di Indonesia. Penggunaanobat DM menyebabkan terjadinya adverse drug reaction (ADR) sehingga perludilakukan pemantauan penggunaan obat melalui evaluasi farmakovigilans. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui persentase karakteristik subyek penelitian dan persentase  kejadian ADR pada pasien rawat jalan diabetes melitus tipe II di RSUD Bendan Kota Pekalongan. Penelitian ini dilakukan secara deskriptif observasional dengan pengambilan data secara prospektif. Subyek penelitian adalah pasien rawat jalan DM Tipe II di RSUD Bendan Kota Pekalongan yang mendapatkan obat antidiabetes oral tunggal maupun kombinasi. Pengumpulan data melalui formulir efek samping obat, algoritma naranjo, dan lembar resep pasien. Data yang telah diambil dianalisa secara deskriptif. Hasil penelitian diperoleh sebanyak 64 pasien yang memenuhi kriteria inklusi, dan diketahui hanya 26 pasien yang mengalami ADR. Data yang dikumpulkan dinilai kausalitasnya dengan menggunakan algoritma naranjo dan dihitung skor probabilitas ADR yang terjadi. Penelitian ini berhasil mengevaluasi farmakovigilans dengan subyek yang paling banyak menderita DM tipe II yaitu pada usia 51-60 tahun sebesar 48,4% dan paling banyak berjenis kelamin perempan sebesar 65,6%. Berdasarkan penilaian kausalitas dengan menggunakan algoritma naranjo persentase kejadian ADR pada pasien rawat jalan DM tipe II di RSUD Bendan Kota Pekalongan adalah 12,5% termasuk dalam kategori besar kemungkinan dan 28,1% mungkin.

Page 1 of 2 | Total Record : 12