cover
Contact Name
Studi Budaya Nusantara
Contact Email
jsbn@ub.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jsbn@ub.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Studi Budaya Nusantara
Published by Universitas Brawijaya
ISSN : -     EISSN : 26211068     DOI : -
Jurnal Studi Budaya Nusantara (SBN) adalah media komunikasi ilmiah yang diterbitkan oleh Jurusan Seni dan Antropologi Budaya, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Brawijaya Malang. Jurnal ini dimaksudkan untuk mewadahi hasil penelitian dan kajian ilmiah di bidang seni dan budaya Nusantara sebagai bentuk sumbangan masyarakat ilmiah bagi pengembangan wawasan seni dan budaya dalam kehidupan masyarakat yang lebih luas. Terbit 2 kali setahun (Juni dan Desember).
Arjuna Subject : -
Articles 78 Documents
FRAKTAL SEBAGAI SUMBER IDE PENGEMBANGAN DESAIN BATIK TUBAN Fernanda Rizky Puspa Wardani
Studi Budaya Nusantara Vol 6, No 1 (2022)
Publisher : Studi Budaya Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengembangan desain Batik Tuban dengan sumber ide visual Fraktal dilatarbelakangi oleh peluang untuk mengembangkan desain baru yang berfokus pada pengolahan visual (motif) Fraktal maupun Batik Tuban sendiri. Sumber ide ini diambil selain karena fraktal sedang hangat dikembangkan, alasan lain yakni visual Fraktal memiliki karakteristik yang sangat unik serta dapat menghasilkan berbagai motif baru dan sangat beragam, Visual Fraktal diperoleh dari software yang bernama Ultra Fractal, yang kemudian diolah untuk digabungkan dengan motif Batik Tuban. Pengembangan ini menghasilkan tampilan desain baru yang menjembatani motif khas masa lampau dengan produk tekstil era sekarang lewat teknik olah digital. Hasil pengembangan desain ini dapat disimpulkan: (1) Dengan sumber ide visual Fraktal, pengembangan ini menghasilkan sembilan desain dengan menggunakan motif asli Batik Tuban sebagai motif utama yang dikelompokkan menjadi tiga desain geometri, tiga desain flora dan tiga desain fauna. (2) Tiga dari Sembilan desain telah diwujudkan menjadi produk fesyen blouse, dengan menggunakan bahan katun jepang, yang dikerjakan dengan teknik batik tulis dan colet dalam pewarnaannya.Kata Kunci: Pengembangan, Desain, Batik Tuban, Batik Fraktal, Fraktal, Ultra Fractal The design for the pattern of Batik Tuban with Fractal visual idea was motivated by the availability of a chance to develop a new design that focuses on the visual processing of Fractals and Batik Tuban motif itself. The urge that generates this idea was taken not only because of the phenomena that Fractals are currently being explored, but also based on the unique characteristics of visual Fractals itself that can produce new various and diverse motifs. Visual Fractals are acquired from a software called ‘Ultra Fractal’ which is then processed to be combined with Batik Tuban motif. This designing process produces a new pattern that associated with the typical motifs of the past towards today’s textile products that is manufactured through digital processing techniques. The results of this design development can be concluded as: (1) From the visual Fractal idea, this design produces nine designs employing the original Batik Tuban motif as the main pattern which are classified into nine, they are three geometric designs, three flora designs and three fauna designs. (2) Three of the nine designs have been transformed into blouse fashion products using Japanese cotton which are polished by applying Batik Tulis techniques and dabbing them in the coloring process.Keywords : Development, Design, Batik Tuban, Batik Fractal, Fractal, Ultra Fractal 
Eksistensi Teh Nyaneut Sebagai Tradisi Warisan Leluhur Budaya Sunda Bagus syah putra
Studi Budaya Nusantara Vol 6, No 2 (2022)
Publisher : Studi Budaya Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The tradition of drinking Nyaneut Tea is a culture that has been passed down from generation to generation and is often used as a guide for Sundanese people to respect and stay in touch through serving a cup of warm tea. The culture of the Nyaneut Tea tradition is slowly fading among the people with low awareness of preservation, wealth, and culture and the lack of existence of the Nyaneut Tea Tradition so that tea is only seen as a side dish and without meaning. This study aims to determine the existence of the Nyaneut Tea Tradition today, the efforts of the local community to maintain the Nyaneut Tea Tradition and the background of the Nyaneut Tea occurrence so that it can become an ancestral cultural heritage that lasts from generation to generation. This study uses descriptive qualitative methods, to obtain strong data by conducting interviews, observations, and documentation. The location determination was carried out in Cigedug village, Garut Regency as a place for research activities. The results of the study show that the Nyaneut Tea Tradition is indeed lacking in existence among today's society. Nyaneut culture has begun to fade even though Nyaneut itself has many benefits for body health and teaches the rules of drinking tea that need to be applied to the community for etiquette.
EKSPLORASI DESAIN MOTIF BATIK CIUNG WANARA DENGAN MULTITEKNIK PADA KEBAYA MODIFIKASI Kresna Purwandaru
Studi Budaya Nusantara Vol 7, No 1 (2023)
Publisher : Studi Budaya Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ciung wanara merupakan salah satu objek wisata budaya yang berada di Kabupaten Ciamis yang memiliki berbagai peninggalan bersejarah dan merupakan salah satu peninggalan prasejarah yang dimiliki oleh Ciamis. Batik merupakan salah satu kerajinan tangan dalam bentuk tekstil. Seiring berkembangnya dunia mode hingga zaman sekarang menggiring pemikiran para desainer untuk lebih inovatif dan kreatif dalam merancang sebuah desain pada batik serta teknik yang digunakan. Pada awalnya batik hanya menggunakan satu teknik saja, ditulis dan dicap. Namun pada kali ini penulis ingin memberi nuansa baru dalam sebuah desain batik yang pada umumnya kebaya terbuat dari brokat atau bahan lainnya, dengan potongan mode yang sangat sedernaha. Namun kali ini penulis ingin memberi sentuhan modern pada busana kebaya dengan maksud sebagai daya tarik lain dan juga memperluas eksistensi kebaya dan batik di masyarakat serta mengangkat kembali budaya daerah. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif bersifat deskriptif. Pada tahap pengumpulan data, peneliti menggunakan metode observasi dan metode dokumen, yaitu dengan cara mengumpulkan informasi yang dibutuhkan, sedangkan teknik dokumen dengan cara, mengumpulkan informasi berupa data dari buku, jurnal, internet dan sumber lainnya. Teknik analisis data menggunakan analisis data intraestetik dan analisis data ekstraestetik. Proses penciptaan meliputi perancangan, pelaksanaan, dan finishing. Setelah membuat beberapa desain eksplorasi terpilihlah 5 desain utama yang dijadikan sebagai motif kontemporer yang diaplikasikan pada kebaya dan selendang atas berdasarkan ide dan konsep penulis. Melalui hasil penciptaan karya ini diharapkan dapat memberikan inovasi terbaru terhadap busana kebaya dan batik. 
APRESIASI DAN KREASI SENI RUPA NUSANTARA SEBAGAI PENDORONG KECINTAAN TERHADAP BUDAYA NUSANTARA BAGI SISWA SEKOLAH INDONESIA RIYADH ARAB SAUDI Ponimin Ponimin
Studi Budaya Nusantara Vol 7, No 1 (2023)
Publisher : Studi Budaya Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kecintaan terhadap budaya Nusantara harus tetap ditumbuhkan kepada setiap warga negara Indonesia. Hal ini untuk memperkuat jati diri mereka sebagai bangsa Nusantara agar tidak tercerabut dari akar budayanya. Hal tersebut juga tidak terkecuali kepada para siswa-siswi Sekolah Indonesia Riyadh (SIR) di Arab Saudi. Strategi untuk memberi dorongan rasa cinta tersebut diantaranya melalui kegiatan apresiasi seni dan kreasi seni terhadap seni budaya Nusantara kepada mereka dengan cara seperti yang dilaksanakan pada  program pengabdian masyarakat luar negeri LPPM Universitas Negeri Malang. Untuk mencapai hasil kegiatan tersebut diterapkan metode workshop dan pelatihan yang meliputi metode: (1) Presentasi ceramah dengan menanaman wawasan kepada siswa SIR (Sekolah Indonesia Riyadh, (2) Metode demonstrasi berkreasi seni rupa Nusantara, (3) Diskusi dan evaluasi terhadap hasil kegiatan dan pelaksanaan kegiatan, (4) Analisis hasil kegiatan apresiasi dan kreasi seni rupa Nusantara yang telah dilakukan siswa sebagai sasaran program. Hasil kegiatan ini diharapkan para siswa memiliki pemahaman tentang pentingnya mencintai melalui tindakan apresiasi dan kreasi seni budaya Nusantara sebagai warga Indonesia.  Pada sisi lain mereka memiliki kemampuan dan pengalaman teknis dalam berkreasi, khususnya bidang seni rupa Nusantara yang dicapai melalui kegiatan pelatihan berkreasi seni rupa.
Menggali Nilai Pancasila Dalam Tarian Raego Topo Uma Dengan Perspektif Filsafat Fenomenologis Armada Riyanto Rex Firenze Tonta; Pius Pandor
Studi Budaya Nusantara Vol 7, No 1 (2023)
Publisher : Studi Budaya Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Fokus paper ini menggali nilai-nilai Pancasila dalam kearifan lokal masyarakat Topo Uma di desa Porelea, Kec. Pipikoro, Kab. Sigi, Sulawesi Tengah. Secara khusus Tarian Raego, ini merupakan tarian yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan dalam formasi melingkar sambil melantunkan syair-syair dalam bahasa Uma tua. Tujuan dari paper ini untuk menelusuri apakah pengandaian bahwa nilai-nilai Pancasila dalam kearifan lokal masyarakat Indonesia itu sungguh-sungguh berakar dan dihayati secara khusus oleh masyarakat Topo Uma. Metode yang digunakan dalam riset ini kualitatif, dengan pendekatan filsafat fenomenologis perspektif Armada Riyanto yang diperoleh dari buku Kearifan Lokal~Pancasila:Butir-Butir Filsafat Keindonesiaan, juga dalam buku Relasionalitas dan Metodologi karyanya. Perspektif filosofis fenomenologis itu menyumbang interpretasi fenomenologis untuk menguraikan pengalaman dan penghayatan masyarakat Topo Uma. Temuan dalam riset ini, perkataan bahwa nilai-nilai Pancasila itu hidup dan berakar dalam kearifan lokal masyarakat bukan hanya sekadar slogan. Secara khusus sila pertama, itu meresapi dan dihayati dalam kehidupan masyarakat Topo Uma bahkan sebelum masuknya agama Kristen di sana seperti sebutan kepada entitas yang melampaui atau mengatasi, yaitu; Karampue Langi, Karampue Tana atau Topehila Ngkarawe Topejadi.
DEKONSTRUKSI MAKNA IKLAN SABUN LUX Nuriarta I Wayan
Studi Budaya Nusantara Vol 7, No 1 (2023)
Publisher : Studi Budaya Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keberadaan iklan pada media massa bukan lagi sebagai elemen pelengkap system industrialisasi dan kapitalisme, melainkan telah menjadi instrument paling vital. Penelitian ini akan membahas iklan sabun LUX. Iklan sabun mandi LUX selalu menampilkan perempuan-perempuan cantik untuk menjadi ikon produknya. Karena identik dengan iklan yang eksklusif dan bintang-bintang papan atas Indonesia. Iklan dalam produk sabun kecantikan LUX rupanya mempunyai banyak makna yang terpendam. Dengan teori dekonstruksi, hasilnya menunjukan bahwa makna tidak saja mengacu pada aroma dan kesegaran sabun LUX akan membuat perempuan mampu beraktifitas secara aktif dalam profesi apa saja, baik sebagai eksekutif muda, artis, penyanyi, mahasiswa ataupun pegiat pejuang hak-hak perempuan, juga dengan sabun LUX lantas perempuan akan menjadi layaknya Maudy Ayunda, seorang perempuan cantik dan aktif. Namun makna lainnya adalah karena Maudy Ayunda merupakan artis yang memiliki banyak prestasi maka ia menjadi bintang iklan sabun LUX. Selain parasnya yang cantik, berbagai aktifitas padatpun ia jalani. Dalam proses pemaknaan iklan sabun LUX, secara dekonstruksi akan dipandang terjadinya pembalikan makna. Makna tidak final yang menunjukan bahwa dengan menggunakan sabun LUX maka seseorang akan menjadi seperti Maudy Ayunda, yaitu tampil sebagai perempuan cantik dan aktif. Tetapi makna lain yang sebaliknya bisa disampaikan yaitu bahwa karena Maudy Ayunda adalah seorang artis cantik, cerdas dan juga aktif, maka dipilih sebagai bintang iklan sabun LUX.
TELAAH KONFLIK PENGUKUHAN RAJA PEREMPUAN DI KERATON YOGYAKARTA (DALAM TINJAUAN SOSIOLOGIS) Nita Putri Febriani
Studi Budaya Nusantara Vol 7, No 1 (2023)
Publisher : Studi Budaya Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di bawah kepemimpinan Sultan Hamengku Buwono (HB) X, Kesultanan Yogyakarta dihadapkan pada konflik internal keraton, yaitu antara keluarga keraton sendiri dengan adik-adik sultan. Hal ini sebagai akibat dari sabda raja yang menganugerahkan gelar Mangkubumi kepada Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Pembayun. Penyematan gelar tersebut menandakan bahwa putri sulung sultan HB X tersebut telah resmi diangkat sebagai putri mahkota, yang nantinya akan meneruskan tampuk kekuasaan keraton jika sultan wafat. Namun, sabda raja tersebut ternyata ditentang keras oleh adik-adik sultan, karena dianggap bertentangan dengan tradisi Keraton Yogyakarta. Pasalnya selama ini sejak Hamengkubuwono I hingga Hamengku Buwono X, keraton selalu dipimpin oleh seorang raja (putra), apalagi jika mengingat bahwa Keraton Yogyakarta merupakan bagian dari Kerajaan Mataram Islam. Ditinjau dari sejarahnya, suksesi kepemimpinan Keraton Yogyakarta memang tidak selalu mulus. Banyak terjadi konflik dan bentrok kepentingan antara berbagai pihak. Fenomena ini tidak terlepas dari sikap dan keinginan setiap keturunan raja yang merasa berhak menjadi pewaris kekuasaan selanjutnya. Penelitian ini bertujuan untuk fokus membahas konflik yang terjadi dengan analisis  teori konflik kekuasaan Dahrendorf, serta segala perubahan akibat sabda raja yang bersifat melawan aturan tradisional (paugeran keraton) yang berdampak pada konflik dan pengaruhnya terhadap cara pandang masyarakat Yogyakarta pada khususnya.
MAKNA DAN NILAI FILOSOFIS DALAM ARSITEKTUR RUMAH GADANG Novia Rahmadani
Studi Budaya Nusantara Vol 7, No 1 (2023)
Publisher : Studi Budaya Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rumah gadang sebagai rumah adat suku Minangkabau sudah sangat familiar bagi segenap masyarakat Indonesia. Rumah gadang juga erat kaitannya dengan rangkiang, karena rangkiang merupakan bagian dari rumah gadang. Dalam pembangunan rumah gadang, yang menarik untuk dikaji ialah arsitektur bangunannya yang dirancang sedemikian rupa. Semua konstruksi dari rumah gadang baik interior maupun eksteriornya memiliki nilai dan makna tersendiri. Untuk menjabarkan hal tersebut digunakan metode penelitian heuristik, historiografi, deskriptif, dan studi kepustakaan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan berbagai metode tersebut, ditemukan fakta bahwa rumah gadang bukan hanya dijadikan sebagai tempat tinggal semata oleh masyarakat Minangkabau. Rumah gadang merupakan sumber budaya dan pembelajaran bagi anak kamanakan di suatu kaum. Oleh sebab itu, setiap arsitektur rumah gadang dirancang sedemikian rupa untuk menyiratkan makna dan nilai filosofis di dalamnya, tak ubahnya dengan rangkiang yang menjadi bagian dari rumah gadang.