cover
Contact Name
G.A. Kristha Adelia Indraningsih
Contact Email
kristhaghea@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
kristhaghea@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota palu,
Sulawesi tengah
INDONESIA
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
ISSN : 23029102     EISSN : 26857189     DOI : -
Core Subject : Religion, Education,
Jurnal Widya Genitri adalah jurnal yang diterbitkan oleh STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah mengundang para peneliti, dosen dan praktisi untuk mengirimkan artikel hasil penelitian dan pengabdian yang berkaitan dengan Agama dan Kebudayaan. Jurnal ini pertama kali terbit pada tahun 2012 dengan terbitan setiap 6 bulan (dua kali setahun) dan telah memiliki nomor e-ISSN : 2685-7189 ISSN: 2302-9102.
Arjuna Subject : -
Articles 114 Documents
DAMPAK TERORISME BAGI MASYARAKAT HINDU DI DESA CATUR KARYA KECAMATAN BALINGGI KABUPATEN PARIGI MOUTONG PROVINSI SULAWESI TENGAH IK Suparta
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 8 No 1 (2017): Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (220.479 KB) | DOI: 10.36417/widyagenitri.v8i1.213

Abstract

Konflik merupakan sesuatu yang menakutkan dan konflik sebagai sesuatu yang terjadi akibat adanya pertentangan. Konflik tersurat di dalam ajaran Agama Hindu dalam hukum Rta yang dikenal dengan istilah Rwabhineda. Konflik jika dimanajemen dengan baik dapat berguna untuk menegakkan nilai-nilai kebenaran yang terpendam oleh keadaan harmoni semu. Sebagaimana yang terjadi di Desa Catur Karya Kecamatan Balinggi Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah telah terjadi konflik akibat terorisme. Dengan adanya konflik teroris di desa tersebut menimbulkan permasalahan yaitu apa dampak terorisme bagi masyarakat Hindu di Desa Catur Karya Kecamatan Balinggi Kabupaten Parigi moutong?. Setelah dilaksanakan penelitian diperoleh hasil bahwa dampak terorisme bagi masyarakat Hindu di Desa Catur Karya yaitu Dampak negatif meliputi kerusakan fisik, kerusakan mental, kerusakan sosial budaya, kerusakan sektor ekonomi, kerusakan sektor pariwisata. Dampak positif sebagaimana masyarakat merefleksikan dirinya terhadap tindakan teror yang dilakukan terorisme meliputi: peningkatan Sraddha Bhakti, peningkatan kesadaran pentingnya organisasi keagamaan Hindu, meningkatnya kesadaran partisipasi masyarakat dalam kegiatan politik lokal, peningkatan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pengamanan swakarsa, peningkatan solidaritas antar anggota masyarakat dan peningkatan daya filterisasi informasi masyarakat.
KAJIAN MAKNA DAN FUNGSI PIS BOLONG DALAM UPACARA DEWA YAJNA BAGI UMAT HINDU DI KOTA PALU Gede Merthawan
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 8 No 1 (2017): Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (277.319 KB) | DOI: 10.36417/widyagenitri.v8i1.215

Abstract

Pis bolong merupakan sarana upakara yang memiliki kedudukan yang sangat penting yaitu inti dari sebuah yajna. Dalam hakekatnya pis bolong yang digunakan dalam upacara dewa yajna yakni pis bolong asli yang mengandung unsur panca datu yang meliputi perak, tembaga, emas, besi, dan kuningan yang mewakili panca dewata dalam ajaran agama Hindu. Namun pada saat ini umat Hindu yang ada di Kota Palu menggunakan pis bolong jenis seng yang berbahan dasar dari seng atau hanya berbahan dasar dari satu logam saja yang hanya dibuatkan lubang tanpa disertai huruf pada kedua sisinya. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Bagaimanakah makna dan fungsi pis bolong dalam upacara dewa yajna bagi umat Hindu di Kota Palu? 2) Bagaimanakah nilai-nilai religius penggunaan pis bolong dalam upacara dewa yajna bagi umat Hindu di Kota Palu? Penelitian ini memiliki tujuan yaitu: 1) Untuk mengetahui makna dan fungsi pis bolong dalam upacara dewa yajna bagi umat Hindu di Kota Palu. 2) Untuk mengetahui nilai-nilai religius penggunaan pis bolong dalam upacara dewa yajna bagi umat Hindu di Kota Palu. Teori yang digunakan untuk membedah permasalahan adalah Teori Simbol, Teori Religi dan Teori Nilai. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Penentuan informan menggunakan teknik purposive sampling. Informan terdiri dari pinandita atau pemangku, sarati, parisadha, tokoh umat dan beberapa umat Hindu di Kota Palu. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah observasi, wawancara, studi kepustakaan, dokumentasi. Instrumen penelitian yaitu peneliti sebagai instrumen kunci. Teknik analisis data dilakukan melalui tiga tahap yaitu: reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian: Makna dan fungsi pis bolong dalam upacara dewa yajna khususnya pada daksina yaitu : Pis bolong panca datu bermakna sebagai lambang atau simbol dari windu (O) yang berarti kekosongan atau kesucian tanpa noda yang merupakan inti dari pada sebuah yajna dan sebagai lambang kekuatan panca dewata (panca datu) yang dapat menghadirkan Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Fungsi pis bolong yaitu: Sebagai sarana untuk menghubungkan diri kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa dan sebagai sesari. Nilai-nilai religius penggunaan pis bolong dalam upacara dewa yajna khususnya pada daksina yaitu: Nilai kejujuran dan nilai tanggung jawab.
EKSISTENSI PURA AGUNG JAGATNATA STANA NARAYANA DI KABUPATEN POSO I Gede Made Suarnada
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 8 No 1 (2017): Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (275.402 KB) | DOI: 10.36417/widyagenitri.v8i1.216

Abstract

Penelitian ini merumuskan tiga permasalahan, yaitu : 1) Bagaimanakah Eksistensi Pura Agung Jagatnata Stana Narayana di Kabupaten Poso? 2) Apakah kendala-kendala yang dihadapi dalam mempertahankan Eksistensi Pura Agung Jagatnata Stana Narayana di Kabupaten Poso? 3) Apakah upaya-upaya yang dilakukan dalam mempertahankan Eksistensi Pura Agung Jagatnata Stana Narayana di Kabupaten Poso?. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, penentuan sumber data menggunakan teknik purposive sampling, dengan metode pengumpulan data melalui observasi, dokumentasi, wawancara, dan kepustakaan. Sedangkan Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa, 1) Eksistensi Pura Agung Jagatnata Stana Narayana Kabupaten yaitu a) sebagai tempat persembahyangan setiap hari, b) sebagai tempat persembahyangan hari suci agama Hindu, c) sebagai tempat melaksanakan upacara piodalan, d) sebagai tempat pelaksanaan kegiatan agama Hindu di Kabupaten Poso, e) sebagai pura kabupaten. 2) Kendala-kendala yang dihadapi dalam mempertahankan Eksistensi Pura Agung Jagatnata Stana Narayana di Kabupaten Poso yaitu a) tempat atau lokasi pura yang berjauhan dari pemukiman umat Hindu, b) waktu pelaksanaan persembahyangan yang bersamaan, c) kekurangan tenaga dalam ngaturang ngayah, d) keamanan lingkungan pura yang belum maksimal, e) minimnya sarana dan prasarana, f) sumber dana yang belum jelas. 3) Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala-kendala yang dihadapi dalam mempertahankan Eksistensi Pura Agung Jagatnata Stana Narayana di Kabupaten Poso adalah a) Pintu pura selalu dibuka dan pinandita nangkil kepura setiap hari, b) kegiatan persembahyangan di pura kabupaten dilaksanakan pada sore hari, c) persiapan upacara dan upakara diemban oleh umat Hindu Poso Kota dan Poso Pesisir, d) keamanan dibantu oleh anggota kepolisian dan masyarakat sekitar lingkungan pura, e) sumber dana diperoleh melalui dana punia, donatur dan iuran galungan.
PENDIDIKAN KEBERAGAMAAN DALAM UPACARA CARU RSI GANA DI PURA KAWITAN DALEM PENYARIKAN I Nyoman Suparman
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 8 No 1 (2017): Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (187.922 KB) | DOI: 10.36417/widyagenitri.v8i1.217

Abstract

Penelitian ini akan mencoba mengungkapkan beberapa permasalahan yakni: (1) Bagaimana Prosesi Upacara caru Rsi Gana di Pura Kawitan Dalem Penyarikan?. (2) Bagaimana Fungsi Upacara caru Rsi Gana di Pura Kawitan Dalem Penyarikan?. (3) Bagaimana Makna Pendidikan Keberagamaan dalam Upacara caru Rsi Gana di Pura Kawitan Dalem Penyarikan?.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji proses transpormasi kebudayaan Hindu dari generasi pendahulu kepada generasi penerus. Proses ini diharapkan membawa dampak yang positif bagi kalangan generasi muda Hindu dalam memahami ajaran-ajaran agamanya secara komprehensip yakni dari segi tattwa, Etika, dan Ritual. Selain tujuan di atas, penelitian ini juga diharapkan dapat memberi manfaat kepada masyarakat khususnya Hindu, sebagai pedoman dalam melaksanakan upacara caru Rsi Gana, dan juga sumbangan pengetahuan khususnya pengetahuan yang menyangkut keberagamaan. Ketiga permasalahan yang diungkapkan di atas, akan dikaji dengan menggunakan beberapa teori yang terkait, seperti teori Fungsional Struktural, teori Hermeneutik, teori Religi dan Teori Keberagamaan.Data yang terkumpul dalam penelitian ini, dilakukan melalui beberapa metode, seperti: metode kepustakaan, metode wawancara, metode observasi secara langsung, dan metode dokumentasi. Setelah semua data terkumpul, selanjutnya data tersebut diolah secara kualitatif dan disajikan secara deskriptif yaitu dalam bentuk uraian-uraian yang berupa rangkaian kalimat yang disusun dengan sistematis dan kronologis. Prosesi upacara caru Rsi Gana yang dilakukan oleh masyarakat, pada dasarnya sudah sesuai dengan apa yang termuat dalam beberapa sumber tertulis, seperti buku-buku dan beberapa alih aksara lontar yang berasil peneliti temukan. Namun dari segi sarana upakara atau kelengkapan banten, masih perlu disesuaikan untuk kelengkapannya.Terkait dengan permasalahan fungsi upacara caru Rsi Gana dalam penelitian ini mencakup fungsi penyucian Bhuwana Agung dan Bhuwana Alit. Fungsi penyupatan yakni penyupatan terhadap binatang yang digunakan seperti sarana upakara, fungsi peleburan dosa sebagai akibat dari perbuatan manusia, dan fungsi sebagai korban suci (Yajna). Tentang makna pendidikan keberagamaan dalam upacara caru Rsi Gana seperti pendidikan tentang keyakinan terhadap keberagamaan Ida Sang Hyang Widhi Wasa sebagai pencipta dan penguasa alam semesta beserta seluruh isinya. Dalam pelaksanaannya sudah tentu sarat dengan pengalaman-pengalaman keagamaan, praktek keagamaan, dan yang terpenting adalah pemahaman terhadap pengetahuan keberagamaan tersebut.
KOMPARATIF FAKTOR PENYEBAB KONVERSI AGAMA DARI HINDU KE KRISTEN PROTESTAN DI DESA SUMBERSARI DAN DESA BALINGGI JATI Agus Budi Wirawan
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 8 No 1 (2017): Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (248.313 KB) | DOI: 10.36417/widyagenitri.v8i1.218

Abstract

Transmigran asal Bali menempati berbagai wilayah di Provinsi Sulawesi Tengah. Para transmigran yang beragama Hindu banyak mengalami konversi agama ke Kristen Protestan di Desa Sumbersari dan Desa Balinggi Jati. Berdasarkan fenomena tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan: bagaimana perbandingan antara faktor penyebab konversi agama dari Hindu ke Kristen Protestan yang terjadi di Desa Sumbersari dan Desa Balinggi Jati Kabupaten Parigi Mautong? Rencana penelitian ini penelitian deskritif kualitatif sehingga teori yang digunakan untuk membedah rumusan masalah adalah terori aksi dan teori faktor penyebab konversi,. Lokasi penelitian di Kabupaten Parigi Mautong. Teknik pengumpulan data melalui observasi non partisipan dan wawancara mendalam kepada informan, penentuan informan dengan prosedur purposif. Selain itu juga menggunakan teknik dokumenter dan kepustakaan. Teknik analisis data yang digunakan adalah komparatif. Hasil penelitian ini adalah: komparatif faktor penyebab konversi agama di Desa Sumbersari dan Desa Balinggi Jati dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu 1) faktor pendidikan, 2) faktor ketidakpuasan atas adat dan pemimpin keagamaan, 3) faktor sosiologis dan, 4) faktor psikologis.
PERSEPSI REMAJA HINDU TERHADAP PERAYAAN HARI RAYA SIWARATRI DI KOTA PALU I Gede Made Suarnada; Ni Nyoman Ritawati
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 8 No 2 (2017): Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (252.467 KB) | DOI: 10.36417/widyagenitri.v8i2.220

Abstract

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimanakah persepsi remaja Hindu terhadap perayaan hari raya Siwaratri di Kota Palu? dan 2) Bagaimanakah pelaksanaan perayaan hari raya Siwaratri di Kota Palu? Penelitian ini memiliki tujuan yaitu: 1) untuk mengetahui persepsi remaja Hindu tentang pelaksanaan hari raya Siwaratri di Kota Palu dan 2) untuk mengetahui pelaksaan perayaan hari raya Siwaratri di Kota Palu.Teori yang digunakan yaitu Teori Persepsi, dan Teori Intraksionalisme Simbolik. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, penentuan informan menggunakan teknik purposive sampling. Metode pengumpulan data dengan teknik observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi kepustakaan. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis data Miles dan Huberman yang terdiri dari tiga tahapan, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1) Persepsi remaja Hindu tentang perayaan hari raya Siwaratri di Kota Palu yaitu a) Sebagai malam penebusan dosa, b) Hari raya Siwaratri tidak melakukan puasa (Upawasa). 2) Pelaksanaan hari raya Siwaratri di Kota Palu yaitu: a) Hari raya Siwaratri dilaksanakan pada malam hari, b) Remaja Hindu hanya sekedar melaksanakan hari raya Siwaratri, c) Remaja Hindu tidak menerapkan brata Siwaratri, d) Sebelum dan sesudah malam renungan diisi dengan hura-hura.
PEMAHAMAN PENGGUNAAN BENANG TRI DATU PADA REMAJA HINDU DI KOTA PALU Gede Merthawan
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 8 No 2 (2017): Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (191.852 KB) | DOI: 10.36417/widyagenitri.v8i2.221

Abstract

Benang Tri datu merupakan benang tiga warna yaitu: warna merah, hitam, dan putih yang mewakili tiga simbol dari manifestasi Tuhan sebagai pencipta yakni Dewa Brahma dengan warna merah, Pemelihara yakni Dewa Wisnu dengan warna hitam, Dan Pelebur Yakni Dewa Siwa dengan warna putih. Di kota Palu banyak dijumpai remaja yang menggunakan benang Tri datu, remaja Hindu yang menggunakan benang Tri datu seharusnya memahami apa itu benang Tri datu namun masih banyak ditemukan remaja yang menggunakan benang tri datu tetapi tidak memahami apa sesungguhnya benang tersebut. oleh karena itu peneliti melakukan penelitian ini. Penelitian ini merumuskan dua permasalahan, yaitu 1) Bagaimanakah Pemahaman Remaja Hindu terhadap Penggunaan Benang Tri Datu di Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah? 2) Bagaimanakah Nilai-Nilai Pendidikan yang terkandung dalam penggunaan benang Tri Datu pada remaja Hindu di Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah ? Tujuan penelitian ini adalah : 1) untuk mengetahui pemahaman remaja Hindu terhadap penggunaan benang Tri datu di Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah. 2) untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam penggunaan benang Tri Datu pada remaja Hindu di Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan menggunakan teori simbol dan teori nilai. Dengan menggunakan tehnik puroposive sampling serta menggunakan pengumpulan data yang terdiri dari metode observasi, wawancara, dokumentasi dan studi kepustakaan. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan didapatkan pemahaman remaja hindu sebagai berikut: a. Tri datu Sebagai identitas orang bali, b. Sebagai perlindungan dari Tuhan c. Tri datu merupakan Benang tiga warna.Adapun nilai religius yang terkandung dalam penggunaan benang Tri datu seperti: a. Ketaatan dalam sembahyang. b. berperilaku baik dan sopan santun. c. Merasa tenang dan lebih nyaman
KEBERADAAN PURA AIR PANAS DI DESA KASIMBAR BARAT KECAMATAN KASIMBAR KABUPATEN PARIGI MOUTONG I Nyoman Suparman
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 8 No 2 (2017): Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (247.29 KB) | DOI: 10.36417/widyagenitri.v8i2.222

Abstract

Rumusan Masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana sejarah Pura Air Panas Desa Kasimbar Barat Kecamatan Kasimbar Kabupaten Parigi Moutong? (2) Bagaimana fungsi Pura Air Panas Desa Kasimbar Barat Kecamatan Kasimbar Kabupaten Parigi Moutong? (3) Nilai-Nilai pendidikan Agama Hindu apa yang dikembangkan di Pura Air Panas Desa Kasimbar Barat Kecamatan Kasimbar Kabupaten Parigi Moutong?.Tujuan penelitian ini antara lain: (1) Untuk memahami sejarah Pura Air Panas Desa Kasimbar Barat.(2) Untuk mengetahui fungsi Pura Air Panas Desa Kasimbar Barat.(3) Untuk memahami Nilai-Nilai pendidikan Hindu yang dikembangakan di Pura Air Panas Desa Kasimbar Barat. Teori yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: (1) Teori Religi (2) Teori Fungsional,dan (3) Teori Nilai.Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini antara lain: Wawancara,Tehnik Observasi, Dokumentasi dan Kepustakaan. Serta data yang telah terkumpul dianalisa mengunakan Tehnik data Deskritif Kualitatif. Hasil penelitian ini:(1) Sejarah Pura Air Panas, Keberadaannya diawali petunjuk secara gaib atau pawisik untuk bisa memelihara mata Air Panas, Fenomena tersebut yang kemudian melatar belakangi terbentuknya Pura Air Panas inilah yang menjadikan keyakinan masyarakat tumbuh semakin kuat untuk lebih meyakini bahwa ada kekuatan Ida Sang Hyang Widhi Wasa dibalik kekuatan manusia yang bila dilanggar maka dapat mengakibatkan kesengsaraan dan akan lebih menuntun masyarakat mencapai kemakmuran dan Keyakinan merupakan modal utama dalam mencapai kebahagiaan. Pura Air Panas Desa Kasimbar memiliki fungsi sebagai: 1. Fungsi Relegius, 2. Fungsi Sosial, 3. Fungsi Pendidikan. Pura ini mengembangkan Nilai-Nilai Pendidikan,yaitu Nilai Pendidikan Tatwa,Nilai Pendidikan Etika ,Nilai Pendidikan Upacara dan Nilai Pendidikan Estetika.
PENGGUNAAN CANANG SARI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AGAMA DAN IPA DI KELAS V PASRAMAN JAGADNATHA PALU I Ketut Kertayasa; Ni Made Mega Hariani; Ni Gusti Ayu Putu Ermayanti
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 8 No 2 (2017): Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (215.663 KB) | DOI: 10.36417/widyagenitri.v8i2.223

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatan hasil belajar Agama dan IPA di kelas V Pasraman Jagadnatha Palu melalui penggunaan canang sari. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) melalui dua siklus, dimana setiap siklus terdiri dari rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Subyek penelitian yaitu siswa kelas V dengan jumlah siswa 25 orang. Tehnik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan tes. Hasil tindakan siklus I diperoleh data dari 25 orang siswa, yang belum tuntas 9 orang dan yang tuntas 16 orang. Persentase nilai rata-rata siswa pada siklus I yaitu 71.00%, dan persentase ketuntasan belajar klasikal mencapai 64.00%. Sedangkan siklus ke II meningkat, diperoleh 22 orang yang tuntas dan 3 orang yang tidak tuntas. Persentase nilai rata-rata siswa 80.40% dan ketuntasan belajar klasikal mencapai 88.00%.
DAMPAK TERORISME TERHADAP INTEGRASI MASYARAKAT MULTIKULTUR DI DESA SAUSU PAKAREME KECAMATAN SAUSU KABUPATEN PARIGI MOUTONG PROVINSI SULAWESI TENGAH Ketut Yasini
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 8 No 2 (2017): Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (166.124 KB) | DOI: 10.36417/widyagenitri.v8i2.224

Abstract

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah teori perubahan sosial, teori fungsional konflik dan teori nilai. Penentuan informan ditentukan prosedur purposif. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu: observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi kepustakaan. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1. dampak terorisme terhadap integrasi masyarakat multikultur di Desa Sausu Pakereme yaitu timbulnya rasa trauma serta terbatasnya dalam kontak sosial. 2. faktor-faktor penghambat dan pendorong integrasi masyarakat multikultur di Desa Sausu Pakereme yaitu faktor penghambat meliputi: timbulnya rasa kecurigaan sebagian masyarakat terhadap golongan tertentu kepada kelompok jaringan terorisme, Berprasangka pada hal-hal yang terlihat baru atau asing, serta belum terbentuknya sebuah organisasi lintas agama. Faktor pendorong meliputi: meningkatnya kerja sama antar masyarakat, menjalin silaturahmi yang kuat sesama masyarakat, dan aktifnya kegiatan-kegiatan yang melibatkan masyarakat. 3. nilai-nilai pendidikan Agama Hindu dari integrasi masyarakat multikultur di Desa Sausu Pakereme yaitu terdapat nilai a). Tat Twam Asi, b). Tri Kaya Parisudha.

Page 1 of 12 | Total Record : 114