cover
Contact Name
I Komang Mertayasa
Contact Email
kmertayasa19@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
bawiayahfda@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota palangkaraya,
Kalimantan tengah
INDONESIA
Bawi Ayah: Jurnal Pendidikan Agama dan Budaya Hindu
ISSN : 20896573     EISSN : 26141744     DOI : -
Core Subject : Religion, Education,
Bawi Ayah Jurnal Pendidikan Agama dan Budaya Hindu dengan e-ISSN 2614-1744 dan p-ISSN 2089-6573 adalah jurnal dengan peer-review yang diterbitkan oleh Fakultas Dharma Acarya Institut Agama Hindu Negeri Tampung Penyang, Palangka Raya. Diterbitkan dua kali dalam setahun yaitu pada bulan April dan Oktober. Jurnal ini menerbitkan tinjauan terkini dari hasil pemikiran dan penelitian tentang Pendidikan agama dan kajian budaya dalam Agama hindu.
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 11 No 1 (2020): Pendidikan Agama dan Budaya Hindu" : 6 Documents clear
IMPLEMENTASI NILAI ETIKA HINDU PADA GEGURITAN NI SUMALA Ida Bagus Putu Eka Suadnyana
Bawi Ayah: Jurnal Pendidikan Agama dan Budaya Hindu Vol 11 No 1 (2020): Pendidikan Agama dan Budaya Hindu
Publisher : Jurusan Dharma Acarya STAHN-TP Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33363/ba.v11i1.445

Abstract

Geguritan adalah satu bentuk karangan dalam kesusastraan Bali yang disusun dengan menggunakan pupuh-pupuh. Salah satu Karya Sastra tersebut terdapat dalam Geguritan Ni Sumala yang menyebutkan perjalanan hidup yang dialami oleh anak cacat dan tidak mempunyai sanak keluarga. Anak itu selalu dicemooh oleh temannya, dihina dalam masyarakat tapi akhirnya ia menemukan kebahagiaan. Geguritan Ni Sumala bukan saja merupakan karya sastra klasik yang sangat indah namun disamping itu mengandung nilai-nilai pendidikan etika yang sangat dalam maknanya. Disamping itu Geguritan Ni Sumala banyak mengandung nilai-nilai pendidikan yang sangat perlu diketahui dan dipahami oleh masyarakat luas. Dengan timbulnya anggapan yang negatif bahwa geguritan maupun cerita rakyat adalah karya cipta yang sangat ketinggalan jaman, sehingga tak perlu lagi untuk dipelajari dan diteruskan kepada generasi berikutnya.
PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PEMBELAJARAN AGAMA HINDU DI SMAN-1 KUALA KAPUAS Ni Putu Eka Merliana
Bawi Ayah: Jurnal Pendidikan Agama dan Budaya Hindu Vol 11 No 1 (2020): Pendidikan Agama dan Budaya Hindu
Publisher : Jurusan Dharma Acarya STAHN-TP Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33363/ba.v11i1.447

Abstract

The purpose of this study is to find out 1) the use of information technology in the learning of Hinduism, 2) what factors support the use of information technology in learning Hinduism, 3) the obstacles experienced by the SMAN-1 Kuala Kapuas in utilizing information technology in religious learning Hindu. SMAN-1 Kuala Kapuas being the first high school in the Kapuas district of Central Kalimantan Province has implemented technology as a medium of learning and this has also been applied in Hindu learning. The results obtained from this research are the application of information technology has a positive influence on students, where students are able to deeply understand the material provided in the teaching and learning process. The importance of technology in learning Hinduism makes the character of Hindu students at SMAN-1 Kuala Kapuas better so that they can implement it in their daily lives.
PROSES PENYUSUNAN SOAL UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL PENDIDIKAN AGAMA HINDU DI KALIMANTAN TENGAH Made Paramarta
Bawi Ayah: Jurnal Pendidikan Agama dan Budaya Hindu Vol 11 No 1 (2020): Pendidikan Agama dan Budaya Hindu
Publisher : Jurusan Dharma Acarya STAHN-TP Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33363/ba.v11i1.450

Abstract

Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang isi dan bahan pembelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar di sekolah. Kurikulum 2006 dan kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Pendidikan yang berkualitas adalah salah satu cara untuk meningkatkan daya saing sebuah bangsa yang kita sadari pendidikan memiliki peran sangat penting. Proses Penyusunan Soal Ujian Sekolah Berstandar Nasional adalah sebuah evaluasi yang dilakukan pemerintah Indonesia, dituangkan pada sistem pendidikan nasional dengan aturan penilaian yang jelas, digunakan untuk penentuan kelulusan peserta didik pada satuan pendidikan. Proses penyusunan soal ujian nasional, pemerintah melalui kementerian pendidikan dengan ketetapan aturan pada Prosedur Operasional Standar Ujian Nasional (POS UN) telah ditetapkan bahwa 25 % soal dibuat oleh pusat dan 75 % soal buat didaerah. Aturan ini merupakan aturan yang baku, dimana daerah dalam hal ini Dinas Pendidikan Provinsi bekerjasama dengan Kementerian Agama Provinsi dalam penyususan dan perakitan soal pusat. Daerah dibantu oleh Kelompok Kerja Guru (KKG), Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) baik itu ditingkat SMP dan SMA/K, dengan memperhatikan Kisi-kisi soal yang telah ditetap oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Setelah tersusun, soal akan dimasukan ke aplikasi server dinas pendidikan Provinsi/Kabupaten berlanjut ke tutor masing-masing disetiap satuan pendidikan. Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) Pendidikan Agama Hindu merupakan sistem pelaksanaan ujian yang dielenggarakan berdasarkan aturan POS UN, jenjang yang melaksankan ujian ini yaitu Tingkat Sekolah Dasar, Tingkat Menengah, dan Tingkat Menengah. Kalimantan Tengah merupakan salah satu dari beberapa provinsi di Indonesia yang menerapkan pelaksaan Ujian Sekolah Berstandar Nasional, dikelola langsung oleh dinas pendidikan provinsi Kalimantan Tengah, salah satu pembelajaran yang diujikan yaitu pendidikan agama Hindu.
PERANAN GURU AGAMA HINDU DALAM MENANAMKAN ASPEK AFEKTIF, KOGNITIF DAN PSIKOMOTORIK PADA PENDIDIKAN AGAMA HINDU DI SMPN SATU ATAP TEWEH BARU KABUPATEN BARITO UTARA Pranata Pranata
Bawi Ayah: Jurnal Pendidikan Agama dan Budaya Hindu Vol 11 No 1 (2020): Pendidikan Agama dan Budaya Hindu
Publisher : Jurusan Dharma Acarya STAHN-TP Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33363/ba.v11i1.452

Abstract

SMPN Satu Atap ini memiliki jumlah siswa beragama Hindu cukup banyak akan menjadi tantangan bagi guru agama Hindu untuk menerapkan kriteria dalam pelaksanaan aspek Kognitif, Aspek Afektif dan aspek Psikomotorik siswa, karena untuk menjalankan ketiga aspek tersebut haruslah didukung oleh faktor lain didalam pendidikan, seperti sarana dan prasarana dan kemampuan dasar mengajar yang dimiliki oleh seorang guru. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui Peranan guru agama Hindu dalam Penanaman Aspek Afektif, Kognitif dan Psikomotorik Dalam Pembelajaran pendidikan Agama Hindu di SMPN SATU ATAP Teweh Baru Kabupaten Barito Utara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Penelitian ini akan mendeskripsikan mengenai data yang dikumpulkan secara alamiah. Data diperoleh melalui observasi, dokumentasi maupun wawancara dengan kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru agama Hindu serta siswa-siswa agama Hindu. Penanaman aspek Kognitif sudah berjalan sesuai kurikulum. Masih menggunakan metode tradisional, kegiatan untuk mengingat kembali materi yang sudah disampaikan didalam kelas, berupa menyebutkan, menjelaskan atau menyampaikan, mampu memberikan contoh atau mampu mempraktekkan didalam kelas atau di dalam kehidupan sehari-hari. Soal ulangan berupa soal tertulis dengan rata-rata soal seperti sebutkan, menjelaskan, berikan contoh, masih hanya pada taraf tingkat rendah berupa pengetahuan dan pemahaman saja, belum menyentuh kepada tingkat yang lebih tinggi seperti sintesis atau evaluasi. Penanaman aspek Afektif disimpulkan bahwa mengarahkan siswa untuk gemar membaca buku dan melakukan kerjasama, Pemberian respon di kelas maupun di luar kelas, menekankan kepada siswa melalui nasehat, disilipi didalam materi pelajaran agar anak didik menjadi sopan santun dalam pergaulan, bentuk pengalaman yang ditekankan berupa salaman dan mencium tangan guru sebelum masuk kelas, sebelum kegiatan pembelajaran, diwajibkan untuk berdoa besama yang dipimpin oleh siswa. Menggelola dan membangun sistem nilai dengan mewajibkan kepada anak didik aktif dalam pelaksanaan basarah rutin dibalai basarah, mempersiapkan sarana dan prasarana basarah, melantunkan kidung Kandayu,melantunkan Manggaru Sangku Tambak Raja, bisa melafalkan Puja Tri Sandya. Penanaman aspek Psikomotorik melakukan praktek yang bertujuan untuk di tiru atau dipraktekkan oleh siswa-siswanya. Sehingga untuk aspek manifulasi, aspek pengalamiahan dan aspek artikulasi masih belum dilaksanakan oleh guru, sehingga apa yang didapat siswa masih terbatas pada aspek ketrampilan dasar saja.
UPAYA PASRAMAN PADMA BHUANA SARASWATI DALAM MEWUJUDKAN SISYA YANG CERDAS BERBUDAYA I Nyoman Santiawan; I Nyoman Warta
Bawi Ayah: Jurnal Pendidikan Agama dan Budaya Hindu Vol 11 No 1 (2020): Pendidikan Agama dan Budaya Hindu
Publisher : Jurusan Dharma Acarya STAHN-TP Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33363/ba.v11i1.455

Abstract

Pasraman Padma Bhuana Saraswati is a parsaman located in the city of Yogyakarta that has a vision to form a cultured Smart Sisya. This study aims to find out how pasraman efforts Padma Bhuana Saraswati in realizing the vision of the institution. This study uses a qualitative approach, so that data collection is done by observation and direct interviews with selected respondents. The results of this study reveal the success of Pasraman Padma Bhuana Saraswati in forming intelligent cultured students, namely: 1. The role of parents, 2. The role of teachers, and 3. The role of managers of pasraman. Of these three factors, the role of parents has a very high influence on the success of postgraduate education in Padma Bhuana Saraswati. Parents have an important role that is directing, reminding and accompanying students during the learning process so that parents often become educators in Pasraman. With these 3 factors, Pasraman Padma Bhuana Saraswati was able to achieve a shared vision and goals. Not only that, until now Pasraman Padma Bhuana Saraswati is very active in community religious and social activities such as Social Service and involvement in national-scale cultural performances
MESAIBAN: TINJAUAN KONSEP PENDIDIKAN DALAM SEBUAH TRADISI G.A Kristha Adelia Indraningsih
Bawi Ayah: Jurnal Pendidikan Agama dan Budaya Hindu Vol 11 No 1 (2020): Pendidikan Agama dan Budaya Hindu
Publisher : Jurusan Dharma Acarya STAHN-TP Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33363/ba.v11i1.458

Abstract

Today's developments seem to be fast and simple in getting things done, so they also have an impact on various parts of life. Someone tends to want something quickly, so that sometimes makes less patient in achieving something. Mesaiban traditions are increasingly rarely carried out, due to the habit of buying food at stalls that are so easily found quickly. This has an effect on the lack of education gained through this, mesaiban is loaded with education. Various efforts need to be made so that this tradition can survive and be comprehended comprehensively by various groups, especially Hindus. Mesaiban / ngejot is a term commonly used to express the implementation of daily yajna sesa with banana leaves as its base, rice, salt, side dishes, freshly cooked vegetables, water and incense as a tribute. The operation of the mesaiban can be interpreted as an expression of gratitude and form of stopping (Increasing Status) to animals that die while cooking or while doing activities. Banten saiban placed on plangkiran on the bed, cooking place, a place to store water or can also be aged, in the storage of rice or rice, home yard, monument, in place of sharpening stones (where sharpening kitchen utensils), in brooms (tools to sweep the dirt), in the place to pound the spice, bladed, where the mashing and collision. Education from the implementation of mesaiban namely Religious, Always Grateful, Ethical, Compassion, Respect and Tri Hita Karana

Page 1 of 1 | Total Record : 6